Dalam prakteknya penjurusan seringkali ditentukan oleh guru dengan pertimbangan prestasi akademik saja dan
mengabaikan faktor minat dan bakat siswa. Siswa yang memiliki nilai tinggi pada nilai raport otomatis akan dijuruskan
pada IA dan sebaliknya bagi siswa yang berprestasi rendah akan dijuruskan ke IS. Padahal nilai yang tinggi di suatu
pelajaran tidaklah menunjukkan minat, demikian pula sebaliknya. Dan yang perlu digarisbawahi adalah siswa yang
dijuruskan ke IA atau IS mereka sama-sama unik, spesial dan berpotensi. Bila guru atau masyarakat menganggap
siswa yang berada di jurusan IS adalah siswa yang tidak berpotensi, maka hal itu adalah salah besar.
IA dan IS sama-sama membutuhkan keahlian tersendiri dan sama-sama memerlukan minat dan kecerdasan. Maka
orang tua dan guru seyogyanya bersikap arif dalam penjurusan ini. Ajaklah anak-anak kita mengenali minat dan
potensi mereka sendiri sekaligus arahkanlah sesuai hal tersebut. Bila sang anak berminat memasuki jurusan IS, maka
guru dan orang tua patut mendorong dan mendukungnya demikian pula sebaliknya. Bagi para guru BK/BP di pundak
andalah tanggung jawab untuk membimbing para siswa mengenali potensi dirinya masing-masing.
Daftar Pustaka
- Departemen Pendidikan Nasional. (2004) Panduan Penilaian Penjurusan Kenaikan Kelas dan Pindah Sekolah, Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum
- Furnham, Adrian. et.al The Relationship Between Psychometric & Self Estimated, Intellegence, Creativity, Personality &
Academic Achievement. Imagination, Cognition, & Personality. Vol 25. (2), 2005-2006.
- Santoso, Slamet I. (1979) Pembinaan Watak, Penerbit Universitas Indonesia.
- Snow, Richard E, Individual Differences and the Design of Educational Programs in Journal of Psychology, 1986