Anda di halaman 1dari 9

BEDAH

Kasus: Wanita, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri abdomen kanan bawah sejak 2 hari yg lalu.
Keluhan utama : Pasien datang dengan nyeri abdomen kanan bawah sejak 2 hari lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
- Deskripsi nyeri terus-menerus/tidak, onset, lokasi, penjalaran, faktor yang memperingan dan memperburuk
- Keluhan penyerta cth : mual
- Ada demam? Hubungan demam dengan nyeri kalau demam dulu biasanya tifoid, kalau nyeri dulu baru
demam bisa apendisitis.
- Keadaan BAB, BAK
- Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi
- Riwayat menstruasi
Riwayat penyakit dahulu : misal alergi, hemofilia, hipertensi, SLE (pemakaian steroid jangka panjang)
Riwayat penyakit keluarga : misalnya DM, hipertensi, hemofilia
Pemeriksaan Fisik.
- Bisa trauma dan non trauma. Yang PF untuk trauma terbagi 2 yaitu primary survey dan secondary survey. Yg
primer menilai ABC sedangkan yang sekunder menilai status generalis (tanda vital, status gizi, PF lengkap,
status gizi) dan status lokalis trauma.
- Jangan lupa colok dubur untuk kasus nyeri abdomen (pemeriksaan rutin intraabdomen). Kalau apendisitis
nyerinya di jam 9-12
Pemeriksaan Penunjang : Apendisitis biasanya ada leukositosis. Kehamilan ektopik biasanya Hb turun karena
perdarahan. Selain itu dilakukan urinalisis dan USG. USG digunakan bila ada infiltrat dan abses pada apendisitis
Untuk kasus apendisitis akut, antibiotik diberikan sebagai terapeutik dari operasi yang diduga kotor dan tercemar
(persiapan belum sempurna). Sedangkan pada apendisitis kronis, antibiotik diberikan sebagai profilaksis karena
operasinya dianggap lebih bersih. Untuk kasus-kasus di mana apendisitis belum ditegakkan (ragu-ragu) jangan
sembarangan kasih analgesik dan antibiotik, lebih baik rujuk saja.
Diskusi
Nyeri abdomen:
- Seperti apa?
- Hilang timbul?
- Penyebab/ pencetus??
Kolik: nyeri hilang timbul pada organ berongga akibat gangguan passage disertai gejala otonom (mual, keringat
dingin, pingsan)
Apa saja yang dimaksud organ berongga??
Saluran cerna:
Esophagus esophageal junction (sphincter) gaster (kardia, funsug, anthrum, pylorus) duodenum ligamentum
Treitz jejunum ileum valvula Bauhini caecum colon ascendens ligamentum hepatica colon transversum
ligamentum lienalis colon descendens colon sigmoid rectum
Saluran bilier:
Hepar (lobus kanan-kiri) duktus hepatikus dextra/sinistra duktus hepatica communis duktus cysticus duktus
choledocus papilla Vateri
Pankreas duktus Wirsungi papilla Vateri
Sistem Urologi:
Renal pelviokalises (pelvis renalis) pelviokalises junction ureter vesica urinaria uretra
Sistem genitalia (wanita)
Ovarium fimbriae tuba falopii uterus cervix vagina
Apa yg dimaksud dengan passage?
Gerakan peristalik gerakan kontraksi dan relaksasi usus / saluran lain yang terkoordinir, sistematik (dari proksimal
distal) yang mempunyai daya dorong.
Dengan demikian, gangguan passage = obstruksi
Obstruksi dimana?
Usus ada 3 bagian besar:
1. Rongga (intralumen)
2. Dinding komponennya: otot, pembuluh darah, saraf
3. Extralumen penggantung dan rongga extraluminal
Obstruksi pada salah satu dari 3 bagian ini akan mengganggu passage.
- Pada rongga intralumen skibala, benda asing, batu, cacing (bolus ascaris)

Pada dinding tumor (leiomyoma), atresia, spasme (saraf), aganglionik (Morbus Hirschprung), ulkus,
rupture (inflammasi), volvulus, stenosis, atrofi villi, asidosis, gangguan elektrolit, saraf (central, perifer).
Pada ekstralumen tumor mesenterium, Ca prostate (mendorong rectum), hepatoma, kista ovarium, tumor
ginjal (menekan kolon), hepatosplenomegali, myoma uterus, Ca servix, Ca kandung kemih, tumor omentum

Nyeri ada 3 jenis:


1. Kolik
2. Iskemia
3. Inflammasi
Kolik
Nyeri hilang timbul pada organ berongga akibat gangguan passage disertai gejala otonom (mual, keringat dingin,
pingsan)
Mengapa hilang timbul??
Karena nyeri kolik disebabkan karena obstruksi otot berkontraksi untuk mendorong melawan obstruksi
akibatnya timbullah nyeri.
Ingat lg di atas, gerakan peristaltic terdiri dari kontraksi dan relaksasi. Nah, waktu kontraksi itulah, karena benturan
gaya, timbul nyeri waktu relaksasi, ga nyeri. Makanya nyerinya hilang timbul.
Bgini gambaran polanya:

Iskemia
Nyeri iskemia sifatnya menetap. Contohnya pada volvulus dan hernia.
Bgini gambaran polanya:

Kasus khusus: volvulus


Volvulus: ususnya muter awalnya kolik karena gangguan passage, lalu putarannya semakin parah, timbullah
iskemia, sehingga polanya spt ini:

Iskemia akan menyebabkan nekrosis perforasi inflamasi.


Inflamasi
Nyeri inflamasi intensitasnya tinggi dan dipengaruhi oleh peristaltic. Contohnya pada appendicitis.
Polanya:

Pada appendicitis, awalnya iskemia nyeri somatik (oleh T10), menjalar sampai epigastrium; kemudian perforasi
(inflamasi) nyeri visceral di kanan bawah.
KK Bedah Digestif
Untuk apendisitis kronik ada yang namanya pemeriksaan apendikogram. Jadi pasien disuruh minum barium oral trus
difoto.
Masalah di saluran pencernaan bawah bisa saja menyebabkan nyeri ulu hati (terkesan sakit maag). Hal ini dikarenakan
persarafan lambung dan saluran pencernaan yang lebih bawah itu sama yaitu N.Vagus (X). Contoh kalau ada batu
empedu bisa terasa mual
Penyebab obstruksi pencernaan bisa dibagi 3 yaitu intralumen, perilumen, dan ekstralumen.
Batu empedu.
- Batu empedu prevalensinya paling tinggi pada female, fourty, fat, dan fertile (4F).
- Keluhan yang dirasakan biasanya sering bersendawa, rasa nyeri dari epigastrium yang menjalar ke belakang, ke
subskapula kanan. Beda dengan nyeri dari ureter nyerinya dari pinggang belakang menjalar ke arah kemaluan.
- Pada inspeksi biasanya ditemukan sklera ikterik dan kulit kuning. Pada kasus batu empedu, gall bladder biasanya
tidak teraba. Jika teraba biasanya bukan batu empedu melainkan keganasan. Kalau gall bladder mengecil bisa
ditemukan pada kasus trauma (fibrosis) dan infeksi yang lama.
- Pada kasus batu empedu, dari palpasi bisa ditemukan Murphy sign yaitu nyeri tekan pada kuadran abdomen kanan
atas (pasien disuruh tarik napas kemudian dipalpasi, kalau terasa nyeri biasanya pasien akan tahan napas).
- Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah pemeriksaan bilirubin (total, direk, indirek), amylase lipase
(untuk menguji fungsi pankreas karena ada kemungkinan terjadinya cystitis pancreatitis), SGOT SGPT (fungsi
hati), urinalisis, dan imaging berupa USG. Kenapa dilakukan USG bukannya foto polos? Karena batu empedu
biasanya terdiri dari kolesterol yang radioluscent, tidak seperti batu ginjal yang terdiri dari kalsium (radioopaque).
- Tatalaksana berupa kolesistektomi dilakukan hanya bila kasus simptomatik, yaitu terasa nyeri. Selama keluhan
belum muncul tidak perlu dilakukan tindakan.

Tumor kolon
- Tumor kolon paling banyak terjadi di daerah recto-sigmoid karena di sana paling sempit dan massa feses sudah
padat. Beda halnya dengan sekum dimana massa feses masih cair, sehingga kalau ada sumbatan di sekum
biasanya tumor sudah berat.
- Keluhan yang terjadi biasanya penurunan BB, perubahan pola defekasi
- Tumor kolon di sigmoid biasanya kotoran kaya kotoran kambing (loh?! kaya apa ya?)
KK Bedah Anak:
Kasus tersering pada anak:
1. Appendisitis
2. Hernia
3. Hidrokel
Appendisitis
- Keluhan: sakit perut (lamanya bervariasi, bisa 1, 3, atau 7 hari), mual muntah, demam.
- Kl anak-anak, biasanya tidak bisa menunjukkan letak sakitnya, secara umum di tengah. Kl nangis tambah
sakit
- Kl dewasa sakit di region kanan bawah
- PF:
Nyeri bisa hilang-timbul atau menetap. Jantung paru d.b.n.
Abdomen:
I: datar, kembung (karena gangguan passage) , kulit normal.
Pa: mulai dari bagian yang kira-kira tidak sakit! Pelan-pelan Nyeri tekan, nyeri lepas?
Pada orang dewasa, bedakan regio nyeri nya kl cm si kanan bawah, berarti masih local, kl uda kemana-mana,
berarti uda banyak pus, uda menyebar.
Defans tahanan (kl mau menilai defans, perut harus rileks).
Massa?
Pe: Pelan-pelan, mulai dari yang normal, baru ke yang sakit. Suara biasanya normal.
A: Bising usus regio kanan bias meningkat, regio lain menurun, atau bias juga tidak terdengar (usus paralitik
karena ada peradangan)
RT bila perlu, biasanya pada orang dewasa ada nyeri tekan di peritoneum bagian bawah kanan, tapi kalau uda parah,
bagian kiri juga sakit.
- P. penunjang:
Lab lengkap terutama Hb, leu, trombosit untuk membedakan dengan DHF. Pd DHF, dapat terjadi ekstravasasi
cairan juga ke peritoneum sehingga menimbulkan nyeri abdomen.
- Penatalaksanaan: Operasi
Indikasi operasi: kondisi akut dengan gejala yang khas.
Pada appendicitis, diagnosis hanya dapat ditegakkan berdasarkan gejala. Tidak ada pemeriksaan penunjang yang
benar-benar dapat memastikan. Kadang dalam kasus akut, appendicitis dapat terlihat dengan USG. Dapat juga
digunakan appendixogram dengan menggunakan kontras, untuk melihat appendix masih kelihatan? Kl keliatan:
kesan normal (dinding mulus, terisi semua)
Hernia/Hidrokel
- Keluhan: Benjolan di lipat paha/skrotum sejak kapan??
- Hilang-timbul timbul saat berdiri, berjalan, lari, nangis; hilang saat tiduran, berhenti nangis.
- Atau bias juga tidak hilang sama sekali.
- PF: local: inguinal, skrotum benjolan kalo nangis lihat batas atasnya!! Kalau tegas, kemungkinan
hidrokel; kl tidak tegas, kemungkinan hernia.

Kalau ada anak, bayi baru lahir, ada benjolan di daerah inguinal bawah (keluhan bayi baru lahir kemaluan besar
sebelah), ada benjolan di inguinal. Orangtua kadang tidak memperhatikan karena pakai pempers, dll.
Biasanya orang tua baru sadar ketika anak berumur 6 bulan, 3 bulan, atau 1 tahun.
Taunya gimana? Biasanya ada timbul sakit:
Nangis kejer kalau lagi tidur atau berdiri.
Trus ada benjolan, skrotum besar sebelah.
Anamnesis:
1. Sejak kapan ibu tau?
2. Ada benjolan? Apakah hilang timbul? (Kadang timbul/kadang hilang?)
3. Kapan timbul benjolan? Sedang berdiri/menangis? Apa kalau tidur hilang?
4. Atau benjolan tidak hilang2, terus menerus ada?
Poin penting anamnesis: benjolan ada? Sejak kapan? Hilang/timbul ga? Hilang/timbul kalau ngapain? (Anamnesis)
Benjolan di skrotum bisa apa aja?
1. Hernia
2. Hidrokel
DD:
Biasanya besar sebelah testisnya/ga ada sebelah? Undescensus testicularis (UDT).
Kalau menetap benjolannya, biasanya hidrokel.
Kalau bilateral, hilang/timbul dan biasanya makin membesar, biasanya Hernia. Selain bilateral, hernia juga ukurannya
BEDA besarnya, tapi suka ga nyadar ibunya pas ngomong. Bilangnya cuma besar sebelah.
Pemeriksaan Fisik:
1. Kalau bayi biasanya sensitif. Dipegang/disentuh saja bisa nangis.
-Inspeksi: warna kulit dan ada benjolan?
-Palpasi: raba testis dan skrotum: biasanya lembut. Raba testis kanan dan kiri. Ada benjolan di kanan/kiri. Raba juga
regio inguinal kanan dan kiri.
-Perkusi: transluminasi. Tidak bisa masuk (hidrokel)
Transluminasi penyinaran: ruangan biasanya dibuat gelap, tapi maslaahnya anak kulitnya tipis, kalau hernia tembus.
Transluminasi +/- bisa bedain hernia/hidrokel
-Auskultasi: kalau belum terjepit pada regio skrotum bisa terdengar bising usus pada auskultasi.
Pemeriksaan Penunjang: untuk menuju diagnosis tidak begitu diperlukan.
Hidrokel Komunikans: ada cairan masuk ke skrotum, tapi hilang kalau tiduran. Kalau diri ada lagi cairannya.
Pada orang dewasa yang hernia: kalau berdiri/mengedan, usus akan ada yang masuk ke skrotumnya. Itu tanda hernia.
Bedanya sama hidrokel, kalau hidrokel posisi ususnya tetap.
Kalau diri pada inspeksi, bedain hernia dan hidrokel caranya:
-Hernia: posisi usus masuknya dari atas udah keliatan bentuk usus mengisi skrotum.
-Hidrokel: air yang masuk, cairan yang masuk mengisi di bawah dulu, kayak masukin air ke balon.
Pada hidrokel kalau disenter skrotumnya (transluminasi), ada mengkilap cairan.
Penanganan/Terapi:
Usus masuk lewat kanalis inguinalis, kalau pada anak kanalisnya pendek. Dilakukan pembedahan elektif (namun
secepat muingkin bila pasien dalam keadaan sehar tanpa menunggu usia) dan dipotong seproksimal mungkin dari
skrotum setelah dipotong, di ligasi/diikat (di dalam kanalis inguinalisnya). Namanya herniotomi, ligasi prosesus
vaginalis seproksimal mungkin.
Komplikasi:
Kalau kejepit ususnya di cincin inguinal, udah masuk tu usus ke skrotum ga bisa balik lagi, kejepit dan makin besar,
bisa menyebabkan kematian (hernia inguinalis inkarserata). Selain itu juga bis aterjadi infeksi, hematoma skrotalis,
hidrokel, dan hernia inguinal rekurens.
Hidrokel operasi bisa menunggu sampai usia 2 tahun karena bisa resolusi sendiri (obliterasi sempurna). Bila hidrokel
tidak menghilang, maka tindakan bedah sebaiknya dikerjakan pada usia 2 tahun. Prosedur bedah yang dilakukan sama
dengan pada herniotomi yaitu ligasi pada prosesus vaginalis seproksimal mungkin.
Kasus tersering pada bedah anak: hidrokel, hernia, Apendisitis, hirschprung, atresia ani, atresia duodeni.

Diskusi tentang nyeri. Dokternya si banyak ngasih ilmu juga diluar pelajaran, kasih tips trick, tapi sedikit ringkasan:
1. Dijelaskan tentang anamnesis yang baik. Tujuan anamnesis utk menggali informasi dan diagnosis, nyeri abdomen
ada byk, hrs tau masing2 penyakit, perbedaan, dan persamaan dlm menimbulkan nyeri.
Gali informasi general, utk tau DD dan working diagnosis.
Nyeri kolik: kontraksi kuat karena obstruksi pada organ berongga: GIT, Billiary tract, UTI.
Dimana letaknya? Kapan timbulnya? Bagaimana kondisi timbulnya? Seberapa sakit? Dll.
2. Pemeriksaan Fisik: lebih tekanin juga ke penyakit. Nyeri perut lebih ke keadaan abdomen, dll. Tidak hanya cek
tanda vitalnya. Lebih tekenin ke fungsi organnya terutama saat monitoring post-op. Ca.colon, gimana BAB nya? Dll.
Nyeri Perut, dibagi 2:
1. Iskemik: karena ada radang, gigitan, gabungan. Nyeri menetap.
2. Colicky: obstruksi organ bersaluran. Nyeri hilang timbul.
Kalau apendisitis gabungan kedua nyeri diatas: radang dan obstruksi. Jadi kalau apendisitis sakit terus, tapi ada waktu
yang sakit banget.
Anatomi apendiks:
Lapisan terluar ada peritoneum visceral-tunika serosa-tunika muskularis-tunika mukosa. Dan sekrsi mukus diproduksi
terus di apendiks. Dan karena ada obstruksi, produksi mukus ga bisa mengalir, numpuk, jadilah si apendiks membesar,
peritoneum visceral melar, dan permeabilitas sel meningkat, cairan2 pad akeluar, bahkan sampai ke peritoneum
parietal.
Semua cairan radang keluar apendiks, jadilah radang meluas dan mulai panas.
-Apendisitis: sakit dulu baru panas.
-Inflamasi lain: panas dulu baru sakit.
Kalau volvulus harus segera, karena iskemik, bisa nekrosis.
Contoh soal:
Laki2, 26 tahun, datang dengan keluhan nyeri periumbilical sejak 2 hari yll, kembung (+), muntah (+), BAB mulai
hari ini darah (+).
Anamnesis: frekuensi BAB: 5-6 kali.
Ada meriang 37-38. Nyeri makin sakit, tiap makan mual muntah, warna merah tua kehitaman berlendir, darah terpisah
dari tinja, muntah kuning kehijauan, riwayat makanan anoreksia setelah sakit. Bising usus meningkat kadang hilang,
warna perut tidak licin, nyeri tekan dan lepas mc. Burney (+). Kontra Mc.Burney juga (+).
Perkusi, ada timpani di umbilical. Ada shifting dullness (+),
RT:
Tonus sfingter ani bagus.
Ampula recti collaps.
Mukosa licin
Ada darah, lendir.
DD:
1. Perforasi Appendisitis: peritonitis (demam lebih dari 39 derajat, nyeri difus, mual, muntah, kembung, defas
vaskular): BELUM COCOK!
2. Kolesistisis: nyeri tidak menembus skapula. BELUM COCOK!
3. Keganasan: Waktu hanya 2 hari. BELUM COCOK!
4. Apendisitis: Tidak hanya mc burney yg (+). BELUM COCOK!
5.IBD: BAB berdarah tanpa harus kembung dan sakit. BELUM COCOK!
6. Invaginasi: Obstruksi membuat berdarah, kembung, mual-muntah (PASTI di GI-Tract). Pembuluh darah di
mesenterium terjepit, iskemik, udem, lumen sempit, obstruktif. Karena iskemik, maka mukosa mati/luruh--> jadi
lendir dan darah.
Usus yang obstruksi: pembuluh darah obstruksi, dilatasi pembuluh darah, ekstravasasi cairan--> ASITES (+).
Jadi diagnosisnya/kesimpulannya: INVAGINASI (usus masuk ke dalam usus).
Planning:
1. Pemeriksaan barium enema dari anus.
2. USG
3. Donut-Sign+Target sign (cari literaturnya)
Terapi:
Operatif. (Edukasi pasien). Nggak mungkin melakukan pemotongan usus kalau peritoneum udah kotor, milleunya
kotor.

DIAGNOSIS

BANDING

1.

Gastroenteritis

akut

Adalah kelainan yang sering dikacaukan dengan apendisitis. Pada kelainan ini muntah dan diare lebih sering. Demam dan
lekosit akan meningkat jelas dan tidak sesuai dengan nyeri perut yang timbul. Lokasi nyeri tidak jelas dan berpindahpindah. Hiperperistaltik merupakan gejala yang khas. Gastroenteritis biasanya berlangsung akut, suatu observasi berkala
akan

dapat

2.

menegakkan

diagnosis.

Kehamilan

Ektopik

Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada rupture tuba atau abortus
kehamilan di luar rahim dengan perdarahan, akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin terjadi
syok

3.

hipovolemik.

Pada

pemeriksaan

vaginal

didapatkan

nyeri

dan

Adenitis

penonjolan

cavum

Douglas.

Mesenterium

Penyakit ini juga dapat menunjukkan gejala dan tanda yang identik dengan apendisitis. Penyakit ini lebih sering pada
anak-anak, biasanya didahului infeksi saluran nafas. Lokasi neri diperut kanan bawah tidak konstan dan menetap. (De
Jong

sorces

2005)

: http://sanirachman.blogspot.com/2009/11/appendicitis-akut-dan-appendicitis.html#ixzz2NJvRMYYM

Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercia Berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik

diagnosis pasien ini adalah Akut Abdomen e.c. susp. Apendisitis akut perforasi.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien merupakan seorang pria, usia 41 tahun mengeluh nyeri perut
bawah kanan sejak 2 hari (SMRS). Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan
bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut. Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri semakin
memberat sejak 1 hari SMRS. Disertai gejala anoreksia, vomitus, obstipasi dan meteorismus.
Gejala utama pada apendisitis akut adalah nyeri abdomen. Pada mulanya terjadi nyeri visceral, yaitu nyeri yang
sifatnya hilang timbul seperti kolik yang dirasakan di daerah umbilikus dengan sifat nyeri ringan sampai berat. Hal
tersebut timbul oleh karena apendiks dan usus halus mempunyai persarafan yang sama, maka nyeri visceral itu akan
dirasakan mula-mula di daerah epigastrium dan periumbilikal Secara klasik, nyeri di daerah epigastrium akan terjadi
beberapa jam (4-6 jam) seterusnya akan menetap di kuadran kanan bawah dan pada keadaan tersebut sudah terjadi
nyeri somatik yang berarti sudah terjadi rangsangan pada peritoneum parietale dengan sifat nyeri yang lebih tajam,
terlokalisir serta nyeri akan lebih hebat bila batuk ataupun berjalan kaki.

Hampir tujuh puluh lima persen penderita disertai dengan vomitus akibat aktivasi N.vagus, namun jarang
berlanjut menjadi berat dan kebanyakan vomitus hanya sekali atau dua kali.
Penderita apendisitis akut juga mengeluh obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita
mengalami diare, hal tersebut timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi,
diduga telah terjadi perforasi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri tekan (+) di seluruh lapang abdomen terutama kuadran kanan bawah
(Mc.Burney sign), Nyeri lepas (+) Psoas sign (+). Obturator sign (+), Rovsing sign (+), defans muskular (+) di kuadran
kanan bawah.
Pada auskultasi didapatkan bising usus (+) menurun. Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan nyeri tekan(+) jam
9-12.
Hal ini sesuai pada tanda klinis apendisitis akut. Biasanya penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses.
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney. Nyeri lepas (+) karena
rangsangan peritoneum, Rebound tenderness (nyeri lepas tekan ) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan
melihat mimik wajah) di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya
dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam di titik Mc Burney.
Defans musculer (+) karena rangsangan M.Rektus abdominis. Defance muscular adalah nyeri tekan kuadran
kanan bawah abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal.
Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah, apabila kita melakukan penekanan pada abdomen
bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang
berlawanan.
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam
dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium
Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis
maka bunyi peristaltik usus atau tidak terdengar sama sekali. Rectal Toucher / Colok dubur , nyeri tekan pada jam 912.
Proses terjadinya appendicitis dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Pemeriksaan radiologi yang dapat membantu diagnosis adalah USG, pada kondisi perforasi gambarannya dapat
berupa lesi tubuler dengan air-fluid level di regio iliaca dextra.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis moderat (10.000-20.000/ L). Jika leukosit lebih
tinggi biasanya dicurigai telah terjadi perforasi. Pada pemeriksaan urinalisa dapat ditemukan hematuria dan piuria
pada 25 % pasien.
Beberapa diagnosis banding appendicitis akut yang perlu dipikirkan, antara lain: Kelainan bidang gastroinestinal
seperti divertikulitis menunjukkan gejala yang hampir sama dengan apendisitis tetapi lokasi nyeri lebih ke medial.
Karena kedua kelainan ini membutuhkan tindakan operasi, maka perbedaannya bukanlah hal penting.
Kolitis ditandai dengan feses bercampur darah, nyeri tajam pada perut bagian bawah, demam dan tenesmus.
Obstruksi usus biasanya nyeri timbul perlahan-lahan di daerah epigastrium. Pada pemeriksaan fisis akan
menunjukkan distensi abdomen dan timpani, terdengar metalic sound pada auskultasi.

Kelainan bidang urologi seperti batu ureter atau batu ginjal kanan. Adanya riwayat kolik dari pinggang
ke perut menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang khas. Eritrosituria sering ditemukan. Foto
polos abdomen atau urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut.
Plan :

Penatalaksanaan : Pada apendisitis akut, abses, dan perforasi diperlukan tindakan operasi apendiktomi cito. Tindakan
ini dapat dilakukan melalui laparotomi atau laparoskopi. Sebelum dilakukan tindakan pembedahan, pasien dianjurkan
untuk tirah baring dan diberikan antibiotik sistemik spektrum luas untuk mengurangi insidens infeksi pada luka post
operasi.
Tindakan yang diberikan pada pasien ini berupa antibiotika ceftriaxone 1gr IV, Ranitidin 50mg IV, Ondansetron
4mg IV, Scopamin (Hyoscine-N-butylbromide 20mg) IV serta pemasangan selang NGT. Hal tersebut dilakukan untuk
stabilisasi kondisi pasien dalam persiapan rujukan ke RSUD Ajidarmo untuk terapi lebih lanjut.
Komplikasi apendisitis yang dapat terjadi adalah Perforasi. Keterlambatan penanganan merupakan alasan
penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan
demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan
defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik.
Pada pasien ini kemungkinan sudah terjadi perforasi dan peritonitis lokal. Hal ini ditandai dengan adanya nyeri
perut yang sangat hebat di seluruh lapang abdomen serta peningkatan suhu tubuh terus-menerus. Pada tanda klinis
didapatkan defans muscular lokal di kuadran kanan bawah serta bising usus menurun.
Komplikasi yang lain yaitu peritonitis generalisata dan terbentuknya massa periapendikular. Peradangan
peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.
Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas
pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik
berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke
dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok. Gejala : demam,
lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang.
l

Anda mungkin juga menyukai