Anda di halaman 1dari 18

ANALISA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN,

DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR

DI BEI DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

OLEH: DINA ROSARI


NIM: 10465678
MK : METODE PENELITIAN

PERMASALAHAN yang akan dikaji adalah:


1. Apakah corporate governance (yaitu: kepemilikan institusional, independensi dewan
komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit), ukuran perusahaan, struktur modal
dan kualitas laba berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah kualitas laba memediasi pengaruh antara corporate governance (kepemilikan
institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite
audit), ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan ?

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan
pustaka, rumusan masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 (Ha1) : Corporate Governance (kepemilikan institusional,
komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan
independensi komite audit)

ukuran perusahaan dan struktur modal serta

kualitas laba berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap nilai


perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis 2 (Ha2) = Kualitas laba dapat memediasi hubungan antara
Corporate Governance (kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris

independen, ukuran dewan komisaris dan independensi komite audit)


ukuran perusahaan dan struktur modal dengan nilai perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember
2013 yang dinyatakan dalam rupiah
3. Data perusahaan yang tersedia lengkap mengenai kepemilikan institusional,
komisaris independent dan komite audit., ukuran perusahaan dan struktur modal
perusahaan.
4. Perusahaan yang memiliki nilai laba positif untuk periode tahun 2013.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel
independen (Husein, 2003). Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam tugas ini adalah nilai
perusahaan yang diukur menggunakan nilai Tobiss Q. Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai

Tobins Q yang diberi simbol Q, dihitung dengan menggunakan rasio Tobins Q dengam rumus
sebagai berikut :
((CP * JS) + TL) CA
Q = -------------------------------- x 100%
TA
dalam hal ini:
Q = Nilai perusahaan
CP = Closing Price (harga penutupan saham akhir tahun)
JS = Jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
TL = Total kewajiban
CA = Curent Assets
TA = Total Aktiva
Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan
laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan
merangsang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik.

2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain
(Husein, 2003). Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
institusional, komisaris independen,komite audit, yaitu rasio hutang terhadap ekuitas.

a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau
lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain).
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah
saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar:
Jumlah saham yang dimiliki institusional
KI = ------------------------------------------------------ x 100%
Total saham beredar
b. Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris independent adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta
bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independent. Proporsi dewan komisaris independent diukur dengan
menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan
dari seluruh anggota dewan komisaris perusahaan:
Jumlah komisaris independen
PDKI = ----------------------------------------------- x 100%
Jumlah komisaris

c. Ukuran Dewan Komisaris


Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Dewan
komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen dan memberikan
nasehat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris
diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.

UDK = Dewan Komisaris Perusahaan


d. Komite Audit
Komite audit adalah auditor internal yang dibentuk dewan komisaris, yang bertugas
melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan pengendalian intern
perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur komite audit adalah jumlah anggota
komite audit pada perusahaan sampel. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006
tentang pelaksanaan Good corporate Govenance jumlah anggota komite audit minimal 3 orang.
Variabel ini diukur dengan nilai 1 (satu) untuk perusahaan yang memiliki komite audit dan 0
(nol) untuk perusahaan yang tidak memiliki komite audit.
e. Struktur Modal
Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total
ekuitas perusahaan. Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang
didanai oleh pemiliki perusahaan diukur dengan rasio hutang terhadap ekuitas.

Total Hutang
Rasio Hutang terhadap ekuitas = -------------------------------- x 100%
Total Modal Sendiri

f. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan nilai log total penjualan
perusahaan pada akhir tahun. Penggunaan nilai log penjualan dimaksudkan
untuk menghindari problem data natural yang tidak berdistribusi normal.

3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel perantara atau mediating. Fungsinya memediasi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006). Variabel
intervening (Z) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas laba. Kualitas laba dihitung
dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, yaitu:
Discretionary Accrual (DA) sebagai proksi kualitas laba model tersebut dituliskan
sebagai berikut :
Ait = Nit - CFOit
nilai Total Accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan regresi Ordinary Least
Square (OLS), sebagai berikut :
TAit/Ait-1 = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1) + 3 (PPEt/Ait-1) + e
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai Non Discretionary Accrual (NDA)
dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1 - Rect/Ait-1) + 3 (PPEt/Ait-1)
Selanjutnya DA dapat dihitung sebagai berikut :
DAit = TAit/Ait-1 - NDAit
dalam hal ini :
DAit

: Discretionary Accrual perusahaan i pada periode t.

NDAit : Non Discretionary Accrual perusahaan i pada periode t.


TAit

: Total akrual perusahaan i pada periode t.

Nit

: Laba bersih perusahaan i pada periode t.

CFOit : Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i periode t.


Ait-1

: Total aktiva perusahaan i pada periode t-1.

Revt : Perubahan pendapatan perusahaaan i pada periode t.


PPEt

: Aktiva tetap perusahaan pada periode t.

Rect : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t.


e

: Error terms.
Berdasarkan model Jones, discretionary accrual adalah komponen dari akrual

yang biasa dimanipulasi, sehingga semakin kecil discretionary accrual maka


kualitas laba semakin baik.

4. Ikhtisar definisi operasional dan pengukuran variabel tercantum


pada tabel4.3.
Tabel 4.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel

Definisi
Nilai pasar yang akan datang
Nilai
yang diekpektasi yang dihitung
Perusahaan
kembali dengan suku bunga
(Y)
yang tepat
Saham perusahaan yang
Kepemilikan
dimiliki oleh institusi atau
Institusional
lembaga
(X1)

Dewan
Komisaris
Independen
(X2)

Ukuran
Dewan
Komisaris
(X3)
Komite
Audit (X4)

Anggota dewan komisaris


yang tidak terafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan
komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali
serta bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya
yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk
bertindak independent.
Jumlah anggota dewan
komisaris perusahaan
Auditor internal yang dibentuk
dewan komisaris, yang
bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi atas
perencanaan dan pelaksanaan

Parameter
Nilai perusahaan
diproksikan dengan
nilai Tobins Q
Jumlah saham yang
dimiliki
institusional/Total
saham yang beredar
Jumlah komisaris
independen/Jumlah
komisaris

Skala
Rasio

Rasio

Rasio

Jumlah anggota dewan


komisaris suatu
perusahaan

Nilai 1 (satu) untuk


perusahaan yang
memiliki komite audit
dan 0 (nol) untuk
perusahaan yang tidak

Rasio
Rasio

Struktur
Modal (X5)
Ukuran
Perusahaan
(X6)

pengendalian intern
perusahaan

memiliki komite audit

pembelanjaan permanen
dimana mencerminkan
perimbangan antara hutang
jangka panjang dengan modal
sendiri
Suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil
perusahaan

Total Hutang /Total


modal sendiri
Rasio
Log penjualan
Rasio

4.6 Metode Analisis Data


Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data
dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian
tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan.
Bahan atau materi harus dikemukan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat
atau spesifikasi yang harus ditentukan. Alat yang dipakai harus diuraikan
dengan jelas dan kalau perlu disertai dengan gambar dan keteranganketerangan. Berbagai teknik statistik dapat digunakan untuk mengelola data
kuantitatif. Model analisis data yang digunakan pada tugas ini adalah model
analisis regresi path untuk variable intervening.

HASIL ANALISIS DATA


1. Jawaban Soal Nomor 1.
SUB STRUKTURAL 1
Pengaruh Secara Simultan
1. Secara simultan Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran
dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kualitas Laba. Besaran pengaruh simultan adalah 0,165 atau
dibulatkan

menjadi

17%

merupakan

kontribusi

dari

variabel

Kepemilikan

Institusional, Dewan Komisaris Independen, ukuran dewan komisaris, ukuran


perusahaan, dan struktur modal terhadap kualitas laba. Sedangkan sisanya 83%
dipengaruhi faktor lain di luar model.
2. Model simultan ini terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probability
(sig) atau < 0,05. Pengujian signifikansi lebih lanjut diteruskan dengan pengujian
individual melalui parameter statistik t. Hasil pengujian individual juga
menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini tentunya menjelaskan bahwa
secara simultan dan parsial 0,05 dapat dijadikan variabel yang berpengaruh
terhadap Kualitas Laba. Lebih lanjut, pengaruh kausal empiris antara variabel (X 1)
Kepemilikan Institusional, dewan komisaris independen (X 2), ukuran dewan
komisaris (X3), ukuran perusahaan (X5), dan struktur modal

(X 6) ini dapat

digambarkan melalui persamaan sub struktural 1 (satu) sebagai berikut:


Z = ZX1 + ZX2 + ZX3 + ZX5 + ZX6 + Z1,
atau
Z = 0,066X1 - 0,250X2 - 0,067X3 + 0,317X5 + 0,215X6 +0,715 1.

Pengaruh Secara Parsial


1. Secara parsial Kepemilikan Institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap Kualitas
Laba (thitung = 0,571 < ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung
Kepemilikan Institusional terhadap kualitas laba adalah sebesar 0,066 atau
dibulatkan menjadi 0,66%. Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas laba tidak
dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional.
2. Secara parsial dewan komisaris independen (DKI) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Kualitas Laba (t=-2,200 > t tabel=1,664). Besaran pengaruh parsial
dan langsung dewan komisaris independen terhadap kualitas laba adalah sebesar
-0,250 atau dibulatkan menjadi 25%. Artinya, tinggi rendahnya Kualitas Laba
dipengaruhi secara negatif oleh dewan komisaris independen sebesar 25%,
sedangkan sisanya 75% dijelaskan faktor lain di luar model.
3. Secara parsial Ukuran dewan komisaris (UDK) tidak berpengaruh terhadap Kualitas
Laba (thitung=-0,578 < ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung Ukuran
dewan komisaris terhadap kualitas laba adalah sebesar -0,067 atau dibulatkan
menjadi 0,67%. Dengan demikian, tinggi rendahnya kualitas laba tidak dipengaruhi
oleh Ukuran dewan komisaris.
4. Secara parsial komite audit (KA) tidak dapat diuji karena variabel Komite Audit
bersifat konstan (karena semuanya ada, kode 1 seluruhnya).
5. Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas Laba (t=2,623 > ttabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung
ukuran perusahaan terhadap kualitas laba adalah sebesar -0,250 atau dibulatkan
menjadi 25%. Artinya, tinggi rendahnya Kualitas Laba dipengaruhi secara positif
oleh ukuran perusahaan sebesar 25%, sedangkan sisanya 75% dijelaskan faktor lain
di luar model.
6. Secara parsial struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas Laba (t=1,945 > t tabel=1,664). Besaran pengaruh parsial dan langsung
struktur modal terhadap kualitas laba adalah sebesar 0,215 atau dibulatkan
menjadi 21%. Artinya, tinggi rendahnya Kualitas Laba dipengaruhi secara positif
oleh struktur modal sebesar 21%, sedangkan sisanya 79% dijelaskan faktor lain
di luar model.

SUB STRUKTURAL 2
Pengaruh Secara Simultan
Secara simultan, pengaruh X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 terhadap Y adalah sebesar 0,211
(dibulatkan 21%), sisanya 79% dipengaruhi faktor lain di luar model. Model simultan
terjadi signifikan. Dengan memperhatikan probabilitas F sebesar 3,202 pada sig 0,008
< 0,05.
Pengaruh Secara Parsial
1. Setelah model simultan terbukti signifikan, maka dilakukan penelusuran jalur
pengaruh parsial. Dari enam variabel yang ditempatkan sebagai prediktor,
sebanyak dua variabel memiliki nilai sig < 0,05 yaitu ukuran dewan komisaris, dan
ukuran perusahaan. Sedangkan variabel lainnya memiliki nilai signifikan >0,05
yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, struktur modal dan
kualitas laba. Sehingga dapat dikatakan bahwa hanya 2 prediktor secara parsial
berpengaruh terhadap Y.
2. Secara langsung kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (sig.=0,917 > 0,05).
3. Secara langsung dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (sig.=0,139 > 0,05).
4. Secara langsung ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Besaran pengaruh langsung ukuran dewan komisaris
terhadap nilai perusahaan adalah sebesar -0,228 atau dibulatkan menjadi 23%.
Artinya, tinggi rendahnya nilai perusahaan hanya mampu dipengaruhi oleh ukuran
dewan komisaris sebesar 23% sedangkan sisanya 77% dipengaruhi faktor lain di luar
model.
5. Secara langsung ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Besaran pengaruh langsung ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan adalah sebesar -0,427 atau dibulatkan menjadi 43%. Artinya, tinggi

rendahnya nilai perusahaan hanya mampu dipengaruhi oleh ukuran perusahaan


sebesar 43% sedangkan sisanya 57% dipengaruhi faktor lain di luar model.
6. Secara langsung struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(sig.=0,856 > 0,05).
7. Secara langsung kualitas laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(sig.=0,931 > 0,05).
8. Dari enam variabel yang digunakan sebagai prediktor nilai perusahaan, variabel
ukuran perusahaan teridentifikasi sebagai variabel terkuat yang mempengaruhi
nilai perusahaan dibanding lima variabel lainnya.
Secara keseluruhan, pengaruh-pengaruh yang dibentuk dari sub struktural 2 dapat
digambarkan melalui persamaan struktural 2 yaitu

Y = yX1 - yX2 - yX3 - yX5 - yX6 - Z - e2,


atau
Y = 0,012X1 - 0,172X2 - 0,228X3 - 0,427X5 - 0,020X6 - 0,010Z ye2.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke 3,4, dan 5 pada persamaan struktural 2 ini
diperoleh diagram jalur empiris untuk model Y sebagaimana yang dijelaskan gambar
berikut ini :

RINGKASAN HASIL ESTIMASI PARAMETER MODEL


Model
Koefisien Jalur
t
Sub Structural 1 (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ke Z)
0,066
0,571
X1 ( ZX1)
-0,250
-2,200
X2 ( ZX2)
-0,067
-0,578
X3 ( ZX3)
X4 ( ZX4)
0,317
2,623
X5 ( ZX5)
0,215
1,945
X6 ( ZX6)
Sub Structural 2 (X1, X2, X3, X4, X5, X6, Z ke Y)
0,012
0,105
X1 ( YX1)
-0,172
-1,496
X2 ( YX2)
-0,228
-2,021
X3 ( YX3)
X4 ( YX4)
-0,427
-3,453
X5 ( YX5)
-0,020
-0,182
X6 ( YX6)
-0,010
-0,086
Z ( YZ)

p
0,570
0,031
0,565
0,011
0,056
0,917
0,139
0,047
0,001
0,856
0,931

R2

0,165

0,211

DIAGRAM JALUR EMPIRIS STUDI NILAI PERUSAHAAN

X1

X2

YX1=0,012
ZX1=0,066
ZX2=0,250

X3
ZX3=0,067
X4

X5

ZX4 =
ZX5=0,317

e1 = 0,913

YX2=0,172
YX3=0,228

e2 = 0,888

YZ=0,010

YX4 = YX5=0,427
YX5=0,020

ZX6=0,215
X6

1. Dari tabel model summary substructure 1 terlihat nilai R Square atau R 2 atau
koefisien determinasi adalah 0,165. Dari nilai R Square tersebut dapat dihitung
koefisien jalur variabel lain di luar model yakni e 1 dengan rumus:
e1 = 1 0,165 = 0,913
2. Dari tabel model summary substructure 2 terlihat nilai R Square atau R 2 atau
koefisien determinasi adalah 0,211. Dari nilai R Square tersebut dapat dihitung
koefisien jalur variabel lain di luar model yakni e 2 dengan rumus:
e2 = 1 0,211 = 0,888

2. Jawaban Soal Nomor 2


Variabel kualitas laba tidak memediasi pengaruh antara corporate governance
(kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan
komisaris dan komite audit), ukuran perusahaan, dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan karena hasil uji diperoleh nilai probabilitas (p) variabel kualitas laba =
0,931 > 0,05

Correlations
X1
kepemilikan
Pearson Correlation
institusional (X1)
Sig. (2-tailed)
N
dewan komisaris Pearson Correlation
independen (X2) Sig. (2-tailed)
N
ukuran dewan
komisaris (X3)

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

komite audit (X4) Pearson Correlation


Sig. (2-tailed)
N
ukuran
Pearson Correlation
perusahaan (X5) Sig. (2-tailed)
N
struktur modal
(X6)

X2
1

X3

X4

X5

.225

-.034

.047

.764

X6

-.236

-.111

-.086

.085

.036

.331

.451

.456

79

79

79

79

79

79

79

79

.225*

-.203

.a

.153

-.061

-.186

-.185

.073

.179

.592

.100

.103

79

79

79

79

79

79

**

-.045

-.125

-.061

.047
79

79

-.034

-.203

.764

.073

.006

.694

.274

.594

79

79

79

79

79

79

79

79

.a

79

79

79

79

-.236

.153

**

.036

.179

-.306

.006

-.306

79

79

79

79

-.161

.249

-.386**

.157

.027

.000

79

79

79

79

79

79

79

79

Pearson Correlation

-.111

-.061

-.045

.a

-.161

.175

.066

Sig. (2-tailed)

.331

.592

.694

.157

.123

.562

N
kualitas laba (Z) Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Nilai perusahaan Pearson Correlation
(Y)
Sig. (2-tailed)
N

79

79

79

79

79

79

79

79

-.086

-.186

-.125

.a

.249*

.175

-.060

.451

.100

.274

.027

.123

79

79

79

79

79

79

79

79

**

.066

-.060

.085

-.185

-.061

.456

.103

.594

.000

.562

.598

79

79

79

79

79

79

79

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

-.386

.598

79

Anda mungkin juga menyukai