Anda di halaman 1dari 15

Adistha T 2008 0310 157

Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tanggal Masuk

: An. A
: 20 bulan
: Perempuan
: 28 Oktober 2014

Anamnesis
Keluhan Utama : BAB cair 4 hari
Riwayat Penyakit Sekarang
Diare cair 3 kali, konstitensi cair sejak 2 hari yll, terus- menerus (+), ampas (+) sedikit, sur- suran,
lendir (-), darah (-) , banyaknya gelas kecil, berwarna kuning (+), , nafsu makan menurun,sering
minum, kembung (-). Panas 1 hari naik turun,, mual (+), muntah tiap kali makan minum 3x/ hari,
nyeri perut(-), batuk pilek(-), sesak nafas (-), nyeri saat BAK(-), BAK (+) N, nyeri telan(-), pergantian
susu formula (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dengan penyakit yang sama (-)
Riwayat alergi makanan (-), obat (-), debu (-), dingin (-)
Riwayat mondok di RS (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-)
Riwayat Keluarga & Lingkungan
Tetangga dengan keluhan sama (-), asap rokok (+), ventilasi terbuka (+).

Pekerjaan orangtua tidak diketahui

Kepala
Rambut dan kulit kepala : warna hitam, kelebatan dan

Mata

Hidung
Telinga
Mulut

distribusi rambut baik,


infeksi kulit kepala (-), lesi (-).
: palpebra simetris, tidak tampak
edema, conjungtiva anemis (-/ -),
sklera ikterik (-/-), mata cekung
(-/-)
:simetris, cuping hidung (-),
sekret (-), epistaksis(-),
:simetris, tanda- tanda infeksi (-),
tragus (-), sekret (-),
:bibir kering (-), sianosis (-), lidah
kotor (-).

Leher
Pembesaran lnn (-), pembesaran kel. Tiroid (-), massa (-).

Thorax

I : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi (-), massa (-), iktus
cordis (+).
P : sonor (+)
P : massa (-), fokal fremitus (-)
A: vesikuler (+), wheezing (-), suara jantung S1 S2 reguler, bising
sistolik (+).
Abdomen
I : simetris, distensi (-), sikatrik (-), massa (-)
A: bising usus dbn
P: timpani pada keempat kuadran, pekak hepar (+)
P: supel,
nyeri tekan (-), massa intraabdominal (-), hepar tidak teraba, lie
dbn,
turgor > 2 detik.
Extremitas
Akral hangat, CRT > 2 detik, sianosis (-), edema (-).

Data Laboratorium
(Tanggal 28 Oktober 2014)
AL : 8.57 x 103/

AE: 3.8 x 103/


Hb: 10.9 g/ dL
Ht: 35.0%
AT : 340 x 103
SEGMEN: 33%
LYMPOSIT: 14.9%
MONOSIT: 11.8%

Goldar : B

ANALISIS FESES
Feses Rutin
Makroskopis:
Warna: Kuning
Konsistensi: Cair
Lendir (-)
Darah (-)
Mikroskopis:
Sisa pencernaan:
Lemak: >100
Karbohidrat (-)
Serat-serat (-)
Lekosit (-)
Eritrosit (-)
Parasit: tidak ditemukan
Telur cacing: tidak ditemukan
Jamur: tidak ditemukan

DD :
Obs. Diare Cair Akut
Obs. Febris H-2
Dehidrasi Ringan-Sedang
Diagnosis Kerja :

Diare Cair Akut Dehidrasi Ringan-Sedang

Penatalaksanaan
Maintenance Cairan 100cc/kgBB/24 jam
Inj. Ondansentron 1 mg IV (ekstra)
PO: L Bio 2x sachet

inter zinc 1x 1 tab


PCT syr 3x cth k/p

Definisi Diare
Diare yaitu keadaan frekuensi buang air besar lebih

dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lender dan darah/lender saja.
Diare merupakan keluarnya tinja air dan elektrolit
yang hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15
g/kg/24 jam. Pada umur 3 tahun, yang volume tinjanya
sudah sama dengan volume orang dewasa, volume
lebih dari 200 g/24 jam.

epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
dinegara berkembang termasuk di Indonesia dan
merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di
dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya
karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di
negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak
di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indnesia,
hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih
merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu
42% dibanding pneumonia 24% untuk golongan 1-4 tahun
penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding
pneumonia 15,5%.

etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi :


Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, dll

b.
c.
2.

Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll


Infestasi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur
Infeksi parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.
Faktor malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida dan Monosakarida. Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
Malabsorpsi asam empedu : Diare tipe ini didapatkan pada gangguan
pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier
dan hati
Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar

Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usu akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Invasiv diare

1. Berdasarkan lamanya diare:

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari


14 hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari
14 hari dengan kehilangan berat badan atau berat
badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa
diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
a. Diare sekresi (secretory diarrhea)
b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-

muntah dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut


atau kejang perut.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan
medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena
kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan
hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis
metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang
merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung,
lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi
air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas
berkurang, yang mengakibatkan penurunan pH darah.
Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga
frekwensi nafas lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul). Reaksi
ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar
pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik
yang tidak dikompensasi, bikarbonat standard juga rendah,
pCO2 normal dan base excess sangat negatif.

Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat

dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi


yang cepat, tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas
dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium
pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal
menurun dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak
segera diatasi akan timbul penyulit berupa nekrosis tubulus
ginjal akut, yang berarti pada saat tersebut kita
menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis
metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan
pembagian darah dengan pemusatan yang lebih banyak
dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting karena
dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.

Anda mungkin juga menyukai