KELOMPOK 2
FARMASI A 2012
Formula Asli
Sodium monofluorophosphate
Rancangan Formula
Tiap 120 gram mengandung :
1.
Sodium monofluorophosphate
1,12 %
2.
2%
3.
Sodium benzoate
0,5 %
4.
Xylitol
0,2 %
5.
Minyak pepermint
1,5 %
6.
Gliserin
20 %
7.
Na-CMC
5%
8.
Kalsium karbonat
40 %
9.
Air
ad 100 %
Master Formula
1.
Nama produk
: Dent
2.
Jumlah Produk
3.
Disetujui oleh :
Nama Bahan
Fungsi
1.
01
1,344 g
2.
02
Pembuat busa
2,4 g
3.
03
Sodium benzoate
Pengawet
0,6 g
4.
04
Xylitol
Pemanis
0,24 g
5.
05
Minyak pepermint
Perasa
1,8 g
6.
06
Gliserin
Humektan
24 g
7.
07
Na-CMC
Pengental
6g
8.
08
Kalsium karbonat
Abrasive agent
48 g
9.
09
Air
Pelarut
Ad 100%
Perdosis
Batch
pH larutan 2%
(Sweetman, 2009 : 1965). Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6
7,0 dengan rata-rata pH 6,7 (Soesilo, 2005).
-
Indikasi
Sodium monofluorophosphate digunakan sebagai sumber fluoride dalam pasta gigi
untuk pencegahan karies gigi. Hal ini juga dapat diberikan melalui mulut dalam
pengelolaan osteoporosis (Sweetman, 2009 : 1965).
Mekanisme Kerja
fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten
terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Jenis fluoride yang
terdapat dalam pasta gigi adalah Stannousfluoride, Sodium fluoride dan Sodium
monofluorofosfat (Winata, 2014).
Farmakokinetik
Sodium fluoride dan fluorida larut lainnya mudah diserap dari saluran pencernaan.
Fluorida dihirup (dari asap industri dan debu) diserap melalui paru-paru. Fluorida
diendapkan terutama dalam tulang dan gigi. fluorida pada prinsipnya dikeluarkan
melalui urin, tetapi jumlah kecil juga dapat diekskresikan dalam tinja dan keringat.
Fluorida mampu melintasi plasenta dan terdapat dalam air liur, kuku, dan rambut.
Terdapat beberapa bukti bahwa fluorida terdistribusi ke dalam ASI (Sweetman, 2009 :
1963).
Interaksi Obat.
Garam aluminium, kalsium, dan magnesium dapat menurunkan penyerapan fluoride
(Sweetman, 2009 : 1963).
Efek Samping
Dalam jumlah yang direkomendasikan untuk fluoridasi dalam air minum dan pada
dosis yang direkomendasikan yang digunakan dalam kedokteran gigi untuk karies
profilaksis, sodium fluoride belum terbukti memiliki efek samping yang signifikan.
Dalam keracunan akut, sodium fluoride yang diminum bersifat korosif, membentuk
asam fluorida di dalam perut (Sweetman, 2009 : 1962).
Alasan Pemilihan Zat Tambahan
Sodium lauryl sulfate memiliki rentang pH 7,0 9,5 (1% w/v larutan berair)
(Rowe, 2009 : 652).
Sodium Lauryl Sulfate adalah salah satu deterjen sintesis yang paling banyak
digunakan sebagai zat aktif dalam pasta gigi, dengan konsentrasi dalam kisaran
antara 1,5%-5% (Hartono, 2013).
Fungsi Sodium Lauryl Sulfate ini adalah untuk menurukan tegangan permukaan
plak, membentuk mikroemulsi sehingga terbentuk busa yang turut mempermudah
pelepasan sisa makanan dan plak yang melekat pada permukaan rongga mulut
yang digunakan pada proses pembersihan secara mekanis (Hartono, 2013).
Sodium Lauryl Sulfate merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai deterjen,
terdapat pada sabun cuci, pembersih lantai, shampoo, sabun mandi, dan juga pada
pasta gigi (Hartono, 2013).
Hampir 99% pasta gigi yang beredar dipasaran menggunakan bahan Sodium
Lauryl Sulfate (Hartono, 2013).
b. Sodium benzoate
Sodium benzoate memiliki pH 8,0 (jenuh pada larutan berair 25oC) (Rowe, 2009 :
627).
c. Xylitol
-
Xylitol memiliki rentang pH 5,0 7,0 (10% w/v larutan berair) (Rowe, 2009 :
786).
Xylitol biasanya digunakan pada permen karet, obat kumur, dan pasta gigi
sebagai bahan yang dapat menurunkan terjadinya plak dan kerusakan gigi (karies
gigi) (Rowe, 2009 : 786).
Tidak seperti sukrosa, xylitol tidak difermentasikan menjadi asam kariogenik dan
menunjukkan
kemampuannya
dalam
menurunkan
pertumbuhan
bakteri
d. Minyak pepermint
-
e. Gliserin
-
Konsentrasi bahan humektan dalam sediaan pasta gigi berkisar pada 20 35%
(Storehagen, 2003).
Konsentrasi yang lebih tinggi, biasanya 3-6%, dari media-viskositas kelas yang
digunakan untuk menghasilkan gel yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
aplikasi dan pasta; glikol sering dimasukkan dalam gel tersebut untuk mencegah
mereka mengering (Rowe, 2009: 119).
g. Kalsium karbonat
-
pH kalsium karbonat 9,0 (10% w/v terdispersi dalam air) (Rowe, 2009 : 86).
Salah satu senyawa abrasive yang sering ada pada komposisi pasta gigi yaitu
kalsium dalam bentuk CaCO3 (Hidayati, A. dan Edy S., 2011)
Senyawa abbrasive yang digunakan dalam suatu pasta gigi dipilih yang
mempunyai kemampuan membersihkan permukaan gtgi tanpa menimbulkan
kerusakan terhadap permukaan gigi, jaringan atau rongga mulut maupun gusi
(Hidayati, A. dan Edy S., 2011).
Uraian Bahan
a. Sodium monofluorophosphate (Sweetman, 2009 : 1965).
Nama Resmi
: Sodium monofluorophosphate
Nama lain
: Natrii monofluorophosphas
RM / BM
: Na2PO3F / 143,9
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Aquadestilata
Nama lain
: Aquades
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
Penyimpanan
Penggunaan
: sebagai pelarut.
Nama lain
RM
: CH3(CH2)10CH2OSO3Na
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sodium benzoate
Nama lain
: Natrii benzoas
RM / BM
: C7H5NaO2 / 144,11
Pemerian
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%
Penyimpanan
Kegunaan
: xylitol
Nama lain
: Xylitolum
RM / BM
: C5H12O5 / 152,15
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Gliserin
Nama lain
: Glycerolum
RM / BM
: C3H8O3 / 92,09
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Natrium carboxymethylcellulose
Nama lain
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Kalsium karbonat
Nama lain
: Calcii carbonas
RM / BM
: CaCO3 / 100,09
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
i. Perhitungan bahan
Tiap 120 gram mengandung :
Sodium monofluorophosphate
1,12 %
2%
Sodium benzoate
0,5 %
Xylitol
0,2 %
Minyak pepermint
1,5 %
Gliserin
20 %
Na-CMC
5%
Kalsium karbonat
40 %
Air
ad 100 %
x 120 = 1,344 g
2%
x 120 = 2,4 g
Sodium benzoate
0,5 %
x 120 = 0,6 g
Xylitol
0,2 %
x 120 = 0,24 g
Minyak pepermint
1,5 %
x 120 = 1,8 g
Gliserin
20 %
x 120 = 24 g
Na-CMC
5%
x 120 = 6 g
Kalsium karbonat
40 %
x 120 = 48 g
Air
ad 100 %
x 2,4 g = 0,24 g
= 0,6 g + 0,06 mg
= 0,66 g
x 0, 24 g = 0,024 g
= 0, 24 g + 0,024 g = 0, 264 g
x 1,8 g = 0,18 g
x 0,6 g = 0,06 g
= 0,1344 g
x 1,344 g
x 24 g = 0, 24 g
x 6 g = 0, 6 g
x 48 = 4,8 g
ad 100 %
2,4 g x 100
= 240 g
Sodium benzoate
0,6 g x 100
= 60 g
Xylitol
0,24 g x 100
= 24 g
Minyak pepermint
1,8 g x 100
= 180 g
Gliserin
24 g x 100
= 2400 g
Na-CMC
6 g x 100
= 600 g
Kalsium karbonat
48 g x 100
= 4800 g
Air
j. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Na CMC ditabur diatas air panas (15x jumlah Na CMC), didiamkan selama 15 menit
dan diaduk homogen (massa 1).
3. Kalsium karbonat digerus, ditambah Sodium monofluorofosfat, digerus dan ditambah
gliserin diaduk hingga homogen, selanjutnya ditambahkan larutan gliserin 70 % dan
diaduk homogen (massa 2).
4. Massa 1 ditambahkan ke massa 2 dan diaduk sampai homogen (massa 3).
5. Xylitol dan natrium benzoat dilarutkan dalam sisa air, diaduk homogen dan
dimasukkan ke dalam massa 3, digerus homogen.
6. Natrium lauryl sulfat ditambahkan ke dalam massa 3, diaduk homogen sampai
terbentuk massa pasta.Pepper mint dimasukkan terakhir, diaduk sampai homogen dan
kemudian dimasukkan ke dalam tube.
DAFTAR PUSTAKA
Bayuarti, Yannita Dwi, 2006, Kajian Proses Pembuatan Pasta Gigi Gambir (Uncaria gambir
Roxb.) Sebagai Antibakteri, SKRIPSI, Institut Pertanian Bogor.
Chrismayani, Ni Kadek Pirna, 2014, Manfaat Pasta Lemon Sebagai Bahan Alami Pemutih
Gigi, SKRIPSI, FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dwiartyani, Nugrahani G., 2012, Efek xylitol dan Propilen Glikol Terhadap Stabilitas Fisik
Gel Imunoglobulin Kuning Telur (IGY) (eksperimental Laboratorik), TESIS, FKG
Universitas Indonesia.
Hartono, Ronald, 2013, Studi Komposisi Pasta Gigi Detergen Dan Pasta Gigi Non Detergen
Terhadap Pertumbuhan Plak Dan Sekresi Saliva, SKRIPSI, FKG Universitas
Hasanuddin.
Hidayati, A. dan Edy S., 2011, Penetapan Kadar senyawa Abbrasive (Kalsium) pada Pasta
Gigi, Jurnal Litbang universitas Muhammadiyah, Semarang.
Maharani, E. T. dan Wikanastri H., 2009, Analisis Kadar Detergent Anionik pada Sediaan
Pasta Gigi Anak-Anak, Jurnal Kesehatan, Vol.2, No.2.
Roslan, A. N. dkk., 2009, Penurunan Sensitivitas Rasa Manis Akibat Pemakaian Pasta Gigi
yang Mengandung Sodium Lautyl Sulphate 5%. Jurnal PDGI, Vol 58, No. 2.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J. dan Marian E. Q., 2009, Handbook of Pharmaceutical excipients
6th edition, Pharmaceutical Press, London.
Sano, H., Syozi N., Yupin S., dan Prathip P., 2007, Effect of a Xylitol and fluoride containing
toothpaste on the Remineralization of Human Enamel in Vitro, Journal of Oral
Science, Vol. 49, No. 1, Japan.
Soesilo, D., Rinna E. S., dan Indeswati D., 2005, Peranan sorbitol dalam mempertahankan
kestabilan pH saliva pada proses pencegahan karies, Majalah Kedokteran Gigi, Vol.
38. No. 1, Surabaya
Storehagen, S., dan Nanna Ose og Shilpi Midha, 2003, Dentifrices And Mouthwashes
Ingredients And Their Use, TESIS, FKG University of Oslo.
Sweetman, S. C., 2009, Martindale the complete Drug reference, Pharmaceutical Press,
London.
Winatha, I Made Bayu Arya, 2014, Penggunaan Sikat Gigi Khusus Ortodontik Lebih
Menurunkan Akumulasi Plak Gigi Daripada Sikat Gigi Konvensional Pada Pengguna
Alat Ortodontik Cekat, SKRPSI, FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar.
TUGAS TAMBAHAN
1.
Pasta gigi adalah salah satu produk kosmetik yang digunakan tidak hanya untuk orang
dewasa tetapi juga anak-anak. Fungsinya untuk membersihkan gigi dari sisa-sisa
makanan atau minuman, menjaga kesehatan gigi dan gusi dan menghilangkan bau yang
disebabkan oleh aktifitas bakteri di dalam mulut (Maharani, E. T. dan Wikanastri H.,
2009).
2.
Setiap pasta gigi mengandung bahan-bahan yang penting seperti bahan abrasif, bahan
penggosok, humectant, flouride, pemutih gigi, air, bahan pemberi rasa, bahan pemanis,
bahan pengikat, dan bahan pembuat busa (Roslan, A. N. dkk., 2009)