A. Latar Belakang
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) adalah upaya untuk mewujudkan kota yang
berkelanjutan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam rangka
mewujudkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau, yaitu: (1) perencanaan dan perancangan kota yang
ramah lingkungan; (2) ketersediaan ruang terbuka hijau; (3) konsumsi energi yang efisien; (4)
pengelolaan air yang efektif; (5) pengelolaan sampah ramah lingkungan; (6) bangunan hijau; (7)
penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan; dan (8) peningkatan peran masyarakat sebagai
komunitas hijau.
P2KH disadari sebagai program berkelanjutan dan pencapaian waktu jangka panjang
sehingga membutuhkan keterlibatan dan kesepahaman semua pihak untuk keberlangsungan dan
keberhasilan program tersebut dalam mewujudkan atribut Kota Hijau. Program tersebut
membutuhkan kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat/Forum Komunitas Hijau
(FKH) yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi dan difasilitasi oleh Pemerintah Pusat. Bagi
Pemerintah Daerah program P2KH telah memberikan kemampuan merencana dan implementasi
(planning and action) peningkatan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta aksi
hijau. Untuk percepatan pencapaian kota hijau maka pemerintah daerah dituntut untuk: 1)
mengembangkan kreativitas dalam mewujudkan kota hijau; (2) membangun dan meningkatkan
ownership dan responsibility; (3) memberikan stimulasi dan fasilitasi kepada masyarakat/FKH
dalam peningkatan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau; serta (4) lebih mendorong
perwujudan atribut lainnya secara bertahap.
Keterlibatan publik/masyarakat dalam kegiatan P2KH terwadahi dalam Forum Komunitas
Hijau (FKH) sebagai forum perwakilan masyarakat/komunitas yang peduli masalah lingkungan,
sosial dan budaya. FKH sebagai perkumpulan memiliki keanggotaan yang bersifat terbuka dan
sosial (non-profit). Partisipasi publik/masyarakat dalam pelaksanaan P2KH 2014 dapat diwujudkan
melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan mulai proses perencanaan sampai pengawasan
dan monitoring pelaksanaan kegiatan P2KH.
Keikutsertaan Kabupaten Pacitan sebagai peserta P2KH Tahun 2014 ini masuk dalam
kelompok C dengan kegiatan FKH sebagai berikut:
1) Melaksanakan 3x FGD dengan agenda membahas Aspirasi dan Visi Kota Hijau, yang
selanjutnya dilakukan pemaparan/audensi dengan Bupati dan DPRD. Hasil akhir dari
perumusan Aspirasi dan Visi Kota Hijau akan disusun dalam bentuk proposal dan
disampaikan kepada Bupati Pacitan.
2) Melaksanakan Festival Kota Hijau
3) Melaksanakan Aksi Komunitas Hijau
FGD Aspirasi dan visi kota hijau merupakan tahapan kegiatan dari FKH untuk
Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah forum perwakilan masyarakat/komunitas yang peduli
masalah lingkungan, sosial dan budaya. FKH sebagai perkumpulan memiliki keanggotaan yang
bersifat terbuka dan sosial (non-profit). Namun demikian anggota FKH harus memiliki komitmen
dan kesepakatan bahwa forum bebas dari kepentingan politik dan ekonomi dengan menfokuskan
kegiatan pada lingkungan, sosial dan budaya. Keterlibatan masyarakat yang terwadahi FKH dalam
pelaksanaan program P2KH memilki pengaruh yang sangat besar dan langkah strategis terhadap
tingkat keberhasilan perwujudan capaian program P2KH dan atribut kota hijau. Partisipasi FKH
dalam pelaksanaan P2KH dapat diwujudkan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan mulai
proses perencanaan sampai ppengawasan dan monitoring pelaksanaan kegiatan P2KH.
Dalam rangka mewujudkan kerja nyata pelaksanaan dan pembantuan kegiatan P2KH yang
lebih terarah, terpadu dan terencana dengan baik maka perlu dirumuskan atau disusun rencana
kegiatan FKH dalam visi Kota Hijau. Visi kota hijau akan memberikan jaminan untuk keterlibatan
aktif masyarakat/FKH serta peningkatan kemitraan FKH dengan pemerintah daerah dalam
perwujudan kota hijau secara berkelanjutan dan berkesinambungan
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) adalah:
1. Pemenuhan pelaksanaan kegiatan P2KH sebagai peserta P2KH tahun 2014 dalam
klasifikasi kelompok C
2. Mendorong dan melibatkan peran serta publik secara aktif dalam perwujudan kota hijau
mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan dan monitoring kegiatan P2KH 2014
3. Tercapainya kegiatan dan kesepakatan bersama yang mengakomodir masukan dan
informasi dari semua pihak yang terlibat
4. Upaya untuk lebih memberdayakan dan memantapkan peran FKH dalam perwujudan kota
hijau
5. Terselenggaranya program kegiatan FKH yang terarah, terstruktur dan terorganisasi
dengan baik untuk jangka waktu yang panjang
C. Pelaksanaan FGD I Aspirasi dan Visi Kota Hijau
Focus Group Discussion (FGD) Aspirasi dan Visi Kota Hijau dilaksanakan untuk membahas
visi kota hijau guna mewujudkan kerja nyata FKH dalam pelaksanaan dan pembantuan
kegiatan P2KH yang lebih terarah, terpadu dan terencana. FGD I pembahasan lebih
difokuskan pada sistematika penulisan Visi Kota Hijau, mengidentifikasi kondisi eksisting kota
serta curah pendapat terkait kota hijau.
a) Jadwal pelaksanaan FGD I
Hari/Tanggal
Waktu
: 20.00 22.00
Tempat
Jumlah Peserta
: 15 orang
a. Tim Swakelola (5 orang)
Maksud
Tujuan
Lampiran 1
FOTO KEGIATAN
Lampiran 2
IDENTIFIKASI PERMASALAH KOTA PACITAN
NO
1. -
PENYEBAB
MENINGKATNYA
JML KENDARAAN
PRIBADI
HARGA
KENDARAAN
MURAH
KUALITAS DAN
KUANTITAS
ANGKUTAN
UMUM RENDAH
KAPASITAS
JALAN TIDAK
MENCUKUPI
2. MENINGKATNYA
VOLUME SAMPAH
DAMPAK
GANGGUAN
KESEHATAN
KEMATIAN,
CACAT FISIK
WAKTU TEMPUH
MENJADI LEBIH
LAMA
PEMBOROSAN
ENERGI
3. MENINGKATNYA
JUMLAH BANGUNAN
RUMAH DAN GEDUNG
MASALAH
KEMACETAN DAN
POLUSI UDARA
MENINGKATNYA
ANGKA
KECELAKAAN
LALIN
TERBATASNYA
SISTEM
PENGELOLAAN
SAMPAH
RENDAHNYA
KESADARAN
MASYARAKAT
TERBATASNYA
SARANA
PRASARANA
PERSAMPAHAN
TERBATASNYA
ANGGARAN
PENGELOLAAN
SAMPAH
MUDAHNYA
MENDIRIKAN
BANGUNAN
TANPA IZIN
KURANGNYA
PENGAWASAN
DAN
PENGENDALIAN
IMB
PENUMPUKAN
SAMPAH/ KOTA
MENJADI KOTOR
PENURUNAN
DERAJAT
KESEHATAN
MENYEMPITNYA
LAHAN RUANG
TERBUKA HIJAU
KEKUMUHAN
DAN
KESEMRAWUTAN
BANGUNAN
GANGUAN
PELAYANAN
CARA
PENGATURAN
LALU LINTAS
PENGATURAN
RAMBU LALU
LINTAS
UJI EMISI
TERSEDIANYA
TEMPAT PARKIR
REKAYASA
TEKNOLOGI
PEMBATASAN
USIA
KENDARAAN
MENAMBAH
TPST
MENAMBAH
PETUGAS
/ARMADA
KEBERSIHAN
PEMILAHAN
SAMPAH
SOSIALISASI KE
MASYARAKAT
PENERTIBAN IJIN
MENDIRIKAN
BANGUNAN
(IMB)
SOSIALISASI
TENTANG GREEN
BUILDING
TARGET
PEMISAHAN JALUR
SEMUA KENDARAAN WAJIB UJI
EMISI
TERBANGUNNYA TEMPAT
PARKIR DI
PERKANTORAN/PERTOKOAN/PA
SAR
TERBANGUNNYA TPST
TERSEDIANYA RUMAH KOMPOS
TERSEDIANYA BANK SAMPAH
TERSEDIANYA TEMPAT
PELATIHAN PENGELOLAAN
SAMPAH
HASIL
LALU LINTAS LANCAR
BERKURANGNYA POLUTAN
UDARA
TERKELOLANYA
SAMPAH
TERCIPTANYA
KEBERSIHAN DAN
KESEHATAN
MENAMBAH
PENGHASILAN
PENGELOLA SAMPAH
TERSEDIANYA RTH
TERSEDIANYA
BANGUNAN YANG
LAYAK HUNI
NO
PENYEBAB
4. -
5. -
6. -
MENINGKATNYA
POLUSI
PENGGUNAAN
FREON/AC
MINIMNYA
KETERSEDIAAN
PERLENGKAPAN
RUMAH
TANGGA/MESIN
HEMAT ENERGI
SUBSIDI ENERGI
MENINGKATNYA
PENEBANGAN
POHON
MENINGKATNYA
KEBUTUHAN
KAYU
MASALAH
-
MENINGKATNYA
GAS RUMAH
KACA
DAMPAK
PUBLIK
PERUBAHAN IKLIM
PEMBOROSAN DAN
KETERGANTUNGAN
PENGGUNAAN ENERGI
FOSIL
HUTAN MENJADI
GUNDUL
7. MENINGKATNYA
AKTIVITAS
PERTAMBANGAN
8. BANYAKNYA HOME
INDUSTRY TIDAK
RAMAH LINGKUNGAN
KURANGNYA
KETAATAN
HUKUM/LAW
ENFORCEMENT
INDUSTRI RT TIDAK
PUNYA IPAL
KRISIS ENERGI
PENCEMARAN
BANJIR
MENURUNNYA
DEBIT SUMBER
AIR
EROSI
PERUBAHAN
IKLIM
MENURUNNYA
KEANEKARAGAM
AN HAYATI
KURANGNYA
DEBIT AIR BAKU
PENCEMARAN
AIR DAN UDARA
PENCEMARAN AIR
DAN UDARA
CARA
TARGET
HASIL
BERKURANGNYA
PENGGUNAAN
FREON/KETERGANTUNGAN
TERHADAP AC
PENGGUNAAN
ENERGI
ALTERNATIF/RA
MAH
LINGKUNGAN
MENINGKATNYA PENGGUNAAN
ENERGI TERBARUKAN
SUBSTITUSI PERLENGKAPAN
RUMAH TANGGA NON HEMAT
ENERGI KE HEMAT
ENERGI/RAMAH LINGKUNGAN
PENERTIBAN
PENEBANGAN
MELALUI
PERDA/PERDES
REBOISASI
SOSIALISASI
DAMPAK
PENGGUNDULAN
HUTAN
SUMUR
RESAPAN DAN
BIOPORI
PENERTIBAN IJIN
TAMBANG
PENGAWASAN
LIMBAH
PENERTIBAN IJIN
HOME INDUSTRY
PENGAWASAN
LIMBAH
SOSIALISASI
TENTANG EFEK
RUMAH KACA
SEMUA AKTIVITAS
PERTAMBANGAN HARUS
BERIJIN
PENGELOLAAN LIMBAH
SEMUA AKTIVITAS HOME
INDUSTRY HARUS BERIJIN
PENGELOLAAN LIMBAH
KELESTARIAN
LINGKUNGAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN
BENCANA ALAM
DAPAT TERATASI
PELESTARIAN SUMBER
DAYA AIR
SUHU UDARA MENJADI
SEGAR/SEJUK
MENGEMBALIKAN
KESUBURAN TANAH
TERCIPTANYA
LINGKUNGAN NYAMAN
DAN BERSIH
TERCIPTANYA
LINGKUNGAN NYAMAN
DAN BERSIH
NO
PENYEBAB
9. TERBATASNYA LAHAN
MILIK PEMERINTAH
MASALAH
KURANGNYA RTH
PUBLIK
10. MINIMNYA
KETERSEDIAAN DANA
DAN SARANA
PRASARANA
PERTAMANAN
RENDAHNYA
KUALITAS RTH PUBLIK
DAMPAK
MASYARAKAT
KEKURANGAN
TEMPAT
REKREASI DAN
BERMAIN
UDARA TIDAK
BERSIH
SIRKULASI
UDARA KURANG
KEENGGANAN
MASYARAKAT
UNTUK
MEMANFAATKAN
RTH
KERUSAKAN RTH
CARA
OPTIMALISASI
PEMANFAATAN
LAHAN /TANAH
MILIK PEMDA
PARTISIPASI
MASYARAKAT
DAN SWASTA
DALAM
PEMELIHARAAN
RTH
SHARING
PENDANAAN
ATAU CSR
TARGET
TERPENUHINYA RTH PUBLIK
20%
HASIL
RTHDAPATDINIKMATI
MASYARAKAT
TERCIPTANYALINGKUNGAN
YANGINDAHDANNYAMAN