Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Sebagian besar hernia timbul
dalam regio inguinalis, sekitar 50% merupakan hernia inguinalis lateral (indirek) dan
25% sebagai hernia inguinalis medialis (direk).1
Setelah appendisitis, hernia inguinalis merupakan kasus bedah terbanyak. 1 Lebih
dari 1 juta hernia abdominalis di Amerika Serikat menjalani perbaikan, diantaranya
terhadap hernia inguinalis sebanyak 770.000 kasus. Sebanyak 25 % laki-laki dan 2%
wanita mengalami hernia inguinalis, sekitar 75 % dari hernia inguinal merupakan hernia
inguinal lateralis dan 25% merupakan hernia inguinalis medialis. Pada anak-anak insiden
hernia inguinalis berkisar 4,4%. Insiden hernia inkarserata pada pasien pediatrik 10-20 %,
50% terjadi pada bayi kurang dari 6 bulan.2
Hernia inguinalis hingga saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat akibat besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganan
serta hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Sejak
tahun 1500 sebelum Masehi hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada
manusia dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan
struktur anatomi pada regio inguinal.3
Tingginya angka kejadian hernia serta penanganan yang memakan waktu yang
cukup lama, seorang dokter harus memiliki pengetahuan mengenai hernia mencakup
faktor resiko, manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anatomi4
Anterolateral abdominall wall
Pada dinding anterolateral abdomen terdapat lima (pasang) otot. Terdiri atas tiga
flat muscles dan dua vertical muscles.
Tiga flat muscle yaitu :

External oblique, merupakan otot superficial: serabut ototnya melalui inferomedially otot
seratus anterior. Batas inferior mengalami penebalan yang berjalan dari spina iliaca

anterior superior hingga tuberkulum pubicum yang dikenal sebagai ligamentum inguinal.
Internal oblique, merupakan otot intermediate.
Transverse abdominal, otot yang lebih dalam.

Gambar 1. Dinding anterolateral abdomen4


Dua otot vertical yaitu:

Rectus abdominis
Pyramidalis

Gambar 2 Aspek posterior dan dinding anterolateral abdomen4


Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis terbentuk pada saat terjadinya penurunan gonad (testis atau
ovarium) selama perkembangan fetus. Kanalis inguinalis pada dewasa sekitar 4 cm,
terbentang antara superficial dan deep inguinal rings pada inferior dinding anterior
abdomen. Kanalis inguinalis terletak parallel dan superior dari medial ligamentum
inguinal. Kanalis inguinal dilalui oleh spermatic cord pada laki-laki dan ligamentum
rotundum pada wanita. Pada kanalis inguinalis juga terdapat pembuluh darah, kelenjar
limfa dan saraf ilioinguinal pada laki-laki dan perempuan. Internal inguinal ring
merupakan evaginasi fasia transversalis superior pada pertengahan ligamentum inguinal
dan lateral dari pembuluh darah epigastrika inferior. Superficial inguinal rings terletak
antara serabut diagonal dari aponeurosis external oblique.4

Gambar 3 Regio inguinal4


II.2. Definisi
Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu ruangan
melalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju ke rongga lain, dapat
kongenital ataupun aquisita (didapat). Pada hernia, terdapat bagian bagian yang penting
yaitu5 :
1. Kantung hernia : Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua
hernia memiliki kantong, misalnya : hernia incisional, hernia adipose dan hernia
intertitialis.
2. Isi hernia : Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia
abdominalis berupa usus.
3. Pintu hernia : Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia.
4. Leher hernia/cincin hernia : Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong
hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR) : Merupakan defek/bagian yang lemah dari dinding
rongga.
4

II.3. Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat
paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia
inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis
lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia
disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia
inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7
kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita,
kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan otototot perut yang sudah mulai melemah.1
Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan
terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Kejadian hernia
bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki kira-kira sama (10%) walalupun
frekuensi prosesus vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada perempuan. Anak yang
pernah menjalani operasi hernia pada waktu bayi, mempunyai kemungkinan 16 %
mendapat hernia kontralateral pada usia dewasa. Insiden hernia inguinalis pada orang
dewasa kira-kira 2%. Kemungkinan kejadian hernia bilateral dari insidens tersebut
mendekati 10%.6
II.4. Etiologi
Masih menjadi kontroversi mengenai apa yang sesungguhnya menjadi penyebab
timbulnya hernia inguinalis. Disepakai adanya 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya
hernia inguinalis yaitu meliputi7:
1. Prosessus vaginalis persisten
Hernia mungkin sudah tampak sejak bayi tetapi lebih banyak yang baru
terdiagnosis sebelum pasien mencapai usia 50 tahun. Analisis dari data statistik otopsi
dan pembedahan menunjukkan bahwa 20 % laki-laki yang masih mempunyai prosesus
vaginalis hingga saat dewasanya merupakan predisposisi hernia inguinalis7.
Sebelum lahir, prosesus vaginalis normalnya akan mengalami obliterasi sehingga
menutup pintu masuk kanalis inguinalis dari kavum abdomen. Penyebab obliterasi

tersebut tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa penelitian menyatakan bahwa
calcitonin gene related peptide (CGRP) yang dikeluarkan oleh nervus genitofemoralis,
berperan dalam proses tersebut10.
2. Naiknya tekanan intraabdominal secara berulang
Naiknya tekanan intra abdominal biasa disebabkan karena batuk atau tertawa
terbahak-bahak, partus, prostate hipertrofi, vesikulolithiasis, karsinoma kolon, sirosis
dengan asites, splenomegali masif merupakan faktor resiko terjadinya hernia inguinalis.
Merokok lama bisa menjadi sebab direk hernia inguinalis dengan mekanisme, terjadinya
pelepasan

serum

elasytyolitik

yang

menyebabkan

terjadinya

penipisan

fascia

transversalis. Pada asites, keganasan hepar, kegagalan fungsi jantung, penderita yang
menjalani peritoneal dialisa menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal sehingga
membuka kembali prosesus vaginalis sehingga terjadi indirek hernia7.
3. Lemahnya otot-otot dinding abdomen
Akhir-akhir ini beberapa peneliti sepakat bahwa lemahnya otot-otot dan fascia
dinding perut pada usia lanjut, kurangnya olahraga, adanya timbunan lemak, serta
penurunan berat badan dan fitness memungkinkan adanya angka kesakitan hernia.
Abnormalitas struktur jaringan kolagen dan berkurangnya konsentrasi hidroksi prolin
berperan penting terhadap berkurangnya daya ikat serabut kolagen dan ini ada
hubungannya dengan mekanisme rekurensi hernia ataupun adanya kecenderungan sifatsifat familier dari hernia. Hernia rekuren terjadi kurang dari 6 bulan hal tersebut
disebabkan oleh karena kesalahan teknik, tetapi bila terjadi setelah 6 bulan pasca operasi
maka hal tersebut disebabkan oleh penipisan dari fascia.7
II.5. Patofisiologi
Proses penurunan testis merupakan proses yang khas oleh karena penurunan testis
diikuti oleh peritoneum, dinding depan abdomen, dan pembuluh darah, saraf, limphe dari
kavum abdomen. Hingga mendekati masa akhir kehidupan janin, testis tetap berada di
rongga abdomen. Pada awalnya testis terletak di dinding belakang abdomen setinggi
vertebra lumbalis I-II.8

Dari pole bawah testis terdapat suatu lipatan jaringan yang disebut gubernaculum
testis, lipatan jaringan ini akan berlanjut kedaerah inguinal. Testis dan gubernaculum
terletak dibelakang peritoneum primitive, peritoneum akan terdorong kedepan oleh testis
dan gubernaculum. Kemudian gubernaculum membentuk suatu lipatan pelapis dengan
peritoneum yang akan melapisi testis hampir secara sempurna. Pada saat itu testis
melekat di dinding posterior abdomen pada suatu cekungan yang disebut mesorchium.
Pada bulan ketiga kehidupan janin, testis terletak pada fossa iliaca dan pada bulan ketujuh
testis sudah berada didekat annulus inguinalis interna.8
Penurunan testis dimulai pada sekitar minggu ke-10. Walaupun mekanismenya
belum diketahui secara pasti, namun para ahli sepakat bahwa terdapat beberapa faktor
yang berperan penting, yakni: faktor endokrin, mekanik (anatomik), dan neural. Terjadi
dalam dua fase yang dimulai sekitar minggu ke-10 kehamilan segera setelah terjadi
diferensiasi seksual. Fase transabdominal dan fase inguinoskrotal. Keduanya terjadi
dibawah kontrol hormonal yang berbeda.9
Fase transabdominal terjadi antara minggu ke-10 dan 15 kehamilan, dimana testis
mengalami penurunan dari urogenital ridge ke regio inguinal. Hal ini terjadi akibat
adanya regresi ligamentum suspensorium kranialis dibawah pengaruh androgen
(testosteron), disertai pemendekan gubernaculum (ligament yang melekatkan bagian
inferior testis ke segmen bawah skrotum) dibawah pengaruh MIF (Mllerian Inhibiting
Factor). Dengan perkembangan yang cepat dari regio abdominopelvic maka testis akan
terbawa turun ke daerah inguinal anterior. Pada bulan ke-3 kehamilan untuk psosesus
vaginalis yang secara bertahap berkembang kearah skrotum. Selanjutnya fase ini akan
menjadi tidak aktif sampai bulan ke-7 kehamilan.7
Teststeron diproduksi oleh sel leydig testis, merangsang duktus wolfi menjadi
epididimis, vas deferens, dan vesikula seminalis. Struktur wolfii terletak paling dekat
dengan sumber testosterone. MIS diproduksi oleh sel sertroli testis, penting untuk
perkembangan duktus internal laki-laki normal, merupakan suatu protein dengan berat
molekul 15.000, yang disekresi mulai minggu ke delapan. Peran utamanya adalah represi
perkembangan pasif duktus mulleri (tuba fallopi, uterus, vagina atas).10

Fase inguinoskrotal terjadi mulai bulan ke-7 atau minggu ke-28 sampai minggu
ke-35 kehamilan. Testis mengalami penurunan dari regio inguinal kedalam skrotum
dibawah pengaruh hormone androgen. Mekanismenya belum diketahui secara pasti,
namun diduga melalui mediasi pengaluaran calcitonin gene related peptide (CGRP).
Androgen akan merangsang nervus genitofemoral untuk mengeluarkan CGRP yang
menyebabkan kontraksi ritmis dari gubernaculum. Faktor mekanik yang turut berperan
pada fase ini adalah tekanan abdominal yang meningkat yang menyebabkan keluarnya
testis dari kavum abdomen, disamping itu tekanan abdomen akan menyebabkan
terbentuknya ujung dari prosesus vaginalis melalui kanalis inguinalis menuju skrotum.
Proses penurunan testis ini masih bisa berlangsung sampai bayi usia 9-12 bulan. 7

Gambar 4 Penurunan Gonad4


II.6. Jenis
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan
Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis.
Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya

keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang
lain adalah hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke
medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak
disebelah lateral vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan
kelainan kongenital meskipun ada yang didapat.3

Tabel 1 perbedaan HIL dan HIM13


Hernia Inguinalis Medialis (HIM)
Hernia inguinalis medialis adalah hernia yang melalui dinding inguinal
posteromedial dari vasa epigastrika inferior didaerah yang dibatasi segitiga Hasselbach.
Batas-batas trigonum hasselbach yaitu kaudal merupakan ligamentum inguinal, lateral

merupakan arteri epigastrika inferior, dan medial adalah tepi lateral muskulus rektus
abdominis.7
Manifestasi klinis
Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang
mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka
hernia ini jarang sekali menjadi irreponibilis. Hernia ini disebut direk karena langsung
menuju annulus inguinalis eksterna sehingga meskipun annulus inguinalis interna ditekan
bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke
skrotum, maka hanya sampai kebagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus
spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia. 11
Bila jari dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan
dinding belakang. Bila pasien disuruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari
dengan mudah dapat meraba ligamentum cooper pada ramus superior tulang pubis. Pada
pasien kadang-kadang ditemukan gejala mudah kecing karena buli-buli ikut membentuk
dinding medial hernia.11
Hernia Inguinalis Lateralis (HIL)
Hernia inguinalis lateralis (indirek) adalah hernia yang terjadi di regio inguinal,
dimana hernia ini keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di lateral pembuluh epigastrika inferior, kemudian masuk ke kanalis inguinalis
dan jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.12
Manifestasi klinis
Umumnya pasien mengatakan adanya benjolan diselangkangan atau kemaluan.
Benjolan tersebut dapat mengecil atau menghilang pada waktu tidur, dan bila menangis,
mengejan, atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat timbul nyeri.11
Keadaan umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak nampak, pasien dapat
disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila terdapat hernia

10

maka akan tampak benjolan. Bila memang sudah tampak benjolan, harus diperiksa
apakah benjolan tersebut dapat dimasukkan kembali. Pasien diminta berbaring, bernafas
dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal, lalu skrotum diangkat perlahanlahan. Diagnosis pasti hernia pada umumnya sudah dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis yang teliti. Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa. Melalui
skrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus
spermatikus sampai ke annulus inguinalis internus. Pada keadaan normal jari tangan tidak
dapat masuk. Pasien diminta mengejan dan merasakan apakah ada massa yang
menyentuh jari tangan. Bila massa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia
inguinalis lateralis, sedang bila menyentuh sisi jari maka diagnosisnya adalah hernia
inguinalis medialis.11
II.7. Diagnosis
II.7.1. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Pada hernia inguinal
lateralis muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong. Hernia skrotalis yaitu benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis. Pada hernia inguinalis
medialis tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.13
Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu
hernia inguinalis medialis.Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan
maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis. Titik tengah antara kedua titik
tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika

11

terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia
inguinalis medialis. 13
Pada hernia inguinalis, kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung
tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum
(seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung
jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh
menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguinal dan
lateral tuberkulum pubikum.13
Perkusi. Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata. 13
Auskultasi. Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata). 13
-

Colok dubur

Tanda-tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,


tekanan darah meningkat.

Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut
Pemeriksaan Finger Test, menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat
skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal. Penderita disuruh batuk: Bila impuls
diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis. Bila impuls disamping jari Hernia
Inguinnalis Medialis. 13

12

Gambar 5. Finger Test13


Pemeriksaan Ziemen Test, posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita). Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan. Penderita
disuruh batuk bila rangsangan pada jari ke 2 merupakan hernia inguinalis lateralis, jari ke
3 merupakan hernia ingunalis medialis, jari ke 4 merupakan hernia femoralis. 13

Gambar 6. Ziement Test13

13

Pemeriksaan Thumb Test, anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita
disuruh mengejan, bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis. Bila tidak
keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis. 13

Gambar 7. Thumb Test13


Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut: Leukocytosis
dengan shift to the left yang menandakan strangulasi. Elektrolit, BUN, kadar kreatinin
yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi. Tes Urinalisis untuk
menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri
lipat paha.3
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan

radiologis

tidak

diperlukan

pada

pemeriksaan

rutin

hernia.Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha
atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis. 3
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan
posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas

14

diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan


hernia inkarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu
massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal
tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis. CT scan
dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator. 13
II.8. Differential diagnosis5
1. Hidrokel testis/funikulokel.
2. Varikokel
3. Limfadenopati inguinal
4. Abses inguinal
II.9. Komplikasi1
Hernia inkarserasi :
Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
Tidak dapat direposisi
Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.
Hernia strangulasi :
Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik
Adanya gangguan sistemik pada usus.1
II.10. Terapi
Pengobatan operatif merupakan satusatunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.14
Terapi konservatif : sambil menunggu untuk dilakukan terapi operatif. Terapi
konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinalis
pemakaiannya tidak dianjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan alat ini dapat
melemahkan otot dinding perut.5

15

Reposisi : Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya semula secara


hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan
pada hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu
melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher
hernia tadi. Tindakan ini terkadang dilakukan pada hernia irreponibilis apabila pasien
takut dioperasi, yaitu dengan cara : bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi
penenang valium 10 mg agar tertidur, pasien diposisikan Trendelenberg. Jika reposisi
tidak berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi. Suntikan : Setelah reposisi berhasil
suntikan zat yang bersifat sklerotik untuk memperkecil pintu hernia. Sabuk Hernia :
digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relatif kecil. 5
Terapi operatif : Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti. Herniotomi yaitu dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan
kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin
lalu dipotong. Hernioplasti yaitu dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.5
Herniotomy14
Indikasi :
Prinsip semua hernia harus dioperasi akibat bahaya incerserata/stranggulata
Terutama anak-anak kemungkinan sangat besar
Macam operasi:
1. Cito : hernia incerserata dan stranggulata
2. Urgen : penyebab tekanan irreponible, dapat ditunda tak boleh lama
3. Elektif :HIL,HIM,H.Femoralis persiapan baik,penyebab dicari.

16

DAFTAR PUSTAKA
1

Fkumyecase,

2010,

Hernia

Inguinalis

Inkarserata,

Available

from:

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=Hernia+Inguinalis+Lateralis+dengan+Inkarserasi.
2

Nicks,

November, 2010)
Bret
A.,

2010,

Hernia,

http://emedicine.medscape.com/article/775630-overview.

(Accessed

Available
(Accessed

10
from:

10

November, 2010)
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, 2010, Hernia Inguinalis. Available from :

http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-hernia-inguinalis.html.
(Accessed : 10 November, 2010)
Moore, dkk, 2007, Essential Clinical Anatomy, 3rd Edition, University of Toronto,

Faculty of Medicine.
Fahmi N.M., 2010. Presus Bedah "Hernia Inguinalis Lateral" . Available from :

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+BEDAH+
%22HERNIA+INGUINALIS+LATERAL
%22+Moch.Nizam+Fahmi+20040310109. (Accessed : Oktober, 15 Oktober
2010).
De Jong. W, Sjamsuhidajat. R., 1998., Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi., EGC.,

Bedah

Jakarta
UGM,

2009,

Hernia

Inguinalis

Medialis,

Available

from

http://www.bedahugm.net/hernia-inguinalis-medialis/v. (Accessed : Oktober, 15


Oktober 2010).
Susanto R., Ambiguous Genitalia pada Bayi Baru Lahir, Available from:

http://pediatrics-undip.com/journal/ambiguitas%20genitalita%20pada%20bayi
%20baru%20lahir.pdf. (Accessed : Oktober, 15 Oktober 2010)
Samiadji S., 1996, Anatomi dan Fisiologi Testis, Available

from:

http://eprints.undip.ac.id/13812/1/1996KI326-3.pdf. (Accessed : Oktober, 15


Oktober 2010).
Faizi M., Netty EP., Penatalaksanaan Undencensus Testis pada Anak, Available from:

10

http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-g2wryu-pkb.pdf. (Accessed : Oktober,


15 Oktober 2010).

17

11

A. Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313317.
Ranti I, 2010. Hernia Inguinalis Lateralis dengan Inkarserasi. Available from :

12

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=Hernia+Inguinalis+Lateralis+dengan+Inkarserasi. (Accessed : Oktober, 15
Oktober 2010).
SCRIBD,
2010,

13

Hernia,

Available

from

http://www.scribd.com/doc/34415270/Referat-Hernia. (Accessed : Oktober, 15


14

FK

Oktober 2010).
UWKS,
2008,

Kuliah

Operasi

Teknik,

Available

from

www.fk.uwks.ac.id/.../KULIAH%20OPERASI%20TEKNIK
%20%5BCompatibility%20Mod...

images.digestiv.multiply.multiplycontent.com/.../OPTEK
%20HERNIOPLASTY.ppt?. (Accessed : Oktober, 15 Oktober 2010)

18

Anda mungkin juga menyukai