perfeksionisme (menginginkan segala sesuatu terlalu baik) dan keteraturan,
ketertiban, kerapihan, kaku, malu, dan pengawasan diri yang tinggi. Menganut norma etik dan moral yang tinggi serta patuh secara berlebiha. Ciri-ciri lain: a. Bila dipaksa bekerja tanpa pengawasan akan cemas, marah, benci, dan curiga terhadap atasannya b. bila dilangkahi dalam promosi atau pujian, ia akan sangat iri hati, benci, dan frustasi berat. Akan tetapi, bila ia dipromosikan, ia akan bingung untuk menyerahkan kemampuan pada orang lain yang dinilai kemampuannya kurang sumber: http://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA123&dq=ciriciri+gangguan+obsesifkompulsif&hl=en&sa=X&ei=RQVJVNyQDuTRmAWK64LwAw&redir_esc=y#v=onepa ge&q=ciri-ciri%20gangguan%20obsesif-kompulsif&f=false
Orang dengan gangguan ini menderita, baik oleh obsesi maupun kompulsi yang pada suatu titik dirasakan berlebihan atau tidak masuk akal oleh orang tersebut. Obsesi dan kompulsi ini menyebabkan stress yang menghabiskan waktu lebih dari 1 jam setiap harinya atau mengganggu rutinitas normal, fungsi individu, aktivitas sosial, atau hubungan secara signifikan. Obsesi ditandai dengan 4 karakter utama berikut: 1. Pikiran, impuls, atau gambaran yang berulang dan menetap yang dirasakan mengganggu dan tidak tepat oleh penderita, sehingga menyebabkan kecemasan atau stres. 2. Bukan hanya sekedar kecemasan yang berlebihan terhadap permasalahan hidup.
3. Berusaha untuk mengabaikan atau merepresi pikiran, impuls atau gambaran
tersebut atau menggantikannya dengan pikiran atau tindakan lain. 4. Individu memahami bahwa hal ini merupakan akibat dari pikirannya sendiri (bukan karena adanya keyakinan yang bersifat delusi yang merupakan pikiran yang dimasukkan ke dalam otak individu). Kompulsi didefinisikan dengan 2 karakter utama: 1. Kompulsi yang paling umum terjadi melibatkan pengulangan perilaku yang spesifik, seperti mencuci dan membersihkan, menghitung, meletakkan benda sesuai dengan urutan, memeriksa atau memastikan sesuatu. 2. Kompulsi lainnya melibatkan penimbunan barang yang membuat individu menyimpan benda-benda yang tidak berguna, seperti Koran lama, surat, tas belanja, dan tempat makanan kosong. Ketika terdapat dorongan untuk membuang salah satu dari benda tersebut, maka mereka meresponnya dengan kekhawatiran jika mereka akan membutuhkan benda tersebut suatu saat nanti dengan alasan tertentu. 3. Perilaku atau aktifitas mental dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi stress atau untuk mencegah peristiwa atau situasi yang menakutkan, tetapi perilaku atau aktifitas tersebut jelas berlebihan atau tidak berhubungan dengan cara yang realistis yang pada awalnya ditujukan untuk menetralisasi atau mencegah.
Menurut Mataix-Cols, do Rosario-Campos & Leckman (dalam Halgin & Whitbourne,
2010), terdapat empat dimensi utama dari simptom OCD, yaitu: 1. Obsesi yang diasosiasikan dengan kompulsi memeriksa sesuatu 2. Kebutuhan akan simetri dan meletakkan sesuatu sesuai dengan urutan 3. Obsesi akan kebersihan yang diasosiakan dengan kompulsi untuk membersihkan 4. Perilaku menumpuk barang