TINJAUAN PUSTAKA
1. Diare
1.1 Definisi
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan atau lendir (Suraatmaja, 2005).
1.2 Penyebab
1.2.1. Infeksi:
Golongan bakteri penyebab diare antara lain Shigella, Salmonella, E.
colli,
Golongan
Vibrio,
Bacillus
cereus,
Clostridium
perfringens,
Jenis pankreatik
Jenis pankreatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
produksi lipase misalnya pada prematuritas, malnutrisi berat, reseksi
ileum, Blind Loop Syndrome, dan kistik fibrosis.
Jenis Hepatik
Jenis hepatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
garam empedu dalam lumen usus, misalnya terdapat pada imaturitas
hepar, malnutrisi berat, sirosis hati, bakteri tumbuh lampau (over
growth), Blind Loop Syndrome, dan lain-lain.
Jenis enterik
Jenis enterik adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan
mukosa usus halus, terdapat pada gastroenteritis, malnutrisi berat,
peningkatan hasil dekonjugasi garam empedu dan lain-lain.
Jenis limfatik
Jenis limfatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
fungsi saluran limfe, terdapat pada tuberculosis usus, limfangiektasis di
dinding usus dan lain-lain.
mediator
(seperti
histamin,
prostaglandin,
leukotrin)
yang
1.3 Patofisiologi
1.3.2. Gangguan tekanan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
1.3.2. Gangguan sekresi.
Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
1.3.3. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
menimbulkan diare pula (Abdoerachman dkk, 2005).
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang (Surininah, 2005)
1.6. Penatalaksanaan
- Terdapat 5 lintas tatalaksana diare yaitu:
a. Rehidrasi
b. Dukungan nutrisi
c. Suplementasi zinc
d. Antibiotik selektif
e. Edukasi orang tua
1.6.1. Rencana Terapi A untuk mengobati diare di rumah ( Penderita Diare
tanpa Dehidrasi)
o Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi
o Beri tablet zinc dengan dosis:
Bawa anak pada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
Demam
Tinja berdarah
bulan
tahun
Berat badan
< 6 kg
6 - <10 kg
10 - <12 kg
12-19 kg
Dalam ml
200-400
400-700
700-900
900-1400
- Setelah 4 jam:
Pemberian
pertama Kemudian
30ml/kgBB dalam
dalam
1 jam
5 jam
30 menit
2 jam
70ml/kgBB
Diulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat
tetesan intravena.
diare akut. Hal khusus mengenai tata laksana disentri adalah pemberian
antibiotik oral selama 5 hari yang masih sensitif terhadap Shigella menurut pola
kuman setempat. Dahulu semua kasus disentri pada tahap awal diberi
antibiotika kotrimoksazol dengan dosis 5-8mg/kgBB/hari. Karena sudah
resisten, berdasrkan WHO 2005 obat pilihan untuk disentri adalah golongan
quinolon seperti siprofloksasin dengan dosis 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam
3 kali dosis selama 5 hari.
1.6.5. Edukasi Orang Tua
Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk segera kembali jika ada demam,
tinja berdarah, muntah berulang, sangat haus, diare makin sering atau belum
membaik dalam 3 hari.
Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah
malnutrisi, kurang dari 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir,
adanya dehidrasi dan disentri yang datang sudah dengan komplikasi.