OPERASIONAL
RUANG MEDIA
BALAI LABORATORIUM
KESEHATAN PROVINSI
KALTIM
Oleh:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
Uji kualitas media merupakan satu-satunya upaya dalam penjaminan mutu media atau
hasil (output). Jaminan mutu atau kualitas adalah seluruh rangkaian kegiatan
laboratorium untuk meyakinkan hasil-hasil yang dikeluarkan dengan
mempertimbangkan segi-segi reabilitas, kecepatan, biaya dan relevansinya terhadap
klinis serta lingkungan.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil laboratorium digunakan
untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh
karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya.
Masalah kualitas pada bidang kimia klinik agak lebih sederhana dibanding bidang
mikrobiologi. Karena kualitas hasil akhir dapat diukur dengan parameter secara obyektif
terutama akurasi dan presisi, dimana kedua-duanya dapat dipertanggung jawabkan,
serta penilaian berupa angka atau statistik.
Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang kurang kuantitatif sehingga pengertian
kualitas hasil akhir lebih ditekankan kepada kesempurnaan teknis. Untuk mencapai,
menjaga, melakukan perbaikan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas hasil
akhir, mutlak perlu dilaksanakan pemantapan mutu (Quality Assurance) yang mencakup
komponen: Pemantapan Mutu Internal, Pemantapan Mutu Eksternal, Akreditasi, Audit,
Validasi Hasil, Diklat Berkelanjutan. Pelaksanaan pemantapan mutu bidang mikrobiologi
merupakan manajemen pengendalian mutu laboratorium mikrobiologi mencakup:
Pengendalian mutu tahap pra analitik, Pengendalian mutu tahap analitik dan
Pengendalian mutu tahap pasca analitik.
Kualitas pemeriksaan bidang mikrobiologi sangat bergantung kepada kualitas media
yang dipakai. Media kultur dapat disediakan baik dalam bentuk base (dasar) kering
secara komersial, dari racikan bahan-bahan baku yang berbeda atau dari media yang
siap pakai yang dikemas dalam tabung dan cawan plastik. Walaupun media siap pakai
ini masih diperdebatkan penggunaannya, kebanyakan ahli sangat setuju terutama
dalam bentuk cairan karena lebih efisien dan ekonomis.
Perusahaan-perusahaan komersial yang ternama itu juga mempunyai program quality
control sendiri dan dapat membuat media dengan hasil jauh lebih baik, serta kepekaan
yang lebih tinggi dibanding yang dibuat sendiri oleh laboratorium pemakai. Jika biaya
tenaga kerja meningkat dan waktu yang dibutuhkan untuk quality control bertambah
maka penyediaan media dari ramuan bahan-bahan mentah tidak dianjurkan.
Bakteri seperti mahluk hidup lainnya memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan.
Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi
(penanaman), mengisolasi dan mengidentifikasi mikroorganisme. Mikroorganisme
memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda di dalam persyaratan pertumbuhannnya.
Ada mikroorganisme yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan
ada pula yang tidak mampu, dan hal lain seterusnya. Karakteristik persyaratan
pertumbuhan mikroorganisme.
Bakteri atau mikroorganisme lainnya agar dapat dibiakkan didalam laboratorium
memerlukan media yang memungkinkan tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh
karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untuk pertumbuhan
mikroorganisme, selain suhu dan pH. Meskipun persyaratan nutrien bakteri amat
beragam, namun sebagai mahluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang
sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral.
Untuk itu hasil laboratorium mikrobiologi yang berkualitas tinggi dapat diartikan sebagai
suatu laporan yang sangat membantu dalam pencegahan atau penanggulangan
penyakit. Tes laboratorium yang dikerjakan dengan sempurna diharapkan akan
berkualitas tinggi, jika didukung media dan bahan dasar yang baik pula. Oleh karenanya
penulisan panduan ini memiliki sasaran yaitu standar yang baik pada media.
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Media
Media/ media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikrobia.
Supaya mikrobia dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, perlu dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
b. Konsistensi/ kepadatan
Berdasarkan konsistensinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media cair (liquid medium), yaitu media bentuk cair (broth) misalnya; air pepton,
Nutrient Broth, Tarozzi dan lain-lain.
2) Media setengah padat (semi solid medium), misalnya; SIM, Carry & Blair, dan
lain- lain.
3) Media padat (solid medium), yaitu media bentuk padat/ beku misalnya; Potato
Dextrose Agar, Nutrient Agar, Blood Agar, serta media-media lainnya yang
berbasis agar.
1
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
c. Fungsi
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Transport media: perbenihan yang digunakan untuk mengirimkan spesimen
dari suatu tempat ke laboratorium.
Contoh : Carry and Blair untuk tinja/ rectal swab
Stuart dan medium Amies untuk usap nasofaring
2) Enrichment media: perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri,
baik yang ada di dalam spesimen maupun koloni-koloni yang kecil-kecil.
Contoh : Brain Heart Infussion Broth untuk darah (aerob)
Thioglycolate Broth untuk darah (anaerob)
3) Enrichment exclusive media: perbenihan yang dapat memperbanyak
segolongan bakteri sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat
tumbuh.
Contoh : Alcalis pepton water untuk Vibrio spp.
Selenite Broth, Tellurite Broth, Azide broth untuk Salmonella spp.
4) Exclusive media: perbenihan yang hanya dapat ditumbuhi segolongan bakteri
saja, sedangkan bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibeda-bedakan koloni
spesies satu dengan lainnya.
Contoh : Blood Tellurite plate untuk Vibrio cholera
Azide agar untuk Salmonella
5) Selective media: perbenihan yang dapat digunakan untuk membedakan
golongan satu dengan lainnya, sehingga dapat dipilih koloni-koloni bakteri
yang akan dicari.
Contoh : Blood agar, Brain Heart Infussion agar
Salmonella Shigella Agar untuk Salmonella Shigella
d. Cara pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya, terdapat 2 jenis media yaitu:
1) Media buatan sendiri
a) dari bahan dasar
b) dari media dehidrasi (dehydrated)
2) Media jadi/ instan (komersial)
2
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: pertama masuk-pertama
keluar (FIFO= first in - first out), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk
persediaan harus digunakan lebih dahulu.
3
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/ kelembaban.
4. Lama/ waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.
5. Incompatibility.
Bahan media serta reagen yang akan digunakan sebaiknya merupakan bahan yang
baik, tepat dan sesuai dalam peruntukannya. Oleh karenanya diperlukan upaya
pemilihan bahan yang benar pula.
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh di pasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok/ vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual
Hal-hal khusus yang harus diperhatikan pada media dan reagen adalah:
Media
a. Media dehidrasi
1. Media yang didehidrasi tidak dapat disimpan untuk waktu yang tak terbatas,
terutama bila penutup wadah telah dibuka.
2. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang akan habis digunakan
4
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Reagen
Adapun beberapa reagen yang dibutuhkan dalam proses pembuatan media disimpan
dan diusulkan dalam logistik secara berkala oleh penanggung jawab ruangan.
Penyimpanan reagen didasarkan atas sifat reagen; berbahaya, korosif, eksplosif, dll.
Reagen-reagen tersebut dibuatkan buku log reagen yang mencakup; nama jenis
reagen, merek, fungsi, tanggal pengadaan (produksi), tanggal kadaluarsa.
Air (Aquadest)
dalam pembuatan media. Akuades yang merupakan bahan terpenting dan yang paling
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
sering digunakan, karenanya kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar
seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
Laboratorium harus menetapkan tingkat kualitas air yang diperlukan sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang dilakukan.
Syarat:
1. pH sekitar 7 (bisa turun karena terpapar dengan udara)
2. Bebas materi
3. Kekeruhan
4. DHL (Daya Hantar Listrik)
Agar media mempunyai kualitas seperti yang diharapkan perlu dilakukan uji kualitas,
seperti uji sterilitas dan uji spesifitas. Uji sterilisasi di lakukan untuk mengetahui
apakah bahan atau sediaan yang harus steril, sudah memenuhi syarat atau tidak. Uji
sterilitas dapat dilakukan dengan mengeramkan (inkubasi) media selama 2-3 hari di
dalam inkubator. Pada media idealnya tidak boleh ditemukan pertumbuhan bakteri.
Akan tetapi koloni yang tumbuh < 2 dapat diterima.
Sedangkan uji spesifitas dilakukan dengan menggunakan bakteri kontrol yang sesuai
dengan jenis dan fungsi media yang dibuat. Hal ini bermanfaat untuk membantu
mengetahui kelompok dan jenis serta fungsi media yang dibutuhkan.
Uji kualitas media mencakup aspek yang luas, baik media buatan sendiri maupun
media jadi, oleh karena itu penyiapan media harus mendapat perhatian.
a. Sampel media dehidrasi ditimbang dan ditambahkan ke dalam air suling dan
bebas mineral, lalu dicampur untuk membuat suspensi yang homogen.
Kemudian panaskan untuk melarutkan zat-zat dalam medium. Jumlah panas
yang digunakan harus diatur hanya cukup sampai membuat larutan yang
sempurna, kecuali dinyatakan lain dalam prosedur. Agitasi yang tetap selama
proses pemanasan penting sebab bongkahan kecil agar, kecuali dalam
suspensi, dapat turun ke dasar wadah dan pemecahannya memerlukan jumlah
6
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
b. Media dilarutkan ke dalam wadah yang berukuran cukup dan sterilisasi dengan
autoklaf, setelah selesai harus segera dikeluarkan dari autoklaf untuk
menghindari pemanasan yang lebih lama. Wadah berisi media agar harus
dipindahkan ke penangas air (waterbath) bersuhu 48-50° C sampai mencapai
suhu yang diperlukan. Penyimpanan lebih lama di penangas air harus dihindari.
d. Media dapat dituang ke dalam tabung atau cawan petri dalam ruangan bersih
atau di bawah aliran udara laminar. Ruangan tersebut harus dijaga cukup
terang, bebas dari bahan-bahan lain (kecuali yang diperlukan untuk prosedur
penuangan media) dan bebas dari lalu lalang selama proses pembagian. Setiap
usaha harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi media pada tahap ini.
Oleh karenanya selama proses pembuatan media sebaiknya diawasi oleh seorang
pengawas, agar dapat terjamin kualitasnya. Kualitas media harus diperiksa dahulu
sebelum media digunakan. Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu media
yang telah dibuat, yaitu:
a. Secara visual
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain.
Contoh:
1) Media gula-gula yang dilengkapi tabung Durham bila terlihat gelembung
udara berarti sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
2) Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai
adanya perbedaan pH, untuk itu periksalah dengan pH meter.
Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, tambahkan asam atau basa atau dibuat
baru.
7
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
b. Uji sterilitas
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya
dengan bahan-bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat.
Cara:
1) Ambil sejumlah 5 % dari tiap batch media yang dibuat.
2) Inkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35° C.
3) Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/ cawan petri
atau lebih, berarti seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai.
Sehingga untuk keperluan uji kualitas diatas, laboratorium idealnya memiliki stok
kultur (strain kuman) sebagai syarat uji kualitas kontrol.
baku mutu yang telah ditetapkan untuk kontrol kualitas (sterilitas) pada ruang media,
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
tetapi hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengawasan personal yang bertanggung
jawab terhadap media tentang keadaan sterilitas ruangannya. Selain itu, keadaan
kebersihan ruang media pun dapat diketahui serta analis/ personal yang bertanggung
jawab yakin akan jaminan mutu dari media yang dihasilkan.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah menguji secara berkala dengan menempatkan
media NA plate atau PCA steril dalam keadaan terbuka di beberapa sudut ruangan
selama setengah hingga satu jam. Kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada
temperatur 35-37°C, atau pada 44,5 °C khusus untuk media selektif E. coli, lalu
dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Hasil yang didapat dicatat pada catatan
khusus, dan dapat diberikan solusi terhadap kondisi ruang media yang kurang
memenuhi syarat.
Kebersihan ruangan dijaga setiap saat, termasuk meja peracikan, lemari penyimpan
stok media serta lemari pendingin penyimpanan media jadi. Bila menggunakan
pendingin ruangan (Air Conditioner) idealnya dibersihkan secara berkala minimal 1 kali
dalam 2 bulan, bila perlu sekali dalam 6 bulan dilakukan fumigasi menggunakan tablet
formaldehid.
Setelah pembuatan media instan (siap pakai) selesai, media serta bahan pendukung
yang ditempatkan dalam wadah-wadah petridish (dalam posisi terbalik) segera
disimpan di dalam kantung-kantung plastik bening yang telah diberi keterangan
berupa; Nama media dan tanggal pembuatan, disimpan dalam refrigerator dengan
suhu yang relatif stabil ± 4°C.
Adapun media yang menggunakan wadah tabung-tabung reaksi bertutupkan kapas,
sebaiknya ditutup lagi dengan aluminium foil atau plastic wrap atau parafilm. Agar
menghindari evaporasi atau penguapan dari media selama penyimpanan, serta dapat
menghindarkan media dari kontaminasi. Hal tersebut mampu menjamin kualitas
media dan masa simpan yang relatif lebih lama. Tetapi banyaknya volume media yang
dibuat disesuaikan kembali dengan kebutuhan laboratorium atau trend pemeriksaan.
Sehingga media siap pakai yang dibuat sifatnya akan selalu fresh bagi spesimen uji.
10
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan di ruang media dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.
Ada 4 jenis pencatatan, yaitu:
1) Pencatatan kegiatan pembuatan media
2) Pencatatan logistik
3) Pencatatan kegiatan pemeliharaan alat
4) Pencatatan kegiatan pemantapan mutu internal, seperti uji sterilitas media
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan di ruang media meliputi:
1) Laporan kegiatan rutin harian & bulanan
2) Laporan akhir tahun dan evaluasi sebagai bahan referensi pengusulan bahan
tahun berikutnya.
1) Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital
display pada freezer.
11
Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi,
Page
misalnya 2-8.
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
1. Lemari pendingin (refrigerator), lemari pembeku (freezer) dan tabung es kering (dry
ice) harus dibersihkan dan esnya dicairkan (defrost) secara teratur.
2. Buang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah selama disimpan. Gunakan
alat pelindung muka dan sarung tangan karet tebal saat bekerja. Setelah
dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan lemari pembeku harus
desinfeksi dengan desinfektan yang tidak korosif.
3. Semua wadah yang disimpan harus diberi label yang jelas berisi nama bahan,
tanggal disimpan dan nama orang yang menyimpan.
4. Wadah yang tidak berlabel dan bahan yang sudah kadaluarsa harus diautoklaf.
5. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari pendingin.
Bersihkan dan defrost freezer lemari pendingin sekali setiap bulan. Setiap hari catat
suhu yang ditunjukkan oleh termometer.
Hot plate-stirrer
Alat ini berguna untuk melarutkan (memanaskan) atau menghomogenkan media serta
reagen.
Pemeliharaan dan Pencegahan
1. Gelas piala atau erlenmeyer yang digunakan upayakan pada bagian bawahnya
kering.
2. Usahakan alat selalu dalam keadaan bersih, hindari panas yang berlebihan dan
meninggalkan media yang sedang dipanaskan agar tidak menyebabkan media
gosong.
3. Catat penggunaannya; Nama pengguna, No Hot plate yang digunakan, serta
12
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Timbangan
1. Periksalah selalu selalu jarum penunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kali
akan menimbang.
2. Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan.
3. Bahan yang akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
4. Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat timbangan dalam
keadaan istirahat.
5. Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan standar
yang bersertifikasi kelas S.
Cara kalibrasi anak timbangan:
1) Lakukan penimbangan anak timbangan standar.
2) Catat hasil penimbangan.
3) Ulangi sampai 5 kali, hitung nilai rata-rata toleransi perbedaaan berat yang
masih dapat diterima adalah:
Untuk berat 1 – 50 mg = ± 0,014 mg
Untuk berat 100 – 500 mg = ± 0,025 mg
Untuk berat 1 – 5 mg = ± 0,054 mg
1) Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan angka nol.
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Bersihkan alas timbang dan layar digital dari debu, ceceran zat yang ditimbang setiap
habis menggunakan.
Autoklaf (Autoclave)
Penggunaan autoklaf dengan prinsip penguapan dalam kondisi jenuh dan bertekanan
(autoclaving) adalah cara yang paling efektif dan terbaik untuk mensterilkan bahan
atau alat-alat laboratorium. Untuk berbagai tujuan, siklus berikut akan memastikan
sterilisasi yang terpat bagi proses penggunaan autoklaf:
• Waktu tinggal 3 menit pada 134°C
• Waktu tinggal 10 menit pada 126°C
• Waktu tinggal 15 menit pada 121°C
• Waktu tinggal 25 menit pada 115°C
Bahan atau alat yang akan didesinfeksi atau sterilisasi di dalam ruang autoklaf harus
dibungkus dan tidak dikencangkan atau tetap longgar agar untuk kemudahan
perpindahan udara dan penetrasi uap. Penggunaan kantong harus dilakukan dengan
benar agar uap air tetap dapat menjangkau isinya.
Aturan berikut dapat memperkecil resiko yang mungkin terjadi ketika mengoperasikan
bejana bertekanan.
1. Tanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharaan rutin harus diserahkan
kepada operator yang terlatih dan program pencegahan yang meliputi pemeriksaan
14
reguler pada ruang autoklaf, lapisan pintu dan semua gauges serta kontrol oleh
personil yang berkompeten.
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
2. Uap air harus dijenuhkan dan terbebas dari bahan-bahan penghambat atau korosif
atau bahan kimia lain, yang bisa mencemari materi yang telah disterilkan.
3. Semua bahan yang akan diautoklaf harus berada di dalam kontainer yang
memudahkan perpindahan udara dan penetrasi panas yang baik: ruang dalam
autoklaf jangan terlalu padat sehingga uap air tidak bisa menjangkau bahan atau
alat yang disterilisasi dengan merata.
4. Untuk autoklaf tanpa alat keselamatan interlocking yang mencegah pintu dibuka
ketika ruang autoklaf diberi tekanan, saluran uap utama harus tertutup dan
temperatur dibiarkan untuk turun dibawah 80°C sebelum pintu dibuka.
5. Operator perlu memakai sarung tangan dan perlindungan wajah perlindungan
wajah pelindung muka (visor) yang sesuai untuk perlindungan ketika membuka
autoklaf, bahkan ketika temperatur telah turun dibawah 80°C.
6. Pada setiap monitoring rutin untuk menjaga kinerja autoklaf, indikator biologi atau
thermocouples seharusnya ditempatkan di pusat dari setiap beban. Monitoring
reguler dengan thermocouples dan alat perekam dalam “kasus terburuk” sangat
diperlukan untuk menentukan siklus operasional yang sesuai.
7. Saringan saluran ruang autoklaf (jika tersedia) harus dikeluarkan dan dibersihkan
setiap hari.
8. Perawatan yang baik harus dikerjakan untuk memastikan bahwa klep untuk udara
keluar dari autoklaf panci bertekanan tidak terhalangi oleh kertas, dan benda
lainnya yang dimasukkan.
Bersihkan alat, serta mengganti air (akuades) dalam autoklaf sekali dalam sebulan.
berikut.
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Umumnya berbentuk lemari atau rak display atau laci, sehingga tampak dari luar alat-
alat gelas yang sedang tersimpan. Bahan lemari atau rak dapat terbuat dari kayu-kaca
atau aluminium-kaca, ataupun plastik.
Tata cara penyimpanan alat-alat gelas adalah sebagai berikut.
1. Simpan alat-alat gelas dalam keadaan kering dan bersih.
2. Apabila tempat penyimpan tertutup, sediakan silica gel sebagai kontrol
kelembaban.
3. Apabila tempat penyimpanan bergabung dengan tempat tiris setelah pencucian
alat, upayakan terdapat penampung air pada bagian bawah lemari.
4. Simpan alat-alat gelas sesuai dengan kelompok jenisnya, dengan ukuran kecil
berada paling depan.
5. Buat inventaris alat-alat gelas yang ada di ruang media serta catat logistik alat-
alat gelas yang didistribusikan dari gudang.
Untuk menyiapkan media, diperlukan meja untuk menyusun bahan serta alat. Meja
peracikan haruslah bersih. Sebaiknya permukaan meja terbuat dari bahan porcelain
atau polivinyl, sehingga mudah untuk dibersihkan. Bahan meja sebaiknya dipilih bahan
16
yang kuat dan memiliki desain kokoh, sehingga tidak mudah goyang. Tinggi meja
Page
sekitar 1,1 – 1,25 m. Diatas meja peracikan sebaiknya tidak ditumpuk berbagai benda
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
yang tidak diperlukan dalam persiapan media. Hal tersebut dapat mengganggu proses
preparasi media. Alat timbangan dapat diletakkan di atas meja preparasi media
ataupun terpisah pada meja tersendiri dengan konstruksi yang permanen.
Untuk pembuatan media siap pakai, baik dalam wadah petridish maupun tabung
reaksi, pasca media disterilisasi sebaiknya menggunakan laminar air flow dalam
penuangannya. Alat ini dilengkapi dengan lampu UV dan pompa-filter udara, sehingga
dapat mengurangi adanya resiko kontaminasi pada pembuatan media siap pakai.
Penggunaan laminar air flow sebaiknya dibersihkan dengan menyemprotkan alkohol
70% pada seluruh permukaan bagian dalam sebelum dan sesudah penggunaan, serta
menyalakan lampu UV ketika tidak digunakan.
Yang perlu dipantau adalah suhu. Cara pemantauan pengatur suhu sama seperti
pemantauan suhu pada refrigerator atau oven.
Bersihkan dinding bagian dalam dan ganti air sekali dalam sebulan. Setiap hari cek
ketinggian air serta periksa suhu pada setiap kali pemakaian. Gunakan wadah-wadah
yang terbuat dari bahan aluminium atau stainless steel, hindari penggunaan rak
ataupun wadah-wadah yang mudah berkarat dalam inkubasinya, karena akan
mempengaruhi air dan alat waterbath.
Didalam ruang media terdapat beberapa alat elektronik yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan, pemeliharaannya. Oleh karenanya buku petunjuk atau manual
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
penggunaan alat perlu disimpan baik sebagai panduan. In house training oleh suplier
alat harus dilakukan sebelum alat digunakan, hal ini dimaksudkan sebagai uji kinaerja
alat sebelum serah terima alat. Serta manual penggunaan alat perlu ditempel didekat
setiap alat sehingga alat dipakai sesuai dengan prosedur.
Alat :
Ruang :
Bulan :
Suhu :
Jenis Tindakan Tgl servis,
Tgl Suhu yg diukur Petugas Kondisi
kerusakan perbaikan Oleh
Penanggungjawab
18
(.............................)
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Berikut ini adalah beberapa alat gelas yang digunakan dalam pembuatan media.
1. Erlenmeyer ; 1000, 750, 500, 250, 100, 50 mL
2. Gelas ukur ; 500, 100, 50 mL
3. Gelas piala ; 1000, 500, 100, 50 mL
4. Pipet ukur ; 10, 5, 1 mL
5. Spatula, batang pengaduk
6. Gelas timbang
7. Petridish
8. Tabung reaksi
9. Tabung tutup ulir
10. Glass bead
11. Jarum suntik dengan selang
12. Corong gelas
13. Botol bekas infus (dengan tutup karet)
14. Cincin pemberat
15. Syringe 1 – 5 mL
16. Bola hisap
1. Aquades
2. Kapas
3. Kassa
4. Aluminium foil
5. pH indicator strip
6. Indicator tape for autoclave
7. Spidol
8. Plastik bening (2 kg)
9. Spritus
10. Bahan dasar media, media instant
11. Reagen-reagen untuk media
19
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
c. Cuci hingga bersih dengan air (dapat dengan air hangat) kemudian dibilas
dengan aquadest/ air bebas ion
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
5. Peralatan lain;
Alat-alat plastik
21
b. Cuci dengan air hangat, bilas dengan air lalu aquadest/ air bebas ion
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Di setiap pembuatan media, dapat terjadi beberapa kesalahan yang disebabkan oleh
beberapa faktor berikut.
1. Penimbangan yang tidak benar serta pengukuran volume pengencer yang
kurang tepat.
2. Kualitas akuades yang tidak standar. Karena terdapat beberapa kendala
dibeberapa area di Indonesia contohnya Kalimantan Timur, sumber air memiliki
pH yang cukup rendah sehingga akuades yang dihasilkan terkadang masih
bersifat asam. Sehingga perlu dicek kembali akuades yang akan digunakan,
baik itu akuades didapatkan dengan cara penyulingan sendiri maupun produk
kemasan siap pakai. Adapun pilihan beberapa nama produsen akuades cukup
menjaga kualitasnya.
3. Wadah yang tercemar, baik petridish maupun tabung reaksi. Hal ini membuat
media siap pakai menjadi terkontaminasi.
4. Terlalu panas (overheating) pada proses pembuatannya; sebagai contoh,
terdapat instruksi pembuatan pada kemasan yang menunjukkan pada suhu
berapa media tersebut dipanaskan. Hal tersebut bertujuan agar kerusakan
bahan-bahan yang terdapat dalam komposisi media dapat dihindari.
22
mengubah pH, membentuk endapan dan merubah warna. Hal ini dapat terjadi
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
disebabkan oleh pengamatan yang kurang teliti terhadap waktu dan tekanan di
dalam autoklaf, kelalaian mengeluarkan uap dari dalam autoklaf pada
waktunya, terlalu lama menempatkan bahan-bahan media yang larut dalam
panas di dalam waterbath atau karena melarutkan bahan atau media dengan
pemanasan yang berulang-ulang.
Terkadang media yang mengandung agar juga dibatasi suhu pemanasannya,
sehingga membuat proses melarutkan agar berlangsung lama. Hal ini dapat
diatasi dengan memanaskan media tersebut pada suhu yang lebih tinggi
dengan waktu yang relatif singkat, dapat menggunakan waterbath ataupun
microwave.
5. Terlalu lama disimpan pada suhu 50° C. Media yang disterilisasi dalam
autoklaf terkadang memakan waktu yang cukup lama untuk membuat kondisi
tekanan dalam autoklaf menjadi 0. Kemudian tindakan meninggalkan media di
dalam autoklaf tanpa mengeluarkan dan mendinginkannya akan berakibat
media mengalami karamelisasi. Sehingga media tidak akan dapat digunakan
lagi.
6. Cara melarutkan beberapa jenis media yang mengandung agar yang kurang
sempurna. Hal ini akan menyebabkan media tidak dapat memadat dengan
sempurna, sehingga media tidak dapat digunakan.
7. Kesalahan penyimpanan media/ bahan baku.
Limbah adalah segala sesuatu yang harus dibuang. Kebanyakan dari kasus limbah di
ruang media adalah dari instrumen, serta peralatan gelas yang pecah, serta media
23
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
a. Bahan gelas
Pecahan gelas cukup berbahaya apabila dibuang secara sembarang di tempat sampah
umum, bercampur dengan bahan lain karena bahan ini dapat didaur ulang. Untuk
menghindari luka, pecahan kaca ditempatkan dalam wadah kardus yang memiliki
tutup.
24
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Daftar Pustaka
----------------------------------------------------------------
Dewi, Atika Ratna., Uji Kualitas Media & Reagensia, Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta, 2009.
25
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009
STANDAR OPERASIONAL RUANG MEDIA
L A B O RA T O R I U M K E S E H A TA N P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R
Lampiran
----------------------------------------------------------------
26
Page
Written by:
Radita Ning Anggraeny S., S.Si
2009