menghasilkan umpan balik yang positif, walaupun responnya masih belum pasti (untuk skenario
A2 SRES, respon bervariasi antara penambahan 20 dan 200 ppm CO2). Beberapa studi-studi juga
menunjukkan beberapa umpan balik positif.
Pengaruh awan juga merupakan salah satu sumber yang menimbulkan ketidakpastian terhadap
model-model yang dihasilkan saat ini, walaupun sekarang telah ada kemajuan dalam
menyelesaikan masalah ini. Saat ini juga terjadi diskusi-diskusi yang masih berlanjut mengenai
apakah model-model iklim mengesampingkan efek-efek umpan balik dan tak langsung
dari variasi Matahari.
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer
untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
(Wikipedia)
Pengaruhnya terhadap perencanaan wilayah dan kota adalah sangat banyak, mulali dari aspek
fisik, social, dan ekonomi yang juga akan mempengaruhi bagaimana perencanaan wilayah dan
kota di masa yang akan datang. Contohnya ialah telah kita ketahui bahwa wilayah perkotaan
lebih banyak terletak pada daerah pinggiran pulau, 7 dari 8 kota yang ada di pulau Jawa terletak
di pinggiran. Karena terletak di pinggiran pulau maka akan sangat rawan dengan kondisi yang
terjadi di laut. Seperti kenaikan muka air laut yang diakibatkan oleh perubahn iklim ini, bisa saja
menenggelamkan kota tersebut. Ini akan berpengaruh pada aspek fisik kota yang harus
mengadopsi mitigasi bencana agar terlindung dan terhindar dari bencana ini. Misalnya dengan
mendeliniasi wilayah yang rawan bencana kenaikan muka air laut sehingga pada wilayah
tersebut merupakan kawasan berbahaya yang tidak boleh dibangun pusat kegiatan.
Sedangkan solusi yang seharusnya kita ambil adalah mengurangi efek gas rumah kaca ini
dengan mengurangi gas karbon dioksida. Gas karbon dioksida dapat dikurangi dengan
menanam banyak pohon sehingga pohon atau hutan tersebut akan menyerap banyak karbon
dioksida. Untuk perencanaan wilayah dan kota sendiri harus menjaga kawasan lindung seperti
hutan agar terus terjaga sebagai kawasan lindung sehingga memungkinkan kelestarian dari
hutan yang ada. Selain itu menggalakkan kembali reboisasi hutan-hitan yang dulu telah
direncakan sebagai hutan tetapi sekarang sudah berubah fungsi menjadi komersial seperti pada
kawasan Puncak. Puncak sebagai kawasan lindung hutan harus senantiasa dijadikan sebagai
hutan agar pemanasan global dapat berkurang di bumi.