Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KULIAH LAPANG

PUSAT PENELITIAN KIMIA (PUSLITKIM)

Safra Rensha Aulia J3L1120


Dea Sidawaty Bharani
J3L112118
Khalida Citra Ningtyas
J3L112142
Emilia Annisa
J3L112153
Sherly Marcia Devana
J3L112174

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kuliah lapang Pusat
Penelitian Kimia (Puslitkim) ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Kuliah Lapang.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini terutama penggung jawab praktikum Ika Resmeliana M.Si, asisten
dosen Asih Fitria S.Si dan Arini Septiani S.Si dan terima kasih juga kami
sampaikan kepada teman-teman Analisis Kimia kelas A Semester lima.
Akhir kata, semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita
semua. Mohon maaf apa bila ada kesalahan kata-kata, dan kritik anda akan
membangun karya-karya kami nanti menjadi lebih baik lagi.

Bogor, 29 November 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri
menuntut mahasiswa harus mampu menghadapi tantangan serta mampu mengikuti
perkembangan. Selain itu, industri yang maju dalam era globalisasi dunia dan
perdagangan yang bebas membutuhkan tenaga kerja yang profesional
dibidangnya. Kunjungan industri dilakukan untuk meningkatkan hardskill maupun
softskill dari mahasiswa. Karena dalam dunia kerja kedua kemampuan tersebut
dibutuhkan agar mahasiswa tersebut mampu bersaing dengan lulusan Perguruan
Tinggi lainnya. Sehingga mahasiswa Analisis Kimia Diploma IPB dapat
diperhitungkan dalam dunia kerja baik nasional maupun internasional.Kunjungan
industri dilakukan dengan mengunjungi tempat tertentu seperti perusahaan,
pabrik, atau tempat industri lainnya. Kunjungan tersebut diharapkan dapat
berperan dalam membentuk pola pikir mahasiswa untuk berfikir ke arah yang
lebih luas dalam menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu negara dalam
bidang industri sehingga tercipta mahasiswa yang kreatif dalam bidangnya yang
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri ataupun bekerja pada suatu
perusahaan nantinya
Ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam kemajuan dan
kesejahteraan rakyat. Penelitian ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
memiliki peranan penting di masa depan untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang
terjadi di kehidupan. Oleh karena itu kunjungan industri dilakukan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengetahui kemajuan Ilmu dan
teknologi khususnya dibidang pengujian dan analisis mengenai kimia.
1.1

Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan menambah ilmu dan pengetahuan
khususnya dalam dunia pekerjaan, mengetahui aplikasi ilmu analisis kimia dalam
dunia industri dan balai penelitian serta memberikan wawasan kepada mahasiswa
tentang dunia industri.
1.3

Manfaat
Mendapatkan pengalaman baru mengenai ilmu analisis kimia yang telah
dipelajari, dapat menerapkannya dalam dunia industri dan balai penelitian, serta
menambah wawasan dalam dunia pekerjaan,baik di perusahaan maupun industri.

PROFIL PUSAT PENELITIAN KIMIA

2.1 Struktur Organisasi

Puslit KIMIA-LIPI Serpong berdiri dengan jumlah SDM 234 orang, dengan
tim utama dintaranya 3 profesor riset, 11 peneliti utama dan 22 peneliti madya.
2.2
Visi dan Misi
Sebagai suatu instansi Pemerintahan, Puslit KIM-LIPI mempunyai visi
dan misi sebagai berikut :
1. Menjadi Pusat Penelitian Kimia kelas dunia di tahun 2015 dengan
para peneliti yang cerdas, kreatif, dan inovatif.
2. Melakukan penelitian mendasar dan mutakhir di bidang : Kimia
Analitik dan Standar (High tech. Standard and Method), Kimia
Bahan Alam, Pangan dan Farmasi (Pharma & Nutraceuticals),
Teknologi Proses dan Katalisis (Natural Res. Cleaner Prod.),
Teknologi Lingkungan (Ecobiotech.).
3. Pengembangan Jasa Iptek(High Calibre Marketing S&T.).
4. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kimia.
5. Mendukung masyarakat ilmiah dan industri bidang kimia.
6. Menghasilkan output dan outcome bereputasi internasional.
2.3

Fungsi dan Tujuan


Keputusan
Kepala
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
nomor115/M/2001 tahun 2001 tentang organisasi dan Tata Kerja Lembaga
IlmuPengetahuan Indonesia, Bab VII pasal 185 menyatakan bahwa Pusat
PenelitianKimia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,penyusunan, pedoman, pemberian, bimbingan teknis, penyusunan
rencana danprogram, pelaksanaan penelititan bidang kimia, serta evaluasi dan
penyusunanlaporan.

Pasal 186 Keputusan di atas menyatakan bahwa dalam melaksanakantugas


sebagaimana dimaksud pasal 185, Pusat Penelitian Kimiamenyelenggarakan
fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang kimia.
2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis
penelitian bidang kimia.
3. Penyusunan rencana, program, pelaksanaan program bidang kimia.
4. Pemantauan pemanfaatn hasil penelitian bidang kimia.
5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kimia.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha
3

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Puslit KIMIA-LIPI


Pada tahun 1962 Lembaga Kimia Nasional (LKN) didirikan dibawah
naungan MIPI (Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang kemudian menjadi
LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Dengan keputusan Presiden RI No I
tahun 1986 tanggal 13 Januari 1986 LKN berubah menjadi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kimia Terapan dibawah Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.
Dan pada tahun 2001 diubah menjadi Pusat Penelitian Kimia, sampai sekarang.
Pusat Penelitian Kimia - LIPI dengan semboyan Chemistry for Better
Life mengacu pada Panca Acuan Kegiatan yang meliputi:
1. Acuan Ke Satu: Kegiatan Penelitian diarahkan untuk mendapatkan jejak
arah
penelitian
yang
menuju
penelitian
noble
laureate.
Tiap peneliti diwajibkan untuk menilai diri sendiri/kelompoknya sejauh
mana impact factor yang diperoleh dari hasil penelitian yang dipublikasi
secara Internasional/nasional berdasarkan science citation index. Daftar
publikasi/reviewed journal dan impact factor science citation index
menjadi pegangan para peneliti Pusat Penelitian Kimia. Rencana
Chemical Sciences Graduate Research School merupakan salah satu
wacana meningkatkan produktivitas dan mutu ke arah jejak penelitian
noble laureate.
2. Acuan Ke Dua: Kegiatan Penelitian bermuara untuk incubator teknologi,
atau unit bisnis yang akhirnya menjadi suatu spin off company yang
mandiri.
Peneliti yang berhasil membuat spin off, diperbantukan pada spin off
company dalam jangka waktu tertentu sampai running well. Dalam
pengembangan ini, perlu dikaji perlindungan hak atas kekayaan
intelektual, baik paten, trade secret, lisensi, dsb, dan kemungkinan adanya
fund venture.
3. Acuan Ke Tiga: Keharusan Clean Administrative Government,
administrasi yang taat pada aturan. Semua kegiatan dilaksanakan secara
bersih dengan nihil temuan atau kesalahan,serta adanya transparansi setiap
kegiatan operasional dan anggaran. Dengan dikembangkannya
SISINPRO, EProcurement

4. Acuan Ke Empat: Kemampuan memberi jawaban tantangan global


OPEN INNOVATION dari institusi/industri internasional/nasional.
Diharapkan para peneliti Pusat Penelitian Kimia mendapatkan kontrak
riset, memenangkan international competitive grant dari permintaan global
suatu institusi atau perusahaan internasional/nasional dengan kinerja
terbaik. Untuk itu para peneliti perlu membuat cluster-cluster kelompok
peneliti lintas bidang, yang saling membina kompetensi untuk maju
bersama menjawab tantangan global. dan sistem transparan lainnya. clean
government mutlak suatu keharusan yang tidak bisa ditawar.
5. Acuan Ke Lima: Chemistry for Better Life: Kesejahteraan bersama
merupakan prioritas dari semua anggota Pusat Penelitian Kimia dalam
menjalankan
kegiatannya.
Dalam hal ini pihak manajemen akan memikirkan reward system bagi
para peneliti, pendukung peneliti, cluster kelompok peneliti, karyawan
teladan atau yang berprestasi. Sedangkan punishment akan dengan
bijaksana diinisiasi oleh kelompoknya masing-masing baik secara
langsung maupun tidak langsung. Seleksi alam akan terjadi dengan
sendirinya. Kesejahteraan yang baik akan didapat apabila mampu
memberikan layanan prima kepada stake holders dan masyarakat pada
umumnya dengan tekun dan usaha terbaik.
Catatan:
Untuk Acuan 1 dan 2, kegiatan wajib memberikan laporan akhir kegiatan
(proyek) penelitian, sebagai hasil panen, suatu post harvest riset. Akhir
proyek penelitian yang dimaksud adalah kegiatan penelitian yang dinyatakan
telah selesai atau di putus di tengah jalan karena setelah dievaluasi sebagai
suatu kegiatan yang tidak well performed atau suatu penelitian kosong.
Dalam penelitian kosong peneliti utama terlalu banyak melaporkan keluhan,
kekurangan, tidak berfikir positif, dan selalu mencari kambing hitam untuk
mendapatkan excuse akan kekurangmampuannya.
3.2 Laboratorium Puslit KIM-LIPI
Beberapa laboratorium yang terdapat di Puslit KIM-LIPI diantaranya
laboratorium bioetanol, laboratorium polimer, laboratorium NMR dan
laboratorium kimia katalis.
1. Laboratorium bioetanol
Laboratorium bioetanol berfungsi menghasilkan bahan bakar alternatif
pengganti bahan bakar berbasis fossil fuel yang saat ini mulai diganti karena
kelangkaan yang mulai terjadi pada sumberdaya atau substansinya. LIPI
mendapatkan tugas untuk mensubtitusi dan mengembangkan bioetanol dari bahan
bakar fosil menjadi basis nabati. Bahan baku nabati tersebut berasal dari limbah
pertanian dan perkebunan. Pembuatan bioetanol dibagi menjadi dua generasi yaitu
Generasi I dan Generasi II. Pada Generasi I bahan baku berasal dari gula, tepung
(gandum , singkong). Generasi II berasal murni dari limbah pertanian
(ignoselulosa) ; selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pembuatan bioetanol lebih
mengarah pada Generasi II karena pada Generasi I , substansi atau bahan
penyusun berkompetensi untuk bahan pangan dan pakan, sedangkan paa Generasi
II tidak berkompetensi untuk bahan pangan dan pakan sehingga susbtansi atau

pasokan bahan baku lebih stabil. Pembuatan bioetanol pada Generasi II terdapat 4
tahapan proses; 1) Pretreatment yaitu menghilangkan komponen yang tidak
diinginkan, yaitu lignin. Penghilangan tersebut dilakukan dengan penambahan
NaOH dan tekanan 5-7 bar. ; 2) Hidrolisis, pada proses ini selulosa diubah
menjadi glukosa dengan enzim selulase; 3) Perubahan glukosa menjadi
bioethanol broth ( bioetanol dengan kadar yang masih rendah) dengan
penambahan ragi, lama hidrolisis dan fermentasi 3 hari. ; 4) Proses pemurnian dan
dehidrasi melalui alat PSA (Pressure Swing Absorption) . Pada proses ini etanol
rendah dimurnikan menjadi 95-96%, namun kadar terebut belum memenuhi SNI,
yaitu harus 99,5 % sehingga dimurnikan dengan PSA. Bahan baku limbah
pertanian dapat berupa limbah tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung dan
batang sorgum.
Etanol yang berasal dari tongkol jagung lebih bagus
dibandingkan dari bahan lain, dengan hasil rendemen yang diperoleh lebih
banyak, namun ketersediaannya tidak sebanyak kelapa sawit.
Bahan bakar berbasis fossil fuel tentunya lebih bersifat efisien terhadap
kendaraan namun ketersediaannya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui.
Etanol yang dihasilkan digunakan sebagai campuran bahan bakar yang dapat
meningkatkan nilai oktan. Sejauh ini hanya baru sebagai campuran, belum
digunakan sebagai bahan bakar tunggal karena bila dgunakan sebagai bahan bakar
tunggal efisiensinya menurun, salah satunya dapat membuat kendaraan seperti
motor berkarat. Generasi bioetanol berasal dari tepung dan gula. Sedangkan
generasi ke dua berasal dari likno selulosa (mempunyai komponen lignin) dan
hemilesulosa (banyak berasal dari limbah perkayuan atau minyak kelapa sawit).
Proses pembentukan bioetenol dibagi menjadi empat yaitu pretreatment
(menghilangkan lignin). Proses kedua ialah hidrolisis untuk mengkonversi
selulosa menjadi glukosa. Tahap fermentasi menggunakan ragi untuk mengubah
glukosa menjadi bioetanol. Tahap akhir ialah pemurnian atau destilasi untuk
memurnikan etan dengan konsentrasi 95-96% dan proses dehidrasi yaitu PSA
(Pressure Swing Absorption). Pada PSA digunakan absorbat zeolit sehingga
dihasilkan etanol minimal dengan kemurnian 99,5%. Penggunaan bioetanol dapat
menaikkan bilangan oktan sehingga premium yang ditambahkan bioetanol dapat
setara dengan pertamax.
Instrumen yang terdapat di dalam laboratorium bioetanol seperti
densitometer (bisa untuk mengukur konsentrasi etanol dengan faktor konversi),
Karl Fischer, HPLC(untuk mengukur komponen selulosa, gugus gula dan
sebagainya), spektro UV-VIS (untuk mengukur jumlah gula total pereduksi, GC
(mengukur imunitas dan impuritas etanol), autoklaf dan bioreaktor.
2. Laboratorium Polimer
Merupakan laboratorium teknik pelapisan (coating) pada badan kapal untuk
mencegah korosi dan antifolin. Laboratorium bekerjasama dengan produsen cat
berkontribusi dalam menambah kekuatan pada badan kapal dan ketahanannya
terhadap korositas akibat air laut. Pelapisan dilakukan dengan penambahan
poliuretan dan xilosan. Antifolin dapat disebabkan oleh alga yang menempel pada
badan kapal. Instrumen yang lebih sering dipakai dalam labratorium ini adalah
Tensil srength yang digunakan untuk uji kuat tarik pada lapisan film yang dibuat.
3. Laboratorium NMR

Pada laboratorium ini terdapat instrumen khusus yaitu NMR yang berfungsi
untuk menentukan struktur kimia yang dikombinasikan dengan UV-Vis untuk
menentukan golongan senyawa, FT-IR untuk menentukan pergerakan molekul.
Prinsip penentuan dengan alat NMR adalah pelarutan sampel dengan pelarut
sesuai dengan bentuk deterium (2H). Waktu analisis yang dibutuhkan tergantung
pada konsentrasi sampel yang dianalisis, semakin kecil konsentrasi sampel maka
semakin lama analisis suatu senyawa dapat dilakukan. Laboratorium NMR,
terdapat NMR yang digunakan untuk menentukan stuktur kimianya. NMR
biasanya digunakan sebagai alat terakhir setelah digunakan analisis menggunakan
spektrofotometri UV-VIS, FTIR, dan MS. Sampel terlebih dahulu dilarutkan
dalam deuterium sebagai pelarut sekaligus pengganti hidrogen. Sampel
dimasukkan dan diputar dalam tabung magnet kemudian ditembak oleh
gelombang elektromagnet dan ada yang tereksitasi dan kembali ke keadaan dasar.
laboratorium polimer sedang melakukan penelitian atau pembuatan cat antikorosi
untuk bagian kapal. Coating folling dilakukan agar folling-folling yang terdapat
pada laut tidak menempel pada bagian kapal.
4. Laboratorium Kimia Katalis
Pada laboratorium ini menganalisis katalis baik yang dibuat mandiri maupun
atas pengajuan klien. Katalis umunya dapat terbagi menjadi 2 yaitu katalis
heterogen dan katalis homogen yang dapat diuji baik sifat fisika dan kimianya.
Beberapa alat instrumen yang digunakan dalam analisis dari katalis yaitu SEM,
alat ini digunakan untuk melihat permukaan( surface ) katalis dengan ukuran
mikro lalu terdapat pula TEM dan TGA yang dapat mendukung dalam analisis
katalis di laboratorium tersebut. Laboratorium katalis terdapat alat particle size
analyse untuk mengukur ukuran partikel dengan ukuran yang mikro atau nano.
Katalis ada dua jenis yaitu katalis homogen dan katalis heterogen yang
membedakan yaitu antara rektan dan fase katalis. Preparasi katalis memainkan
suhu dan pelarut. Selain itu, terdapat spesifikasi katalis yang menggunakan luas
area dan ukuran partikel dengan menggunakan termogravimetri. Transmisision
Electron Microscopy digunakan untuk mengukur sampel agar berbentuk nano
partikel dengan cara sampel dilarutkan dalam etanol dan ditetesi pada grid
kemudian diamati seperti mengamati pada mikroskop.
3.3 Hasil Utama Penelitian Puslit KIM-LIPI
Salah satu penelitian Puslit KIM bermaksud memanfaatkan limbah padat
industri sawit berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku
pembuatan bioenergi etanol generasi ke-2. Pusat Penelitian Kimia-LIPI
bekerjasama dengan KOICA mengembangkan produksi bioetanol berbasis limbah
lignoselulosa skala Pilot Plant dengan kapasitas 10 L/hari konsentrasi 99,5%.
Intergrasi dengan pengembangan pilot plan, penelitian ini merupakan peningkatan
produktivitas hasil litbang melalui sinergi pemenuhan kebutuhan teknologi di
masyarakat dan daerah khususnya di daerah koridor ekonomi 1 Sumatera Selatan
Fokus kelapa sawit. Secara umum, industri kelapa sawit menghasilkan 1,1-1,5
ton TKKS untuk setiap ton crude palm oil (CPO) yang dihasilkan. Sampai saat ini
kapasitas penanganan limbah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan
limbah yang terbentuk, padahal kandunganselulosa pada limbah TKKS cukup
tinggi yaitu 41.3 46.5% dan sangat prospektif untuk dikonversi menjadi

bioetanol. Proses konversi TKKS dilakukan utuk membuat bioetanol melalui


proses satu tahap dengan metoda Simultaneous Saccharification and Fermentation
(SSF) menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae isolat Indonesia yang
toleran terhadap panas, toleran terhadap etanol, dan bersifat ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakuakan selama dua tahun, dan dilaksanakan di PP Kimia-LIPI,
kawasan Puspiptek Serpong dan di Kota Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pada tahun pertama dilakukan transfer teknologi berupa pelatihan teknologi
produksi bioethanol berbasis TKKS, pelatihan diberikan kepada peserta yang
ditunjuk oleh Dinas Perkebunan dan terbuka bagi instansi lain terkait penanganan
kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan. Materi pelatihan terdiri dari teori dan
praketk meliputi 1) metoda pengolahan awal bahan baku (pretreatment) dengan
tujuan untuk menghilangkan lignin dan memperluas permukaan, 2) metoda
sakarifiksi selulosa menjadi gula C5 dan C6, 3) metoda fermentasi alkohol, 4)
metoda distilasi dan karakterisasi ethanol. Tahun kedua akan dilakukan
perancangan alat produksi bioethanol-lignoselulosa kapasitas 1000L/hari.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan SDM terlatih dan produksi
bioethanol berbahan baku limbah sawit untuk bahan bakar terbarukan serta
mendukung program pemerintah dalam perwujudan sistem inovasi daerah (SIDa),
sistem inovasi nasional (SINas) dan pelaksanaan MP3EI. Hasil bioethanol pada
penelitian didapat dari limbah kelapa sawit yang diolah kembali, sehingga dapat
digunakan sebagai tambahan bahan bakar kendaraan dengan perbandingan 9:1
yaitu 9 untuk bahan bakar seperti premium dan 1 untuk bioethanol. Sayangnya
karena komposisi tambahan ethanol yang jauh lebih kecil tersebut membuat hasil
penelitian ini kurang diminati oleh masyarakat terlebih lagi untuk menghasilkan
bioethanol perlu limbah kelapa sawit sebanyak 1 ton agar menghasilkan 1 liter
bioethanol. Sehingga sebagai lembaga penelitian dibawah pemerintah , tambahan
bioethanol dalam bahan bakar ini pemakaiannya belum atau tidak bisa
dikomersilkan dan masih digunakan dalam cangkupan kecil yaitu terbatas pada
pegawai puslit KIM.
4

PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa
PUSLITKIM mempunyai laboratorium yang lengkap dan sarana dan prasarana
yang sangat menunjang. Laboratorium yang dimiliki oleh puslitkim adalah
laboratorium katalis, polimer, pangan dan farmasi, dan NTU.

Anda mungkin juga menyukai