Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Diare
1.1 Definisi
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan atau lendir (Suraatmaja, 2005).

1.2 Penyebab
1.2.1. Infeksi:
Golongan bakteri penyebab diare antara lain Shigella, Salmonella, E.
colli,

Golongan

Vibrio,

Bacillus

cereus,

Clostridium

perfringens,

Stafilokokus aureus, dan Campylobacter aeromonas. Sedangkan dari


golongan virus antara lain Rotavirus, Norwalk/Norwalk like agent,
Adenovirus. Golongan parasit yang dapat menyebabkan diare adalah cacing
perut, Ascaris, Trichius, Strogyloides, Jamur, dan Candida. Protozoa,
Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidiun coli.
1.2.2. Malabsorbsi
1) Karbohidrat: disakarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa).
Terdapat 4 proses yang mempengaruhi malabsorbsi karbohidrat, yaitu:
-

Fase hidrolisis intralumen yaitu hidrolisis 1-4 glukoside link dari


tepung oleh amilase saliva dan pankreas untuk menjadi maltosa,
maltotriosa dan limit dextrin.

- Fase hidrolisis di Brush Border usus, hidrolisis oligosakarida


(maltosa, lato-triosa, limit dextrin, laktosa, sukrosa) oleh disakarida
Brush Border (maltase, sukrase, isomaltase, laktase).
- Translokasi monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa) melalui
membran Brush Border.
- Keluarnya monosakarida dari enterosit melalui vena porta.
2) Lemak: terutama Long Chain Triglyceride.
Malabsobrsi lemak adalah gangguan absorbsi lemak dalam usus
sehingga terjadi pengeluaran lemak yang berlebihan dalam tinja.
Gangguan absorbsi lemak dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
-

Jenis pankreatik
Jenis pankreatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
produksi lipase misalnya pada prematuritas, malnutrisi berat, reseksi
ileum, Blind Loop Syndrome, dan kistik fibrosis.

Jenis Hepatik
Jenis hepatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
garam empedu dalam lumen usus, misalnya terdapat pada imaturitas
hepar, malnutrisi berat, sirosis hati, bakteri tumbuh lampau (over
growth), Blind Loop Syndrome, dan lain-lain.

Jenis enterik
Jenis enterik adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan
mukosa usus halus, terdapat pada gastroenteritis, malnutrisi berat,
peningkatan hasil dekonjugasi garam empedu dan lain-lain.

Jenis limfatik
Jenis limfatik adalah gangguan yang menyebabkan menurunya
fungsi saluran limfe, terdapat pada tuberculosis usus, limfangiektasis di
dinding usus dan lain-lain.

3) Protein: asam amino


Malabsorbsi protein dapat terjadi pada 2 keadaan yaitu gangguan
pankreas dan kelainan mukosa usus halus (Suraatmaja, 2005).
1.2.3. Makanan basi ataupun makanan yang belum waktunya diberikan.
Pemberian makanan terlalu dini memberikan efek pada kejadian diare
(Suyatno, 2000).
1.2.4. Keracunan.
1) Makanan beracun : makanan beracun (bakteri: Clostridium botulinum,
Stafillokokus).
2) Makanan tercampur racun (bahan kimia).
1.2.5. Penyakit gangguan gizi.
1) Kwashiorkor.
2) Marasmus.
1.2.6. Alergi.
Alergi susu, alergi makanan, Cows Milk Protein Sensitive Enteropaty
(CMPSE) (Suraatmaja, 2005). Mekanisme diare alergi susu terjadi melalui
perantaraan reaksi imunologik tubuh (zat anti dari sistem pertahanan tubuh)
terhadap protein susu. Reaksi ini akan melepaskan bahan-bahan yang disebut
dengan

mediator

(seperti

histamin,

prostaglandin,

leukotrin)

yang

menimbulkan gejala klinis tergantung dari organ tempat terjadinya reaksi


tersebut. Bila menyerang saluran cerna, gejala yang paling sering muncul

adalah diare yang dapat terjadi berkepanjangan selama meminum atau


memakan makanan yang berasal dari susu sapi, dapat pula disertai gejala
kolik, kram, mual, dan muntah (Sayoeti, 2007).
1.2.7. Immunodefisiensi.
1.2.8. Sebab lain (Psikis) (Suraatmaja, 2005).

1.3 Patofisiologi
1.3.2. Gangguan tekanan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
1.3.2. Gangguan sekresi.
Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
1.3.3. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
menimbulkan diare pula (Abdoerachman dkk, 2005).

1.4 Cara Penularan


Penularan diare adalah kontak dengan tinja terinfeksi langsung, seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah


dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering


memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.

Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar

Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang (Surininah, 2005)

1.5 Akibat-akibat yang Ditimbulkan oleh Diare


Diare dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain dehidrasi, baik
ringan, sedang, maupun berat. Selain itu, diare juga mengakibatkan berkurangnya
cairan tubuh (hipovolemik), kadar natrium dalam tubuh (hiponatremia), dan kadar
gula gula dalam tubuh (hipoglikemia). Diare terjadi karena adanya kuman yang
masuk ke dalam usus halus, kemudian berkembang biak di dalamnya. Kuman yang
menempel pada dinding usus ini menyebabkan dinding usus rusak. Usus yang
terinfeksi akan mengeluarkan cairan dan lendir (Wulan, 2006).
Pada keadaan tertentu, infeksi akibat kuman-kuman ini juga dapat menyebabkan
perdarahan. Kuman juga mengeluarkan racun diaregenik penyebab hipersekresi

(peningkatan volume buangan) yang menganggu transportasi cairan dan elektrolit


sehingga cairan menjadi encer. Selain encer, tinja orang yang mengalami diare
kadang juga mengandung darah. Jika diare terus berlangsung akan menyebabkan
kematian terutama pada pasien balita. Akibat kekurangan elektrolit (terutama
natrium dan kalium), tubuh akan bertambah lemas dan tidak bertenaga yang
berujung pada penurunan kesadaran, bahkan kematian. Kondisi akan semakin parah
jika diare disertai oleh muntah-muntah (Wulan, 2006).

1.6. Penatalaksanaan
- Terdapat 5 lintas tatalaksana diare yaitu:
a. Rehidrasi
b. Dukungan nutrisi
c. Suplementasi zinc
d. Antibiotik selektif
e. Edukasi orang tua
1.6.1. Rencana Terapi A untuk mengobati diare di rumah ( Penderita Diare
tanpa Dehidrasi)
o Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah
dehidrasi
o Beri tablet zinc dengan dosis:

Anak di bawah umur 6 bulan: 10mg (1/2 tablet per hari)

Anak di atas umur 6 bulan: 20 mg (1 tablet per hari)

Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi

Bawa anak pada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau terdapat tanda-tanda sebagai berikut:

Buang air besar cair lebih cair

Muntah terus menerus

Rasa haus yang nyata

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah

o Anak harus diberi oralit di rumah apabila:

Setelah mendapat rencana terapi B dan C

Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk

Memberikan oralit kepada semua anak diare yang datang ke petugas


kesehatan merupakan kebijakan pemerintah.

1.6.2. Rencana Terapi B untuk mengobati diare di rumah (penderita diare


dengan dehidrasi tak berat)
Pada dehidrasi tak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan
pemantauan yang dilakukan di pojok upaya rehidrasi oral selama 4-6 jam. Ukur
jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam pertama.
Umur

Lebih dari 4 4-12 bulan

12 bulan 2 2-5 tahun

bulan

tahun

Berat badan

< 6 kg

6 - <10 kg

10 - <12 kg

12-19 kg

Dalam ml

200-400

400-700

700-900

900-1400

- Jika anak minta minum lagi, berikan.


- Tunjukkan pada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral

Berikan minum sedikit demi sedikit

Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali


rehidrasi oral secara pelan-pelan.

Lanjutkan ASI kapanpun anak meminta.

- Setelah 4 jam:

Nilai ulang derajat dehidrasi anak

Tentukan tata laksana yang tepat untuk melanjutkan terapi

Mulai beri makan anak

1.6.3. Rencana Terapi C (penderrita diare dengan dehidrasi berat)


-

Mulai diberi cairan IV (intravena) segera. Bila penderita bisa minum,


berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100 ml/kgBB cairan Ringer
Laktat (atau cairan normal salin, atau ringer asetat), sebagai berikut:
Umur

Pemberian

pertama Kemudian

30ml/kgBB dalam

dalam

Bayi < 1 tahun

1 jam

5 jam

Anak 1-5 tahun

30 menit

2 jam

70ml/kgBB

Diulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat
tetesan intravena.

Juga berikan oralit bila penderita bisa minum.

Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai.

1.6.4. Antibiotik selektif


Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan
indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. Secara umum tata laksana pada
disentri dikelola sama dengan kasus diare lain sesuai dengan acuan tata laksana

diare akut. Hal khusus mengenai tata laksana disentri adalah pemberian
antibiotik oral selama 5 hari yang masih sensitif terhadap Shigella menurut pola
kuman setempat. Dahulu semua kasus disentri pada tahap awal diberi
antibiotika kotrimoksazol dengan dosis 5-8mg/kgBB/hari. Karena sudah
resisten, berdasrkan WHO 2005 obat pilihan untuk disentri adalah golongan
quinolon seperti siprofloksasin dengan dosis 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam
3 kali dosis selama 5 hari.
1.6.5. Edukasi Orang Tua
Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk segera kembali jika ada demam,
tinja berdarah, muntah berulang, sangat haus, diare makin sering atau belum
membaik dalam 3 hari.
Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah
malnutrisi, kurang dari 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir,
adanya dehidrasi dan disentri yang datang sudah dengan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai