Anda di halaman 1dari 40

PROTOZOA

parasitologi

PROTOZOA ADALAH HEWAN BERSEL


SATU YANG HIDUP SENDIRI (SOLITER)
ATAU DALAM BENTUK KOLONI
PROTO = PERTAMA, ZOON = HEWAN
TIAP PROTOZOA MERUPAKAN
KESATUAN LENGKAP YANG SANGGUP
MELAKUKAN SEMUA FUNGSI
KEHIDUPAN

Hallo mas !!!!!

Disimak ya .
parasitologi

PADA UMUMNYA PROTOZOA MEMPUNYAI 2 STADIUM , YAITU


BENTUK VEGETATIF ATAU STADIUM TROFOZOIT DAN
BENTUK KISTA YANG TIDAK AKTIF
UKURAN DARI BEBERAPA MIKRON SAMPAI 40 MIKRON (1
MIKRON = 1/1000 MM)
PROTOZOA YANG TERBESAR BALANTIDIUM COLI YANG
BERUKURAN 70 MIKRON (diare balantidiosis)
BENTUK PROTOZOA BERVARIASI ; BULAT, LONJONG,
SIMETRIS , TIDAK TERATUR
PROTOZOA TERDIRI DARI INTI (SATU ATAU LEBIH) DAN
SITOPLASMA
SITOPLASMA PROTOZOA TERDIRI ATAS ENDOPLASMA
(BAGIAN DALAM YANG LEBIH BESAR) DAN EKTOPLASMA
(BAGIAN LUAR YANG TIPIS)

parasitologi

ENDOPLASMA BERISI VAKUOLA MAKANAN , MAKANAN CADANGAN, BENDA


ASING, VAKUOLA KONTRAKTIL DAN BENDA KROMATOID
FUNGSI ENDOPLASMA UNTUK PENCERNAAN DAN REPRODUKSI
EKTOPLASMA TAMPAK JERNIH DAN HOMOGEN , FUNGSINYA SEBAGAI
ALAT PERGERAKAN, MENGAMBIL MAKANAN, EKSKRESI, RESPIRASI DAN
MEMPERTAHANKAN HIDUP
ALAT GERAK PADA PROTOZOA ; KAKI PALSU (PSEUDOPODA), BULU
CAMBUK (FLAGEL) DAN BULU GETAR (SILIA)
BENTUK PROTOZOA :
TROFOZOIT (BENTUK VEGETATIF)
KISTA (BENTUK TIDAK AKTIF)
BENTUK KISTA :
- TERBUNGKUS DALAM DINDING TEBAL
- DIBENTUK OLEH EKTOPLASMA BILA KEADAAN LINGKUNGAN
KURANG MENGUNTUNGKAN
- SELAIN BERFUNGSI UNTUK BERTAHAN (MISALNYA PADA BALANTIDIUM
COLI) JUGA DAPAT BERFUNGSI UNTUK REPRODUKSI (PADA AMEBA ,
FLAGELLATA)

parasitologi

REPRODUKSI :
- SECARA ASEKSUAL
1. BELAH PASANG
SATU PARASIT MEMBELAH
MENJADI DUA YANG SAMA
BENTUKNYA (MISALNYA PADA
AMEBA , MASTIGOPHORA ,
CILIATA)
2. SKIZOGONI
INTI MEMBELAH MENJADI BANYAK DAN
MASING2 INTI DILIPUTI OLEH PROTOPLASMA
SEHINGGA TERBENTUK BANYAK MEROZOIT
(MEROS = BAGIAN)
CONTOH : PADA PLASMODIUM SP
3. BEBERAPA SPESIES BERKEMBANG BIAK PADA STADIUM KISTA
INTI MEMBELAH, SEHINGGA WAKTU EKSKISTASI TIAP KISTA DAPAT
MENGELUARKAN BEBERAPA TROFOZOIT BARU

NOTE ; EKSKISTASI : PROSES KELUARNYA TROFOZOIT DARI KISTA

parasitologi

- SECARA SEKSUAL
SYNGAMI : BERSATUNYA 2 SEL
SPOROGONI : PEMBENTUKAN SEL
KELAMIN , MAKROGAMETOSIT DAN
MIKROGAMETOSIT SETELAH
MEMBELAH LAGI MENJADI MAKROGAMET DAN MIKROGAMET , SETELAH TERJADI PEMBUAHAN TERBENTUK
ZYGOT. INTI ZIGOT MEMBELAH MENJADI
BANYAK DAN MENJADI SPOROZOIT
KONYUGASI ATAU SYNGAMI TIDAK PERMANEN
; DIMANA 2 INDIVIDU PROTOZOA MENYATUKAN
DIRI UNTUK SEMENTARA WAKTU , MELAKUKAN PERTUKARAN MATERIAL INTI , KEMUDIAN MASING2 PROTOZOA
MEMISAHKAN DIRI KEMBALI DALAM BENTUK INDIVIDU YANG
LEBIH MUDA

parasitologi

- PEMBIAKAN ASEKSUAL DAN


SEKSUAL BERGANTIAN. PEMBIAKAN
DENGAN CARA INI TERJADI PADA
SPOROZOA

parasitologi

KLASIFIKASI PROTOZOA

BERDASARKAN ALAT GERAKNYA


1. SARCODINA/RHIZOPODA
- BERGERAK DENGAN PSEUDOPODA
- REPRODUKSI ; ASEKSUAL
- 2 BENTUK KEHIDUPAN ;
KISTA DAN TROFOZOIT
2. MASTIGOPHORA/FLAGELLATA
- BERGERAK DENGAN FLAGELLATA
- REPRODUKSI ; ASEKSUAL
- 2 BENTUK KEHIDUPAN ; KISTA DAN TROFOZOIT
3. CILIATA/CILIOPHORA
- BERGERAK DENGAN BULU GETAR (SILIA)
- REPRODUKSI ; SEKSUAL (KONYUGASI) DAN ASEKSUAL
- 2 BENTUK KEHIDUPAN ; KISTA DAN TROFOZOIT
4. SPOROZOA
- TIDAK MEMILIKI ALAT GERAK
- REPRODUKSI ; SEKSUAL (SPOROGONI) DAN ASEKSUAL (SKIZOGONI)
- BENTU KEHIDUPAN ; TROFOZOIT, MEROZOIT, GAMETOSIT DAN SPOROZOIT
5. YANG BELUM TERKLASIFIKASI
- TOXOPLASMA GONDII
- PNEUMOCYSTIS CARINII

parasitologi

SARCODINA/RHIZOPODA
MANUSIA MERUPAKAN HOSPES
ENAM SPESIES AMEBA YANG HIDUP
DALAM RONGGA USUS BESAR ,
YAITU :
Entamoeba histolytica
Entamoeba coli
parasitologi

Entamoeba hartmanni
Jodamoeba butschlii
Dientamoeba fragilis
Endolimax nana
dan satu spesies ameba yang hidup dalam
mulut, yaitu Entamoeba gingivalis
Semua ameba ini tidak patogen , hidup
sebagai komensal pada manusia, kecuali E.
histolytica yang dapat menjadi patogen
parasitologi

10

Entamoeba histolytica
HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Manusia merupakan hospes parasit ini
Penyakit yang disebabkannya disebut
Amebiasis (salah satunya disentri
amuba)
DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Amebiasis terdapat di seluruh dunia
(kosmopolit) terutama di daerah tropik
dan daerah beriklim
sedang
parasitologi
1
11

MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP


Dalam daur hidupnya E. histolytica
mempunyai 3 stadium ;
1. bentuk histolitika
2. bentuk minuta
3. bentuk kista
Bentuk histolitika dan minuta adalah bentuk
trofozoit , bedanya bentuk histolitika bersifat
patogen dan ukurannya lebih besar (20-40
mikron) (sel darah merah 7 mikron)
parasitologi

12

Bentuk histolitika (patogen) dapat


hidup selain di jaringan usus besar
dapat pula hidup di hati, paru, otak,
kulit dan vagina
Bentuk ini berkembang biak secara
belah pasang di jaringan dan dapat
merusak jaringan tersebut, sesuai
dengan namanya E. histolytica (histo =
jaringan, lysis = hancur)
parasitologi

13

Bentuk minuta adalah bentuk pokok


(esensial), tanpa bentuk minuta, daur
hidup tak dapat berlangsung, besarnya
10-20 mikron
Bentuk kista dibentuk di rongga usus
besar , besarnya 10-20 mikron, bentuk
bulat atau lonjong, mempunyai dinding
kista dan ada inti entameba
parasitologi

14

Pada kista muda terdapat benda


kromatoid dan vakuola glikogen
(dianggap sebagai makanan cadangan)
Pada kista matang benda tersebut
biasanya sudah tidak ada lagi , kista
matang tidak patogen ,tetapi dapat
merupakan bentuk infektif

parasitologi

15

parasitologi

16

Jadi E. histolytica tidak selalu


menyebabkan penyakit , bila tidak
menyebabkan penyakit , ameba ini
hidup sebagai bentuk minuta yang
bersifat komensal di rongga usus besar
Bentuk minuta dapat membentuk
dinding dan berubah menjadi bentuk
kista
Kista dikeluarkan bersama tinja
parasitologi

17

Bila kista matang tertelan , sampai di lambung masih


dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan
terhadap asam lambung
Di rongga usus halus , dinding kista dicernakan ,
terjadi ekskistasi , maka keluarlah bentuk2 minuta ke
rongga usus besar
Bentuk minuta dapat berubah menjadi bentuk
histolitika yang patogen dan hidup di mukosa usus
besar dan dapat menimbulkan gejala penyakit
Dengan aliran darah , bentuk histolitika dapat
tersebar ke jaringan hati, paru dan otak
Infeksi terjadi dengan menelan kista yang matang
parasitologi

18

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS


Bentuk histolitika memasuki mukosa usus besar dan
mengeluarkan enzim yang dapat menghancurkan
jaringan (lisis). Enzim ini adalah suatu cystein
proteinase yang disebut histolisin
Akibatnya timbul luka yang disebut ulkus ameba di
sepanjang rongga usus
Dengan peristaltis usus , bentuk histolitika ini
dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus,
kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat
atau dikeluarkan bersama tinja
Tinja ini disebut tinja disentri yaitu tinja yang
bercampur lendir dan darah
parasitologi

19

Tempat yang sering dihinggapi


(predileksi) adalah sekum, rektum,
sigmoid.
Seluruh kolon dan rektum dapat
dihinggapi bila infeksi berat
Bentuk klinis yang dikenal adalah :
1. Amebiasis intestinal
2. Amebiasis ekstra intestinal
parasitologi

20

1. Amebiasis intestinal , terdiri atas :


a. amebiasis kolon akut , bila gejalanya berlangsung kurang
dari 1 bulan.
amebiasis kolon akut atau disentri ameba (dysenteria
amoebica) mempunyai gejala yang jleas terdiri atas diare
(berak2 encer) dengan tinja yang berlendir dan berdarah ,
mules serta nyeri pada anus waktu buang air besar
bila tinja segar diperiksa bentuk histolitika dapat ditemukan
dengan mudah
amebiasis kolon menahun mempunyai gejala yang tidak begitu
jelas , biasanya terdapat gejala usus yang ringan , antara lain
rasa tidak enak di perut, diare yang diselingi dengan obstipasi
(sembelit berat)
pada pemeriksaan tinja segar , bentuk histolitika sulit
ditemukan , tetapi bentuk ini harus ditemukan untuk
menetapkan diagnosis
parasitologi

21

2. Amebiasis ekstra intestinal


Amebiasis kolon bila tidak diobati akan
menjalar keluar dari usus dan
menyebabkan amebiasis ekstraintestinal
Hal ini dapat terjadi secara :
a. hematogen (melalui aliran darah)
b. per kontinuitatum (secara langsung)
parasitologi

22

Cara hematogen terjadi bila ameba


telah masuk di submukosa kemudian
memasuki kapiler darah , dibawa oleh
aliran darah melalui vena porta ke hati ,
menimbulkan abses hati. Abses berisi
nanah yang berwarna coklat. Melalui
aliran darah , bentuk histolitika dapat
mencapai jaringan paru dan otak dan
menimbulkan abses paru dan otak
parasitologi

23

Cara per kontinuinatum terjadi bila


abses hati tidak diobati sehingga abses
pecah. Ameba yang keluar dapat
masuk ke paru lewat diafragma atau ke
rongga perut menyebabkan peritonitis
Amebiasis rektum bila tidak diobati
dapat menyebar ke kulit di sekitar anus
menyebabkan amebiasis perianal atau
ke vagina menyebabkan amebiasis
vagina
parasitologi

24

DIAGNOSIS
1. Amebiasis kolon akut
Diagnosis klinis ditetapkan bila
terdapat sindrom disentri disertai sakit
perut (mules) , biasanya diare
berlangsung tidak lebih dari 10 kali
Diagnosis laboratorium ditegakkan
dengan menemukan E. histolytica
bentuk histolitika dalam tinja
parasitologi

25

2. Amebiasis kolon menahun


Biasanya terdapat gejala daire yang
ringan diselingi dengan obstipasi
Diagnosis laboratorium ditegakkan
dengan menemukan E. histolytica
bentuk histolitika dalam tinja. Bila
ameba tidak ditemukan, pemeriksaan
tinja perlu diulangi 3 hari berturut turut
parasitologi

26

3. Amebiasis hati
Secara klinis dapat dibuat diagnosis bila
terdapat gejala berat badan menurun, badan
terasa lemah, demam, tidak nafsu makan
disertai pembesaran hati yang nyeri tekan .
Pemeriksaan darah menunjukkan
leukositosis. Diagnosis laboratorium
ditegakkan dengan menemukan E. histolytica
bentuk histolitika dalam biopsi abses hati
parasitologi

27

PENGOBATAN
1. Emetin hidroklorida
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika
Efektif bila diberikan secara parenteral , karena pada pemberian oral ,
absorpsinya tidak sempurna
Toksisisitasnya relatif tinggi , terutama terhadap otot jantung
Dosis maksimum untuk orang dewasa 65 mg sehari, untuk anak di
bawah 8 tahun 10 mg sehari
Pemberian emetin tidak dianjurkan pada wanita hamil , pada penderita
dengan gangguan jantung dan ginjal
Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan
dapat diberikan secara oral
Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari , diberikan selama 4-6 hari
Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati
(amebiasis hati)

parasitologi

28

2. Klorokuin
Obat ini merupakan amebisid jaringan ,
berkhasiat terhadap bentuk histolitika
Efek samping dan efek toksiknya bersifat
ringan , antara lain mual, muntah, diare, sakit
kepala.
Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram
sehari selama 2 hari , kemudian 500 mg
sehari selama 2 sampai 3 minggu
Obat ini juga efektif terhadap amebiasis hati

3. Antibiotik
Tetrasiklin dan Eritromisin bekerja
secara tidak langsung sebagai
amebisid dengan mempengaruhi flora
usus.
Paromomisin bekerja langsung pada
ameba , dosis yang dianjurkan adalah
25 mg/kg berat badan/hari selama 5
hari , diberikan secara terbagi.

4. Metronidazol (Nitroimidazol)
Metronidazol merupakan obat pilihan
karena fektif terhadap bentuk histolitika
dan bentuk kista.
Efek sampingnya ringan ,antara lain
mual , muntah , pusing.
Dosis untuk orang dewasa adalah 2
gram sehari selama 3 hari berturut turut
diberikan secara terbagi

EPIDEMIOLOGI
Amebiasis terdapat di seluruh dunia . Prevalensi
tertinggi terutama di daerah tropik, khususnya di
negara negara yang keadaan sanitasi lingkungan
dan keadaan sosio-ekonominya buruk
Di Indonesia , amebiasis kolon banyak ditemukan ,
prevalensi nya sekitar 10 -18 %
Perbandingan berbagai macam amebiasis di
Indonesia adalah sebagai berikut :
Amebiasis kolon banyak ditemukan, amebiasis hati
hanya kadang2 ditemukan, amebiasis paru , kulit
dan vagina jarang dan amebiasis otak lebih jarang
dijumpai

Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista ,


mereka biasanya sehat tetapi ia memegang peranan
penting untuk penyebaran penyakit karena tinjanya
merupakan sumber infeksi. Jadi amebiasis tidak
ditularkan oleh penderita amebiasis akut
Bentuk kista matang adalah bentuk infektif
Lalat dan lipas yang hinggap pada tinja manusia
yang mengandung kista , dapat memindahkan kista
tersebut ke makanan atau air minum
Kista dapat hidup lama dalam air ( 10-14 hari), dalam
lingkungan yang dingin dan lembab dapat hidup
kurang lebih 12 hari. Kista juga tahan terhadap klor
yang terdapat dalam air leiding dan kista mati pada
suhu 50 derajat celcius atau dalam keadaan kering

PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit amebiasis terutama ditujukan
kepada kebersihan perorangan (personal hygiene)
dan kebersihan lingkungan (environmental
sanitation)
Kebersihan perorangan antara lain adalah mencuci
tangan dengan bersih setelah cebok
Kebersihan lingkungan meliputi : memasak air
minum , mencuci sayuran , BAB di jamban , tidak
menggunakan tinja manusia sebagai pupuk ,
mentutup makanan , membuang sampah di tempat
tertutup untuk menghindari lalat

parasitologi

40

Anda mungkin juga menyukai