Anda di halaman 1dari 23

Waffle Slab, Apa sih untungnya?

Analisis Time History menggunakan SAP2000 atau ETABS


Posted on March 4, 2011by Andre Puja Oktora

2 Votes
Indonesia adalah negara yang dilalui 2 jalur seismik. Oleh karenanya gempa bumi sering terjadi di negara
ini. Bagi seorang insinyur teknik sipil khususnya struktur, beban gempa bumi harus menjadi aspek
penting yang perlu diperhitungkan dalam mendesain bangunan dari aspek struktural. Ada 2 pendekatan
yang digunakan untuk memperhitungkan beban lateral (gempa bumi) yang bekerja pada suatu struktur,
yaitu analisis secara statik ekivalen dan analisis dinamik (respon spektra atau time history). Kali ini saya
mau berbagi cara menganalisis beban lateral time history dengan menggunakan bantuan software
SAP2000 atau ETABS. Sengaja saya tulis di blog saya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi orang lain
dan saya juga semakin mengerti dengan menuliskannya di sini :)
Adapun analisis ini saya bagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1.

Download recorded accelerograms dari the PEER database

2.

Upload accelerogram yang telah didownload ke SAP2000

3.

Run time-history analysis: dan menampilkan hasil analisis

Download recorded accelerograms dari the PEER database


Salah satu intitusi yang bernama The Pacific Earthquake Engineering Research (PEER), yang berpusat
di University of California at Berkeley, mempunyai koleksi lebih dari 10,000 rekaman strong ground
motion yang terdiri dari 173 data gempa yang berbeda yang dapat diakses publik secara online.
Alamat websitenya adalah: http://peer.berkeley.edu/
Keseluruhan database ini dapat dicari di alamat: http://peer.berkeley.edu/nga/
Sebagai contoh, misalnya kita ingin mendownload accelerogram recorded the Imperial Valley 1940
earthquake. Silakan ikuti langkah seperti pada gambar berikut.

Saat event telah terpilih di top drop-down list, kita harus memilih menu DISPLAY the results In Table
daripada On Map.Lalu SEARCH!
Mencari accelerogram:

Dengan meng-klik data yang diinginkan dalam hal ini NGA0006, halaman baru akan muncul dengan
beberapa informasi terkait gempa tersebut. Apabila kita me-scroll down, links menuju 3 komponen dari
accelerogram (180, 270 and vertical) akan muncul.

Dengan right-click pada satu dari link tersebut (misal komponen pertama horizontal ditandai dengan
IMPVALL/I-ELC180), halaman baru berupa kumpulan data angka-angka akan terbuka yang berisi time
history of the ground acceleration yang dipilih.

Empat baris pertama data di atas adalah berupa keterangan mengenai gempa tersebut,
yaitu:

Location: Imperial Valley


Date: 19th May 1940
Time: 4:39am
Station: El Centro Array #9
Direction: Horizontal, 180
Units of acceleration: g= 9.81 m/s2 (acceleration of gravity)
Number of time instants: 4,000

Sampling time: t= 0.01 s (f= 100 Hz)

Save data dalam format TXT atau anda dapat mengganti ekstensinya secara manual.

Adapun cara membaca data gempa tersebut adalah dari dari kiri ke kanan per baris lalu
ganti ke baris selanjutnya hingga baris terakhir.

Upload accelerogram yang telah didownload ke SAP2000


Ikuti langkah-langkah seperti yang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar.
Definisikan Time History Function.

Upload accelerogram dengan memilih menu upload from file.

Isi data-data berikut:

Dalam contoh ini data yang diisi adalah,


Name of the function (e.g. EL_CENTRO_1940)
Location of the file by using the button BROWSE
Number of lines to skip (4 for the PEER database)
Number of points per line (5 for the PEER database
Agar data yang telah dimasukkan dapat digunakan dalam analisis, makan data tersebut
harus didefinisikan secara benar dalam menu ANALYSIS CASE. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memilih SELECT pada menu bar, kemudian DEFINE ANALYSIS

CASES. Analysis case dari accelerogram tadi adalah TIME HISTORY, yang dapat dipilih
dari menu drop-down list setelah mengklik ADD NEW CASE

Definisikan analysis case type dan isi data-data lainnya yang sesuai

The load type is an ACCELeration of the ground (pilihan pertama di drop-down list)
Untuk model planar, biasanya gempa diasumsikan terjadi pada arah X, misal Load
name U1 (drop-down list kedua)
Data gempa dari website PEER masih menggunakan satuan g atau gravitasi, jadi
scale factor diisi dengan 9.81 m/s2 atau 981 cm/s2, tergantung unit yangs edang
digunakan pada SAP2000 atau ETABS.
The number of time steps harus diberikan berdasarkan durasi dari accelerogram
dibagi dengan sampling time: dalam contoh ini: 40 s / 0.01 s = 4,000 steps

Run time-history analysis: dan menampilkan hasil analisis


Run program (lihat gambar di bawah ini)

Contoh hasil analisis berupa diagram gaya aksial dan diagram momen

Kita juga dapat mengetahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada waktu tertentu seperti berikut:

Dalam kasus seperti di atas, gaya-gaya dalam adalah yang terjadi pada saat t=1 detik. Selain itu, diagram
berwarna merah pada gaya aksial berarti tekan sedangkan yang berwarna kuning adalah tarik.
Selain itu, kita juga dapat menampilkan output lainnya dengan memilih menu DISPLAY lalu SHOW
PLOT FUNCTION.

Dalam contoh ini akan ditampilkan displacement dalam arah X joint no. 23, dengan selang waktu 0
hingga 40 detik. Hasilnya adalah sebagai berikut:

About these ads

Related

Pengenalan Perencanaan Struktur Baja Tahan GempaIn "Akademik"


Struktur Rangka Baja Tahan GempaIn "Struktur Baja"
Pengenalan Rekayasa PondasiIn "Rekayasa Pondasi"

About Andre Puja Oktora


Andre Puja Oktora I Got my Bachelor degree from Civil Engineering-Bandung Institute of
Technology, Indonesia. Now, i am pursuing study at Structure Engineering Division, Civil Eng.
National Cheng Kung University, Taiwan. I like reading, eating, studying, travelling, and enjoying
life...
View all posts by Andre Puja Oktora
This entry was posted in Akademik, Belajar, Teknik Sipil, Thesis, Tips, Tugas Akhir and tagged analisis
dinamik,analisis struktur, ETABS, SAP2000, statik ekivalen, time history, tutorial. Bookmark the permalink.
Waffle Slab, Apa sih untungnya?

29 Responses to Analisis Time History menggunakan SAP2000


atau ETABS

Sarah says:

1.

March 12, 2011 at 5:21 PM

Mohon penjelasan misal pada :


El Centro 2 ( 19 Mei 1940 ) ada 3 set :
ELC180
ELC270
ELC-UP
Northridge-1 NGA1077 ( Santa Monica City Hall ) ada 3 set :
NORTHHR090
NORTHHR360
NORTHHR-UP
Lalu untuk 2 contoh di atas mana saja yg nanti jadi time history arah X, Y & Z di
etabs/sap2000 ?
Mohon dibantu, bisa langsung jawab ke e-mail saya
Thanks
Reply

Andre Puja Oktora says:

March 12, 2011 at 5:23 PM

x dan y bisa dimisalkan yg mana saja. gunakan up untuk percepatan arah vertikal.
Reply

Sarah says:
March 12, 2011 at 5:40 PM

Thanks jawabannya
Berarti misal saya gunakan sebagai :

ELC180 > X ( U1)


ELC270 > Y (U2)
ELC-UP > Y (UZ)
NORTHHR090> X ( U1)
NORTHHR360 > Y (U2)
NORTHHR-UP > Y (UZ)
BETUL ?
Perasaan gempa yg di PEER tsb gempanya gempanya udah agak lama keliatannya
paling baru th 2000-an aja.
Kalo gempa yg lebih baru dimana cari time-historynya yah ?
Misal gempa sichuan cina, gempa cile & tentu saja yg barusan di jepang ?
Btw, untuk gempa lokal seperti gempa aceh 26 des 2004, gempa jogja 27 mei 2006, &
gempa2 lain di mana yah dapet time-history nya ?
Thanks
Andre Puja Oktora says:

2.

March 12, 2011 at 5:48 PM

Sebenernya arah datangnya gempa kita kan gak tahu, kalo mau dipake buat desain pake
aja yg yang PGA nya lebih besar untuk arah sumbu lemah struktur. Tapi kalo misalkan
sitenya tanah lunak, gempa vertikal jadi salah satu pertimbangan utama. Untuk data
gempa lain bisa dicari di situs USGS, tapi kurang tahu juga update terakhirnya samapi
kapan. Kalau data gempa spesifik negara tertentu, misalnya yg saya tahu Taiwan, bisa
buka kehttp://www.cwb.gov.tw kalau negara China, Japan, dll mungkin bisa dicek di
web pemerintah yg nanganin masalah kegempaannya. Kalau data gempa indonesia blm
nemu juga webnya, biasanya beredar dari teman ke teman, hehe
Reply

3.

dicky ardhian says:


April 11, 2011 at 11:38 AM

mohon bantuanya ya.


ini saya ada tugas akhir mengenai analisa kelakuan dinamis jembatan penyeberangan
akibat beban dinamis manusia. untuk analiasa kelakuan saya menggunakan time
history pada sap 2000. apakah langkahnya sama dengan tutorial di atas?? untuk gempa
kan harus download data terlebih dahulu, bagaimana kalau saya punya data beban
sendiri. trimakasih bantuannya..
Reply

Andre Puja Oktora says:

April 11, 2011 at 6:53 PM

iya, sama saja. kalau punya data sendiri atau mau buat sendiri juga bisa, menggunakan
menu time history untuk mendefine bebannya..
Reply

ary says:

4.

April 20, 2011 at 12:47 PM

salam,
mau nanya nih, masih seputar SAP2000. jika kita sudah melakukan proses disain pada
struktur beton bertulang dengan SAP2000 dan selanjutnya kita ingin melakukan
evaluasi terhadap struktur tersebut (misalnya pushover/time history), apakah tulangan
yang sudah kita peroleh dalam proses disain tersebut secara otomatis di-inputkan ke
dalam section properties yang kita miliki? ataukah kita harus memasukkan jumlah
tulangan hasil disain tersebut secara manual? kalau secara manual, section properties
pada sap hanya membagi bentang balok menjadi dua bagian sedangkan tulangan
tumpuan dan lapangan biasanya berbeda. bagaimana menyiasati hal tersebut? thanks.
Reply

Andre Puja Oktora says:

May 11, 2011 at 8:12 AM

baik ETABS maupun SAP2000 setahu saya tidak memodelkan tulangan balok. Yang
bisa dimodelkan sejauh ini adalah tulangan kolom. Dengan prinsip strong column weak
beam, harusnya balok aman kalau beam aman. Semoga bisa membantu.
Reply

inna says:

5.

May 9, 2011 at 11:03 AM

why u missing?? ndre,,,di tunggu kabarnya,,


Reply

Andre Puja Oktora says:

January 6, 2012 at 7:54 PM

i am here ;)
Reply

hartono says:

6.

September 22, 2011 at 9:56 AM

salam kenal mas andre,


dasar2 apa saja yg mengharuskan perhitungan struktur beban gempa dengan analisa
riwayat waktu di perhitungkan.
berapa lantai tinggi bangunan hrs dihitung dengan analisa riwayat waktu, dan apakah
ini diterapkan juga di indonesia utk perhitungan gedung2 tingginya.
terimakasih
Reply

Andre Puja Oktora says:

January 6, 2012 at 7:50 PM

untuk gedung tinggi (lebih dari 10 lantai) di daerah zona gempa kuat perlu
menggunakan analisis ini. analisis ini sudah umum digunakan di indonesia.
Reply

7.

Siti Zulaiha says:


October 19, 2011 at 8:23 PM

Mas, tanya nih, Kenapa SCALE FACTOR-nya koq diambil = g = 9,81 m/s2 ? Pdhal
menurut SNI 03-1726-2002 pd analisis dinamik menggunakan Time History dengan
rekaman gempa El-Centro 1940 harus dikalikan dg faktor : Ao.I/R dimana Ao=percep
puncak muka tanah yg besarnya koefisien x g (lihat tabel 5, SNI). Kenapa SCALE
FACTORE yg dimasukin cuma g saja?
Reply

boby says:

January 4, 2013 at 6:17 PM

klo menurut ilmu yana saya dapat d kampus untuk scale factornya dibagi dengn
daktilitas nya ya,,,
Reply

hary says:

8.

November 5, 2011 at 12:29 PM

mas mohon bantuanya.dimana ya mendapatkan software SHAKE91 dan DRAIN2DX


yang freekebetulan ada rencana untuk ngerjain TA.sebelumnya makasih mas..
Reply

Andre Puja Oktora says:

January 6, 2012 at 7:44 PM

shake 91 termasuk freeware, coba dicari web pembuatnya :)


Reply

hary says:

9.

November 5, 2011 at 12:32 PM

bila berkenan informasi dapat disampaikan lewat imel di hary_2yk@yahoo.com


Reply

10.

asneindra says:
January 3, 2012 at 8:19 PM

kegunaan dari time history analysis ini apa ya? udah dapat kurva terus kesimpulan dari
kurvanya apa? thanks
Reply

Andre Puja Oktora says:

January 6, 2012 at 7:41 PM

time history analysis ini akan digunakan untuk mensimulasikan gaya gempa fungsi dari
waktu yang akan diaplikasikan kepada struktur bangunan kita dalam pemodelan.
analisis ini dinilai lebih akurat dibandingkan metoda statik ekivalen karena beban
gempa adalah fungsi waktu (sesuai kenyataan yang terjadi saat gempa)
Reply

asneindra says:

January 25, 2012 at 11:19 AM

masih kurang paham nih, misalnya pada joint 23 tersebut didapat perpindahannya,
terus pada bagian mana yg bisa membuktikan bahwa bangunan yg kita desain tahan
terhadap gempa rencana tersebut? thanx
kalo berkenan tolong kirim contoh kesimpulan time history analysis nya
donk,.. asneindra@yahoo.co.id
thanx b4
gus_nusada says:

11.

February 28, 2012 at 12:54 AM

Thz Postingnya saya coba dlu,,,,,,,,,,,,,,,,,(^^)


Reply

12.

didiet90 says:
March 29, 2012 at 2:22 AM

salam
mas, saya mau tanya soal damper.
gimana sih persamaan gerak bangunan dengan TMD?

saya hitung manual respons bangunan dengan TMD di lantai teratas outputnya jelek
sekali malahan.
terima kasih
Reply

Andre Puja Oktora says:

May 5, 2012 at 11:22 AM

mas coba refer ke satu paper ini ya , semoga membantu.


http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/00-034/15562.pdf
Reply

didiet90 says:

13.

March 29, 2012 at 2:28 AM

salam
saya numpang tanya, mas. tapi agak OOT nih. hehe.
gimana sih persamaan gerak bangunan dengan kontrol TMD? saya bingung dg respons
perpindahan yang sudah saya hitung, outputnya jelek sekali.
trims ya.
Reply

susan says:

14.

April 24, 2012 at 11:33 AM

Andre, mohon infonya, dimana kita bisa dapatkan contoh analisa perhitungan struktur
high rise?
Reply

Andre Puja Oktora says:

May 5, 2012 at 11:24 AM

di buku literatur, di catatan kuliah, skripsi mahasiswa, atau di laporan proyek :)


Reply

susan says:

15.

April 24, 2012 at 11:38 AM

maksudnya analisa gempanya


Reply

Andi says:

16.

April 25, 2012 at 12:20 PM

Salah satu hal penting yg perlu diketahui setelah analisa beban gempa dengan cara
pushover dan time history adalah lokasi terjadi sendi plastis. .
Untuk pushover sap 2000 lokasi sendi plastis dapat dilihat setelah kita melakukan
analisa pushover,
namun yg sya masih bingung hngga skrg bagaimana cara menampilkan lokasi sendi
plastis dengan analisis time history? Sya lhat simulasi yg pernah dilakukan dengan time
history mampu menunjukan lokasi sendi plastis. . dapatkah anda memberikan sedikit
penjelasan atau tutorial bagaimana cara mengetahui lokasi sendi plastis dengan analisis
time history?
Reply

nhichocs says:

17.

May 29, 2012 at 11:13 PM

Mantap gan. izin sedot ya


Reply

Anda mungkin juga menyukai