pada Obstetri
Tujuan : mampu menjelaskan
indikasi dan teknik pemberian
analgesi dan anestesi obstetri
Analgesia
Obat oral : fenyl butazon
Tramadol 50-100 mg, oral
atau supp, i.m. atau iv
Opioid pethidin
diberikan dengan dosis
25-50 mg/i.m tiap 2 jam
Fentanil bekerja cepat
30 menit, dosis 50-100
ug/iv/im
Risiko depresi nafas pada
bayi. Antidot : nalokson
dosis 0.01 mg/kg dapat
diulang 5 menit.
Ketamin
Ketamin mempunyai
kemanan yang tinggi
Dosis : 1-2 mg/kg BB
Indikasi : analgesi
intravena pada seksio
emergensi
Dosis 50 mg i.v perlahan
+ drip 100 mg/500 ml RL
20tts/mn
Analgesi Infiltrasi
Sikap : selalu aspirasi
awas masuk sirkulasi
Dapat diberikan
tersendiri/kombinasi
pada seksio sesarea
emergensi
Lidokain 0.5% - 30-40 cc
Infiltrasi pada kulit dan
sub peritoneal
Lokal : episiotomi,
dosis 1% -10 ml
Anestesi Spinal
Indikasi : seksio sesarea
Teknik : menggunakan jarum
tumpul atau tajam no 27-29
Cairan hiperbarik bupivakain
0.25%- 25 mg atau lidokain1%
Kombinasi bupivacain 0.5% 12.5
mg + fentanyl 10 ug. - cukup 2
jam
Komplikasi
Hipotensi pada seksio
sesarea pencegahan
ibu tidur miring ke kiri
30/punggung diganjal.
Terapi : infus 300-500 ml
RL.
Bradikardia terapi
sulfas atropin 1 mg
Takikardia terapi
bretilium 5mg/kg
Kejang terapi diazepam
5 mg/iv
Jaga pernafasan
resusitasi (ABC) intubasi
bila perlu
Rekam Medik
Pencatatan tiap 10-15
menit : T/N/nafas
jumlah cairan masukkeluar
Produksi urin /jam
Komplikasi : nyeri,
perdarahan, muntah,
menggigil dsb.
Pasca bedah :
pengawasan dan
pencatatan tiap 15
menit