371 1208 1 PB PDF
371 1208 1 PB PDF
17 Nomor 3
1. Pendahuluan
Spektrum sinar matahari memancarkan
sejumlah energi tertentu pada rentang panjang
89
Gadri dkk., Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler
91
(c)
(a)
(b)
Gambar 1. Hasil pemeriksaan serbuk cangkang telur dalam beberapa tahap proses menggunakan SEM dengan
perbesaran 100 kali. Proses reduksi berukuran < 100 m (a); proses Ballmill (b); proses sonikasi (c).
Tabel 1. Hasil karakterisasi serbuk kering beku
nanopartikel cangkang telur.
Karakteristik
Organoleptis
Kadar air (%b/b)
Ukuran partikel (nm)
Hasil
Putih kecoklatan, hampir
tidak berbau
1,75 0,08
453,97 25,63
(a)
(b)
Gambar 2. Foto SEM perbesaran 5000x nanopartikel
CT. Setelah proses kering beku (a); setelah proses
redispersi (b).
VCO
31
31
31
Natrium lauril sulfat
9
Setostearil alkohol
1
1
Lanolin
2
Asam stearat
8
TEA
1,6
Tween 80
9,36
Span 80
0,64
PVP
2
2
Aquadest ad
100
100
100
Keterangan : F1 = emulgel; F2 = krim; F3 = emulgel
Fase air dan fase minyak dipanaskan sampai
suhu 70oC, kemudian diaduk menggunakan ultraturax
dengan kecepatan 9600 ppm selama 25 menit.
Sediaan emulgel dibuat dengan metode triturasi, yaitu
mencampurkan basis krim dengan larutan PVP 40%
pada suhu 40oC untuk mendapatkan emulgel yang
mengandung 2% PVP.
Sediaan yang telah dibuat kemudian diuji
stabilitasnya terhadap temperatur penyimpanan
ekstrem dengan metode uji freeze-thaw. Suatu sistem
Gadri dkk., Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler
93
Nama Zat
VCO
Natrium lauril
sulfat
Setostearil
alkohol
Lanolin
Asam stearat
TEA
PVP
Serbuk
cangkang telur
Metil paraben
Propil paraben
Vitamin E
asetat
Aquadest ad
F1A
F1B
F2A
F2B
31
31
31
31
1
2
1
2
1
2
8
1,6
-
1
2
8
1,6
-
5
0,18
0,02
8
0,18
0,02
5
0,18
0,02
8
0,18
0,02
0,01
100
0,01
100
0,01
100
0,01
100
Formula
F1A
F1B
Basis F1
Kelinci
Waktu
pengamatan
(jam)
24
48
72
24
48
72
24
1
Udem
0
1
0
0
1
0
0
Eritema
2
3
2
2
3
2
2
2
Udem
0
2
0
0
2
2
0
Eritema
1,5
3
1
1,5
3
2
1
3
Udem
0
0
0
0
0
0
0
Eritema
2
3
2
2
3
2
2
48
0
2
0
1
0
72
0
2
0
0
0
F2B
24
0
2
0
1
0
48
0
1
0
1
0
72
0
1
0
0
0
F2P
24
0
2
0
1
0
48
0
1
0
1
0
72
0
1
0
0
0
Keterangan : 0 : tidak ada; 1 : tidak tampak jelas; 2: tampak jelas; 3: sedang sampai kuat
Nilai indeks iritasi primer diperoleh dengan
menjumlahkan nilai eritema dan edema. Perhitungan
indeks iritasi primer dilakukan dengan menghitung
rata-rata skor eritema dari ketiga kelinci kemudian
dilakukan rata-rata dari pengamatan 24 dan 72 jam.
Hasil rata-rata terakhir merupakan nilai indeks iritasi
primer. Nilai indeks iritasi primer yang diperoleh
sebesar 1,42 untuk formula F1A; 1,11 untuk formula
2
2
2
1
1
2
1
1
Indeks iritasi
primer
(OECD)
1,42
1,11
0,83
0,58
0,58
Gadri dkk., Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler
Jam ke24
48
72
F2B
24
48
72
F2P
24
48
72
Kelinci
Derajat
opasitas
95
Konjungtiva
Luas
Opasistas
Iris
Eritema
Udem
Eskresi Air
Mata
Catatan: kemerahan pada kornea dan konjungtiva terjadi pada 1 jam setelah pemakaian sediaan pada mata
Kelinci 2 (area)
1
2
Kelinci 3(area)
1
2
Waktu
(detik)
irradiasi (I)
(mW/cm2)
Energi
(J/cm2)
240
3,606
0,87
300
3,606
1,08
420
3,606
1,51
Kelinci
1,51
F2
F2P
F2An
F2Bn
F2Bm
STD6
K1
FPS
5,19
6,49
8,22
K2
K3
K1
K2
K3
K1
K2
K3
K1
K2
K3
K1
K2
K3
K1
K2
K3
Keterangan;
+ : timbul eritema
- : tidak timbul eritema
0 : penyinaran tidak
dilanjutkan
1,00
4,30
3,44
4,30
2,71
5,44
Gadri dkk., Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler
97