Majalah Geo Ind 2005 Sesar Cimandiri Implikasinya THD Longsoran1
Majalah Geo Ind 2005 Sesar Cimandiri Implikasinya THD Longsoran1
SARI
Sesar-sesar dapat diidentifikasi dengan cara analisis penginderaan jauh maupun studi geologi
lapangan. Di daerah penelitian terdapat dua jenis sesar, yaitu sesar naik dan sesar mendatar.
Perpotongan kedua jenis sesar naik dan sesar mendatar membuat kondisi daerah Citatah menjadi
lemah. Longsoran banyak berkembang di wilayah perpotongan kedua sesar. Indikasi sesar mendatar di
bukit batugamping bagian atas memperlihatkan arah sesar sekitar N180oE sedangkan retakan-retakan
pada bangunan di kaki bukit memperlihatkan arah retakan N320oE sampai N330oE. Sesar mendatar
tidak lurus melainkan berbelok.
Longsoran-longsoran kecil banyak terdapat pada wilayah longsoran besar di perpotongan dua
jenis sesar. Jenis longsoran-longsoran kecil diantaranya nendatan, jatuhan dan jungkiran. Manajemen
lingkungan perlu dilakukan selain sebagai mitigasi bencana geologi (gerakan tanah) juga sebagai
antisipasi longsor. Pengelolaan lingkungan untuk antisipasi longsor dilakukan dengan: memperlandai
lereng, menurunkan muka air tanah agar tak ada tanah jenuh air, dan revegetasi. Pada lereng yang
diperkirakan tidak stabil, perlu pembuatan dinding penahan. Pemantauan lingkungan diperlukan
terutama pada lereng dengan sudut lereng > 44,280.
Kata kunci : Sesar, longsor, manajemen lingkungan
PENDAHULUAN
Salah satu faktor penyebab longsoran di
suatu wilayah adalah kondisi wilayah berada
pada zona patahan maupun zona gempa.
Contoh, longsoran dan gempa di Majalengka
tahun 1990 berhubungan dengan aktivitas
Patahan Baribis dan berubahnya orientasi sesar
tersebut (Soehaemi, 1991 dalam Indra, 1996).
Melalui analisis kekar dan analisis
remote sensing, longsoran dan patahan dapat
diidentifikasi, sehingga dapat diketahui jenis
patahan, penyebaran serta hubungannya dengan
daerah-daerah rawan longsor. Dengan demikian
dapat diambil keputusan dalam mewaspadai
lereng rawan longsor disertai rekomendasi yang
tepat.
Daerah penelitian berada pada zona sesar
Patahan Cimandiri dan zona gempa dari Jalur
Gempa Cimandiri-Saguling (Soehaemi, 1991,
dalam Indra, 1996). Di daerah berpotensi
longsor perlu diidentifikasi dan diinventarisir
penyebarannya disertai penyelidikan faktorfaktor penyebabnya agar bahaya longsor dapat
diantisipasi, sehingga didapat kesimpulan tepat
bagi pengelolaan lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan kajian di atas, beberapa
permasalahan dapat dirumuskan
sebagai
berikut :
a. Sejauhmanakah arah umum, jenis &
penyebaran sesar dapat diinventarisir dan
diidentifikasi?
b. Sejauhmana arah umum penyebaran, jenis
dan dimensi longsoran dapat diidentifikasi?
c. Bagaimana hubungan longsoran-longsoran
tersebut dengan struktur geologi yang
berkembang?
d. Sejauhmana antisipasi bencana longsor
dapat diarahkan dengan adanya keterlibatan
struktur geologi di atas ?
e. Sejauhmana upaya manajemen lingkungan
maupun pemantauannya dapat dilakukan
sehingga menjadi masukan bagi pembuat
keputusan dalam pengembangan wilayah?
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi berbagai jenis struktur geologi dan
jenis-jenis longsoran di Citatah dan untuk
mengetahui hubungannya dengan longsoran,
serta menganalisis daerah yang diperkirakan
rawan longsor, sehingga didapatkan upaya
PEMBAHASAN
46
DAFTAR PUSTAKA
Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan Stabilitas
Lereng Perbukitan Rawan Gerakan
Tanah atas Tanaman Keras, Hujan &
Gempa, Disertasi, UNPAD, 302 hal.
Hirnawan, R.F., 1994, Peran Faktor-faktor Penentu Zona Berpotensi Longsor dalam
Mandala Geologi dan
Lingkungan
Fisiknya Jawa Barat, Ma jalah Ilmiah
UNPAD No. 2, Vol. 12, hal. 32-42.
Indra Bhuana, 1997, Perilaku Pola Jurus Perlapisan Batuan & Rekahan atas
Mekanisme Sesar Naik di Daerah
Gunung Hurip, Kab.Kuningan Jawa
Barat, FMIPA-UNPAD, 51 hal.
Polo, L., dkk., 1993, Analisis pola & karakter
kekar untuk menentukan struktur geologi
sesar dan kondisi fisik batuan, Bulletin
of Scientific Contribution, Geology,
UNPAD, No. 1,Vol. 1, April 1993, p.1-8.
Soejono M., 1994, Data stratigrafi pola
tektonik dan perkembangan cekungan
pada jalur anjakan-lipatan di P. Jawa,
Proceedings Geologi & Geotektonik P.
Jawa. Nafiri, Yogyakarta, hal 51-71
Zakaria, Z., 2000, Peran Identifikasi Longdalam Studi Pendahuluan Pemodelan
Sistem Starlet untuk Mitigasi Bencana
Longsor, Year Book Mitigasi Bencana
1999,Klp. Mitigasi Bencana, BPPT, hal.
105 - 123
Zakaria, Z., & Wisyanto, 2000, Stabilisasi
Lereng Terpadu, Antara Analisis
Kestabilan Lereng dan Pengelolaan
Lingkungan. Studi Kasus: Daerah Cadas
Pangeran, ALAMI Vol. 5., No. 1, Th.
2000, hal, 19-24.
Zakaria, Z., 2003, Implikasi Kebencanaan
Geologi terhadap Kerusakan Infrastrukur, Mitigasi Bencana 2002, Klp.
Mitigasi Bencana, BPPT. hal. 24-42.
Zakaria, Z, 2004, Analisis Longsoran Pasir
Pabeasan,
Kecamatan
Padalarang,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
Bulletin of Scientific Contribution, Vol. 2,
No. 1, Januari, 2004, hal.1-10
47
A = 4 kekar / meter;
B = 23 kekar / meter;
C = 1,4 kekar / meter
8888889
Gbr 4.
Wilayah Longsoran
Bangunan rusak
Nendatan
Keterangan :
1a) Penanaman vegetasi (teh-tehan, anak nakal atau Duranto erecta, kajibeling atau Sericocalyx
Criptus (Hirnawan, 1993).
1b) Peliputan rerumputan, sepanjang lereng
2a) Drainase di atas lereng, saluran dengan lining
2b) Drainase di kaki lereng, saluran dengan lining & penyalir air
3. Penyalir air
4. Dinding penahan