Anda di halaman 1dari 30

BAB I

Pendahuluan
1. Dasar Pemikiran
Dalam bagian umum penjelasan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2000,

tentang

Serikat

Pekerja/Organisasi

Buruh,

menyatakan

bahwa

pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam


proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya,

menjamin

kelangsungan

perusahaan

dan

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehubungan dengan hal itu,


serikat pekerja/Organisasi buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan
kepentingan pekerja/buruh dalam menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan.Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000,
tentang Serikat Pekerja/Organisasi Buruh didasarkan pada Pasal 28 E perubahan
Kedua Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi ILO (Internasional Labour
Organization) Nomor 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan
Kemerdekaan berserikat di ratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan
Undang-Undang No.18 Tahun 1956, tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional No 98 Tahun 1949 mengenai Berlakunya Dasar- Dasar
daripada Hak untuk berorganisasi dan untuk Berunding Bersama. Dengan telah
diratifikasinya Konvensi ILO No 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan
Kemerdekaan Berserikat serta diundangkannya Undang-Undang Nomor No 21
Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Organisasi Buruh, maka bidang perburuhan
sesungguhnya telah berubah secara radikal. Kebebasan untuk mendirikan
organisasi buruh telah dimanfaatkan oleh para aktivis perburuhan untuk
mendirikan organisasi dengan bermacam nama dan bermacam orientasi
kepentingan. Namun secara prinsip, organisasi buruh dibentuk dengan tujuan
untuk memperjuangkan kepentingan buruh, khususnya untuk memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup dan melindungi hak-hak buruh.
Dalam konteks perjuangan hak-hak pekerja/buruh ada beberapa pilar yang
sangat berperan dalam penegakan serta melindungi hak-hak pekerja/buruh dalam
mewujudkan kesejahteraannya. Salah satu pilar itu adalah organisasi serikat
Sosiologi Industri

pekerja/Organisasi buruh. Eksistensi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan untuk


memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan
kesejahteraan yang layak bagipekerja/buruh dan keluarganya. Sejarah telah
membuktikan

bahwa

peranan

serikat

pekerja/organisasi

buruh

dalam

memperjuangkan hak anggotanya sangat besar, sehingga pekerja/buruh telah


banyak merasakan manfaat organisasi serikat pekerja/organisasi buruh yang betulbetul mandiri (independence) dan konsisten dalam memperjuangkan hak-hak
buruh.
Umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi lemah dalam
memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi anggota serikat pekerja/organisasi
buruh akan meningkatkan bargaining baik secara individu maupun keseluruhan.
Serikat pekerja/organisasi buruh dapat mengawasi (control) pelaksanaan hak-hak
pekerja di perusahaan. Oleh karena itu, serikat pekerja/serikat buruh sangat
berperan penting bagi pekerja.

2. Rumusan Masalah
a. Pengertian Serikat Buruh ?
b. Peranan Serikat Buruh dalam Struktur Sosial ?
c. Sosial Serikat Buruh ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetehui Peranan Serikat Buruh dalam Sosial
b. Mengetahui tugas dan hak Serikat Buruh
c. Tujuan Serkiat Buruh
d. Mengetahui Perundang Undangan Serikat Buruh
e. Organisasi Pekerja

Sosiologi Industri

4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang akan di bahas yaitu :
Bab 1
Pendahuluan yang berisikan Dasar pemikiran, Rumusan
masalah, tujuan & manfaat serta Sistemtis Penulisan.
Bab 2
Tentang Konsepsi dasar yang berisikan Pengertian Sosial,
Pengertian Struktur Sosial, Ciri Ciri dan Fungsi Struktur
Sosial, Unsur Unsur Sosial, Penegrtian Serikat Buruh,
Struktur Sosial dan kedudukan Serikat Buruh.
Bab 3
Tentang Kondisi Nyata Serikat Buruh
Bab 4
Pembahasan yang berisikan tentang Pengertian Struktur
dan Bentuknya, Pengertian Sosial, Serikat Buruh, Peranan
Serikat Pekerja, Tujuan Serikat Pekerja, Fungsi Serikat Pekerja,
Usaha Serikat Pekerja, Organisasi Pekerja / Buruh, dan Undang
Undang Pekerja / Buruh.
Bab 5
Penutup yang berisikan Kesimpulan.

Sosiologi Industri

BAB II
Konsepsi Dasar
1. Pengertian Sosial
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut beberapa ahli:

LEWIS

Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi
sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya

KEITH JACOBS

Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs
komunitas

RUTH AYLETT

Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap
inheren dan terintegrasi

PAUL ERNEST

Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat
dalam berbagai kegiatan bersama

PHILIP WEXLER

Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia

ENDA M. C

Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan

LENA DOMINELLI

Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia
sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di
dalamnya.

PETER HERMAN

Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap
merupakan sebagai satu kesatuan

ENGIN FAHRI. I

Sosiologi Industri

Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan


walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu
tersebut.

2. Pengertian Struktur Sosial


Sebelum mengkaji lebih jauh tentang struktur sosial, alangkah baiknya kita
pahami terlebih dahulu pengertian dari struktur sosial. Bila dilihat dari asal
katanya, asal kata struktur dari bahasa Latin "structum" yang berarti menyusun,
membangun sebuah gedung atau secara umum dapat dimaknai sebagai kerangka.

Ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian atau definisi dari struktur:
1. George Simmel mengatakan bahwa struktur sosial itu hanya sekedar
sekumpulan individu serta pola perilakunya namun masyarakat tidak independen
dari individu yang membentuknya
2. Raymond Firth menyatakan bahwa struktur sosial merupa- kan suatu
pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari
banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyaktersebut
ambil bagian.
3. Soerjono Soekanto mendefinisikan struktur sosial sebagai organisasi
berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual.
4. E.R Lanch mengungkapkan konsep struktur sosial sebagai sebuah
konsep tentang distribusi kekuasaan di antara indi- vidu dan kelompok.
5. Talcot Parson mengatakan bahwa struktur sosial adalah keterkaitan
antarmanusia.

3. Ciri ciri dan Fungsi Struktur Sosial


a. Ciri ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki
status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca
ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat. Pada setiap
Sosiologi Industri

sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang
berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan.
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai
banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan
beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:


a. Keadaan geografis

Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang

terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatanikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian
yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan

Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial

masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah


dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang
dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

b. Fungsi Struktur Sosial


1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah
kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang
ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai
pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri
individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam

Sosiologi Industri

masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya
dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya
melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi
yang pahit.
4. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal
ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat
berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial
masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

4. Unsur Unsur Sosial


Adapun unsur-unsur sosial yang pokok menurut Soerjono Soekanto adalah
sebagai berikut.
a. Kelompok sosial.
b. Kebudayaan.
c. Lembaga sosial.
d. Stratifikasi sosial.
e.

Kekuasaan dan wewenang.

Oleh sebab itu, struktur sosial merupakan alat bagi masyarakat untuk
menyelenggarakan tata kehidupannya sehingga struktur sosial tersebut memiliki
fungsi.

5. Pengertian Serikat Buruh


Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun
2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk
dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Sosiologi Industri

6. Struktur Sosial dan Kedudukan Buruh


Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu, manusia cenderung hidup
dalam unit-unit sosial. Dalam unit sosial ada mekanisme sosial yang menerapkan
peraturan tertentu, lengkap dengan imbalan dan sanksinya dalam peraturan formal
maupun peraturan informal.
Suatu unit sosial biasanya cenderung membedakan tindakan para
anggotanya menurut dua dimensi, yaitu vertikal (stratifikasi) dan horizontal
(diferensiasi). Berdasarkan kekayaan yang diperoleh dari pekerjaan dapat dibagi
dalam beberapa lapisan (strata).
Unit sosial biasanya memberikan peran tersendiri kepada para
anggotanya. Peran baru dapat menjadi tindakan ketika orang menjalankan hak dan
kewajiban yang ditetapkan secara normatif.
Dengan memahami struktur sosial maka kita dapat menganalisis suatu
fenomena sosial, sehingga dapat dilihat bahwa:
1. Buruh bertindak secara seragam, yang bersifat tipikal, khas, unik apabila
dibandingkan dengan anggota lainnya;
2. Buruh menempati posisi tertentu dalam stratifikasi dan diferensiasi;
3. Ada hubungan-hubungan tertentu antara buruh dengan para anggota lainnya;
4. Munculnya masalah-masalah perburuhan harus dikaji secarakomprehensif,
bukan sekadar dari buruh itu sendiri, melainkan juga dari para anggota unit sosial
lainnya.
Secara tidak langsung buruh menyadari bahwa ia adalah kelompok yang
terorganisasi, relatif lebih terdidik, memiliki dukungan politik, yang memadai dari
masyarakat, mampu melakukan tekanan-tekanan baik terhadap perusahaan
maupun pemerintah. Masyarakat, melalui negara, memang memberikan hak
formal kepada buruh untuk melakukan pemogokan, bahkan sejumlah masyarakat
mendorongnya.

Sosiologi Industri

BAB III
KONDISI NYATA SERIKAT BURUH
Situasi dan kondisi ketenaga kerjaan di Indonesia saat ini masih sangat
memprihatinkan, tingkat kehidupan kelas pekeja/buruh saat ini masih berada
dibawah garis rata-rata bahkan masih dalam garis kemiskinan. Pekerjaan, upah,
dan kehidupan buruh saat ini tidak adanya political will pemrintah dalam
persoalan klasik yang dihadapi oleh pekerja/buruh.
Berbagai wacana tentang kemikinan telah menunjukkan buruh-buruh di
subsektor perkebunan teh rakyat sebagai contoh nyata dari proses pemiskinan
suatu golongan dalam masyarakat. Terbatasnya penguasaan dan akses terhadap
sumber daya menjadi masalah stuktural yang selalu didengungkan kaum reformis
dalan menjelaskan fenomomena tersebut. Salah satunya, yang menunjukkan hal
tersebut adalah hasil penelitian Grijns (1986) tentang buruh pemetik teh di
wilayah Selasari Jawa Barat (yang 93%nya adalah buruh perempuan, yang
menyatakan bahwa : Dalam hal kepemilikan dan pendapatan mereka adalah
kelompok termiskin dalam masyarakatnya, meski mereka bukan jelas terbawah,
karena mereka masih memiliki pekerjaan).
Aspek aspek umumnya dilihat oleh pemerhati kemskinan, khususnya
pada masyarakat perkebunan teh adalah keberpihakan negara terhapad golongan
ini dan kondisi yang melingkupi industri teh secara keseluruhan.
Permasalahan yang menonjol dalam industri teh rakyat dan berpengaruh
terhadap kesejahteraan buruh (terutama pengupahan dan jaminan sosial), adalah
bentuk

relasi

buruh-majikan,

tingkat

produktivitas,

persaingan

yang

mempengaruhinya, pertama adalah faktor eksogen berkaitan dengan iklim dan


cuaca, kedua adalah faktor endogen yang berkaitan dengan jenis bibit yang bukan
unggul, penananman tanaman teh yang terlalu jarang, faktor pemeliharaan mulai
dari perawatan tanaman yang tidak menggunakan pupuk hingga proses pemetikan,
cara pengolah, serta cara memproduksi dan pengolahan di pabrik pengolah.

Sosiologi Industri

BAB IV
PEMBAHASAN
PENGERTIAN STRUKTUR DAN BENTUKNYA
A. Pengertian Struktur & Bentuknya
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar
komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi, komponenkomponen dalam tiap organisasi memiliki ketergantungan. Sehingga jika suatu
komponen baik. Maka akan berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi
tersebut.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau
pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai
dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari
kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
3. Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana
sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat
lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
4. Bentuk Setengah Lingkaran
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan
satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah
bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.

Sosiologi Industri

10

5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai
dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat
Elips kearah bidang elips.
6. Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan
organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk piramid
terbalik.

B. Bagan Organisasi
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk
menunjukan tingkatan organisasi.
1. Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2. Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya
dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3. Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran
wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau
sebaliknya.
4. Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat
dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid
Sosiologi Industri

11

dapat disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan
kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan
setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas
lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas
elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi
atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua
tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk
menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan
organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan
yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar,
lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.

C. Elemen Struktur Organisasi


Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
1.

Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi

ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.


2.

Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan

secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi,


dan pelanggan.
3.

Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari

puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung


jawab kepada siapa.
4.

Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang

manajer secara efisien dan efektif.

Sosiologi Industri

12

5.

Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana

tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.


Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6.

Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi

dibakukan.

D. Desain organisasi yang umum

Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar

departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang


terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah
orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya
yang

tercermin

dalam

kecepatan,

kefleksibelan,

ketidakmahalan

dalam

pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah


struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena
struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang
karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.

Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat

rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan
yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatankegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah
dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit,

Sosiologi Industri

13

karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan


organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai
sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi
hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah
mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.

Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang

ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur


matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada

hakikatnya,

struktur

matriks

menggabungkan

dua

bentukdepartementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi


fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah
sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua
kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan
kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia
mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur
matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk.
Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.

Sosiologi Industri

14

E. Desain Struktur Organisasi Modern

Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk

mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim


adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan
mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga
mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan

fungsi-fungsi utama bisnis.

Organisasi Nirbatas
Organisasi

nirbatas

adalah

sebuah

organisasi

yang

berusaha

menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan


mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.

Model desain struktur organisasi

Ada dua model ekstrem dari desain organisasi.

a.

Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh

departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang


terbatas, dan sentralisasi.
b.

Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas

hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan
informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara
partisipatif.

F. Faktor penentu struktur organisasi

Sosiologi Industri

15

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis


sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik.Berikut adalah
faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur
suatu organisasi

PENGERTIAN SOSIAL
A. Definisi Sosial
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering
dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat,
seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan
nelayan dan seterusnya. Dan juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang
mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan
sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah
terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai mempunyai jiwa sosial yang
tinggi. Pada dunia pendidikan pun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu
jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau
pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan
yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan
antar manusia. Lebih jauh lagi terdapat dua bidang ilmu yang ada di dunia ini
yaitu ilmu pengetahuan alam dan humaniora, kedua bidang tersebut mempunyai
perbedaan kajian, yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam mengarah pada kajiankajian yang bersifat alam dan pasti, sedangkan humaniora berkaitan dengan
kemanusiaan, atau sering orang mengartikannya sebagai seni, bahasa, sastra.
Sosial merupakan bidang yang berada di antara humaniora dan ilmu pengetahuan
alam. Atau juga Ilmu pengetahuan alam dilawankan dengan ilmu pengetahuan
sosial atau ilmu sosial. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari
kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas.
Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan dengan
kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada

Sosiologi Industri

16

dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau kemanusiaan
dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai anggota
masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial
merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari
kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam
berhubungan antar manusia.

Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan
dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komunitas,
sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan
dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakantindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu
masyarakat. Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari
seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari
seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu
yang saling berfungsi satu dengan lainnya. Dalam konteks ini, manusia diatur hak
dan kewajibannya yang menunjukkan identitasnya dalam sebuah arena, dan sering
disebut sebagai status, bagaimana individu melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan apa yang telah ada dalam perangkat pedoman yang ada yang
dipakai sebagai acuan.

Sosiologi Industri

17

SERIKAT BURUH
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun
2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk
dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Serikat pekerja (SP)/ serikat buruh (SB) kadang bahkan sering tidak
dikehendaki oleh Menejemen atau pemilik perusahaaan. Kesan negatif lebih
sering muncul atas kehadirannya.
Serikat Buruh ibarat musuh dalam selimut. Pemimpin atau pemilik
perusahaan kuatir bila Serikat Buruh melakukan tindakan yang merugikan
perusahaan. Para anggota Serikat Buruh misalnya bisa melakukan aksi mogok dan
aksi mogok ini diizinkan oleh undang-undang. Aksi ini bisa berdampak negatif;
produksi perusahaan bisa berhenti bahkan bisa sampai gulung tidur.
Kekuatiran pemimpin dan pemilik perusahaaan kadang ada benarnya.
Tidak ada jaminan bahwa Serikat Buruh bisa menjadi mitra Menejemen untuk
menjalankan dan mengembangkan perusahaan.
Namun demikian, Anda perlu mengetahui beberapa hal penting tentang SP/SB.

Pertama, kehadiran Serikat Buruh di perusahaan dilindungi oleh undang-

undang.
Hal ini telah diatur dalam undang-undang. Pasal 5, UU No. 21/2000
menyebutkan:
Setiap pekerja /buruh berhak membentuk dan menjadi anggota Serikat Buruh.
Serikat Buruh buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang
pekerja/buruh. Jadi, Serikat Buruh bukanlah serikat yang terlarang.

Kedua, tidak perlu takut membentuk Serikat Buruh. Banyak orang takut

mendirikan Serikat Buruh, apalagi menjadi pengurus. Takut kalau perusahaan


Sosiologi Industri

18

akan menekan pekerja atau buruh. Itu tidak sepatutnya terjadi. Undang-undang
melindungi pekerja dari ancaman-ancaman demikian.
Pasal 28, UU No. 21/2000 berbunyi, "Siapapun dilarang menghalang-halangi atau
memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi
pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi
anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja
/serikat buruh dengan cara:
a.

melakukan

pemutusan

hubungan

kerja,

memberhentikan

sementara,

menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;


b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d. melakukan kampanye anti pembentukan Serikat Buruh.
Jadi, pekerja/buruh tidak perlu takut. Perusahaan Anda akan didenda bila
Anda sampai ditekan atau dipecat karena Anda menjadi anggota atau menjadi
pengurus Serikat Buruh bahkan ancaman demikian dianggap sebagai tindakan
pidana.
Pasal 43, UU No. 21/2000 menyebutkan,
Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.

Ketiga, pelajarilah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serikat

pekerja /serikat buruh.


Anda perlu berhati-hati sebelum menjadi anggota Serikat Buruh. Pelajarilah apa
tujuan Serikat Buruh; apakah tujuannya berbeda atau berlawanan dengan

Sosiologi Industri

19

Pancasila dan UUD 1945 atau berlawanan dengan undang-undang. Anda tentu
tidak mau menjadi anggota Serikat Buruh, yang tujuannya tidak jelas atau para
pengurus atau pendiri Serikat Buruh menyimpan agenda tersembunyi.
Pasal 2, UU No. 21/2000 menyebutkan,
Serikat Buruh, federasi dan konfederasi Serikat Buruh menerima Pancasila
sebagai dasar negara dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Serikat Buruh, federasi dan konfederasi Serikat
Buruh mempunyai asas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.

Keempat, pelajarilah bagaimana keputusan di kepengurusan serikat

pekerja /serikat buruh diambil.


Ini penting sebab ada kemungkinan para pengurus Serikat Buruh mengambil
keputusan untuk kepentingan segelintir orang, bukan karena prinsip keadilan dan
kejujuran. Serikat Buruh yang relatif bagus adalah bila keputusan diambil oleh
sejumlah orang, yang mewakili semua bagian dari perusahaan dengan
menggunakan prinsip keadilan dan kejujuran; keputusan bukan diambil oleh ketua
atau satu atau dua orang pengurus.

Kelima, perhatikanlah apakah orang-orang yang duduk dalam pengurus

serikat pekerja / serikat buruh adalah orang-orang bisa dipercaya.


Anda perlu memperhatikan integritas orang yang duduk dalam pengurus atau
orang-orang pengambil keputusan dalam Serikat Buruh. Perlu diingat bahwa
kehadiran Serikat Buruh adalah untuk menjadi mitra bagi Menejemen untuk
mengelola dan mengembangkan perusahaan.
Berusahalah agar yang duduk di kepengurusan adalah orang-orang yang mengerti
persoalan perusahaan dan karyawan dan memiliki integritas yang baik. Bila Anda
mempunyai integritas yang baik, majulah menjadi pengurus. Bila ada orang lain
yang lebih baik dari Anda, ajukanlah dia untuk menjadi pengurus. Hanya di
tangan orang yang jujur sebuah Serikat Buruh bisa memberikan dampak yang
positif bagi perusahaan.

Sosiologi Industri

20

Keenam, Serikat Buruh adalah mitra perusahaan untuk membuat

perjanjian kerja bersama (PKB).


Bila Serikat Buruh mempunyai anggota lebih dari 51% dari jumlah karyawan,
SP/SB tersebut akan menjadi perwakilan karyawan untuk membuat perjanjian
kerja bersama dengan perusahaan. Aspirasi karyawan bisa tertampung dalam
perjanjian kerja bersama melalui kehadiran Serikat Buruh.
UU No. 13/2003, Pasal 119, ayat 1 menyebutkan, "Dalam hal di satu perusahaan
hanya terdapat satu serikat pekerja /serikat buruh, maka Serikat Buruh tersebut
berhak mewakili pekerja/buruh dalam perundingan pembuatan perjanjian kerja
bersama dengan pengusaha apabila memiliki jumlah anggota lebih dari 50% (lima
puluh perseratus)

dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan yang

bersangkutan."

Ketujuh, Serikat Buruh merupakan salah satu wadah melatih diri untuk

berpartisipasi aktif dalam masyarakat.


Dengan menjadi anggota dan aktif mengikuti kegiatan Serikat Buruh, Anda
melatih diri menjadi warga yang peduli akan sesama karyawan, memahami
persoalan-persoalan dalam dunia kerja dan belajar memberikan solusi. Dengan
kata lain, Anda melatih kepekaan dan kepedulian Anda terhadap persoalan
karyawan sekalipun hal itu belum terjadi pada diri Anda. Bila kepekaan dan
kepedulian seperti ini terus ditanamkan dalam diri Anda, ada kemungkinan Anda
akan peka dan peduli juga dengan lingkungan Anda. Bila Anda peka dan peduli
dengan lingkungan Anda, kemungkinan Anda peka dan peduli juga dengan
masyarakat dan bangsa.

Sosiologi Industri

21

1.
A.

PERANAN SERIKAT PEKERJA


Serikat pekerja mempunyai fungsi Kanalisasi, yaitu fungsi menyalurkan

aspirasi, saran, pandangan, keluhan bahkan tuntutan masing masing pekerja


kepada pengusaha dan sebaliknya, serikat pekerja berfungsi sebagai saluran
informasi yang lebih efektif dari pengusaha kepada para pekerja ;
B.

Dengan memanfaatkan jalur dan mekanisme serikat pekerja, pengusaha

dapat menghemat waktu yang cukup besar menangani masalah masalah


ketenagakerjaan, dalam mengakomodasikan saran saran mereka serta untuk
membina para pekerja maupun dalam memberikan perintah perintah, daripada
melakukannya secara individu terhadap setiap pekerja ;
C.

Penyampaian saran dari pekerja kepada pimpinan perusahaan dan perintah

dari pimpinan kepada para pekerja, akan lebih efektif melalui serikat pekerja,
karena serikat pekerja sendiri dapat menseleksi jenis tuntutan yang realistis dan
logis serta menyampaikan tuntutan tersebut dalam bahasa yang dapat dimengerti
dan diterima oleh direksi dan perusahaan ;
D.

Dalam manajemen modern yang menekankan pendekatan hubungan antar

manusia ( Human Approach ), diakui bahwa hubungan nonformal dan semiformal


lebih efektif atau sangat diperlukan untuk mendukung daripada hubungan formal.
Dalam hal ini serikat pekerja dapat dimanfaatkan oleh pengusaha sebagai jalur
hubungan semi formal;
E.

Serikat pekerja yang berfungsi dengan baik, akan menghindari masuknya

anasir anasir luar yang dapat mengganggu kelancaran proses produksi dan
ketenagakerjaan, jika di suatu perusahaan tidak ada PUK SPSI atau bila PUK
SPSI

tidak

berfungsi

dengan

baik,

maka

anasir

luar

dengan

dalih

memperjuangkan kepentingan pekerja akan mudah masuk mencampuri masalah


intern perusahaan. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa campur tangan
LSM, LBH dan pihak luar lainnya ke perusahaan lebih banyak menambah
rumitnya persoalan daripada mempercepat penyelesaian masalah ;

Sosiologi Industri

22

F.

Mewakili pekerja pada Lembaga Tripartit dan Dewan Pengupahan pada

Lembaga Departemen Tenaga Kerja sesuai tingkatan;

2.TUJUAN SERIKAT PEKERJA


a. Mengisi cita cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil secara
materi dan spiritual, khususnya masyarakat pekerja berdasarkan
pancasila ;
b. Melindungi dan membela hak dan kepentingan pekerja;
c. Terlaksananya hubunga industrial yang harmonis, dinamis, dan
berkeadilan;
d. Terhimpun dan bersatunya kaum pekerja di segala kelompok
industrial barang dan jasa serta mewujudkan rasa kesetiakawanan
dan menumbuhkembangkan solidaritas diantara sesama kaum
pekerja ;
e. Terciptanya perluasan kesempatan kerja, meningkatkan produksi
dan produktivitas ;
f. Terciptanya kehidupan dan penghidupan pekerja Indonesia yang
selaras, serasi dan seimbang menuju terwujudnya tertib sosial,
tertib hukum dan tertib demokrasi ;
g. Meningkatkan

kesejahteraan

pekerja

serta

memperjuangkan

perbaikan nasib, syarat syarat kerja dan kondisi serta


penghidupan yang layak sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan
beradab.

Sosiologi Industri

23

3. FUNGSI SERIKAT PEKERJA


Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan
hubungan industrial
a. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan pekerja.
b. Lembaga perunding mewakili pekerja.
c. Melindungi dan membela hak hak dan kepentingan kerja.
d. Wadah pembinaan dan wahana peningkatan pengetahuan pekerja.
e. Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
f. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.
g. Wakil pekerja dalam lembaga lembaga ketenagakerjaan
h. Wakil untuk dan atas nama anggota baik di dalam maupun di luar
pengadilan.

4.

USAHA SERIKAT PEKERJA


a. Meningkatkan peran serta kaum pekerja dalam Pembangunan
Nasional untuk mengisi cita cita Proklamasi 17 Agustus 1945
b. Memperjuangkan

terciptanya

dan

terlaksananya

peraturan

perundangan untuk mewujudkan pelaksanaan hubungan industrial


yang harmonis, dinamis dan berkeadilan
c. Memacu terciptanya kondisi dan syarat syarat kerja yang layak
d. Bekerja sama dengan badan badan pemerintah dan swasta baik di
dalam maupun di luar negeri yang tidak bertentangan dengan asas
dan tujuan organisasi
e. Memperjuangkan jaminan sosial yang luas sesuai dengan tuntutan
kebutuhan
f. Menyelenggarakan pendidikan bidang ketenagakerjaan dalam
rangka memperluas pengetahuan, keterampilan dan prilaku,

Sosiologi Industri

24

meningkatkan kemampuan tenaga kerja baik dalam berorganisasi


maupun dalam bekerja
Mendorong terbentuknya dan berkembangya koperasi pekerja dan usaha usaha
lain untuk meningkatkan kesejahteraan dan jaminan sosial.

ORGANISASI PEKERJA / BURUH


Kehadiran

organisasi

pekerja

buruh

dimaksudkan

untuk

memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja, sehingga tidak diperlakukan


sewenang-wenang oleh pihak pengusaha. Keberhasilan maksud ini sangat
tergantung dari kesadaran para pekerja untuk mengorganisasikan dirinya; semakin
baik organisasi itu, maka akan semakin kuat; sebaliknya semakin lemah, maka
semakin tidak berdaya dalam melakukan tugasnya. Karena itulah kaum pekerja di
Indonesia harus menghimpun dirinya dalam suatu wadah atau organisasi.
Organisasi pekerja / buruh di Indonesia telah memiliki sejarah yang
panjang sejak lahirnya tanggal 19 September 1945. Dalam rentang waktu tersebut
organisasi pekerja / buruh telah menunjukkan diri dan eksistensinya dalam
membangun sistem perburuhan nasional yang hingga saat ini masih tetap berjuang
untuk menjadikan buruh/pekerja Indonesia menjadi lebih sejahtera.
Sejalan dengan bergulirnya reformasi diesegala bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara, maka pemerintah melalui Keppres Nomor 83 Tahun
1998 telah mengesahkan Konvensi ILO Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat
dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi ( Convention Concerning Freedom of
Association and Protection of the Right to Organise ). Disahkannya Konvensi ini
tidak lepas dari perjuangan panjang dan melelahkan dari organisasi buruh /
pekerja Indonesia bersama-sama dengan segenap komponen bangsa lainnya
Konfensi ILO tersebut diatas pada hakekatnya memberikan jaminan yang seluasluasnya kepada organisasi pekerja/buruh untuk mengorganisasikan dirinya dan
untuk bergabung dengan federasi-federasi, konfederasi dan organisasi apapun dan
hukum negara tidak boleh menghalangi jaminan berserikat bagi buruh.

Sosiologi Industri

25

Dalam rentang waktu yang cukup lama tersebut diatas, akhirnya


pemerintah berhasil menetapkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Buruh/Pekerja. Dalam Undang-Undang ini disebutkan bahwa Serikat
Buruh/Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk buruh/pekerja
baik di perusahaan maupun diluar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan buruh/pekerja serta meningkatkan
kesejahteraan buruh/pekerja dan keluarganya.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh


memuat beberapa prinsip dasar sebagai berikut :
1. Jaminan bahwa setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/buruh;
2. Serikat buruh / pekerja dibentuk atas kehendak bebas buruh/pekerja tanpa
tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah dan pihak manapun;
3. Serikat buruh / pekerja dapat dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis
pekerjaan, atau bentuk lain sesuai dengan kehendak pekerja/buruh;
4. Basis utama serikat pekerja/buruh ada di tingkat perusahaan, serikat buruh yang
ada dapat menggabungkan diri dalam Federasi Serikat Buruh/Pekerja. Demikian
halnya dengan Federasi Serikat Buruh/Pekerja dapat menggabungkan diri dalam
Konfederasi Serikat Buruh/Pekerja;
5. Serikat buruh / pekerja, Federasi dan Konfederasi serikat pekerja/buruh yang
telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada Kantor Departemen
Tenaga Kerja setempat, untuk dicatat;
6. Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja / buruh untuk
membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi
pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau
tidak menjalankan kegiatan serikat buruh/pekerja.

Sosiologi Industri

26

Seiring dengan kebebasan buruh / pekerja untuk meng-organisasikan


dirinya, maka tugas yang diemban oleh serikat buruh/pekerja semakin berat, yakni
tidak hanya memperjuangkan hak-hak normatif buruh/pekerja tetapi juga
memberikan

perlindungan,

pembelaan

dan

mengupayakan

peningkatan

kesejahteraannya.

Dan Serikat Pekerja/ Buruh itu sendiri dibentuk berdasarkan:


Undang-undang Dasar Negara RI Th. 1945
Piagam PBB tentang Hak2 azazi manusia Pasal 20 (ayat 1) dan pasal 23 (ayat 4)
UU No. 18 th. 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 98 mengenai Hak
berorganisasi dan Berunding bersama
KePres No. 23 th. 1998 tentang Pengesahan Konvensi ILO NO. 87 tentang
kebabasan berserikat dan perlindungan hak berorganisasi
KeMenaker No. PER-201/MEN/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja
KepMenaker No. PER-16/MEN/2000 tentang tata cara Pendaftaran Serikat
Pekerja
UU No. 21 th. 2000 tentang Serikat Pekerja (SP)
UU No. 13 th. 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 2 th. 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Serikat Pekerja yg
bersangkutan

Sosiologi Industri

27

Sosiologi Industri

28

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang
memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu
hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok
atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status
dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan
hak dan kewajiban yang berbeda pula

Dengan memahami struktur sosial maka kita dapat menganalisis


suatu fenomena sosial, sehingga dapat dilihat bahwa:
1.

Buruh bertindak secara seragam, yang bersifat tipikal, khas,


unik apabila dibandingkan dengan anggota lainnya;

2.

Buruh menempati posisi tertentu dalam stratifikasi dan


diferensiasi;

3.

Ada hubungan-hubungan tertentu antara buruh dengan para


anggota lainnya;

4.

Munculnya

masalah-masalah

perburuhan

harus

dikaji

secarakomprehensif, bukan sekadar dari buruh itu sendiri,


melainkan juga dari para anggota unit sosial lainnya.
Secara tidak langsung buruh menyadari bahwa ia adalah kelompok
yang terorganisasi, relatif lebih terdidik, memiliki dukungan politik, yang
memadai dari masyarakat, mampu melakukan tekanan-tekanan baik
terhadap perusahaan maupun pemerintah. Masyarakat, melalui negara,
memang memberikan hak formal kepada buruh untuk melakukan
pemogokan, bahkan sejumlah masyarakat mendorongnya.

Sosiologi Industri

29

DAFTAR PUSTAKA

1. Anne Friday Safaria, Dadi Suhanda, Selly Riawati, Hubungan


Perburuhan Di Sektor Informal, Akatiga, Bandung, 2003.
2. Djumadi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh di Indonesia,
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005.
3. Abdulsyani, Sosiologi Skenmatika, Teori, dan Terapan, Bumi
Aksara, Jakarta, 1994.

Sosiologi Industri

30

Anda mungkin juga menyukai