Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Dalam menjalankan pekerjaan tentu akan selalu ada hal-hal yang terkait
dengan risiko dalam menjalankan pekerjaan tersebut. Untuk meningkatkan kesadaran
akan risiko pekerjaan dan menekan angka kejadian kecelakaan maupun penyakit
akibat pekerjaan, maka pihak-pihak pemegang kebijakan seharusnya mempunyai
suatu kebijakan dan kesadaran penuh akan program Kesehatan dan Keselamatkan
Kerja (K3).
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya perlindungan yang
ditujukan untuk potensi potensi yang dikhawatirkan dapat menyebabkan bahaya
dalam kerja supaya para tenaga kerja dan yang berada di tempat kerja tersebut dalam
kondisi selamat dan sehat serta sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien ( Taufiqullah, 2010 ).
Dalam Pasal 87 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaandisebutkan bahwa setiap perusahaan mempunyai kewajiban
untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dimana sistem
ini sedapat mungkin terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Dalam Industri manufaktur aktfitas produksi tidak dapat dipisahkan dari
penggunaan mesin. Hal ini memngharuskan pekerja untuk dapat mampu
menggunakan alat-alat dengan baik dan hati-hati agar kecelakaan kerja terhindarkan
(Yusuf et al., 2012). keselamatan kerja terkait dengan resiko yang dihadapi para
tenaga kerja yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja tersebut.
Sedangkan kesehatan kerja terkait akan kemungkinan bahaya atau ancaman akan
kesehatan dari tenaga kerja di tempat kerja dalam rentang waktu kerja yang normal.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan keselamatan kerja tidak hanya dari individu
sebagai tenaga kerja saja, akan tetapi juga mencakup dari kondisi di tempat kerja
seperti suhu, penerangan, kebersihan, ventilasi, pemaparan dari bahan kimia dan juga
kesehatan pribadi.

Berdasarkan data dari biro pelatihan tenaga kerja, penyebab yang paling
sering menimbulkan kecelakaan kerja diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman
seperti sebagai berikut:
1. Sembrono dan tidak hati hati
2. Tidak mengikuti standar prosedur kerja
3. Tidak mematuhi peraturan
4. Kondisi badan yang lemah
5. Tidak memakai APD ( alat pelindung diri )
Menurut ILO ( International Labour Organization ) bahwa kecelakaan kerja yang
mengakibatkan korban fatal setiap harinya kurang lebih 6000 kasus, sementara di
Indonesia sendiri dari setiap 100.000 tenaga kerja yang menderita kecelakaan kerja
yang fatal adalah 20 orang. Di Indonesia, Penerapan K3 dalam skala industri kecilmenengah tampak masih jauh dari optimal, penerapan K3 pun di industri skala besar
atau di instansi pemerintah tetap masih butuh perbaikan. Setiap harinya ada sekitar
delapan orang pekerja meninggal dunia dan 36 orang setiap hari mengalami cacat
akibat kecelakaan kerja (Basuki & Hadi, 2012).

PROFIL PERUSAHAAN
PT Budi Manunggal adalah perusahan yang memproduksi sarung tangan golf
yang di ekspor ke luar negeri (Amerika, Jepang dan beberapa negara di Eropa).
Proses pekerjaan pada perusahaan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pemotongan,
penjahitan dan pengemasan. Jumlah seluruh karyawan perusahaan ini kurang lebih
450 orang yang didominasi oleh perempuan.Perusahaan ini pernah mendapatkan
penghargaan dari menteri tenaga kerja dan transmigrasi atas prestasi perusahaan ini
yaitu selama 2.544.825 jam kerja karyawan tanpa terjadi kecelakaan kerja yang
mengakibatkan kehilangan waktu kerja, terhitung sejak tanggal 02 januari 2002
sampai dengan 30 november 2004.
Perusahaan ini juga telah mendapatkan sertifikat tentang pengesahan
penyelenggaraan pelayanan

kesehatan kerja (poliklinik) di perusahaan dan juga

mempekerjakan seorang dokter umum yang telah mendapat sertifikat sebagai dokter
Hiperkes. Poliklinik buka tiap hari selasa dan biasa dimulai pada pukul 09.00 W.I.B
atau apabila ada janji.Karyawan yang sering datang ke poliklinik tidak menentu,
sekitar dua sampai sepuluh orang.

PERMASALAHAN
Dari keterangan yang didapatkan dari kepala bagian ketenega kerjaan di
perusahaan tersebut, jarang terjadi kecelakaan kerja yang berat, hanya beberapa
kecelakaan kerja terjadi terutama di bagian penjahitan, yaitu jari pekerja terkena
jarum jahit, dan sekitar 2 tahun lalu terjadi kecelakaan kerja dimana salah satu
pekerja PT Budi Manunggal diamputasi ujung jari tangannya akibat terkena jarum
jahit karena saat itu alat jahit belum terpasang pengaman di bagian jarum jahitnya.
Setelah kejadian tersebut pihak perusahaan menerapkan sistem keamanan pada mesin
jahit tersebut berupa alat tambahan pada bagian ujung jarum yang dapat menghalangi
jari tangan masuk ke bawah ujung jarum alat jahit tersebut. Namun beberapa pekerja
yang kurang disiplin dan kurang berkesadaran akan keamanan kerja melepas alat
pengaman yang sudah terpasang dengan alasan pegaman tersebut mengganggu
kecepatan kerja, kenyamanan kerja dan ketepatan kerja mereka,hal tersebut
merupakan faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

PEMBAHASAN
Di Indonesia perlindungan terhadap tenaga kerja yang komprehensif sudah
diatur dalam perundang-undangan no 13 tahun 2003, yang mencakup tentang
keselamatan kerja, kesehatan kerja, upah kerja, kewajiban dan hak tenaga
kerja.Dalam menerapkan keselamatan kerja yang telah diatur oleh undang undang
tersebut, perusahaan diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang terintegrasi dalam manajerial perusahaan tersebut. Dalam hal
ini, PT Budi Manunggal telah melakukan upaya-upaya dalam mencapai keselamatan
kerja, antara lain dengan standarisasi alat-alat dengan standar keamanan tingkat

internasional (pelindung pada jarum jahit, alat yang hanya dapat bekerja bila tomboltombol ditekan secara benar, penerangan yang baik, dan lain-lain), selain itu juga
terdapat jalur evakuasi yang ditunjukkan pada lantai dengan anak panah dan diberi
pewarnaan yang terang supaya karyawan dapat mengikuti dengan jelas. Pada
peralatan-peralatan perusahaan yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan,
sudah diberikantanda-tanda peringatan seperti instalasi listrik tegangan tinggi yang
diberikan tulisan AWAS LISTRIK TEGANGAN TINGGI dan diberi warnamerah.
Disetiap ruangan terdapat kotak PPPK dan juga tersedia alat pemadam kebakaran.
Jam kerja di PT Budi Manunggal adalah sebanyak 8 jam perhari selama 5
hari. Para tenaga kerja diberikan waktu istirahat 10 menit pada pukul 09.30 untuk
meminimalisir kejenuhan. Istirahat makan siang dari hari senin sampai kamis adalah
sebanyak 30 menit khusus hari jumat jam istirahat ditambah menjadi 1 jam. Para
tenaga kerja diberikan hari libur setiap sabtu dan minggu. Pembatasan jam kerja dan
diberikannya waktu istirahat merupakan upaya menghindari kejenuhan mental dan
kelelahan fisik akibat beban kerja.
Melihat upaya-upaya yang telah dilakukan PT Budi Manunggal dalam
melaksanakan program K3 tampaknya sudah cukup optimal, akan tetapi masih saja
terjadi kecelakaan kerja terutama di bagian penjahitan. Kecelakaan kerja tersebut
dimungkinkan karena pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga kerja itu
sendiri.Sebagai contoh, pelepasan pengaman jarum jahit dengan alasan pengaman
tersebut mengganggu kenyamanan dalam menjahit. Pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh pekerja tersebut sangat besar kemungkinan disebabkan karena
kurangnya pengetahuan, disiplin dan kesadaran akan keselamatan kerja.
Dari data statistik tahun 2006 biro pelatihan kerja dewan tenaga kerja, jenis
kecelakaan yang sering terjadi di bidang industri manufaktur antara lain terjepit,
terlindas, teriris, terpotong, jatuh terpeleset, dan kejatuhan barang ( gunting, papan,
dll )
Menurut H.W. Heinrich, 2010 yang paling sering menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja adalah perilaku yang tidak aman dari para pekerja itu sendiri, yaitu

sebanyak 88%. Sedangkan faktor kondisi lingkungan yang tidak aman hanya sebesar
10%.
Peningkatan kedisiplinan dan kesadaran dalam melakasanakan perkerjaan
merupakan tanggung jawab semua

para pemegang kepentingan yang terkait

termasuk tenaga kerja itu sendiri. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan antara
lain pengendalian sumber bahaya, pengendalian jalur bahaya, dan penetapan prosedur
keamanan. Upaya tersebut dapat berupa penempelan poster-poster motivasi
keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan yang lebih ketat bagi para pekerja dan
memberikan hukuman bagi pekerja yang melanggar standar keselamatan, hukuman
bagi pekerja yang melanggar keselamatan kerja dapat berupa pengurangan upah
insentif ataupun denda.
Peningkatan disiplin dan kesadaran keselamatan kerja dan program K3 PT
Budi Manunggal diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan dan penyakit akibat
kerja sehingga status Zero Accident yang pernah dicapai perusahaan ini dapat diraih
kembali.

Kesimpulan
Peningkatan kedisiplinan dan kesadaran dalam melakasanakan perkerjaan
merupakan tanggung jawab semua

para pemegang kepentingan yang terkait

termasuk tenaga kerja itu sendiri. upaya-upaya yang telah dilakukan PT Budi
Manunggal dalam melaksanakan program K3 tampaknya sudah cukup optimal.
88%.kecelakaan kerja terjadi akibat perilaku yang tidak aman dari para pekerja itu
sendiri. Status Zero Accident yang pernah dicapai perusahaanPT Budi Manunggal
dapat dicapai lagi dengan cara peningkatan disiplin dan kesadaran pekerja diiringi
komitmen perusahaan.
Saran

Kedisiplinan
ditingkatkan

dan

kesadaran

dalam

melakasanakan

perkerjaan

perlu

Sebaiknya ditempelkan media promosi berupa poster-poster motivasi


keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih ketat bagi para pekerja dan
memberikan hukuman bagi pekerja yang melanggar standar keselamatan.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Heinrich, H.W., 2010. Materi Pelajaran Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.Modul


Pelatihan Tenaga Kerja Asing: Versi Bahasa Indonesia. ISH: Hongkong
Yusuf Ria Mardiana, Anis Eliyana, Oci Novita Sari. 2012. The Influence of
Occupational Safety and Health on Performance with Job Satisfaction as
Intervening Variables (Study on the Production Employees in PT. Mahakarya
Rotanindo, Gresik). American Journal of Economics June 2012, Special Issue:
136-140
Basuki Endang, Hadi S. Topobroto. 2008. Advokasi sebagai Usaha untuk
Membangun Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Masyarakat.
Majalah Kedokteran Indononesia, Volume: 57, Nomor: 3, Mei 2008

Anda mungkin juga menyukai