Anda di halaman 1dari 19

Keamanan dan Keselamatan Kerja

di Laboratorium

ZIA SUNARDI
1113016100024

PENDIDIKAN BIOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena atas
rahmatnya saya dapat menyelesaikan buku saku keselamatan dan
keamanan di laboratorium.
Buku ini berisikan berbagai penjelasan mengenai beberapa
symbol-simbol bahaya yang ada di Laboratorium Kimia. Selain Itu di
dalam buku ini juga terdapat macam-macam APD (Alat Pelindung
Diri) serta MSDS yang sering di gunakan saat melakukan praktikum
yang disertai dengan gambar. Dengan menyimak gambar demi
gambar Maka para mahasiswa akan dibawa seolah olah sedang
Mempraktekkan apa yang nantinya akan dilakukan di Laboratorium
Kimia.

Ciputat, Oktober 2013


Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar ..............................................

Daftar Isi

................................................

1. Simbol-simbol bahaya dalam Laboratorium ...........

2. Alat Pelindung Diri ...................................

3. MDSD ...............................................

4. Penyimpanan bahan kimia ............................

16

Daftar Pustaka
Tentang Penulis

...........................................

17

Symbol symbol bahaya dalam laboratorium

Alat Pelindung Diri


Alat-alat yang digunakan untuk menghindari bahaya-bahaya pada
saat di dalam laboratorium disebut dengan APD (Alat Pelindung Diri).
Alat pelindung diri memiliki banyak macamnya tergantung dari fungsi
khususnya. APD harus digunakan saat akan mlakukan praktik hingga
selesai melakukan praktikum. Berikut adalah macam-macam APD :
1. Perlindungan Mata
Di gunakan untuk melindungi mata
dari kecelakaan sebagai akibat dari
tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan
radiasi.
2. Perlindungan Kepala
Untuk melindungi kepala dari kecelakaan
laboratorium seperti terbentur oleh bendabenda yang terjatuh atau terlempar, resiko
kepala kejeduk, rambut terlilit, dan lain-lain.
3. Perlindungan Wajah
Melindungi wajah dari kecelakaan kerja
seperti terkena percikan bahan-bahan kimia
atau kecelakaan lainnya. Pelindung wajah ini
merupakan pelindung.
4. Perlindungan Tubuh
Melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia
atau api sebelum mengenai kulit pemakainya.
Selain itu, pelindung tubuh ini juga
melindungi tubuh dari temperatur yang
ekstrim, cuaca buruk, bahan kimia atau
serpihan metal, semprotan dari tekanan
yang bocor, tabrakan atau tertusuk,
kontaminasi debu, dll.

5. Perlindungan Kaki
Melindungi kaki dari basah, electrostatic
build-up, terpeleset, terpotong dan tertusuk,
benda berjatuhan, percikan zat kimia dan
besi, abrasi.
6. Perlindungan Tangan
Melindungi tangan dari memar, temperatur
yang ekstrim, terpotong dan tertusuk,
terbentur atau terpukul, zat kimia,
tersetrum, infeksi kulit, sakit atau
terkontaminasi.
7. Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering
masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat
pernafasan. Oleh karena itu, para
pekerjanya harus memakai perlindungan
pernafasan, beberapa jenis perlindungan
pernafasan
dilengkapi
dengan
filter
pernafasan yang berfungsi untuk menyaring
udara yang masuk.
8. Perlindungan Pendengaran
Menjaga dan melindungi telinga dari
bahan-bahan kimia atau serpihan
agar tidak masuk ke dalam telinga
juga menjaga gendang telinga
pemakai dari kebisingan agar tidak
merusak
gendang
telinganya.
Contohnya earphone atau headset.

MSDS bahan kimia


Merupakan suatu berkas data yang mengandung informasi
mengenai sifat-sifat suatu bahan. Lembar data ini bertujuan memberikan
informasi kepada para pekerja dan personel gawat darurat mengenai
informasi penanganan suatu bahan dengan aman. Lembar data ini
memberikan informasi data seperti titik leleh, titik didih, titik nyala,
toksisitas, efek kesehatan, perawatan pertama, reaktivitas, cara
penyimpanan, cara pembuangan, peralatan pelindung yang diperlukan, dan
prosedur penanganan tumpahan bahan. Format lembar data ini berbedabeda bergantung pada persyaratan tiap-tiap negara.
Lembar data keselamatan bahan juga digunakan secara luas dalam
mengkatalogkan informasi bahan-bahan dan campuran kimia. Lembar data
ini dapat ditemukan di mana pun suatu bahan kimia digunakan. Berikut ini
adalah contoh-contoh MSDS :
1. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65% ekstra murni dimana
komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga berada
dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 66.4 %
Chlorida (Cl): 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3): 0.003 %
Sulphat (SO4): 0.001 %
Logam berat (seperti Pb): 0.0005 %
As (Arsenic): 0.0001 %
Ca (Kalsium): 0.001 %

Fe (Besi): 0.0004 %
NH4 (Ammonium): 0.001 %
Residu terlarut: 0.01 %
SIFAT:
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 C
Tekanan Uap:9,4hPa(20C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20C)
Kelarutan dalam air : Pada 20 C

Larut

Berat Molekul: 63,012 g/mol


pH: < 1 (20C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan
akan terurai sebagai berikut : 2HNO3 + O2 2NO3 + H2O
2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari
warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini,
maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O NO+ + NO3-+ 2H2O
4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini
disebabkan karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga
elektron OH- tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah
lepas.
HNO3 + H2O H3O+ + NO3-

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1. Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar.
Kemudian segera minta bantuan dokter.
2. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah
banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang
ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400.
Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera
minta bantuan dokter.
3. Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada
kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat
mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
4. Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas) dan hidari muntah (resiko perforasi!). Segera
panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena
kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya. Cara
penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah
terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat
ke tempat lain.
Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang
bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya dapat
menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan
dan penetral seperti chemizorb, merck art No. 101595 dan lain
sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke
pembuangan.

2. Sodium Hydroxide (NaOH)


KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 C, 591 K, 604 F
Titik didih : 1388 C, 1661 K, 2530 F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13

Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida


Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.

Kepadatan: 5% larutan: 1,05


pH : 14.0% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak
ditemukan
Sifat Kimia:
1. NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk
pellet,
serpihan
atau
batang
atau
bentuk
lain.
Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap
karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air
dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
2. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam
air,
NaOH
murni
merupakan
padatan
berwarna
putih.
Senyawa
ini
sangat
mudah
terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida.
PENANGANAN:
1.

2.

3.

4.

10

Mata: Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak


air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis
dengan segera.
Kulit: Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis
dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan
bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar,
berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu
melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup: Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak
bernapas,
berikan
nafas
buatan/
oksigen.

3. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alcohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C (168,80F)
Titik baku: -113,840C (-172,90F)
Masa jenis : 0,789 0,806
Densitas: 1,59 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin
PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada kecelakaan
1. Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit
cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
2. Kulit:
bilas
segera
dengan
air
yang
banyak,
pisahkan
pakaian
dan
sepatu
yang
terkontaminasi,
cuci
pakaian
sebelum
digunakan
kembali,
bersihkan
sepatu
sebelum
digunakan
kembali,
jika
iritasi
berlanjut segera cari pertolongan medis

11

3. Pernapasan:
pindahkan
ke
tempat
yang
berudara
segar cari pertolongan medis
4. Pencernaan:
jangan
memasukkan
sesuatu
kedalam
mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan
dalam
jumlah
banyak
segera
cari
pertolongan
medis.
Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah
dingin dalam area yang berventilasi, wadah
tertutup
dan
bersegel
sampai
bahan
digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.
4. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC): 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m

12

tetap
harus
siap

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
1. Mata
: Bilas
dengan air mengalir
sekurangkurangnya 15 menit
2. Kulit
:
Cuci
dengan
air
sebanyak-banyaknya.
Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
3. Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 2 gelas untuk
pengenceran. Hindari pemanis buatan.
4. Terhirup
:
Segera
pindahkan
korban
ke
tempat
yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau
oksigen korban segera bawa ke dokter.
Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
1. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap
HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap
kebocoran gas.
2. Pencegahan
terhadap
dan pakaian pelindung
3. Tindakan
peledakan

pencegahan

pemaparan
terhadap

:Gunakan
kebakaran

4. Penyimpanan
:
Simpan
di
tempat
berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.

SCBA
dan
dingin,

5. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari


bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida,
sulfida,
formadehid,
logam
natrium,
merkuri
sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran
wadah asam.

13

5. Natrium Klorida (NaCl)


KOMPOSISI
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 C (2575,4 F)
Melting Point : 801 C (1473,8 F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam
gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut
dalam Asam klorida.
PENANGANAN:
1. Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam
kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
2. Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan
mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benarbenar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.

14

3. Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit


terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
4. Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
5. Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari
mulut ke mulut.
PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang
memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila
bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan
medis segera.
6. Tertelan: JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila
diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala
muncul.

15

Penyimpanan Bahan Kimia


Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan
kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium.
Sifat

masing-masing

bahan

harus

diketahui

sebelum

melakukan

penyimpanan, seperti :
1.

Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan


dalam botol plastik.

2.

Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan


dalam botol kaca.

3.

Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung,


sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam
lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh
cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol
berwarna bening.

4.

Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah


dari bahan

5.

lainnya.

Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran


besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan
bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai
kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum
disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol
induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol
induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau
tidak murni lagi.

6.

Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik


masing-masing bahan.

16

Daftar Pustaka

Anonim, 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Material_safety_data_sheet.
Dauz, 2012.
http://dauzbiotekhno.blogspot.com/2012/12/tekhnik-dalamlaboratorium.html.
Fardian Imam, 2013. www.fardian-

imam.blogspot.com/2013/04/membuat-layout-buku-dengan-msword.html.
www.google.com

17

Tentang Penulis

Siti Maziyatul Muslimah atau biasa di panggil Zia, lahir di


Tangerang 15 november 1995. Putri sulung dari 6 bersaudara ini telah
menamatkan sekolahnya di SMA 11 kab.Tangerang. hobinya membuat
cerpen sejak kecil membuat ia sedikit tahu tentang

menulis dan

merangkai kata-kata. Setelah tamat Sekolah Menengah Atas, ia


melanjutkan ke Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
jurusan Pendidikan Biologi.

18

Anda mungkin juga menyukai