PENDAHULUAN
bahwa
pembangunan
kesehatan
diarahkan
untuk
BAB II
TINJAUAN TEORI
dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan
makanan tambahan atau pendamping ASI.
Banyakna ASI yang dihasilkan oleh ibu tergantung dari status gizi
ibu, makanan tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan
sebagainya.
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI
mempunyai keunggulan baik ditinjau dari segi gizi, daya kekebalan tubuh,
psikologi, ekonomi, dan sebagainya.
ASI
Ekslusif
adalah
perilaku
dimana
hanya
memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat)
bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat.
(Depkes, 2011)
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi
umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain
obat untuk terapi (pengobatan penyakit).
pertumbuhan
mikroorganisme
yang
dapat
b.
Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan
anak.
c.
d.
e.
f.
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari
jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.
Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4
6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air
susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat
dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak
yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian
yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan
terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1
liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan
kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama
sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya
dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara
yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah
selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya
dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml
dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalamtahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana
jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk
menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan
sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama
menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah
produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi
air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali
10
menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi
bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat
kekurangan gizi seringkali ditemukan merasmus pada bayi-bayi
berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
Kolostrum
ASI
Susu Sapi
Energi (K Cal)
58
70
65
Protein (g)
2,3
0,9
3,4
Kasein/ whey
1: 1,5
1 : 1,2
Kasein (mg)
140
187
218
161
Laktoferin (mg)
330
167
Ig A (mg)
364
142
Laktosa (g)
5,3
7,3
4,8
Lemak (g)
2,9
4,2
3,9
Vit A (mg)
151
75
41
Vit B1 (mg)
1,9
14
43
Vit B2 (mg)
30
40
145
Vitamin
11
75
160
82
12 15
64
Asam pantotenik
183
246
340
Biotin
0,06
0,6
2,8
Asam folat
0,05
0,1
0,13
Vit B12
0,05
0,1
0,6
Vit C
5,9
1,1
0,04
0,02
1,5
0,25
0,07
1,5
Kalsium (mg)
39
35
140
Klorin (mg)
85
40
108
Tembaga (mg)
40
40
14
70
100
70
Magnesium (mg)
12
Fosfor (mg)
14
15
120
Potassium (mg)
74
57
145
Sodium (mg)
48
15
58
Sulfur (mg)
22
14
30
Vit B6 (mg)
Vit D (mg)
Vit Z
Vit K (mg)
Mineral
12
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim
pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu
ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar
hanya mengandung sekitar 1 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai
menyusui. Air susu berikutnya disebut Hand milk, mengandung
sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi
dan erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus
sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam
laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral
lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi
lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahanbahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium,
kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam
jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin
yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D
dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang
diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang
terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi
vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
13
BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS DAN PROGRAM
b. Sebelah Timur
c. Sebelah Barat
d. Sebelah Selatan
Magelang
Selatan
mempunyai
tugas
pokok
14
pelayan
kesehatan
disesuaikan
dengan
kemampuan
3.5 Fasilitas
Fasillitas pelayanan yang ada di Puskesmas Magelang Selatan
diantaranya:
a.
Loket Pendaftaran/Kasir
b.
Poli Dewasa
c.
Poli Anak
15
d.
Poli Gigi
e.
f.
Poli Lansia
g.
Laboratorium
h.
i.
Loket Obat
j.
Konsultasi Gizi
k.
Konsultasi Remaja
l.
Posbindu
o.
2.
3.
4.
5.
b. Fungsional Keperawatan
1.
Nanik Sulistyowati
2.
Widiastuti W, S.Kep.Ns
3.
Endang W, S.Kep.Ns
4.
Romdiyah, S.Kep
5.
Widiyatmoko, S.Kep
6.
SitiMahmudah
7.
NanikPujiastuti
16
8.
9.
Istianah
Rita Rosmely T
2.
ZaharaNur R
g. Fungsional Kebidanan
1.
Emi Supriyani
2.
3.
h. Fungsional Epidemiolog
1. Wage Supratman, A. Md
ibu SriUtari,
17
Th 2012
Th 2013
Tidar Utara
70,18
56,52
Tidar Selatan
47,5
60,71
Rejo Selatan
29,41
37,5
PUSK
47,88
50,88
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 6
bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi
(pengobatan penyakit). akan tetapi pada pelaksanaannya di Puskesmas Magelang
Selatan, pemberian ASI tidak selalu diberikan pada bayi berusia 0 bulan sampai
berusia 6 bulan. Hal ini dikarenakan makanan pendamping ASI diberikan lebih
awal dan dalam kurun waktu ASI Eksklusif, sehingga pemberian ASI yang
seharusnya 0-6 bulan tidak optimal.
Di Puskesmas Magelang Selatan, program ASI Eksklusif ikut dalam unit
pelaksana nutrisi atau gizi. Pelaksana dari unit tersebut adalah ibu Sri Utari dan
ibu Endang.
Pada kesehariannya pelaksanaan program ASI Eksklusif dilaksanakan
melalui penyuluhan, Posyandu bayi dan balita, penyuluhan melalui poliklinik KIA
saat imuniasi bayi, serta disediakan poliklinik gizi yang dapat digunakan untuk
konsultasi mengenai gizi bayi dan balita.
Program Posyandu bayi dan Balita dipantau langsung oleh Puskesmas
Magelang Selatan melalui Usaha Kesehatan Masyarakat Pusling, yang dijalankan
setiap hari di wilayah yang berbeda-beda. Program posyandu dilaksakanan hanya
di wilayah binaan Puskesmas Magelang Selatan, yaitu wilayah Tidar Selatan,
Tidar Utara dan Rejo Utara.
Sedangkan untuk imunisasi di poliklinik KIA dilakukan setiap hari Senin
dan Kamis. Pada saat imunisasi dilakukan penyuluhan secaratidak langsung
mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Dengan harapan dapat
meningkatkan angka pencapaian target program tersebut. Poliklinik gizi juga
melayani konsultasi mengenai gizi bayi dan balita setiap hari Senin sampai hari
Kamis.
Puskesmas Magelang Selatan terutama Unit Gizi mempunyai target 50%
dari pelaksanaan program ASI Eksklusif. Dari data yang Penulis dapatkan, target
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di tahun 2013 lebih rendah dari tahun 2012,
19
target tahun 2012 yaitu 60% dan target tahun 2013 yaitu 50%. Sedangkan angka
pencapaian mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013.
Di wilayah Tidar Utara pada tahun 2012 mencapai angka 70,18 %
sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan angka pencapaian menjadi
56,52%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa di wilayah Tidar Utara
mengalami penurunan kurang lebih mencapai 13%.
Wilayah berikutnya adalah wilayah Tidar Selatan, pada tahun 2012
mencapai angka 47,5%. Di wilayah ini pada tahun 2013 juga mengalami
peningkatan menjadi 60,71%.
Wilayah binaan Puskesmas Magelang Selatan lainnya adalah Rejo Selatan.
Data yang didapatkan pada tahun 2012 mencapai anngka 29,41 %,. Angka ini
masih mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 37,5%.
Dan data yang terakhir adalah data akumulasi dari PUSK (puskesmas)
pada tahun 2012 mencapai angka 47,88% dan pada tahun 2013 meningkat
menjadi 50,88%. Angka pencapaian target pada tahun 2013 di dua wilayah
tampak mencapai target yang diharapkan oleh puskesmas, yaitu di wilayah Tidar
Utara dan Tidar Selatan. Sedangkan pada wilayah Rejo Selatan mengalami
peningatan angka pencapaian, akan tetapi masih dibawah target puskesmas, yaitu
37,5%.
Dari hasil analisa mengenai program ASI eksklusif di puskesmas
Magelang Selatan, didapatkan faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung dalam program tersebut adalah:
1. Sudah diadakannya Usaha Kesehatan Masyarakat mengenai Posyandu
Bayi dan Balita
2. Tenaga kesehatan dari puskesmas yang terjun langsung kemasyarakat
dengan melakukan pemeriksaan secara langsung melalui posyandu bayi
dan balita serta pusling.
3. Adanya Unit konsultasi gizi di Puskesmas
4. Adanya tenaga kesehatan yang memadai mengenai gizi
5. Sudah diadakannya kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan angka
pencaiapain target, diantarannya kegiatan penyuluhan dan
kegiatan
20
b.
c.
Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengahtengah masyarakat bekerjasama dengan masyarakat setempat baik
individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidandesa, dokter, kader
dan sebagainnya)
d.
e.
f.
g.
21
h.
i.
j.
2. Weakness (Kelemahan)
a.
b.
c.
Terdapat ruang pojok laktasi (tempat untuk menyusui ibu saat bayi
harus disusui) namun kurang dimanfaatkan oleh pengunjung
puskesmas.
d.
Masih ada ibu yang belum termotivasi pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi
e.
f.
3. Opportunities (Peluang)
a. Pihak puskesmas telah mengirimkan petugas binaan untuk terjun
langsung dalam pembinaan kesehatan di wilayah binaan masingmasing terutama bagi bayi dan balita di wilayah binaan puskesmas
b. Adanya kegiatan posyandu bayi dan balita untuk memberdayakan
keluarga
dan
masyarakat
dalam
meningkatkan
motivasi
dan
22
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Program Asi Eksklusif telah di laksanakan dengan baik oleh
Puskesmas dengan adanya ruangan pojok laktasi dan dalam program ASI
Ekslusif pada tahun ini target pencapaiannya 50%. Didasari dari data yang
diperoleh sebagian wilayah binaan dari puskesmas telah mencapai target
angka tersebut.
Faktor pendukung dari program pencapaian ASI Ekslusif
diantaranya adalah sudah diadakannya usaha kesehatan masyarakat dalam
kegiatan posyandu bayi dan balita, tenaga kesehatan dari Puskesmas yang
terjun langsung ke masyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara
langsung melalui posyandu dan pusling, adanya unit konsultasi gizi,
adanya tenaga kesehatan yang memadai mengenai gizi, sudah diadakan
kegiatan kegiatan untuk meningkatkan angka pencapaian target,
diantaranya kegiatan penyuluhan tentang pentingnya program ASI
Ekslusif bagi bayi selama 6 bulan yang berlangsung di ruang KIA saat
imunisasi berlangsung.
Faktor penghambat dalam program ASI Ekslusif di Puskesmas
Magelang Selatan antara lain kurangnya kesadaran serta pemahaman
masyarakat mengenai pentingnya ASI Ekslusif, kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai waktu pemberian MP-ASI, status ibu yang
merupakan ibu pekerja lebih memilih memberikan susu formula serta
kurangnya dukungan suami mengenai pentingnya pemberian ASI Ekslusif
bagi bayi.
5.2 Saran
Saran bagi Institusi Puskesmas Magelang Selatan diharapkan untuk
memanfaatkan ruangan pojok laktasi dengan memberikan pengarahan
khususnya kepada para Ibu menyusui untuk menggunakan fasilitas yang
ada, namun di ruangan pojok laktasi belum ada petunjuk yang
24
25