b. = NormalitasKMnO4
c. = Normalitas H2C2O4
Permanganat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
"MnO4" beralih ke halaman ini. Untuk ion manganat MnO42, lihat Manganat.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini berjudul titrasi oksidasi reduksi (permanganometri). Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar FeSO4 dalam air berdasarkan reaksi oksidasi
reduksi.
Titrasi redoks merupakan penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan atas
reaksi oksidasi atau reduksi, dimana reduktor mengalami oksidator dan oksidator mengalami
reduksi. Dalam percobaan ini menggunakan titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri
merupakan titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 sebagai auto indicator. Reaksi oksidasi
merupakan reaksi pengikatan oksigen, pelepasan elektron, dan reaksi kenaikan bilangan oksidasi.
Sedangkan reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen, pengikatan elektron, dan reaksi
penurunan bilangan oksidasi.
Adapun fungsi bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, KMnO4 berfungsi
sebagai auto indikator dimana larutan tersebut dapat bersifat sebagai larutan standar sekunder
dan dapat sebagai indikator. Larutan asam oksalat dan FeSO4 berfungsi sebagai larutan standar
primer. H2SO4 berfungsi sebagai katalis.
Larutan standar primer merupakan larutan yang memiliki konsentrasi yang sudah tetap
sehingga tidak perlu distandarisasi. Sedangkan larutan standar sekunder merupakan larutan yang
memiliki konsentrasi yang tidak tetap sehingga perlu dilakukan standarisasi. Adapun cirri-ciri
larutan standar primer yaitu memiliki berat molekul yang besar, bersifat tidak hidroskopis atau
tidak menyerap air di udara, bersifat stabil atau tidak mudah terurai dan memiliki kemurnian
yang tinggi. Sedangkan cirri-ciri larutan standar sekuder yaitu, memiliki berat molekul yang
kecil, bersifat hidroskofis atau mudah menyerap air di udara, bersifat kurang stabil atau mudah
terurai, dan memiliki kemurnian yang rendah.
Pada percobaan ini melakukan titrasi. Dalam melakukan titrasi, praktikan harus benarbenar mengetahui dengan pasti kapan terjadinya titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik
ekivalen merupakan titik dimana asam dan basa tepat bereaksi dan ditandai dengan terjadinya
perubahan warna indikator yang belum konstan. Sedangkan titik akhir titrasi merupakan titik
dimana asam dan basa tepat bereaksi dan ditandai dengan terjadinya perubahan warna indikator
yang konstan. Indikator merupakan asam atau basa lemah organik yang memiliki warna ion yang
berbeda dengan warna molekulnya.
Pada percobaan standarisasi KMnO4 0,1 N larutan yang digunakan harus dipanaskan
terlebih dahulu. Larutan yang digunakan yaitu asam oksalat dan H2SO4 10%. Adapun fungsi
pemanasan yaitu untuk mempercepat reaksi antara larutan asam oksalat dan KMnO4.
Pada percobaan ini menggunakan analisa volumetri. Dimana analsia volumetri
merupakan analisa kuantitatif yang dilakukan dengan menghitung volume yang keluar dari buret.
May
21
LAPORAN PRAKTIKUM
ARGENTOMETRI
TITRASI PENGENDAPAN : ARGENTOMETRI
I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat
a.
b.
II.
Dasar Teori
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang
dilakukan dengan titrasi berdasarkan pada pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu
cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (Day &
Underwood, 2001).
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan
larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang
digunakan sehingga seluruh ion Ag+
Prinsip Percobaan
Percobaan ini berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang cepat mencapai
kesetimbangan pada setiap penambahan titran. Adapun pentiter yang digunakan adalah larutan
baku AgNO3.
Titrasi argentometri ini dapat dilakukan dengan 3 macam metode, yaitu:
a. Cara Mohr
Dilakukan dalam suasana netral, sebagai indikatornya digunakan kalium kromat. Titik
akhir titrasi dengan cara ini adalah merah bata.
b. Cara Volhard
Dilakukan dalam suasana asam dengan indikator Fe3+ dan titik akhir titrasi dengan cara ini
adalah merah yang berasal dari Fe(SCN)2+.
c. Cara Fajans
Dilakukan dalam suasana sedikit asam, indikatornya adalah indikator adsorpsi misalnya
flourescen dan titik akhir titrasinya adalah endapan merah atau rose.
IV.
8. Kaca arloji
9. Botol semprot
10. Statif
11. Klem
12. Pipet tetes
BAHAN :
1. AgNO3 0,1 M
2. NaCl 0,1 M
3. Indikator K2CrO4 0,1 M / 5%
4. Aquades steril
5. Sampel garam dapur
6. Sampel air ledeng / selokan
V.
Cara Kerja
VI.
DATA PENGAMATAN
Gambar
Keterangan
Titik akhir titrasi pada saat penentuan kadar Cldalam garam dapur. Warna larutan telah
berubah manjadi merah
Titik akhir titrasi pada saat penentuan kadar Cldalam air ledeng. Warna larutan telah berubah
menjadi merah
VII. PERHITUNGAN
a) Pembuatan larutan NaCl dan AgNO3
Berat padatan AgNO3
BE AgNO3
: 169.87
VII.
a.
Volume Larutan
: 100 mL
Konsentrasi AgNO3
: 0.112 N
Berat NaCl
BE NaCl
: 58.44
Volume Larutan
: 100 mL
Konsentrasi NaCl
: 0.1 N
Pengolahan Data
Metoda Mohr
Konsentrasi NaCl
= 0,1 N
25
22.50
25
22.50
25
21.70
Rata rata
22.23
2. Titrasi blanko
No
25
0,05
Rata rata
0,05
Konsentrasi AgNO3
V AgNO3 x N AgNO3 = V NaCl x N NaCl
N AgNO3 =
N AgNO3 =
N AgNO3 =
N AgNO3 = 0,112 N
3. Kadar Cl dalam sample garam dapur
No
Volume sample
Volume AgNO3
50
30.10
50
29.90
50
31.00
Rata-Rata
30.33
mek Cl
= mek AgNO3
= V AgNO3 x N AgNO3
= 30.33 mL x 0,112 N
= 3.397 mek
mg Cl
= mek Cl x BE
= 3.397 mek x 35,5
= 120.6 mg
gram Cl
= 0.1206 gram
kadar Cl
kadar Cl
=
= 48.24 %
Volume sample
Volume AgNO3
100
0.80
100
0.70
100
0.65
Rata-Rata
mek Cl
0.716
= mek AgNO3
= V AgNO3 x N AgNO3
= 0.716 mL x 0,112 N
= 0.08 mek
mg Cl
= mek Cl x BE
= 0.08 mek x 35,5
= 2.84 mg
gram Cl
= 0.0284 gram
kadar Cl
kadar Cl
=
= 1.136 %
PEMBAHASAN
Nama
: Yova Yuvitasari
NIM
: 12141030
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Dalam titrasi ini, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat
pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu kepekatan zat yang
ditentukan itu berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan itu diamati
dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator atau peralatan yang sesuai.
Dalam percobaan ini, digunakan titrasi pengendapan dengan metode mohr untuk
menentukan kadar klorida dalam sampel. Dimana AgNO3 digunakan sebagai peniter atau larutan
baku sehingga titrasi ini disebut juga titrasi argentometri.
Metoda mohr
Pada metoda mohr titik akhir titrasi ditandai dengan pembentukan warna merah bata dari
Ag2CrO4.
CaCO3. Penambahan CaCO3 yang dimaksudkan sebagai suspensi tanpa ion klorida dan sebagai
penetral.
Dari data hasil titrasi yang didapat dan dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi
AgNO3 sebesar 0.112 N.
2. Penentuan kadar Cl dalam sampel air ledeng dan garam dapur
Titrasi argentometri ini bisa dilakukan untuk menentukan kadar Cl- dalam suatu sampel
dalam percobaan sampel yang dilakukan pengujian yaitu air ledeng dan garam dapur.
Sampel garam dapur dilarutkan dalam aquades sebelum dititrasi dengan perak nitrat.
Seperti seperti pada titrasi pembakuan perak nitrat, pada titrasi penentuan kadar Cl ini pun
digunakan K2CrO4 sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya endapan
merah bata perak kromat.
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s) (cokelat kemerahan)
Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel garam dapur sebesar
48.24%
Selanjutnya adalah penentuan kadar Cl- pada sampel air ledeng, penentuan titik akhir titrasi
ini menggunakan metoda mohr juga, oleh karena itu sama halnya seperti percobaan sebelumnya
menggunakan indikator kalium kromat yang apabila titik akhir titrasi tercapai warna larutan akan
berubah menjadi coklat kemerahan. Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada
sampel air ledeng sebesar 1.136%.