PEMBAHASAN
Pada praktikum
dilaksanakan pada hari Jumat, 1 November 2014 serta Jumat, 8 November 2014
yang bertempat di ruang 301 Teknik Geologi Universitas Diponegoro.
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan
untuk mengidentifikasi batuan, mendeskripsikan mineral dalam batuan beku,
sedimen, dan metamorf, serta untuk menamakan batuan beku, sedimen, dan
metamorf sesuai dengan klasifikasi yang tersedia. Adapun hasil pengamatannya
sebagai berikut :
ini adalah
inequigranular, yaitu besar mineral yang tidak sama, yang berjenis fanerik,
mineral kasar dapat dilihat secara megaskopis. Dan bentuk butirnya berupa
subhedral yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna karena batas-batas antar
mineral yang kurang jelas.
20
kekerasan
dimasukkan ke dalam klasifikasi Thorpe and Brown batu peraga nomor BI50-A merupakan batu Gabro (Thorpe and Brown, 1985).
Batuan Peraga Nomor BI-50-A, memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu
kehitaman, struktur masif, memiliki tekstrur dengan kristalinitas holokristalin,
granularitas faneroporfiritik, bentuk kristal subhedral, hubungan antar kristal
inequigranular, dengan komposisi mineral plagioklas (50%), olivin (20%),
piroksen (30%) merupakan batuan beku dengan nama gabbro (Thorpe and
Brown, 1985).
4.2. Pembahasan Batuan Peraga Nomor B2
Secara megaskopis batuan ini termasuk batuan sedimen, batuan sedimen
ini berwarna coklat kekuningan, struktur batuan ini adalah laminasi, batuan
ini memiliki tekstur dengan ukuran butir pasir sangat halus ( 1/16 1/8 mm
skala wentworth), kebundarannya
21
baik
karena
permukaannya
konveks,
hampir
22
fragmen pasir sangat halus, matriks lanau, dan semen karbonatan. Merupakan
batuan sedimen dengan nama batupasir (Wentworth, 1922).
4.3. Pembahasan Batuan Peraga Nomor 176
Secara megaskopis batuan ini termasuk batuan sedimen, batuan sedimen
ini berwarna coklat muda, struktur batuan ini adalah nonstruktur, batuan ini
memiliki tekstur dengan ukuran butir lempung ( 1/256 mm skala wentworth),
kebundarannya yaitu membundar baik, memiliki pemilahan yang baik, serta
kemas tertutup.
Batuan ini berwarna coklat muda. Struktur batuan ini adalah laminasi,
karena menunjukan adanya perlapisan dengan ketebalan lapisan kurang dari 1
cm. Batuan ini memiliki tekstur dengan ukuran butir lempung ( 1/256 mm
skala wentworth), kebundarannya yaitu membundar baik karena semua
permukaannya konveks, hampir equidimensional, sferoidal. Memiliki
pemilahan yang baik karena memiliki ukuran besar butir yang seragam, serta
kemas tertutup karena butirannya saling bersentuhan satu sama lain.
Proses pembentukan batu ini diawali dengan proses pelapukan yang
terjadi pada batuan induk, kemudian material hasil pelapukan mengalami
erosi dan tertransportasi dengan cara menggelinding (rolling) serta jarak yang
jauh dari batuan induk, hal ini dapat dilihat dari ukuran butir yang kecil yaitu
kurang dari 1/256 mm skala wentworth serta bentuk butir yang membundar
baik, selain itu hal itu juga dapat disebabkan oleh adanya pengaruh erosi atau
abrasi yang menyebabkan bentuk butirnya membundar baik. Setelah
mengalami transportasi, material sedimen tersebut terdeposisi pada
lingkungan yang tidak mengandung karbonat seperti laut dalam dimana
cahaya matahari tidak dapat menembus kedalaman laut dan suhu yang
rendah, dan akhirnya material tersebut mengalami diagenesis berupa
kompaksi dan sementasi hingga membentuk batuan sedimen.
Komposisi mineral pada batu peraga ini adalah fragmen lempung (
<1/256 mm skala wentworth), matriksnya tidak dapat teramati karena
memiliki ukuran yang sangat kecil (afanitik) , serta semen non karbonatan
karena saat ditetesi dengan larutan HCl tidak menunjukan reaksi atau tidak
23
penyusun
batuan
metamorf.
Batuan
ini
memiliki
tekstur
ini
terbentuk
dari
batupasir
kuarsa
yang
mengalami
24
ini adalah
25
kekerasan
masif,
memiliki
tekstrur
dengan
kristalinitas
holokristalin,
26