Anda di halaman 1dari 1

AGAMA

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di
Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran
Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.
LOKASI

Pendapat yang pertama datang dari Pirre-Yves Manguin yang melakukan


penelitian pada tahun 1993 kerajaan Sriwijaya terletak di daerah sungai Musi
antara Bukit Siguntang dan Sabokiking yang saat ini masuk dalam wilayah
provinsis Sumatera Selatan.
Pendapat lain adalah dari ahli sejarah Soekmono yang mengatakan bahwa pusat
kerajaan Sriwijaya ada di hilir sungai Batanghari, yakni antara Muara Sabak
hingga Muara Tembesi yang berada di provinsi Jambi.
pusat kerajaan Sriwijaya ada di sekitar candi Muara Takus yang masuk dalam
provinsi Riau yang dikemukakan oleh Moens.

Dari wikipedia :

Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat


bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan
Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di
sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan
Sriwijaya. Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang menunjukkan
bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal,
parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang dipastikan situs ini adalah
buatan manusia. Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk
bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta jaringan kanal dengan luas areal
meliputi 20 hektar. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang
menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat
aktifitas manusia. Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat
Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak
sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu
tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cendrung
kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak
dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi
Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing,
serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang
dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri
Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien
wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara
Takus).[15] Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I,
berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah
sekarang).

Anda mungkin juga menyukai