PERCOBAAN III
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II)
SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH3)4.H2O DAN GARAM
RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT
HEKSAHIDRAT Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O
OLEH :
NAMA
: MUNARTI
STAMBUK
: FICI 08 036
PROG. STUDI
: KIMIA
KELOMPOK
: I (SATU)
ASISTEN
: YAYUK YUSMILA B.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
B. Landasan Teori
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa
dan liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038 oC. Karena potensial
elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk pasangan Cu / Cu 2+ tembaga tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen
tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu(I) sangat mudah teroksidasi menjadi
Cu(II). Namun osidasi selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit. Terdapat kimiawi
larutan Cu2+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam berbagai anion
didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan
kompleks sulfat biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa ini dapat
terhidrasi membentuk anhidrat yang benarbenar putih. Penambahan ligan
terhadap larutan akan menyebabkan pembentukan ion kompleks dengan
pertukaran molekul air secara berurutan (Syabatini, 2007).
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1). Pembuatan garam rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat.
2,5 g CuSO4. 5H2O
1,32 g (NH4)2SO4
pada
temperatur
kamar
Kristal
- Di pisahkan kristal dengan cara dekantasi
- Disaring
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dihitung % rendamennya
% Rendamen = 83,91%
2). Pembuatan garam kompleks tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat
4 mL larutan ammoniak 15 M
- Diencerkan dengan 2,5 mL aquades
- Ditambahkan 2,5 g CuSO4. 5H2O
- Diaduk hingga larut
- Ditambahkan 8 mL etil alcohol (jangan
diaduk)
- Dibiarkan selama semalam
Kristal yang terbentuk
- Dipisahkan secara dekantasi
- Disaring
Residu (kristal)
- Dicuci
- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dihitung % rendamennya
% rendamen = 73,60%
Filtrat (dibuang)
E. Hasil pengamatan
1. Data Pengamatan
a. Garam kompleks (Cu[NH3]4SO4.H2O)
No
Perlakuan
Mengencerkan 4 ml larutan ammonia 15 M
dengan 2,5 ml aquades dalam cawan penguapan
Menimbang 2,5g CuSO4.5H2O dan memasukan
kristal ke dalam larutan ammonia, mengaduk
larutan sampai semua larut sempurna
Keterangan
Larutan berwarna bening
Menambahkan 8 ml etil alcohol secara perlahanlahan melalui dinding gelas kimia sampai larutan
tertutupi alcohol (jangan diaduk)
Berat Kristal
= 2,06 gr
% rendamen
= 73.60 %
Hasil pengamatan
Larutan berwarna biru muda
Warna Kristal
Warna filtrate
Karakter Kristal
Benttuk
= serbuk
Warna
= biru muda
Berat kristal
= 2,94 gr
% rendamen
= biru muda
= biru muda
= 83,91 %
2. Perhitungan
Garam Rangkap
1. Massa CuSO4.5H2O = 2,5 g
2. Kristal Cu(SO4)2 (NH4)2.6H2O
Berat
2,5 g
berat eksperimen
x 100%
berat teori
2,94 g
Garam Kompleks
1. Massa CuSO4.5H2O = 2,5 g
2. Kristal Cu(SO4) (NH3)4.H2O
Berat
= 4 mol CuSO4.5H2O
= 4 x 0.01 mol
= 0,04 mol
Sehingga :
Berat CuSO4 (NH3)4.H2O = ( Mol x Mr ) CuSO4 (NH3)4.H2O
= 0,01 mol x 245,5 g/mol
= 2,455 g (berat teori)
%Rendamen =
berat eksperimen
x 100%
berat teori
2,06
F. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan sintesis garam rangkap ammonium tembaga
(II) sulfat heksahidrat . Garam rangkap adalah suatu garam yang terbentuk dari
penggabungan 2 jenis garam melalui proses rekristalisasi dari larutan campuran
dengan sejumlah ekuivalen 2 atau lebih. Garam-garam itu memiliki struktur
tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya.Dalam
percobaan ini Cu(SO4) 5H2O direaksikan dengan (NH4)2 SO4. Untuk mempercepat
proses pelarutan kedua garam tersebut, maka dilakukan pemanasan. Dalam proses
pemanasan ini, reaktan-reaktan saling bereaksi membentuk garam rangkap
ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat. Selain itu, tujuan lain dari pemanasan
ini adalah
Larutan garam ini lalu didinginkan pada suhu kamar untuk mempercepat proses
kristalisasi. Berat garam yang diperoleh secara eksperimen adalah 2,94 g dengan
persen rendamen 73.60%. Dan sesuai hasil pengamatan bentuk kristal garam
rangkap ammonium tembaga (II) sulfat heksahidrat adalah monoklin.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah pembuatan garam kompleks,
CuSO4.5H2O direaksikan dengan ammoniak 15 M . Garam kompleks adalah suatu
garam yang terbentuk karena adanya ion kompleks. Padatan CuSO 4.5H2O sangat
mudah larut dalam ammoniak pekat. Larutan campuran ini lalu ditambahkan etil
alkohol. Setelah dilakukan penambahan etil alkohol ini, larutan campuran
dibiarkan semalam dan tidak boleh di aduk. Kristal yang terbentuk, lalu dicuci
dengan etil asetat dan larutan ammoniak 15 M. Berat garam kompleks tetra amin
tembaga (II) sulfat monohidrat adalah 2,06 g dengan % rendamen 83.91%.
Ion kompleks terdiri dari ion logam (atom pusat) yang dikelilingi sejumlah
ligan yang dapat berupa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron
bebas. Ion logam menyediakan orbital kosong yang akan diisi oleh elektron dari
ligan. Pada logam tembaga (ion Cu 2+) jika membentuk senyawa kompleks, maka
kompleks tembaga (II) mempunyai bilangan koordinasi enam, dimana empat
ligan bertetangga dalam bidang segi empat membentuk struktur oktahedral .
Dalam proses pembuatan garam kompleks ini yang bertindak sebagai atom pusat
adalah tembaga sedangkan yang menjadi ligannya adalah tetra amin. Tembaga
akan menerima pasangan elektron bebas dari ligan pengompleks yaitu tetra amin
sehingga terbentuk senyawa kompleks melalui ikatan koordinasi.Garam kompleks
yang diperoleh yaitu berwarna biru muda dan berbentuk kristal.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah garam rangkap dapat disintesis
dengan mereaksikan Cu(SO4)4 5H2O dan amonium sulfat. Rendamen yang
diperoleh pada pembentukan garam rangkap adalah 73,60%. Pembentukan garam
kompleks dapat dilakukan dengan mereaksikan CuSO4.5H2O yang bertindak
sebagai logam dan amoniak pekat bertindak sebagai ligan. Rendamen yang
diperoleh pada pembentukan garam kompleks sebesar 83,91%.
DAFTAR PUSTAKA
Chaqy, 2007, Soal OSK Kimia 2007, http://chemistry21.wordpress.com, diakses
pada13 April 2010.
Firdaus, I., 2009, Tetapan Kestabilan Kompleks EDTA, http://www.chem-is-try.org,
diakses pada 13 April 2010.
Syabatini, A., 2008, Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap,
http://annisanfushie.wordpress.com, diakses pada 13 April 2010.