Anda di halaman 1dari 2

MCA-Indonesia | Versi 01 - 1 Juni 2014

Pembangkit Listrik dari


Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit
Latar Belakang
Indonesia berada pada posisi terdepan industri
kelapa sawit dunia. Panen rata-rata tahunan
minyak sawit mentah Indonesia meningkat sebesar
tiga persen pada 10 tahun terakhir, sedangkan
wilayah yang ditanami kelapa sawit meningkat
selama sembilan tahun terakhir. Indonesia juga
mengharapkan peningkatan produksi minyak sawit
mentah dari 28,5 juta metrik ton pada tahun 2014.
Dampak lain perkembangan pesat produksi
minyak sawit mentah adalah limbah cair kelapa
sawit, yang sering disebut sebagai palm oil mill
effluent atau POME.

Apa itu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit?


POME adalah limbah cair yang berminyak dan
tidak beracun, hasil pengolahan minyak sawit.
Meski tak beracun, limbah cair tersebut dapat
menyebabkan bencana lingkungan karena dibuang
di kolam terbuka dan melepaskan sejumlah besar
gas metana dan gas berbahaya lainnya yang
menyebabkan emisi gas rumah kaca.

1.
2.

BOD adalah standard pengukuran jumlah potensi oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengurai zat organik
dalam air buangan.
Proses pengolahan dapat mengurangi kandungan BOD
hingga sebesar 500-1.000 mg/l, meskipun kandungan
tersebut masih 5-10 kali lebih besar dari kandungan BOD
yang tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Limbah Cair Industri No. 51/MENLH/10/1995.

Proses pengolahan minyak sawit menghasilkan


sejumlah besar limbah cair (55-67 persen),
yang dapat mencemari air karena mengandung
20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen
Demand (BOD).1 Peningkatan kandungan BOD
mengurangi kadar oksigen dalam air, sehingga
berbahaya bagi ekosistem perairan bahkan
dapat menghilangkan keanekaragaman hayati
di dalamnya. Pemrosesan POME mengurangi
sejumlah besar kandungan BOD dan
mengurangi dampak negatif dari limbah pabrik
kelapa sawit terhadap ekosistem perairan 2.

Listrik dari Limbah Cair Kelapa Sawit


Tingginya kandungan Chemical Oxygen
Demand (COD) sejumlah 50.000-70.000 mg/l
dalam limbah cair kelapa sawit memberikan
potensi untuk konversi listrik dengan
menangkap gas metana yang dihasilkan melalui
serangkaian tahapan proses pemurnian. Sumber
energi terbarukan tersebut dapat menghasilkan
listrik bagi desa-desa di sekitar perkebunan
sawit yang saat ini banyak bergantung pada
generator diesel yang mahal, serta mengurangi
emisi gas-gas rumah kaca dengan mengubah
limbah bermasalah menjadi energi.
Indonesia memiliki lebih dari 600 pabrik kelapa
sawit yang berpotensi menghasilkan sampai
dengan 1.000 MW listrik jika semua pabrik
tersebut memanfaatkan gas metana yang
dikeluarkan dan mengolahnya menjadi listrik.

Pada saat ini ada beberapa pabrik kelapa sawit


yang telah berinvestasi untuk listrik dari POME
namun hanya ada satu pabrik yang mempunyai
kontrak komersial dengan Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Tak banyak pabrik minyak sawit yang berinvestasi
untuk listrik dari POME karena kurang memahami
proses penjualan listrik yang dapat dihasilkan,
dibandingkan dengan keuntungan yang cepat
diperoleh dari perkebunan dan pengolahan sawit.
Selain itu, pabrik dan pihak perbankan belum
memahami teknologi dan peluang usaha POME.
Tabel 1.
Potensi listrik dari limbah cair kelapa sawit
berdasarkan kapasitas pabrik
Parameter

30
tons/
hari

45
tons/
hari

60
tons/
hari

Desain
aliran
POME

15 m3/
hari

23 m3/
hari

30 m3/
hari

Efisiensi
penghilangan
COD

905

90%

90%

Produksi
biogas

380 450
m3/hari

565-670
m3/hari

755-895
m3/hari

Tangkapan
gas metana

55-65%

55-65%

55-65%

Produksi
energi

7,4008,750
MJ/hari

11,11013,130
MJ/hari

14,81017,510
MJ/hari

Potensi
kapasita

+750
kWc

+1 MWc

+2 MWc

Energi Terbarukan bagi Muaro Jambi


Berdasarkan data tahun 2011, listrik dari PLN
menjangkau 70 persen wilayah Kabupaten
Muaro Jambi, sekitar 1 persen menggunakan
sumber daya listrik selain PLN dan sisanya
menggunakan listrik dari sumber daya
lain. Rendahnya jangkauan listrik akan
memperlambat pertumbuhan daerah. Akses
terhadap listrik akan mempermudah kelompok
usaha untuk beroperasi dengan lebih efisien dan
mendorong munculnya usaha lain. Kabupaten
Muaro Jambi memiliki setidaknya 10 pabrik
kelapa sawit yang berpotensi menghasilkan
15-20 megawatt listrik. Saat ini, empat pabrik
kelapa sawit telah menyatakan ketertarikan
mereka berinvestasi untuk listrik dari POME.
Mengubah limbah cair kelapa sawit menjadi
sumber listrik terbarukan akan secara langsung
memenuhi tujuan Proyek Kemakmuran Hijau,
yaitu meningkatkan pendapatan masyarakat
miskin karena inisiatif tersebut dapat
mengurangi biaya listrik bagi desa-desa di
sekitar kawasan perkebunan sawit.
Gambar 1.
Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit
memproduksi gas metana untuk konversi
menjadi listrik dan produk lainnya.

Digambar ulang oleh Donald Bason

Mengentaskan Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi


Millennium Challenge Account - Indonesia

Gedung MR 21, Lantai 11, Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340
Tel. +622139831971
Fax: +622139831970
info@mca-indonesia.go.id | www.mca-indonesia.go.id

Anda mungkin juga menyukai