KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kuliah lapang Pusat
Penelitian Kimia (Puslitkim) ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Kuliah Lapang.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini terutama penggung jawab praktikum Ika Resmeliana M.Si, asisten
dosen Asih Fitria S.Si dan Arini Septiani S.Si dan terima kasih juga kami
sampaikan kepada teman-teman Analisis Kimia kelas A Semester lima.
Akhir kata, semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita
semua. Mohon maaf apa bila ada kesalahan kata-kata, dan kritik anda akan
membangun karya-karya kami nanti menjadi lebih baik lagi.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri
menuntut mahasiswa harus mampu menghadapi tantangan serta mampu mengikuti
perkembangan. Selain itu, industri yang maju dalam era globalisasi dunia dan
perdagangan yang bebas membutuhkan tenaga kerja yang profesional
dibidangnya. Kunjungan industri dilakukan untuk meningkatkan hardskill maupun
softskill dari mahasiswa. Karena dalam dunia kerja kedua kemampuan tersebut
dibutuhkan agar mahasiswa tersebut mampu bersaing dengan lulusan Perguruan
Tinggi lainnya. Sehingga mahasiswa Analisis Kimia Diploma IPB dapat
diperhitungkan dalam dunia kerja baik nasional maupun internasional.Kunjungan
industri dilakukan dengan mengunjungi tempat tertentu seperti perusahaan,
pabrik, atau tempat industri lainnya. Kunjungan tersebut diharapkan dapat
berperan dalam membentuk pola pikir mahasiswa untuk berfikir ke arah yang
lebih luas dalam menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu negara dalam
bidang industri sehingga tercipta mahasiswa yang kreatif dalam bidangnya yang
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri ataupun bekerja pada suatu
perusahaan nantinya
Ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam kemajuan dan
kesejahteraan rakyat. Penelitian ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
memiliki peranan penting di masa depan untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang
terjadi di kehidupan. Oleh karena itu kunjungan industri dilakukan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengetahui kemajuan Ilmu dan
teknologi khususnya dibidang pengujian dan analisis mengenai kimia.
1.1
Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan menambah ilmu dan pengetahuan
khususnya dalam dunia pekerjaan, mengetahui aplikasi ilmu analisis kimia dalam
dunia industri dan balai penelitian serta memberikan wawasan kepada mahasiswa
tentang dunia industri.
1.3
Manfaat
Mendapatkan pengalaman baru mengenai ilmu analisis kimia yang telah
dipelajari, dapat menerapkannya dalam dunia industri dan balai penelitian, serta
menambah wawasan dalam dunia pekerjaan,baik di perusahaan maupun industri.
Puslit KIMIA-LIPI Serpong berdiri dengan jumlah SDM 234 orang, dengan
tim utama dintaranya 3 profesor riset, 11 peneliti utama dan 22 peneliti madya.
2.2
Visi dan Misi
Sebagai suatu instansi Pemerintahan, Puslit KIM-LIPI mempunyai visi
dan misi sebagai berikut :
1. Menjadi Pusat Penelitian Kimia kelas dunia di tahun 2015 dengan
para peneliti yang cerdas, kreatif, dan inovatif.
2. Melakukan penelitian mendasar dan mutakhir di bidang : Kimia
Analitik dan Standar (High tech. Standard and Method), Kimia
Bahan Alam, Pangan dan Farmasi (Pharma & Nutraceuticals),
Teknologi Proses dan Katalisis (Natural Res. Cleaner Prod.),
Teknologi Lingkungan (Ecobiotech.).
3. Pengembangan Jasa Iptek(High Calibre Marketing S&T.).
4. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kimia.
5. Mendukung masyarakat ilmiah dan industri bidang kimia.
6. Menghasilkan output dan outcome bereputasi internasional.
2.3
PEMBAHASAN
pasokan bahan baku lebih stabil. Pembuatan bioetanol pada Generasi II terdapat 4
tahapan proses; 1) Pretreatment yaitu menghilangkan komponen yang tidak
diinginkan, yaitu lignin. Penghilangan tersebut dilakukan dengan penambahan
NaOH dan tekanan 5-7 bar. ; 2) Hidrolisis, pada proses ini selulosa diubah
menjadi glukosa dengan enzim selulase; 3) Perubahan glukosa menjadi
bioethanol broth ( bioetanol dengan kadar yang masih rendah) dengan
penambahan ragi, lama hidrolisis dan fermentasi 3 hari. ; 4) Proses pemurnian dan
dehidrasi melalui alat PSA (Pressure Swing Absorption) . Pada proses ini etanol
rendah dimurnikan menjadi 95-96%, namun kadar terebut belum memenuhi SNI,
yaitu harus 99,5 % sehingga dimurnikan dengan PSA. Bahan baku limbah
pertanian dapat berupa limbah tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung dan
batang sorgum.
Etanol yang berasal dari tongkol jagung lebih bagus
dibandingkan dari bahan lain, dengan hasil rendemen yang diperoleh lebih
banyak, namun ketersediaannya tidak sebanyak kelapa sawit.
Bahan bakar berbasis fossil fuel tentunya lebih bersifat efisien terhadap
kendaraan namun ketersediaannya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui.
Etanol yang dihasilkan digunakan sebagai campuran bahan bakar yang dapat
meningkatkan nilai oktan. Sejauh ini hanya baru sebagai campuran, belum
digunakan sebagai bahan bakar tunggal karena bila dgunakan sebagai bahan bakar
tunggal efisiensinya menurun, salah satunya dapat membuat kendaraan seperti
motor berkarat. Generasi bioetanol berasal dari tepung dan gula. Sedangkan
generasi ke dua berasal dari likno selulosa (mempunyai komponen lignin) dan
hemilesulosa (banyak berasal dari limbah perkayuan atau minyak kelapa sawit).
Proses pembentukan bioetenol dibagi menjadi empat yaitu pretreatment
(menghilangkan lignin). Proses kedua ialah hidrolisis untuk mengkonversi
selulosa menjadi glukosa. Tahap fermentasi menggunakan ragi untuk mengubah
glukosa menjadi bioetanol. Tahap akhir ialah pemurnian atau destilasi untuk
memurnikan etan dengan konsentrasi 95-96% dan proses dehidrasi yaitu PSA
(Pressure Swing Absorption). Pada PSA digunakan absorbat zeolit sehingga
dihasilkan etanol minimal dengan kemurnian 99,5%. Penggunaan bioetanol dapat
menaikkan bilangan oktan sehingga premium yang ditambahkan bioetanol dapat
setara dengan pertamax.
Instrumen yang terdapat di dalam laboratorium bioetanol seperti
densitometer (bisa untuk mengukur konsentrasi etanol dengan faktor konversi),
Karl Fischer, HPLC(untuk mengukur komponen selulosa, gugus gula dan
sebagainya), spektro UV-VIS (untuk mengukur jumlah gula total pereduksi, GC
(mengukur imunitas dan impuritas etanol), autoklaf dan bioreaktor.
2. Laboratorium Polimer
Merupakan laboratorium teknik pelapisan (coating) pada badan kapal untuk
mencegah korosi dan antifolin. Laboratorium bekerjasama dengan produsen cat
berkontribusi dalam menambah kekuatan pada badan kapal dan ketahanannya
terhadap korositas akibat air laut. Pelapisan dilakukan dengan penambahan
poliuretan dan xilosan. Antifolin dapat disebabkan oleh alga yang menempel pada
badan kapal. Instrumen yang lebih sering dipakai dalam labratorium ini adalah
Tensil srength yang digunakan untuk uji kuat tarik pada lapisan film yang dibuat.
3. Laboratorium NMR
Pada laboratorium ini terdapat instrumen khusus yaitu NMR yang berfungsi
untuk menentukan struktur kimia yang dikombinasikan dengan UV-Vis untuk
menentukan golongan senyawa, FT-IR untuk menentukan pergerakan molekul.
Prinsip penentuan dengan alat NMR adalah pelarutan sampel dengan pelarut
sesuai dengan bentuk deterium (2H). Waktu analisis yang dibutuhkan tergantung
pada konsentrasi sampel yang dianalisis, semakin kecil konsentrasi sampel maka
semakin lama analisis suatu senyawa dapat dilakukan. Laboratorium NMR,
terdapat NMR yang digunakan untuk menentukan stuktur kimianya. NMR
biasanya digunakan sebagai alat terakhir setelah digunakan analisis menggunakan
spektrofotometri UV-VIS, FTIR, dan MS. Sampel terlebih dahulu dilarutkan
dalam deuterium sebagai pelarut sekaligus pengganti hidrogen. Sampel
dimasukkan dan diputar dalam tabung magnet kemudian ditembak oleh
gelombang elektromagnet dan ada yang tereksitasi dan kembali ke keadaan dasar.
laboratorium polimer sedang melakukan penelitian atau pembuatan cat antikorosi
untuk bagian kapal. Coating folling dilakukan agar folling-folling yang terdapat
pada laut tidak menempel pada bagian kapal.
4. Laboratorium Kimia Katalis
Pada laboratorium ini menganalisis katalis baik yang dibuat mandiri maupun
atas pengajuan klien. Katalis umunya dapat terbagi menjadi 2 yaitu katalis
heterogen dan katalis homogen yang dapat diuji baik sifat fisika dan kimianya.
Beberapa alat instrumen yang digunakan dalam analisis dari katalis yaitu SEM,
alat ini digunakan untuk melihat permukaan( surface ) katalis dengan ukuran
mikro lalu terdapat pula TEM dan TGA yang dapat mendukung dalam analisis
katalis di laboratorium tersebut. Laboratorium katalis terdapat alat particle size
analyse untuk mengukur ukuran partikel dengan ukuran yang mikro atau nano.
Katalis ada dua jenis yaitu katalis homogen dan katalis heterogen yang
membedakan yaitu antara rektan dan fase katalis. Preparasi katalis memainkan
suhu dan pelarut. Selain itu, terdapat spesifikasi katalis yang menggunakan luas
area dan ukuran partikel dengan menggunakan termogravimetri. Transmisision
Electron Microscopy digunakan untuk mengukur sampel agar berbentuk nano
partikel dengan cara sampel dilarutkan dalam etanol dan ditetesi pada grid
kemudian diamati seperti mengamati pada mikroskop.
3.3 Hasil Utama Penelitian Puslit KIM-LIPI
Salah satu penelitian Puslit KIM bermaksud memanfaatkan limbah padat
industri sawit berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku
pembuatan bioenergi etanol generasi ke-2. Pusat Penelitian Kimia-LIPI
bekerjasama dengan KOICA mengembangkan produksi bioetanol berbasis limbah
lignoselulosa skala Pilot Plant dengan kapasitas 10 L/hari konsentrasi 99,5%.
Intergrasi dengan pengembangan pilot plan, penelitian ini merupakan peningkatan
produktivitas hasil litbang melalui sinergi pemenuhan kebutuhan teknologi di
masyarakat dan daerah khususnya di daerah koridor ekonomi 1 Sumatera Selatan
Fokus kelapa sawit. Secara umum, industri kelapa sawit menghasilkan 1,1-1,5
ton TKKS untuk setiap ton crude palm oil (CPO) yang dihasilkan. Sampai saat ini
kapasitas penanganan limbah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan
limbah yang terbentuk, padahal kandunganselulosa pada limbah TKKS cukup
tinggi yaitu 41.3 46.5% dan sangat prospektif untuk dikonversi menjadi
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa
PUSLITKIM mempunyai laboratorium yang lengkap dan sarana dan prasarana
yang sangat menunjang. Laboratorium yang dimiliki oleh puslitkim adalah
laboratorium katalis, polimer, pangan dan farmasi, dan NTU.