KRITERIA KEBENARAN
Suatu proposisi (pernyataan) dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat konheren atau
konsisten atau saling berhubungan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
Contoh: jika kita menganggap bahwa, semua makhluk hidup pasti akan mati adalah pernyataan
yang benar, maka pernyataan bahwa pohon kelapa adalah makluk hidup dan pasti akan mati
adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang pertama.
Teori koherensi dipergunakan pada proses penalaran teoritis yang didasarkan pada logika
deduktif.
2.
Teori ini digagas oleh Bernard Russell (1872-1970). Menurutnya pernyataan dikatakan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan tersebut saling berkesesuaian dengan objek
yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh: jika seseorang mengatakan bahwa tugu monas ada di kota Jakarta maka pernyataan
tersebut adalah benar sebab pernyataan tersebut sesuai dengan fakta bahwa tugu monas berdiri di
kota Jakarta.
Teori korespondensi digunakan untuk proses pembuktian secara empiris dalam bentuk
pengumpulan data-data yang mendukung suatu pernyataan yang telah dibuat sebelumnya.
3.
Teori yang dicetuskan oleh Peirce (1839-1914) ini disandarkan pada teori pragmatisme.
Penganut teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis?. Artinya, suatu
pernyataan dikatakan benar jika konsekuensi dari pernyataan tersebut memiliki kegunaan praktis
dalam kehidupan manusia.
Pragmatisme bukanlah suatu aliran filsafat yang memiliki doktrin-doktrin falsafati, melainkan
teori dalam penentuan kriteria kebenaran.
C.
menjadi masalah utama dan sebagainya.Dengan cara ini maka jawaban terhadap permasalahan
yang dihadapi akan dapat diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Kritis
Ciri berfikir ilmiah ketiga adalah ditandai dengan orang yang selalu berupaya mengembangkan
kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara objektif. Hal ini
dilakukan agar semua data dan pola berpikir yang diterapkan selalu logis.
Cara penemuan kebenaran non-ilmiah
1. Akal sehat (common sence)
Akal sehat menurut Counaut adalah serangkaian konsep dan bagan yang memuaskan untuk
kegunaan praktis bagi manusia. Sedangkan bagan konsep adalah seperangkat konsep yang
dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teori.
2. Prasangka
Penemuan pengetahuan yang dilakukan melalui akal sehat kebanyakan diwarnai oleh
kepentingan orang yang melakukannya. Hal ini menyebabkan akal sehat mudah berubah menjadi
prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung ke arah perbuatan generalisasi yang terlalu
dipaksakan, sehingga hal tersebut menjadi prasangka.
3. Pendekatan intuitif
Dalam pendekatan ini orang memberikan pendapat tentang suatu hal yang berdasarkan atas
pengetahuan yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau
tidak dipikirkan terlebih dahulu. Dengan intuitif orang memberi penilaian tanpa didahului oleh
suatu renungan.
4. Penemuan kebetulan dan coba-coba
Penemuan secara kebetulan dan coba-coba, banyak diantaranya yang sangat berguna. Penemuan
ini diperoleh tanpa rencana, dan tidak pasti. Misalnya, seorang anak yang terkunci dalam kamar,
dalam kebingungannya ia mencoba keluar lewat jendela dan berhasil.
5. Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran ilmiah
Otoritas ilmiah biasanya dapat diperoleh seseorang yang telah menempuh pendidikan formal
tertinggi, misalnya Doktor atau seseorang dengan pengalaman profesional atau kerja ilmiah
dalam suatu bidang yang cukup banyak (profesor). Pendapat mereka seringkali diterima sebagai
sebuah kebenaran tanpa diuji, karena apa yang mereka telah dipandang benar. Padahal, pendapat
otoritas ilmiah tidak selamanya benar, bila pendapat tersebut tidak disandarkan pada hasil
penelitian, namun hanya disandarkan pada pikiran logis semata.