Material
Material
5
4.4. Getaran atom
Atom-atom adalah suatu bahan tidak bergerak pada suhu 0o K (-273o C). Pada keadaan
seperti ini, atom-atom menduduki keadaan dengan energi terendah diantara tetanggatetanganya. Bila suhu naik, peningkatan energi memungkinkan atom-atom bergetar
pada jarak antara atom yang lebih besar dan kecil. Tetapi, dari bentuk kurva energi,
terlihat bahwa simpangan dalam dua arah tidak simetris, artinya untuk suatu kevel
energi tertentu (suhu), atom-atom dapat saling manjauhi dengan lebih mudah dan lebih
sulit menekannya. Hal ini menghasilkan muai panas karena jarak rata-rata antara atom
membesar.
Muai panas.
Pada suhu ruang, kapasitas panas dari bahan padat biasanya tetap. Oleh karena itu,
kita dapat membagi lengkungan energi (lihat gambar 4.10) dalam interval suhu yang
sama. Dengan pertambahan energi, jarak median antar atom menjadi meningkat,
demikian pula muai panas. Perlu diperhatikan dua hal. Perubahan dimensi dengan
perubahan suhu T dalam bahan padat dengan ikatan yang kuat (titik cair tinggi) yang
ditandai dengan lengkung energi yang dalam, agak kurang. Pada bahan dengan ikatan
lemah, perubahan dimensi ini lebih besar. Gejala ini digambarkan pada gambar 4.10.
Hal kedua yang lebih menonjol adalah bahwa bila suhu naik, perubahan dimensi
menjadi lebih nyata. Kurva median cenderung kekanan hal ini menggambarkan bahwa
koefisien tembaga dan besi naik dengan naiknya suhu.
BAHAN LISTRIK
Muai panas bersifat asotropik untuk bahan kubik dan amorf. Pada kristal lainnya, besar
muai berubah dengan orientasi. Grafit dengan struktur yang anisotropik, mempunyai
koefisien muai yang lebih besar dalam arah vertikal bila dibandingkan dengan arah
mendatar. Hal ini wajar karena ikatan antar lapisan lebih lemah bila dibandingkan
dengan ikatan dalam lapisan itu sendiri.
Distribusi energi thermal. Energi kinetik total, E.K, dari suatu molekul gas naik
sebanding dengan naiknya suhu sehingga berlaku persamaan.
E.K = 3/2 RT
4.3
R adalah konstanta gas, sering dijumpai dalam buku-buku kimia dasar dan besarnya
sma dengan 1,987 kal/mol K. Dalam satuan SI nilainya untuk satuan adalah 13,8 x 10 -24
J/K. besaran ini biasanya dituliskan sebagai konstanta Boltzmann. Jadi E.K rata-rata
adalah :
E.K. = 3/2 k T
4.4
BAHAN LISTRIK
n
e ( E Erata rata ) kT
N tot
4.5
dimana k adalah konstanta Boltzmann, jumlah atom n dengan besar energi dari E, dari
jumlah atom N, merupakan fungsi dari suhu T.
BAHAN LISTRIK
Gambar 4.14. Energi. Perbandingan jumlah atom dengan energi tinggi terhadap jumlah
atom keseluruhannya merupakan fungsi eksponensial (-E/kT) bila E Erata-rata
Bila E jauh lebih besar dari sata-rata E, persamaan menjadi :
n
Me EkT
N tot
4.6
BAHAN LISTRIK
J D
dC
dx
4.7
Konstanta D disebut difusitas atau koefisien difusi. Tanda negatif berarti bahwa fluks
berlawanan dengan arah gradien. Satuannya adalah :
Atom/(m2)(sek)= [m2/sec]{atom/m3/m]
Difusitas tergatung dari jenis atom yang larut, struktur bahan padat dan perubahan suhu.
Seringkali dijumpai dalam kenyataanya yang menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh
berbeda dengan tabel diatas, hal ini disebabkan oleh :
1. Suhu yang lebih tinggi menghasilkan difusitas yang lebih tinggi pula. Atom-atom
memiliki energi thermal yang lebih tinggi.
2. Karbon memiliki difusitas yang lebih tinggi dari pada nikel dalam besi karena
atom karbon kecil.
3. Tembaga lebih muda berdifusi dalam aluminium.
4. Atom-atom mempunyai difusitas yang lebih tinggi dalam besi kpr.
5. Difusi berjalan lebih cepat dalam batas butir.
BAHAN LISTRIK
Difusitas dan suhu. Pada bab terdahulu telah dibahas hubungan antara distribusi energi
termal dengan suhu, dimana Boltzmann berhasil merumuskan hal tersebut. Namun
disini akan diperlihatkan bahwa jumlah atom dengan energi besar dari suatu jumlah
tertentu, meningkat sebanding dengan fungsi eksponensial yang mencakup energi tadi
dan kebalikan dari suhu. Pada difusi, energi aktivasi pergerakan atom sebanding
dengan energi E dalam persamaan Baltzmann.
D D0 e E / kT
4.8
dimana D0 adalah konstanta yang tidak tergantung pada suhu dan mencakup M. Antara
logaritma difusivitas dan T terdapat hubungan sebagai berikut :
Ln D = ln D0 E/Kt
4.9
4.10
BAHAN LISTRIK
BAHAN LISTRIK