Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota Kelompok
Andika Pandu W.
B94134207
Devi Agustiani
B94134218
B94134230
B94134250
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah dan berpotensi
dalam sektor peternakan. Sektor peternakan memiliki peranan penting dalam
meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein hewani. Kebutuhan
protein hewani salah satunya dapat terpenuhi melalui konsumsi daging dari domba
dan kambing. Dalam mengembangkan usaha ternak, adanya kelainan pada ternak
dapat menjadi ancaman. Salah satu ancaman kelainan pada ternak yang dapat
menghambat pertumbuhan populasi dan produktivitas ternak domba yaitu fraktura
pada kaki.
Fraktur merupakan kerusakan jaringan tulang yang berakibat tulang
kehilangan kontinuitas atau kesinambungannya. Fraktur disebabkan oleh suatu
trauma. Perubahan-perubahan yang menyertai dapat terjadi dan dapat mempengaruhi
fungsi normal unit anatomis sehingga menyebabkan hilangnya fungsi anatomis.
(Syafruddin et al. 2004). Oleh karena itu perlu dilakukannya penanganan pada fraktur
tersebut.
Prinsip dari penanganan fraktur yaitu rekognisi (pengenalan), reposisi,
fiksasi dan rehabilitasi. Reposisi terbuka membuat tulang stabil secara mekanik dan
mampu mencapai perbaikan anatomis yang tepat. Reposisi terbuka dilakukan dengan
memasang peralatan ortopedik yang sesuai seperti pin, skrup, plat. Pin Intrameduler
adalah salah satu alat ortopedi yang paling sering digunakan dalam dunia veteriner,
dengan teknik yang baik dan seleksi indikasi yang tepat, pin intrameduler yang
difiksasi pada fraktur dapat memberikan keuntungan dalam stabilitasi fraktur
(Chapman 1996).
TUJUAN
Operasi dilakukan untuk melakukan pemasangan intramedullary pin pada os
metacarpus yang mengalami fraktur sehingga posisi os metacarpus kembali normal
dan domba dapat kembali berjalan.
MANFAAT
Operasi bedah melatih mahasiswa PPDH untuk melakukan intramedullary
pin sehingga posisi os metacarpus kembali seperti semula dan domba dapat berjalan
dengan normal.
TINJAUAN KASUS
Pemeriksaan Fisik Hewan (Physical Examination)
1. Anamnesa
Domba Sansan ditemukan di Pasar Leuwiliang Bogor dengan kondisi domba
berdiri dengan tiga kaki dan kaki kanan menggangtung patah.
2. Signalement
Nama
Jenis hewan
Ras
Warna rambut/ kulit
Jenis kelamin
Umur
Berat badan
Tanda Khusus
: SanSan
: Domba
: Garut
: Putih, hitam
: Betina
: 1 tahun
: 10,3kg
:-
3. Status Present
Perawatan
: Baik
Habitus/tingkah laku : Berdiri dengan tulang punggung lurus
Gizi
: Sedang
Pertumbuhan badan : Sedang
Sikap berdiri
: Berdiri dengan 3 kaki
Suhu Tubuh
: 39,6.oC
Frekuensi nadi
: 125 x/menit
Frekuensi nafas
: 100 x/menit
Organ
Kulit dan
rambut
Inspeksi
Palpasi
Selaput lendir
Palpasi
Mata dan orbita
Palpasi (kiri)
Palpasi (kanan)
Telinga
Inspeksi
Palpasi
Indikator Pengamatan
Hasil
Keadaan kulit
Keadaan rambut
Permukaan kulit
Turgor kulit
Kerontokan rambut
Mukosa mulut
Palpebrae
Cilia
Konjungtiva
Membrana nictitan
Sclera
Kornea
Iris
Limbus
Pupil
Reflex pupil
Vasa injection
Palpebrae
Cilia
Konjungtiva
Membrana nictitan
Sclera
Kornea
Iris
Limbus
Pupil
Reflex pupil
Vasa injection
Posisi
Bau
Reflex panggilan
Permukaan daun telinga
Krepitasi
Jatuh ke bawah
Bau khas cerumen
Ada
halus
Tidak ada
Limfonodus
poplitea
Palpasi
Sistem respirasi
Inspeksi
Palpasi
Ukuran
Konsistensi
Lobulasi
Pertautan
Panas
Kesimetrisan
Limfonodus lain
Nyaring, bersih
Simetris
abdominal
Tidak teratur
Dangkal
100x/menit
Tidak ada reaksi batuk
Tidak ada rasa sakit
Tidak ada reaksi batuk
Tidak ada reaksi sakit
Diagnosa
Pemeriksaan Lanjutan
Prognosa
: Fausta
Terapi
:pemasangangan
bone
pin,
penicillin
METODOLOGI
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain: satu set
peralatan bedah minor, empat set perlengkapan bedah untuk operator dan asisten
operator, spoit, tali, stetoskop, thermometer, tampon, kain
rambut, benang jahit jenis catgut dan silk dengan ukuran 3/0, lampu operasi, meja
peralatan, bone pin, wire, bor, gergaji besi dan meja operasi.
Bahan
Hewan yang digunakan adalah seekor domba betina. Kemudian bahan-bahan
yang digunakan untuk praktikum ini diantaranya: sediaan anastetikum yang terdiri
dari xylazine 2%, ketamine 10%, lidocain sebagai anastetik lokal sediaan desinfektan
yaitu alkohol 70% dan iodium tinktur sebagai antiseptic, atropine sulfas sebagai
premedikasi, sediaan antibiotic yang terdiri dari penicillin 50.000 IU, larutan
developer, larutan fixing, larutan rinsing,dan darah domba 2 ml,
Metode Kerja
Persiapan pre-operasi
1.
bersih dan dikeringkan dibungkus dengan dua lapis muslin/nonwoven setelah terlebih
dahulu dilipat dan ditata sesuai urutan penggunaannya.Kemudian peralatan yang telah
dibungkus dimasukkan ke dalam oven/sterilisator dengan suhu 60oC selama 15-30
menit.Perlengkapan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi.
3.
Persiapan peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari satu set perlatan bedah minor yang
terdiri dari 4 buah towel clamp, 2 pinset anatomis dan syrurgis, 1 gagang scapel dan
blade/pisau bedah, 1 buah gunting tajam-tajam lurus, 1 buah gunting tumpul tajam
bengkok, 4 buah tang arteri lurus anatomis, 2 buah tang arteri bengkok anatomis, 2
buah tang arteri lurus syrorgis, 1 buah needle holder, dan yang terakhir adalah jarum
jahit berpenampang segitiga, bone pin, bone wire, gergaji besi, palu, dan penguak
otot. Peralatan-peralatan ini disusun sesuai dengan urutan pada meja peralatan yang
dilakukan oleh asisten operator satu.Peralatan digunakan operator sesuai dengan
fungsinya.
4. Persiapan obat-obatan
Desinfektan yang digunakan ialah alkohol 70% dan sebagai antiseptic
digunakan iodium tinktur 3%.
Dosis yang digunakan:
Xylazine 2% : 0.22 mg/kg BB
Ketamine 10%: 22 mg/kg BB
Lidocain
: 0.5 mg/kg
Perhitungan dosis:
Xylazine 2% =
Ketamine 10% =
Xilazin
Ketamin
= 0,11 ml
= 2.3 ml
5. Pemeriksaan Lanjutan
Untuk menentukan letak dan bentuk fraktur dari os metacarpal maka dapat
dilakukan diagnosa lanjutan dengan menggunakan x-ray.
6. Persiapan Hewan
Sebelum operasi, dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi
tubuh hewan. Kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan
radiografi dan darah.Selanjutnya dilakukan
Prosedur Operasi
mengebor pin dari proximal kedalam sum-sum tulang (bone marrow) hingga
menembus caput distal dari os metacarpale III. Tumpulkan ujung dari pin untuk
mencegah kerusakan jaringan disekitarnya. Reposisi tulang bagian proximal dan
distal hingga bagian fraktur menempel dengan rapat. Kemudian pin dimasukkan
menggunakan martil dengan cara dipukul hingga sendinya dapat digerakkan ekstensi
dan flexi secara sempurna. Selanjutnya disekitar os metacarpals disemprotkan
antibiotik Penicillin secukupnya. Otot dan fascia yang terkuak dijahit menggunakan
benang chromic cat gut dengan jahitan sederhana. Setelah itu kulit dijahit
menggunakan benang chromic silk dengan jahitan continuous. Luka operasi
kemudian dibersihkan dan diberikan antiseptik iodin tincture.
Monitoring Post Operasi
Setelah operasi domba diberi antibiotik penisilin strptomicyn sebanyak 1 ml,
vitamin B kompleks per oral sebanyak 1/8 tablet kemudia perban diganti setiap 3
hari sekali.
Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan radiografi
Berdasarkan gambaran radiografi yang didapat fraktur pada os metacarpal
kanan.
Pemeriksaan darah
Tabel 2Hasil pemeriksaan darah
Hemoglobin (Hb) (gr/dl)
PCV (%)
BDM (106/mm3)
BDP (103/mm3)
Diferensial darah putih:
Limfosit (x103)
Neutrofil (x103)
Monosit (x103)
Eosinofil (x103)
Basofil (x103)
Hasil
9.80
24.85
17.65
13.30
Nilai normal
8-12
22-38
8-18
4-13
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
32
65
2
-
50-70
30-48
0-4
1-8
0-1
Normal
Normal
Normal
di
Gambar 5 Kelebihan Pin dipotong dan tulang bagian proximal dan distal direposis
hingga bagian fraktur menempel dengan rapat
Nafas
Jantung
Suhu
52
92
39.8
15
40
80
39.1
30
36
100
38.6
45
44
100
38.8
60
31
68
38.6
75
25
68
38.5
90
22
68
38.5
105
17
64
38.4
120
20
44
38.4
135
21
64
38.5
150
33
68
38.4
165
33
96
38.5
180
27
96
38.7
195
32
100
39
Nafas /menit
52
36
30
32
30
Jantung/menit
108
100
100
96
104
Suhu C
39,1
39,5
39,5
38,7
39
PENUTUP
Simpulan
Tindakan operasi menggunakan intramedullary pin dapat dilakukan jika
masalah fraktur pada ekstremitas masih dapat direposisi sehingga hewan bisa
menapak kembali. Banyak faktor yang mempengaruhi persembuhan luka diantaranya
yaitu penyakit, ketepatan teknik penjahitan dan perawatan post operasi yang benar
DAFTAR PUSTAKA
Chapman MW. 1996. The role of intramedullary fixation in open fractures. Clinical
Orthopedics. 212: 26-33
Syafruddin, Santosa AB, Ustoro M. 2004. Gambaran radiografi patah tulang paha
setelah pemakaian pin intrameduler pada anjing. J.Sain Vet. 22:1
Satoto H. 2001. Perubahan lama analgesic blok subarachnoid lidokain 5% hiperbarik
dengan premedikasi verapamil oral. Semarang (ID): Universitas Penogoro
Jackson, Peter G G 2002. Clinical examination of Farm Animals. Blackwell: UK.
Dukes 1995. Physiology of Domestic Animal Comstock. Publisinhg: New York
University Collage, Camel
Frandson RD 1992. Anatomi dan fisiologi Ternak Edisi II. Gadja MAda University
Press. Yogyakarta.