Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEKNIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Dosen Pengampu: Dr. Bandi, M.Si., Ak, CA

Disusun oleh:
Ahmad Chuzairi
Anto Andreawan
Nur Kabib
Totok Susilo P N

S431402003
S431402005
S431402024
S431402032

MAGISTER AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
SISTEM DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Siklus Akuntansi Sektor Publik
Siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu
periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan
keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi
periode selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap,
yaitu:

Definisi Akuntansi Sektor Publik


Sebuah kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi kuantitatif terutama yang
bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar
dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan.
Ciri-ciri Akuntansi Sektor Publik
1. Karena keinginan mengejar laba tidak inklusif di dalam usaha dan kegiatan lembaga
pemerintahan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan rugi laba tidak perlu
dilakukan
2. Karena lembaga pemerintahan tidak dimiliki secara pribadi sebagaimana halnya
perusahaan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan pemilikan pribadi juga
tidak perlu dilakukan
3. Karena sistem akuntansi pemerintahan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan negara yang bersangkutan, maka bentuk akuntansi pemerintahan berbeda
antara suatu negara dengan negara yang lain tergantung pada sistem
pemerintahannya.
4. Karena fungsi akuntansi pemerintahan adalah untuk mencatat, menggolong-golongkan,
meringkas dan melaporkan realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara, maka
penyelenggaraan akuntansi pemerintahan tidak bisa dipisahkan dari mekanisme
pengurusan keuangan dan sistem anggaran tiap-tiap negara.

Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi merupakan sutau aktivitas yang memilki tujuan untuk mencapai hasil
tertentu dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor
publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik
akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Jenis-jenis Organisasi Sektor Publik
Organisasi-organisasi sektor publik sering kita jumpai dalam kehidupan kita. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita berurusan dengan instansi pemerintah, seperti Departemen
Pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, Kantor pencatatan sipil, atau Kepolisian. Kita juga
berinteraksi dengan berbagai organisasi keagamaan, seperti MUI, Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, PGI (Persatuan Gereja Indonesia), KWI (Konfrensi Waligereja Indonesia),
dan lain-lain. Di bidang pendidikan dan kesehatan, kita mendapati beragam organisasi
sektorpublik, seperti universitas, sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan balai-balai.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas.American Accounting Association (1970) dalam
Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah
untuk:
I.

Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada

II.

organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).


Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah
dan

penggunaan

dana

publik.

Tujuan

ini

terkait

dengan

akuntanbilitas

(Accountability).
Informasi akuntansi berguna untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk menentukan biaya suatu program, proyek, atau
aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis maupun teknis.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang
efektif dan ekonomis serta untuk penilaian investasi. Pemilihan program yang tepat sasaran,
efektif, dan ekonomis akan sangat membantu dalam proses penganggaran.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, pemerintah memerlukan informasi akuntansi


terutama untuk menentukan indikator kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian
kinerja. Informasi akuntansi memiliki peran utama dalam menentukan indikator kinerja
sektor publik.
Faktor-faktor yang Menentukan Model Akuntansi Pemerintahan
I.

Struktur Pemerintahan
Pada pemerintahan demokratis, struktur pemerintah biasanya berdasarkan sistem
checks and balances yang biasanya dilakukan dengan pemisahan fungsi pemerintahan

II.

(eksekutif, legislative, dan yudikatif).


Sifat Dari Sumber Daya
Disektor dunia usaha swasta, terdapat hubungan langsung antara barang atau jasa yang
diberikan dengan harga yang harus dibayar pembeli. Di sektor pemerintah tidak ada
hubungan langsung antara barang atau jasa yang diberikan dengan harga yang harus
dibayar pembeli. Sangat sulit untuk mengidentifikasi hubungan pertukaran antara pajak
yang dibayar dengan jasa yang diterima.

III.

Proses Politik
Rakyat atau warga Negara melalui wakil-wakilnya dapat memengaruhi pemerintah.
Rakyat dapat menekan pemerintah agar memberikan sejumlah jasa yang maksimum
kepada rakyat dengan jumlah pembayaran pajak yang minimum. Selain itu, tidak
seperti di sektor swasta, pemerintah harus menghasilkan pendapatan (non revenue
producing assets), seperti taman, jalan, dan bangunan umum lainnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Akuntansi Sektor Publik

Perangkat Hukum dan Perundang-undangan.


Sistem Akuntansi Pemerintahan
Kebijaksanaan Otonomi Daerah
Sumberdaya Manusia
Lingkup Pekerjaan dan Jenjang Karir
Teknologi Informasi

Sejarah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Istilah SEKTOR PUBLIK mulai dipakai pertama kali pada tahun 1952. Tahun
1950-an dan 1960-an sektor publik memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana
strategi pembangunan. Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di
organisasi BUMN.
Pada tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan
berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik

Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu
banyaknya politisasi atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut
hanya dijadikan sapi perah oleh para birokrat.
Pada tahun 1970-an, adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori pembangunan
radikal menunjukan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam
pembangunan. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan
tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak
belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang
fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang
harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya
sebagai agent of development daripada sebagai business entity.
Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di
Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari
pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).
Tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara industri maju
terutama negara Anglo-Saxon, sebagai jawaban atas berbagai kritikan, mengadopsi
pendekatan New Publik Management (NPM) dan reinventing government, mengadopsi (dari
sektor swasta) mekanisme pasar, kompetisi tender (Compulsory Competitive TenderingCCT), dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik.
Perubahan akuntansi dari BASIS KAS menjadi akuntansi BERBASIS AKRUAL
merupakan bagian penting dari proses reformasi sektor publik di negara-negara Anglo-Saxon.
Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu meningkatkan
transparansi dan memperbaiki efisiensi dan efektifitas sektor publik.
Catatan dalam Upaya Pengembangan Akuntansi Pusat dan Daerah
Penggunaan single entry dan cash basis dalam sistem akuntansi yang selama ini
digunakan tidak memungkinkan disusunnya laporan keuangan daerah yang akuntabel .Perlu
adanya standar akuntansi keuangan yang mengatur sistem, prosedur dan mekanisme
pengelolaan keuangan daerah, sehingga dapat dihasilkan laporan pertanggungjawaban yang
akuntabel, transparan dan dapat diperbandingkan karena menggunakan dasar yang
sama.Laporan keuangan sebagaimana disebut di atas memungkinkan untuk digunakan
sebagai dasar penilaian kinerja pemerintah.
Karena adanya hubungan yang erat dalam hal kewenangan, fungsi, keterkaitan
program dan anggaran antara pemerintah pusat dengan darah, maka strategi pengembangan
akuntansi pemerintah pusat dan daerah harus dilakukan secara terintegrasi dan mencerminkan
keadilan.

Persamaan Akuntansi Pemerintahan


Persamaan akuntansi merupakan filosofi dasar yang sangat penting dalam akuntansi.
Persamaan akuntansi merefleksikan karakteristik sebuah organisasi atau entitas akuntansi
dalam teknik-teknik dasarnya. Organisasi pemerintahan adalah sebuah organisasi khas
dengan karakteristik tersendiri yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam desain
dan struktur akuntansi. Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik utama ini
memberikan

pengaruh

signifikan

dalam

desain

persamaan

dalam

akuntansi

pemerintahan.Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi
hak pemilik yang dilambangkan dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi
perusahaan. Hal tersebut ditegaskan dalam karakteristik lain yang mengatakan bahwa tidak
ada kepemilikan dalam organisasi pemerintahan. Dalam akuntansi komersial, kita mengenal
persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di
perusahaan, selisih antara aset dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya
kepemilikan antara perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di
organisasi pemerintah ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena
memang tidak ada kepemilikan yang bisa diakui. Teknik akuntansi pemerintahan, seperti
digambarkan dakam persamaan tersebut disebut sebagai teknik akuntansi dana. Akuntansi
dana memandang bahwa sumber daya atau kekayaan yang digambarkan dalam neraca tidak
ada kepemilikannya dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan, melainkan sebuah
kekayaan yang dibatasi (restricted) pada sebuah tujuan atau misi tertentu.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Basis akuntansi merupakan pijakan penting dalam melakukan pencatatan. Basis
akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan. Basis akuntansi yang dipilih juga akan mempengaruhi arsitektur standar akuntansi
yang dibangun, baik kerangka konseptual maupun pernyataan-pernyataannya terkait dengan

kapan sebuah transaksi diakui dan seberapa besar nilainya. Pelaporan keuangan juga menjadi
proses yang akan terpengaruh oleh pemilihan basis akuntansi, terutama bentuk-bentuk
laporan yang digunakan dan terutama informasi atau unsur yang harus dilaporkan. Dalam
praktik akuntansi pemerintah, terdapat empat macam basis akuntansi yang biasa digunakan,
antara lain :
1. Akuntansi Berbasis Kas (cash basis of accounting)
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas
diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu
untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu
periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama
satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan
keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran
(Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain
itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan yang menyajikan secara detail tentang
item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti :
a. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan
utang/pinjaman.
b. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen,
kontinjensi, dan jaminan.
c. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).
Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi
Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas
memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk
dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang
mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah
arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya
memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber
daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan
barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan

(neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry; tidak
dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai alat untuk
penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi kinerja.
2. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas (modified cash basis of accounting)
Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas. Penerimaan
dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode
pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode
pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang
diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan
berjalan. Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas
item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut
sangat beragam sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang
diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash
yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan
dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities.
3. Akuntansi Berbasic Akrual (accrual basis of accounting)
Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi
dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam
periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau
ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh
institusi sektor non publik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. Basis akrual
menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat,
termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya. Secara rinci
pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah :
a. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada
saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
b. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi salah satu kriteria
1) Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan
pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.
a. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus diakui sebagai KD
jika:
1) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan
aset tersebut akan diperoleh
2) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal
3) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan
Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
4. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Akrual (modified accrual basis of accounting)
Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya,
seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti
utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan
dalam paktek sebagai berikut ini :
1. pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva
bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian atau
pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar
untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2. pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan
pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3. pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4. pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang
pensiun.
a) Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi
sektor publik, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya
menggunakan format yang sama dengan anggaranny. Tujuan praktik ini adalah menekankan
peranan anggaran dalam siklus perencanaan-pertanggungjawaban. Kelemahan lain dari
akuntansi anggaran terletak pada seberapa sering laporan keuangan membandingkan antara
anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.Tantangan bagi
akuntansi anggaran adalah sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya untuk setiap jenis objek belanja.
b) Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen
untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada
penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan,
namun pada saat awal yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima. Dengan menggunakan
sistem ini, organisasi mengakui pesanan sebagai komitmen secara berkesinambungan. Fungsi
utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Akuntansi komitmen
berfokus pasa pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan
pendapatan tidak akan dicatat sampai faktur telah dikirimkan. Masalah pengendalian
anggaran tidak mempengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya hal ini
mempengaruhi beban. Masalah akuntansi komitmen adalah bahwa item tertentu yang telah
didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum tidak ada
kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual yang lebih
berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitmen ini. Dalam akuntansi
akrual untuk memastikan bahwa seluruh seluruh anggaran dibelanjakan, pesanan tambahan
akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Jika menggunakan akuntansi komitmen,
manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran
untuk untuk menghabiskan anggaran tersebut. Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi
komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya belum
diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa walaupun akuntansi komitmen dapat
meningkatkan pengendalian anggaran dan digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja
secara periodik kepada manajer, praktik profesional beberapa negara membatasi
penggunaannya dalam akun-akun tertentu.
c) Anggaran Pemerintah (APBN & APBD)

Anggaran adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang
diharapkan akan terjadi pada suatu periode di masa yang akan datang, serta data pengeluaran
dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa yang lalu. Semua
tindakan pemerintah yang mempunyai akibat keuangan sehingga negara dibebani kewajiban
untuk membayar dan negara memperoleh hak untuk menagih adalah termasuk dalam bidang
keuangan negara. Untuk dapat menjabarkan pengertian keuangan negara tersebut secara riil
maka diperlukan adanya proses perencanaan (planning). Proses perencanaan dalam kaitannya
dengan APBN tentu berkaitan dengan perencanaan keuangan (budgeting atau penganggaran).
Di Indonesia sendiri, pada awal mulanya (pada jaman pemenntahan Hindia-Belanda)
secara resmi digunakan istilah begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun
sejak Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah "Anggaran Pendapatan dan Belanja"
dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD1945, dan di dalam perkembangan selanjutnya
ditambahkan kata Negara untuk melengkapinya sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam mengelola negara dalam suatu periode tertentu.
2. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian masyarakat
kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah
3. Sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap

kemampuan

terhadap
pemerintah

dalam melaksanakan kebijakan yang telah dipilih.


Sistematika Anggaran
Secara garis besar, Anggaran Negara terdiri dari Anggaran Pendapatan penerimaan)
Negara dan Anggaran Belanja (pengeluaran) Negara, sehingga secara lengkap disebut Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran Rutin yang terdiri dari:
1. Anggaran Penerimaan Rutin (Dalam Negeri)
2. Anggaran Belanja Rutin
Selain itu, untuk melaksanakan tugas pembangunan (non rutin) perlu disusun
Anggaran Pembangunan yang terdiri dari:
1. Anggaran Penerimaan Pembangunan
2. Anggaran Belanja Pembangunan
d) Anggaran Berbasis Kinerja
Pengertian anggaran berbasis kinerja adalah penggunaan angggaran berdasarkan out put
yang dihasilkan. Menurut keputusan Menteri dalam negeri nomor 29 tahun 2002 yang

sekarang berubah menjadi Permendagi Nomor 13 Tahun 2006 anggaran pendapatan belanja
daerah (ABPD) dalam era otonomi daerah disusun dengan pendekatan kinerja, artinya sistim
anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil kinerja atau keluaran (output) dari
perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan penyusunan
dan pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala prioritas dan preferensi
daerah yang bersangkutan.
Bastian (2006) Performance budgeting (anggaran yang berorentasi pada kinerja) adalah
sistem penganggaran yang berorentasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat
dengan visi, misi dan rencana strategi organisasi. Performance budgeting mengalokasikan
sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai output
measurement sebagai indikator kinerja organisasi. Berdasarkan pengertian anggaran
berbasis kinerja menurut Bastian, komponen-komponen visi, misi dan rencana strategi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran berbasia kinerja. Dengan demikian
penyusunan anggaran berbasis kinerja membutukan suatu sistim administrasi publik yang
telah ditata dengan baik, konsisten dan tersetuktur sehingga kinerja anggaran dapat dicapai
berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Melalui pengukuran kinerja, manajemen
dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu unit organisasi dalam pencapaian
sasaran dan tujuan untuk selanjutnya memberikan penghargaan (reward) untuk keberhasilan
atau hukuman (punishment) untuk kegagalan.
1.

Aktivitas Utama dalam Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja


Aktivitas utama dalam penyusunan ABK adalah mendapatkan data kuantitatif dan

membuat keputusan penganggarannya. Proses mendapatkan data kuantitatif bertujuan untuk


memperoleh informasi dan pengertian tentang berbagai program yang menghasilkan output
dan outcome yang diharapkan. Perolehan dan penyajian data kuantitatif juga akan
menjelaskan bagaimana manfaaat setiap program bagi rencana strategis. Sedangkan proses
pengambilan keputusannya melibatkan setiap level dari manajemen pemerintahan. Pemilihan
dan prioritas program yang akan dianggarkan tersebut akan sangat tergantung pada data
tentang target kinerja yang diharapkan dapat dicapai. Namun alokasi anggaran setiap program
di masing-masing unit kerja pada akhirnya sangat dipengaruhi oleh kesepakatan antara
legislatif dan eksekutif. Prioritas dan pilihan pengalokasian anggaran pada tiap unit kerja
dihasilkan setelah melalui koordinasi di antara bagian dalam lembaga eksekutif dan legislatif.
Dalam usaha mencapai kesepakatan, seringkali keterkaitan antara kinerja dan alokasi
anggaran menjadi fleksibel dan longgar namun dengan adanya Analisis Standar Belanja

(ASB), alokasi anggaran menjadi lebih rasional. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada
akhirnya akan ditetapkanlah peraturan daerah APBD.
2.

Penggunaan Analisis Standar Biaya (ASB) dalam penyusunan Anggaran Berbasis


Kinerja
Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan ABK sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 167 ayat 3 yaitu: Belanja
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan analisis standar belanja,
standar harga, tolok ukur kinerja; dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam penetapan alokasi anggaran pada unit kerja diperlukan ASB. ASB mendorong
penetapan biaya dan pengalokasian anggaran kepada setiap unit kerja menjadi lebih logis dan
mendorong dicapainya efisiensi secara terus menerus karena adanya perbandingan setiap
keluarn (output) dan diperoleh praktik-praktik terbaik (best practices) dalam desain aktivitas.
3.

Siklus Perencanaan Anggaran Daerah


Perencanaan anggaran daerah secara keseluruhan yang mencakup penyusunan kebijakan

umum APBD sampai dengan disusunnya rancangan APBD terdiri dari beberapa tahapan
proses perencanaan anggaran daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 serta
Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004, tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran
berikutnya sebagai landasan penyususnan rancangan APBD paling lambat pada
pertengahan bulan Juni tahun berjalan. Kebijakan umum APBD tersebut
berpedoman pada RKPD. Proses penyusunan RKPD tesebut dilakukan antara lain
dengan

melaksanakan

musyawarah

perencanaan

pembangunan

(MUSRENBANG) yang selain diikuti oleh unsur-unsur pemerintahan juga


mengikutsertakan dan/atau menyerap aspirasi masyarakat terkait, antara lain
asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemuka
adat, pemuka agama, dan kalangan dunia usaha.
b) DPRD kemudian membahas kebijakan umum APBD yang disampaikan oleh
pemerintah daerah dalam pembicaraaan pendahuluan RAPBD tahun anggaran
berikutnya.
c) Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD,
pemerintah daerah bersama DPRD membahas prioritas dan plafon anggaran
sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD.

d) Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun RKA-SKPD tahun berikutnya


dengan mengacu pada prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah bersama DPRD.
e) RKA-SKPD tersebut kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD.
f) Hasil pembahasan RKA-SKPD disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan
daerah sebagai bahan penyusunan rancangan perda tentang APBD tahun
berikutnya.
g) Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD
disertai dengan penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD
pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.
h) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai rancangan peraturan daerah
tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan dilaksanakan.
Dengan demikian dalam perencanaan anggaran daerah harus melewati beberapa proses
sebelum ditetapkannya anggaran yang akan dilaksanakan.
4.

Manfaat Anggaran Berbasis Kinerja


Manfaat yang dapat diperoleh dari anggaran berbasis kinerja adalah :
a) Bagi Masyarakat
Sebagai pernyataan pembangunan yang dinyatakan pemerintah daerah untuk
menjawab setiap kebutuhan, tuntutan atau aspirasi masyarakat (public issues) guna
mencapai kesejahteraan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tak terbatas sedangkan
sumberdaya yang tersedia terbatas.
b) Bagi Kepala Daerah selaku Manajemen
Sebagai alat manajemen untuk mengendalikan dan mengarahkan setiap aktivitas
dalam pemerintah daerah agar senantiasa mengacu kepada rencana yang dibuat.
c) Bagi Aparatur dan Satuan Kerja
Sebagai sarana untuk mendorong setiap satuan kerja untuk lebih selektif dalm
merencanakan aktivitas berdasarkan skala prioritas daerah, tugas pokok dan fungsi,
tujuan serta sasaran, serta terjaminnya sinkronisasi aktivitas dan terhindarnya
tumpang tindih aktivitas
d) Bagi Stakeholder yang diwakili oleh DPRD
Sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban tentang keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi pemerintah daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan, serta menerangkan kinerja yang telat dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai