Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dasawarsa terakhir ini, penggunaan cutting tool atau pisau
potong mengalami peningkatan di berbagai Negara. Pada bulan Juni 2012, AS
manufaktur teknologi melakuakan pemesanan cutting tool sebesar $418.507
juta. menurut AMT The Asosiasi Untuk Teknologi Manufaktur. total Ini ,
seperti yang dilaporkan oleh perusahaan yang berpartisipasi dalam program
USMTO, naik 4,7% atau sebesar $18.834 dari Mei dan naik 2,47% atau
sebsesar $10.097 bila dibandingkan dengan total dari $408.410 yang
dilaporkan untuk Juni 2011. Dengan total year to date dari $2.427.620, pada
2012 naik
8,3% dibandingkan dengan 2011 yang hanya $2.241.030.

Gambar 1.1 Grafik Cutting Tool Consumtion (http://www.amtonline.org)

Tabel 1.1 Konsunsi Metal Cutting, Metal Forming Dan Fabricating


(http://www.amtonline.org)

Penggunaan pisau potong sesuai kemampuan dan kekuatan, akan


memperpanjang umur pisau, Kerusakan pisau potong dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu karena pemakaian dan retak. Kerusakan karena
Pemakaian adalah hilangnya kekasaran suatu materi atau mikro-kontak, atau
dalam

skala yang lebih kecil, sehingga terjadi mekanisme pelepasan

molekul atau atom yang berlangsung terus menerus. Keretakan adalah


kerusakan pada skala yang lebih besar daripada kerusakan akibat pemakaian,
terjadi secara tiba-tiba. Faktor penyebab rusaknya mata pisau adalah,
kerusakan logam, kerusakan Thermal-deformasion plastis, difusi, reaksi
kimia, pemakaian, electro-motive force (EMF), adshesion. (Maekawa,
obikawa, 2000)
Terdapat beberapa jenis

bahan yang di gunakan untuk alat

potong dalam industri pengerjaan logam, mulai dari baja karbon tinggi,
keramik dan berlian. Penting untuk mengetahui perbedaan di antara bahan
dari alat potong, materialnya dan aplikasi yang benar untuk setiap jenis
bahan. Dimana Sebuah alat pemotong harus memiliki karakteristik tertentu
untuk menghasilkan kualitas pemotongan yang baik dan ekonomis
(Schneider Jr.2009)
Setiap komponen pada permesinan memiliki lifetime masing-masing,
hal ini juga berlaku untuk mata pisau, beberapa hal yang dapat
memperpendek umur dari pisau potong adalah panas dan gesekan. Salah satu
cata untuk memperpanjang umur dari pisau potong adalah menurunkan
suhu karena karena gesekan, dengan pendinginan, Mengurangi suhu sekecil
10C, dapat memperpanjang umur alat hingga lima kali lipat. Sedangkan
cara untuk memperbaiki sifat-sifat dari mata pisau adalah dengan melakukan
heat treatment, surface trateatment, coating dan lain-lain. (Krar gill, 2003).
Dalam salah satu penelitian Kridoardi Haris (2008), dengan
melakukan Pengaruh Holding Time Dan Bahan Pencegah Dekarburisasi
Pada Proses Hardening Baja Aisi O1 Terhadap Kekerasan Dan Struktur
Mikro dengan holding time 30, 90 dan 150 menit, diketahui dari penelitian
tersebut salah satu cara peningkatan kualitas dari sebuah mata pisau adalah
3

heat treatment.

Menelaah pembahasan diatas maka peneliti ingin meningkatkan


kekerasan mata pisau baja mesin crusher plastik melalui proses heat treatment
untuk mendapatkan baja fasa ganda, dengan mengamati karakteristik dan sifat
mekanik dari cutting tool yang ada, analisa bahan alternatif ini diharapkan
dapat digunakan untuk cutting tool pada crusher plastic, dengan memperbaiki
sifat- sifat logam dan performanya.
1.2. Tujuan penelitian
1. Mengetahui karakteristik dari bahan uji yang meliputi komposisi,
struktur mikro, dan kekerasan dari bahan

yang akan digunakan

sebagai bahan pembuat mata pisau.


2. Mengetahui perbedaan pengaruh waktu penahanan (holding time) pada
pada proses perlakuan panas terhadap kekerasan dan struktur mikro
3. Menentukan nilai sifat mekanik yang paling optimal terhadap penahanan
waktu heat treatment.
1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh proses heat treatment pada bahan uji yang akan digunakan
untuk

pembuatan mata

pisau

pada

mesin

crusher plastic,

melalui

temperatur
o

725 C, dengan perbedaan holding time 10 menit, 20 menit dan 30 menit,


menggunakan pendingin air terhadap sifat mekanik di lihat dari
pengujian strukturmikro dan kekerasan.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memahami penulisan Tugas Akhir ini perlu
dibuat sistematika penulisan yang mencakup : bab I Pendahuluan meliputi
latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, batasan
permasalahan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Kemudian
bab II dasar teori berisi tentang teori dasar dari besi cor, komposisi, penjelasan
dan penggunaan diagram fasa, struktur mikro, klasifikasi baja. bab III
5

metodologi

penelitian berisi material penelitian, perralatan, bahan yang dibutuhkan dalam


penelitia, diagram alir penelitian, variabel penelitian, dan analisa data.
Selanjutnya bab IV data penelitian dan Pembahasan, berisi tentang analisa
data yang diperoleh dari pengujian dan pembahasan untuk menarik
kesimpulan. Dan bab V penutup berisi tentang kesimpulan dari tugas akhir ini
yang di rangkum dari hasil selama pengujian dan analisa data. Bab ini juga
berisi saran-saran yang dapat mendukung pengembangan dalam penelitian
selanjutnya. daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai