BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Untuk menjaga keseimbangan prasarana dan sarana drainase perkotaan yang telah ada maka
kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan, agar
prasarana dan sarana drainase dapat terus berfungsi untuk mengalirkan air permukaan dan
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prasarana dan sarana drainase perkotaan, operasi, pemeliharaan dan pembiayaan.
3. PENGERTIAN
1) Operasi adalah menjalankan atau memfungsikan prasarana dan sarana drainase
perkotaan sesuai dengan maksud dan tujuannya.
2) Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin fungsi prasarana dan
sarana drainase bekerja sesuai dengan rencana
3) Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau
ke bangunan resapan buatan.
4) Drainase perkotaan adalah sistem pembuangan air yang berfungsi mengeringkan
bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari
hujan lokal dan pasang air laut yang masuk di wilayah kota sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
5) Sistem Polder adalah sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara mengisolasi
daerah yang dilayani dari pengaruh limpasan air hujan dan pasang air laut dengan
tanggul atau prasarana lain yang dapat difungsikan sebagai tanggul.
6) Kolam Retensi/Tandon adalah kolam/ waduk penampungan air hujan dalam jangka
waktu tertentu yang berfungsi untuk memotong puncak banjir dan menyimpan air
sementara pada saat air laut pasang.
7) Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat dan berfungsi sebagai pelengkap
sistem drainase perkotaan, antara lain: bangunan perlintasan, pintu air, stasiun pompa,
bak penampung, bak pengontrol, trash rake dan bangunan terjunan.
8) Trash rake adalah bangunan saringan sampah yang dapat dioperasikan secara mekanik
atau manual.
9)
Bangunan Perlintasan adalah bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan air dari
satu saluran ke saluran yang lain yang melintasi suatu bangunan tertentu.
10) Pompa Banjir adalah pompa yang berfungsi memindahkan air ke badan air penerima.
11) Rumah Pompa adalah bangunan pelengkap untuk melindungi peralatan seperti genset,
panel-panel, pompa banjir, ruang operasi dan pemeliharaan.
12) Pompa Lumpur adalah pompa yang berfungsi menyedot air dan lumpur untuk
membantu mengoptimalkan fungsi pompa banjir.
BAB II
SARANA DAN PRASARANA DRAINASE PERKOTAAN
1. UMUM
A. PRINSIP DASAR DRAINASE PERKOTAAN
Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu diresapkan, ditampung sementara dan dialirkan.
Caranya yaitu dengan pembuatan fasilitas resapan, tampungan dan saluran drainase. Sistem
saluran drainase di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar yaitu ke badan air
penerima.
B. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN SECARA UMUM
1) Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).
2) Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air
dan kehidupan akuatik.
3) Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan
gangguan atau kerugian terhadap lingkungan.
4) Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat.
5) Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun.
C. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN BERDASARKAN FUNGSI LAYANAN
(1). Sistem drainase lokal
Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal industri
dan komersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab
masyarakat, pengembang atau instansi terkait.
(2). Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder,
tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari sistem drainase
lokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
D. FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN BERDASARKAN FISIKNYA
(1). Saluran primer
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder dan/atau
saluran tersier. Saluran primer bermuara di badan penerima air.
3. JENIS PEMELIHARAAN
Jenis pemeliharaan meliputi :
1) Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu
tertentu, misalnya setiap hari, minggu dan bulan.
2) Pemeliharaan berkala merupakan pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu,
misalnya setahun sekali atau setahun dua kali.
3) Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami
kerusakan yang sifatnya mendadak.
4) Rehabilitasi, dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami kerusakan yang
menyebabkan bangunan tidak berfungsi.
4. PRASARANA DAN SARANA DRAINASE PERKOTAAN
Prasarana dan sarana drainase perkotaan terdiri dari bangunan-bangunan seperti berikut:
1) Saluran terbuka dan tertutup
2) Bangunan persilangan: gorong-gorong, dan siphon drainase.
3) Bangunan terjun
4) Tanggul
5) Bangunan penangkap pasir
6) Pintu air
7) Kolam retensi/tandon
8) Pompa dan rumah pompa
9) Trash rake
10) Sumur resapan dan kolam resapan
1) SALURAN
Saluran drainase berfungsi mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain, mengendalikan
banjir atau penggelontoran dengan aliran sistem gravitasi.
(1). Saluran terbuka primer dan sekunder
Ukuran panjang saluran primer dan sekunder tidak dapat distandarisasi, sebab tergantung
dari bentuk dan besar kecilnya daerah pengaliran sungai (DPS).
DPS berbentuk daun lonjong akan menyebabkan saluran primer menjadi lebih panjang.
DPS berbentuk daun bundar menyebabkan saluran primer menjadi lebih pendek.
Ukuran penampang saluran primer dan sekunder tidak dapat distandarisasi, sebab tergantung
dari:
Luas daerah pengalirannya
3) BANGUNAN TERJUN
Bangunan terjun berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran air dari hulu. Bangunan terjun
direncanakan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan curam, sehingga
kriteria batas kecepatan maksimum dapat dipertahankan.
4) TANGGUL
Tanggul banjir adalah konstruksi yang berfungsi untuk mencegah terjadinya limpasan air dari
sungai/saluran ke wilayah perkotaan. Tanggul banjir dapat terdiri dari tanggul tanah,
tanggul pasangan batu kali dan tanggul beton bertulang.
5) BANGUNAN PENANGKAP PASIR
Bangunan penangkap pasir berfungsi untuk menangkap sedimen pada daerah tertentu yang
alirannya banyak mengandung endapan layang maupun endapan dasar. Bangunan ini
direncanakan di lokasi sebagai berikut:
Saluran inlet sebelum masuk ke kolam retensi/tendon
Inlet di gorong gorong
Inlet di siphon
10
11
6) PINTU AIR
Pintu air dipasang pada inlet siphon, inlet dan outlet waduk (kolam retensi), inlet stasiun pompa
dan di ujung saluran yang berhubungan dengan badan air.
(1). Pintu air menurut jenisnya:
o Pintu sorong
o Pintu klep otomatis
o Pintu katup karet otomatis
Bila ada air mengalir dari dalam maka air akan menekan sisi dalam dari duckbill sehingga
air dengan mudah keluar melalui celah duckbill.
Bila tekanan air diluar lebih besar maka air dari luar tidak bisa masuk ke dalam dan air dari
dalam akan tertahan karena tertutupnya celah duckbill karena tekanan dari luar.
12
13
Waduk/situ/kolam retensi di dalam kota cukup besar manfaatnya bila dipelihara dengan baik,
yaitu:
1. dapat mengurangi besarnya debit aliran (run off) di saluran
2. dapat menjadi tempat rekreasi masyarakat jika di sekitarnya ditata menjadi taman
Jenis waduk di berbagai kota terdapat berbagai ukuran baik luas maupun kedalamannya. Bila
dilihat dari luasnya maka:
yang ukurannya luas sekali sampai ratusan hektar diberi nama waduk
yang ukurannya lebih kecil dari waduk dinamakan setu
yang lebih kecil dari setu dinamakan kolam retensi
14
Tandon air
Pintu air
Pompa 700
Intake
15
Tipe horizontal
Tipe vertikal
16
Pompa Axial
(Baling-baling)
9) TRASH RAKE
Trash rake atau saringan sampah adalah salah satu sarana drainase untuk tetap menjaga
kebersihan saluran.
Menurut jenisnya Terdapat dua jenis Trash rake yaitu :
(1). Tipe saringan permanen
(2). Tipe saringan tidak permanen (dapat diangkat)
Menurut pengoperasiannya trash rake dapat dioperasikan secara manual atau mekanik.
Penempatan/ pembangunan trash rake manual dan mekanik:
1). Trash rake manual
Ditempatkan di hulu bangunan pompa dengan kapasitas kecil
Di saluran inlet kolam retensi dengan kapasitas kecil
Inlet bangunan siphon
Inlet bangunan gorong-gorong
17
18
19
5. METODE KERJA
Untuk keselamatan pekerja maka diperlukan suatu metode kerja yang baik pada saat
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan. Salah satu contoh
metode kerja dalam perbaikan gorong- gorong dapat dilihat pada gambar berikut
20
21
22
23
24
BAB III
KETENTUAN UMUM
TENTANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN
1. UMUM
Ketentuan umum yang harus dipenuhi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1) Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal sebelum pelaksanaan kegiatan operasi dan
pemeliharaan diperlukan kegiatan perencanaan pemrogram dan analisis biaya.
2) Perencanaan merupakan tahap penyusunan konsep awal kerja di bidang operasi dan
pemeliharaan.
3) Pemrograman adalah tahap penyusunan rencana kerja rinci berikut kriteria dan petunjuk
teknis pelaksanaan kegiatan opeasi dan pemeliharaan.
4) Analisis biaya adalah pembuatan perkiraan biaya operasional dari seluruh aspek yang
terkait dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
5) Sebagai pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan adalah penanggung jawab saluran
drainase yang disusun dengan struktur organisasi kerja dan tanggung jawab yang jelas.
25
kolam, bangunan resapan alam/buatan agar mengisi air tanah (drainase berwawasan
lingkungan)
B. Bangunan perlintasan diperlukan pada titik silang pertemuan antara saluran alam atau
saluran buatan dengan alingnment jalan yang diklasifikasikan menjadi:
a. Gorong-gorong (culvert) atau jembatan kecil dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Digunakan apabila bentang < 6 m
ii. Lubang pemasukan dan pengeluaran gorong-gorong boleh dalam kondisi
tenggelam guna menambah kapasitas hidrauliknya
iii. Mampu mengalirkan air permukaan melintas/keluar dari daerah kawasan jalan
(ROW) dalam hal ini dapat menjamin kelancaran debit rencana
iv. Mampu memikul beban pada waktu pelaksanaan proyek yang mencakup beban
lalu lintas jalan dan beban tanah
b. Jembatan dengan ketentuan:
i. Digunakan apabila bentang < 6 m
ii. Jembatan tidak boleh berada dalam keadaan tenggelam kecuali hal-hal tertentu
C. Pintu air dioperasikan pada kondisi tertentu dengan ketentuan meliputi:
a. Pintu ditutup penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih tinggi
daripada elevasi muka air di saluran drainase
b. Pintu dibuka penuh pada saat elevasi muka air disebelah hilir pintu lebih rendah
daripada elevasi muka air di saluran drainase
c. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi pintu air sebagai banguna pelengkap sistim
drainase maka jika memungkinkan pada setiap posisi pintu air dilengkapi dengan
pompa.
D. Pompa dan rumah pompa merupakan bangunan pelengkap dengan ketentuan operasional
meliputi:
a. Dioperasionalkan pada kondisi tertentu yang berfungsi untuk mempercepat
pengaliran pada:
i. Daerah genangan untuk dimasukkan ke dalam jaringan saluran drainase, atau
badan air penerima
ii. Out-fall drainase, akibat naiknya elevasi permukaan air disebelah hilir karena
debit banjir atau pengaruh pasang surut, sehingga sistim gravitasi tidak dapat
berfungsi dengan baik
iii. Kolam tandon (retensi) untuk dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan
air penerima
b. Digunakan secara kombinasi dengan pintu air pada titik-titik out-fall saluran
drainase, agar sistim yang direncanakan dapat berfungsi optimal
26
E.
F.
G.
H.
I.
c. Sebagai penggerak digunakan tenaga listrik serta disediakan diesel sebagai cadangan
apabila listrik padam pada waktu-waktu tertentu yang dibutuhkan.
Tanggul banjir, dalam operasionalnya akan berfungsi dengan ketentuan:
a. Melindungi suatu wilayah dalam perkotaan dari limpasan air akibat banjir pada
sungai atau naiknya permukaan air laut akibat pasang/surut
b. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi tanggul banjir sebagai salah satu bangunan
pelengkap sistim drainase maka pelaksanaan operasionalnya dapat dikombinasikan
dengan sistim pompa
Alat pembersih saluran, terdiri dari truk dan alat berat lainnya seperti hydraulic excavator
dengan ketentuan operasional:
a. Membersihkan/mengangkat sampah yang ada dalam saluran dan dilakukan pada
lokasi penimbunan seperti pada filter penangkap sampah atau lokasi yang
membutuhkan
b. Membersihkan/mengangkat endapan lumpur atau pasir yang ada pada dasar saluran,
terutama pada lokasi bangunan penangkap pasir
c. Mengangkat sampah dan sedimen ke dalam truk pengangkut untuk dibuang ke
tempat pembuangan akhir
Bangunan peangkap pasir atau sedimen (sediment trap) dioperasionalkan dengan
ketentuan:
a. Pengendapan dilakukan dengan melewati aliran pada bangunan tertentu yang
mempunyai kemiringan dasar relatif kecil atau datar, sehingga terjadi aliran
kecepatan minimum
b. Bangunan penangkap pasir atau sedimen digunakan pada daerah tertentu yang
alirannya banyak mengandung endapan layang maupun dasar.
Bangunan terjun dioperasionalkan dengan ketentuan;
a. Ditempatkan pada jalur saluran dengan kemiringan eksisting yang kritis dan curam,
sehingga kriteria batas maksimum dapat dipertahankan
b. Untuk meredam energi akibat terjadi aliran jatuh bebas, maka dalam struktur
bangunan terjun akan dilengkapi dengan kolam olakan
c. Operasional bangunan terjun dilakukan dengan sistim gravitasi
Kolam tandon merupakan tampungan sementara dengan ketentuan operasional:
a. Menampung air permukaan atau aliran dari saluran untuk sementara waktu, sebelum
dialirkan ke jaringan saluran drainase atau badan air penerima
b. Penampungan sementara dapat dilakukan berkaitan dengan pengaruh naiknya muka
air di jaringan saluran atau badan air penerima, akibat banjir atau pasang surut.
c. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi kolam tandon, dalam pelaksanaan
operasionalnya dapat dikombinasikan dengan sistim pompa atau pintu air.
27
28
29
30
BAB IV
TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE
JENIS PEMELIHARAAN
SEKUNDER
RUTIN
SALURAN
TERBUKA
PRIMER
DAN
a. Jenis pemeliharaan
Mengangkut sampah yang hanyut
Membuang tumbuh-tumbuhan (gulma)
b. Cara pelaksanaan
Membersihkan saluran dari sampah dan tumbuh-tumbuhan pada saluran yang
berpenampang lebar dan dalam.
Persiapan
Peralatan yang diperlukan: perahu dengan kapasitas 2 (dua) orang; dayung; serokan;
tali; gergaji; karung plastik; gerobak dorong; pikulan dan alat angkut (truck).
Sedangkan sumber daya manusia terbagi menjadi regu dengan setiap regu terdiri atas
1 (satu) mandor dan 7 10 pekerja.
Pelaksanaan
Melakukan penjelasan terhadap para pekerja tata cara maupun segala sesuatu
pekerjaan yang akan dikerjakan
Angkat sampah dan tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan perahu pada
saluran primer yang dalam dan lebar dengan menggunakan jaring kecil oleh dua
orang petugas
Tarik pohon-pohon yang hanyut dan angkat, apabila kayunya besar sebaiknya
dipotong-potong lebih dahulu dengan gergaji
31
Angkat sampah dari dalam perahu ke tepi saluran dan masukkan ke dalam
karung plastik
Pikul karung yang telah diisi sampah/tumbuhan apabila lokasi alat angkut
seperti dump truck dan lainnya dekat dengan lokasi pekerjaan atau dengan
menggunakan gerobak dorong apabila lokasi tempat bekerja dekat dengan jalan
yang dapat dilewati kendaraan
Bawa sampah tersebut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan
2. JENIS PEMELIHARAAN BERKALA SALURAN TERBUKA PRIMER DAN
SEKUNDER
a. Jenis Pemeliharaan
Mengangkat sedimen yang ada di saluran, umumnya dilakukan satu musim sekali,
biasanya pada musim kemarau.
b. Cara melaksanakan Pemeliharaan Berkala
Membersihkan sedimen dalam saluran primer dan sekunder berpenampang lebar
pada saat kering.
Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang,
gerobak dorong roda satu, karung plastik, tali rafia, golok, palu, kendaraan sebagai
alat angkut, gergaji mesin, gergaji tangan dan tali tambang sedangkan sumber daya
manusia dibutuhkan setiap regu kerja terdiri dari 1 (satu) mandor dengan 10-12
orang pekerja.
Cara pelaksanaan
Jumlah regu bergantung dengan kebutuhan yang diperlukan dan cara pelaksanaan
sebagai berikut:
Lakukan penjelasan dan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai
Cangkul sedimen ke pinggir saluran oleh sebagian pekerja dan bila dalamnya
saluran lebih dari 2 (dua) meter gunakan katrol untuk mengangkat sedimen ke
atas
Masukan sedimen ke dalam karung plastik oleh dua orang pekerja dimana
pekerjaan dimulai dari hilir ke arah hulu sekalipun pekerjaan dilaksanakan oleh
beberapa regu
Pikul sedimen ke dekat dump truck jika dekat saluran atau menggunakan
gerobak dorong seperti beroda tinggal jika jauh
Naikkan ke atas dump truck dan buang ke tempat pembuangan akhir.
32
3.
PELAKSANAAN
TERBUKA
PERBAIKAN
KERUSAKAN
RINGAN
PADA
SALURAN
A. Perbaikan kerusakan ringan pada saluran primer dan sekunder dari pasangan batu.
Dasar saluran primer dan sekunder yang lebarnya lebih dari 7 (tujuh) meter, dasar
salurannya umumnya adalah dari tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding
saluran yang salah satunya diakibatkan oleh penurunan atau kerusakan pada pondasi.
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak
dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah
semen, pasir, batu belah, kotak adukan, waterpass, sendok tembok.
2. Tahap Pelaksanaan
Bersihkan bagian yang rusak
Pada tanah dibagian belakang yang akan dibersihkan
Siapkan batu belah, pasir, semen, dan kotak kayu sebagai tempat adukan
Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung-karung pasir
dua lapis yang diantaranya di isi dengan tanah liat
Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering
Buat adukan dengan perbandingan 1 (satu) ember semen dengan 2 (dua) pasir di
pinggir saluran
Pasang pasangan batu belah dan buat siar timbul dan rapihkan kembali sisa-sisa
adukan yang tidak terpakai
Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul
Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai
lagi.
B. Perbaikan Saluran pada Dinding Plat Beton dan Pondasi pada Saluran Primer
Dasar saluran primer yang lebar, umumnya adalah tanah tanpa pasangan. Tujuannya agar
dapat meresap kedalam tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada dinding saluran yang
rusak atau pecah karena pondasinya rusak.
33
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, kotak kayu bergagang, gerobak
dorong roda satu, karung plastik, golok, palu, gergaji tangan. Sedangkan bahan adalah
semen, pasir, batu belah, kerikil/split, kotak adukan, waterpass, sendok tembok. Dan
tenaga kerja adalah tukang batu, tukang kayu, pembantu tukang.
2. Tahap pelaksanaan
Hancurkan blok plat beton yang rusak, bongkar, dan berihkan dengan palu dan
sikat.
Buat cetakan sesuai dengan ukuran yang rusak tersebut.
Buat tanggul penahan air ditempat kerja dengan memasang karung-karung pasir
dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat.
Buang air di bagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering.
Angkut material dan peralatan ke lokasi yang akan diganti plat betonnya.
Buat adukan beton tulang 1 semen : 2 pasir : 4 kerikil (split)
Cor cetakan plat beton yang telah dipasangi besi beton sesuai dengan ukuran
menggunakan campuran 1 semen : 3 pasir : 3 split.
Keringkan coran beton minimal 7 hari
Angkat plat beton yang sudah kering minimal 7 hari setelah pengecoran ke lokasi
yang rusak
Letakkan plat beton pengganti pada bagian yang rusak dengan mengisi spesi
adukan 1 semen : 3 pasir
Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul
Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak terpakai
lagi
5. PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA TERSIER
Ada 2 (dua) cara pemeliharaan saluran tersier yaitu :
Gotong royong oleh masyarakat untuk saluran di lingkungan permukiman atau di dalam
lingkungan perumahan (drainase lokal)
Dilakukan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten.
34
35
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2) Tahap pelaksanaan
Tutup pintu di mulut pemasukan (inlet)
Buak pintu pada pengeluaran (outlet)
Siapakan 2-3 regu
Gali lumpur pada kolam dimulai dari pinggir kolam masing-masing regu
menuju ke tengah kolam
Masukkan sedimen yang sudah berada di pinggir kolam ke dalam karung
palstik dan ikat
Naikkan karung plastik tersebut dengan katrol ke atas
Pikul karung tersebut ke dekat alat angkut (dump truck) bila dekat lokasinya
atau dengan gerobak bial lokasi kolam jauh dari jalan
Naikkan karung plastik sedimen ke dalam dump truck dan buang pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan
C. Perbaikan Dinding Kolam yang Rusak
1) Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang bisa
digotong 2 orang; katrol; paku; karung plastik; tali rafia; tangga kayu/bambu; sepatu
boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga
disiapkan tiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dan 7 (tujuh) pekerja dan bahan
material untuk perbaikan yaitu pasangan batu kali; adukan pasangan dengan
perbandingan 1 pasir : 2 semen ; adukan untuk cor beton perbandingan 1 semen : 2
pasir : 3-4 split.
2) Tahap pelaksanaan :
Bersihkan bagian yang rusak
Padatkan tanah dasar tempat yang akan diperbaiki
Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung pasir dua
lapis yang diantaranya diisi tanah liat
Buang air bagian dalam tanggul agar kering di tempat bekerja
Buat adukan di pinggir kolam 1 ember semen : 2 pasir
Pasang pasangan batu belah dan buat siar tmbul
Rapihkan kembali sisa adukan yang tidak terpakai
Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering
Dengan mengangkat karung pasir sebagai tanggul, naikkan benda dan peralatan
serta karung pasir yang sudah tidak terpakai lagi
37
38
Bawa karung plastik sampah dengan dipikul atau gerobak dorong ke dalam alat
angkut (dump truck)
Buang sampah pada tempat pembuangan yang sudah ditentukan
39
40
Periksa minyak pelumas bantalan dan gemuk (stempet) harus pas ukurannya
Periksa putaran poros dan putar dengan tangan harus halus sebagai pertanda
belum ada ada yang aus
Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan baik dan
tidak
Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan persyaratan
Periksa katup sorong pada pipa isap, pastikan keadaan terbuka penuh
Karena pompa drainase secara umum adalah pompa aksial maka katup keluar
harus dalam keadaan terbuka penuh
41