Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

MAKALAH
( FERTILISASI)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : Perkembangan Hewan
Dosen Pembimbing : Rita Sukaesih, S.Pd., M.Si

Di Susun Oleh :
Kelompok II

APRILIA RAMADAYANI
NIM 1001 140 199

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) PALANGKA RAYA


JURUSAN TARBIYAH PRODI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2012

Kata pengantar
Kami panjatkan puji syukurkepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahma, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul FERTILISASI ini sesuai dengan yang kita harapkan bersama,meskipun
masih jauh dari kesempurnaan,tapi mudah-mudahan bisa menjadi bahan bacaan
dan menambah pengetahuan pembaca tentang fertilisasi.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk menambah
wawasan kita selaku mahasiswa dalam masalah fertilisasi dan juga dapat melatih
keterampilan kami sebagai tim penulis dalam hal menyusun makalah serta
bagaimana cara yang efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan
oleh dosen sehingga kita semua dapat menjadi para akademis yang bertangung
jawab dalam dunia pendidikan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah perkembangan hewan, selaku dosen pembimbing kami. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi kita. Kritik dan saran di harapkan untuk perbaikan
dalam makalah-makalah berikutnya.

Palangka Raya,maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI..

ii

BAB I PENDAHULUAN..

A. Latar Belakang.

B. Rumusan Masalah. 2
C. Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN. 3
A. Pengertian Fertilisasi............................. 3
B. Proses Fertilisasi... 4

BAB III PENUTUP. 10


A. Kesimpulan.

10

B. Saran

10

DAFTAR PUSTAKA

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme
betina dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasamenakjubkan.
Kehamilan terjadi bersamaan dengan ovulasi pada masa remajadini; dan setelah
kelahiran, anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi, dan menyusui
dilanjutkan sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilan terjadi lagi dan begitu
seterusnya. Ketika sudah 10 atau 11 episode kehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi
ovarium dan ovulasi berhenti yaitu menopause. Sebuah analisis yang merangsang
pemikiran tentang evolution of human reproductiontelah disajikan oleh Roger Short
(1976).
Menstruasi dipandang dalam arti fisiologi, sebagai hasil akhir dari kegagalan
fertilitas. Tidak diragukan lagi bahwa animus fisiologi siklus ovarium, dan
akomodasi-akomodasi saluran reproduktif morfologis yang menyertainya adalah
ovulasi, fertilisasi, dan implantasi. Ada sistem gagal-aman yang bekerja kalau ada
kegagalan fertilisasi ovum atau kegagalan implantasi blastokista, dan peristiwa ini
berpuncak pada menstruasi.
Fertilisasi merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan.
Proses ini berlanjut dengan pembelahan sampai terjadinya implantasi. Sesorang dapat
dinyatakan hamil apabila hasil konsepsi tertanam di dalam rahim ibu, yang biasa
disebut dengan kehamilan intra uterin. Jika hasil konsepsi tertanam di luar rahim, hal
itu disebut kehamilan ekstra uterin.
Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi tidak berlangsung baik,
hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus ataupun kelainan pada bayi.
Sehingga fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan seorang manusia. Untuk
lebih mempermudah pemahaman akan materi ini, materi yang harus dikuasai adalah
pemahaman tentang menstruasi, dan anatomi fisiologi.
Materi ini bermanfaat selain sebagai pengetahuan lebih mendalam tentang
konsepsi, dan implantasi, juga untuk mengetahui metode-metode dalam manghindari
adanya kehamilan, baik secara alami maupun intervensi. Handout ini, mengupas
pengertian fertilisasi, proses fertilisasi hingga implantasinya.

B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian fertilisasi
2. Untuk mengetahui proses fertilisasi
C. Rumusan masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan fertilisasi

2.

Bagaimana proses fertilisasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/ sperma dengan sel
telur di tuba falopii. Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke
dalam

saluran kelamin wanita,

hanya 300-500 yang mencapai tempat

pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan.

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/ coitus), dengan ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan
mani yang berisi selsel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika sanggama
terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut masa subur wanita), maka ada
kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel
telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 2 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti
dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang
akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara
eksternal atau secara internal.
6

a. Fertilisasi mungkin terjadi eksternal (di luar tubuh hewan betina), biasanya dalam
medium air (contoh : katak, ikan). Ovum dan sperma dikeluarkan bersamaan ketika
kopulasi.
b. Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam
tubuh hewan betina. Ketika kopulasi hewan jantan memasukan penis (pada
vertebrata) atau hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu
masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal
terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok
reptil, aves dan Mamalia.
B. Proses Fertilisasi

Gambar :terjadinya proses fertilisasi


Pengertian fertilisasi (pembuahan) tadi merupakan proses penyatuan
gamet pria dan wanita, terjadi diampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah
bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekatdengan ovarium.
Spermatozoa

dapat

bertahan

hidup

di

dalam

saluran

reproduksi

wanitaselama kira-kira 24 jam.Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke


rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini
disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu d i i n g a t b a h w a p a d a
saat

sampai

di

saluran

kelamin

wanita,

spermatozoa

belum

m a m p u menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom.


Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
7

wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu
selubung glikoprotein dari p r o t e i n - p r o t e i n p l a s m a s e m e n d i b u a n g d a r i
selaput

plasma,

yang

membungkus

d a e r a h akrosom spermatozoa.

Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona
dan

mengalami

reaksi

akrosom.

Reaksi

akrosom

terjadi

setelah

p e n e m p e l a n k e z o n a p e l l u s i d a d a n d i i n d u k s i o l e h protein-protein
zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enz im-enzim yang diperlukan
untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

Gambar : proses fertilisasi


Tahapan-tahapan yang terjadi pada fertilisasi adalah sebagai berikut :
Kapasitasi Spermatozoa dan Pematangan Spermatozoa.
Kapasitasi Spermatozoa merupakan tahapan awal sebelum fertilisasi. Sperma
yang dikeluarkan dalam tubuh (fresh ejaculate) belum dapat dikatakan fertil atau
dapat membuahi ovum apabila belum terjadi proses kapasitasi. Proses ini ditandai
pula dengan adanya perubahan protein pada seminal plasma, reorganisasi lipid dan
protein membran plasma, Influx Ca, AMP meningkat, dan pH intrasel menurun.
Perlekatan spermatozoa dengan Zona Pelucida
Zona pelucida merupakan zona terluar dalam ovum. Syarat agar sperma dapat
menempel pada zona pelucida adalah jumlah kromosom harus sama, baik sperma
maupun ovum, karena hal ini menunjukkan salah satu ciri apabila keduanya adalah
8

individu yang sejenis. Perlekatan sperma dan ovum dipengaruhi adanya reseptor pada
sperma yaitu berupa protein. Sementara itu suatu glikoprotein pada zona pelucida
berfungsi seperti reseptor sperma yaitu menstimulasi fusi membran plasma dengan
membran akrosom (kepala anterior sperma) luar. Sehingga terjadi interaksi antara
reseptor dan ligand. Hal ini terjadi pada spesies yang spesifik.
Reaksi Akrosom
Reaksi tersebut terjadi sebelum sperma masuk ke dalam ovum. Reaksi akrosom
terjadi pada pangkal akrosom, karena pada lisosom anterior kepala sperma terdapat
enzim digesti yang berfungsi penetrasi zona pelucida. Mekanismenya adalah reseptor
pada sperma akan membuat lisosom dan inti keluar sehingga akan merusak zona
pelucida. Reaksi tersebut menjadikan akrosom sperma hilang sehingga fusi sperma
dan zona pelucida sukses.
Penetrasi Zona Pelucida.
Setelah reaksi akrosom, proses selanjutnya adalah penetrasi zona pelucida yaitu
proses dimana sperma menembus zona pelucida. Hal ini ditandai dengan adanya
jembatan dan membentuk protein actin, kemudian inti sperma dapat masuk. Hal yang
mempengaruhi keberhasilan proses ini adalah kekuatan ekor sperma (motilitas), dan
kombinasi enzim akrosomal.
Bertemunya Sperma dan Oosit
Apabila sperma telah berhasil menembus zona pelucida, sperma akan
menenempel pada membran oosit. Penempelan ini terjadi pada bagian posterior (postacrosomal) di kepala sperma yang mengandung actin. Molekul sperma yang berperan
dalam proses tersebut adalah berupa glikoprotein, yang terdiri dari protein fertelin.
Protein tersebut berfungsi untuk mengikat membran plasma oosit (membran fitelin),
sehingga akan menginduksi terjadinya fusi.
Aktivasi Ovum Sebelum Sperma Bertemu Oosit
Ovum pada kondisi metafase sebelum bertemu dengan sperma harus diaktifkan
terlebih dahulu. Faktor yang berpengaruh karena adanya aktivasi ovum adalah
konsentrasi Ca, kelengkapan meiosis II, dan Cortical Reaction, yaitu reaksi yang

terjadi pada ovum, eksosotosis, dan granula pendek setelah fusi antara sperma dan
oosit.
Reaksi Zona untuk Menghadapi Sperma yang Masuk Setelah Penetrasi
Reaksi ini dikatalisis oleh protease yaitu mengubah struktur zona pelucida
supaya dapat memblok sperma. Protein protease akan membuat zona pelucida
mengeras dan menghambat sperma lain yang masuk zona pelucida. Melalui proses
inilah ovum menyeleksi sperma dan hanya satu sperma yang masuk dalam ovum.
Sehingga apabila sudah ada satu sperma yang masuk, dengan sendirinya ovum akan
memblok sperma lain yang ingin masuk dalam ovum. Akan tetapi apabila ovum tidak
dapat memblok sperma lain yang masuk, maka sperma yang masuk akan lebih dari
satu. Hal ini menyebabkan rusaknya reseptor sperma dan kondisinya menjadi toxic
sehingga akan terjadi gagal embrio. Keadaan seperti ini dinamakan Polyspermy.

Penyatuan satu perangkat kromosom haploid dari sperma dengan seperangkat


kromosom haploid lainnya dari telur yang terjadi karena fertilisasi, memulihkan
kembali jumlah kromosom diploid. Dengan demikian telur yang sudah dibuahi atau
zigot (Yunani, zygotos disatuakn), dan semua sel tubuh yang berkembang dari zigot
tersebut dengan cara mitosis mempunyai jumlah kromosom diploid. Pada tiap
individu tepat separuh dari kromosom dan separuh gen berasal dari ibu, sedangkan
separuh lainya berasal dari ayah. Semua fenomena genetika mendel tergantung pada
fakta sederhana ini. Karena sifat interaksi gen, keturunan dapat lebih menyerupai
10

salah satu induknya dari induk lainnya, tetapi kedua induk pada dasarnya mempunyai
saham yang sama terhadap keturunannya.
Hasil utama pembuahan :
a. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
b. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
c. Permulaan pembelahan dan stadium stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis).

PEMBELAHAN SEL

11

Tahap-tahap pembentukan individu baru dimulai dari gametogenesis. Pada


jantan sel kelamin dibentuk dari spermatogonium yang mengalami spermatogenesis,
sedangkan ovum dibentuk melalui oogenesis yang terjadi didalam ovarium.
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Selsel
yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya
yang disebut blastomer. Sesudah 3 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16
sel, disebut morula.
stadium morula (kira kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula
terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di
sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela sela inner cell mass
merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar
sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar masa zigot membentuk rongga
blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan
lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut
trofoblas.

12

B A B III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk melestarikan jenis dan
keturunanya melalui proses perkembangbiakan yang umumnya dilakukan dengan
adanya kemmpuan menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin
betina (ovum).
2. Fertilisasi adalah proses reproduksi seksual yang melibatkan dua sel gamet yaitu
spermatozoa dan ovum dinamakan spermatozoa melakukan perjalanan untuk
membuahi ovum yang terjadi di ampulla tuba fallopi.
3. Fertilisasi berdasarkan prosesnya dibagi menjadi dua yaitu fertilisasi eksternal dan
fertilisasi internal.
4. Tahapan-tahapan yang terjadi pada fertilisasi adalah sebagai berikut :
a. Kapasitasi Spermatozoa dan Pematangan Spermatozoa.
b. Perlekatan spermatozoa dengan Zona Pelucida
c. Reaksi Akrosom
d. Penetrasi Zona Pelucida.
e. Bertemunya Sperma dan Oosit
f. Aktivasi Ovum Sebelum Sperma Bertemu Oosit
g. Reaksi Zona untuk Menghadapi Sperma yang Masuk Setelah Penetrasi
B. Saran
Semoga makalah tentang Fertilisasi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/ I
yang menempuh mata kuliah ini. Khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah.

13

DAFTAR PUSTAKA

Agus Haryono, 2008. Perkembangan Hewan. Palangka Raya: Unpar


Brotowidjoyo Djarubito Mukayat, Zoologi Dasar, Jakarta : Erlangga, 1994
Nawangsari Sugiri, General Zoology, Bogor : Erlangga, 1984
Subowo, Biologi Sel, Jakarta : Erlangga, 2011
http://biowidhi.wordpress.com/2008/04/14/4/ (Diakses pada tanggal 1 Maret 2012)

http://marwanard.blogspot.com/2011/11/makalah-fertilisasi.html (Diakses pada


tanggal 1 Maret 2012)

14

Anda mungkin juga menyukai