Respon - Septrum Teknik Sipil
Respon - Septrum Teknik Sipil
2 Votes
Indonesia adalah negara yang dilalui 2 jalur seismik. Oleh karenanya gempa bumi sering terjadi di negara
ini. Bagi seorang insinyur teknik sipil khususnya struktur, beban gempa bumi harus menjadi aspek
penting yang perlu diperhitungkan dalam mendesain bangunan dari aspek struktural. Ada 2 pendekatan
yang digunakan untuk memperhitungkan beban lateral (gempa bumi) yang bekerja pada suatu struktur,
yaitu analisis secara statik ekivalen dan analisis dinamik (respon spektra atau time history). Kali ini saya
mau berbagi cara menganalisis beban lateral time history dengan menggunakan bantuan software
SAP2000 atau ETABS. Sengaja saya tulis di blog saya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi orang lain
dan saya juga semakin mengerti dengan menuliskannya di sini :)
Adapun analisis ini saya bagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1.
2.
3.
Saat event telah terpilih di top drop-down list, kita harus memilih menu DISPLAY the results In Table
daripada On Map.Lalu SEARCH!
Mencari accelerogram:
Dengan meng-klik data yang diinginkan dalam hal ini NGA0006, halaman baru akan muncul dengan
beberapa informasi terkait gempa tersebut. Apabila kita me-scroll down, links menuju 3 komponen dari
accelerogram (180, 270 and vertical) akan muncul.
Dengan right-click pada satu dari link tersebut (misal komponen pertama horizontal ditandai dengan
IMPVALL/I-ELC180), halaman baru berupa kumpulan data angka-angka akan terbuka yang berisi time
history of the ground acceleration yang dipilih.
Empat baris pertama data di atas adalah berupa keterangan mengenai gempa tersebut,
yaitu:
Save data dalam format TXT atau anda dapat mengganti ekstensinya secara manual.
Adapun cara membaca data gempa tersebut adalah dari dari kiri ke kanan per baris lalu
ganti ke baris selanjutnya hingga baris terakhir.
CASES. Analysis case dari accelerogram tadi adalah TIME HISTORY, yang dapat dipilih
dari menu drop-down list setelah mengklik ADD NEW CASE
Definisikan analysis case type dan isi data-data lainnya yang sesuai
The load type is an ACCELeration of the ground (pilihan pertama di drop-down list)
Untuk model planar, biasanya gempa diasumsikan terjadi pada arah X, misal Load
name U1 (drop-down list kedua)
Data gempa dari website PEER masih menggunakan satuan g atau gravitasi, jadi
scale factor diisi dengan 9.81 m/s2 atau 981 cm/s2, tergantung unit yangs edang
digunakan pada SAP2000 atau ETABS.
The number of time steps harus diberikan berdasarkan durasi dari accelerogram
dibagi dengan sampling time: dalam contoh ini: 40 s / 0.01 s = 4,000 steps
Contoh hasil analisis berupa diagram gaya aksial dan diagram momen
Kita juga dapat mengetahui gaya-gaya dalam yang terjadi pada waktu tertentu seperti berikut:
Dalam kasus seperti di atas, gaya-gaya dalam adalah yang terjadi pada saat t=1 detik. Selain itu, diagram
berwarna merah pada gaya aksial berarti tekan sedangkan yang berwarna kuning adalah tarik.
Selain itu, kita juga dapat menampilkan output lainnya dengan memilih menu DISPLAY lalu SHOW
PLOT FUNCTION.
Dalam contoh ini akan ditampilkan displacement dalam arah X joint no. 23, dengan selang waktu 0
hingga 40 detik. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Related
Sarah says:
1.
x dan y bisa dimisalkan yg mana saja. gunakan up untuk percepatan arah vertikal.
Reply
Sarah says:
March 12, 2011 at 5:40 PM
Thanks jawabannya
Berarti misal saya gunakan sebagai :
2.
Sebenernya arah datangnya gempa kita kan gak tahu, kalo mau dipake buat desain pake
aja yg yang PGA nya lebih besar untuk arah sumbu lemah struktur. Tapi kalo misalkan
sitenya tanah lunak, gempa vertikal jadi salah satu pertimbangan utama. Untuk data
gempa lain bisa dicari di situs USGS, tapi kurang tahu juga update terakhirnya samapi
kapan. Kalau data gempa spesifik negara tertentu, misalnya yg saya tahu Taiwan, bisa
buka kehttp://www.cwb.gov.tw kalau negara China, Japan, dll mungkin bisa dicek di
web pemerintah yg nanganin masalah kegempaannya. Kalau data gempa indonesia blm
nemu juga webnya, biasanya beredar dari teman ke teman, hehe
Reply
3.
iya, sama saja. kalau punya data sendiri atau mau buat sendiri juga bisa, menggunakan
menu time history untuk mendefine bebannya..
Reply
ary says:
4.
salam,
mau nanya nih, masih seputar SAP2000. jika kita sudah melakukan proses disain pada
struktur beton bertulang dengan SAP2000 dan selanjutnya kita ingin melakukan
evaluasi terhadap struktur tersebut (misalnya pushover/time history), apakah tulangan
yang sudah kita peroleh dalam proses disain tersebut secara otomatis di-inputkan ke
dalam section properties yang kita miliki? ataukah kita harus memasukkan jumlah
tulangan hasil disain tersebut secara manual? kalau secara manual, section properties
pada sap hanya membagi bentang balok menjadi dua bagian sedangkan tulangan
tumpuan dan lapangan biasanya berbeda. bagaimana menyiasati hal tersebut? thanks.
Reply
baik ETABS maupun SAP2000 setahu saya tidak memodelkan tulangan balok. Yang
bisa dimodelkan sejauh ini adalah tulangan kolom. Dengan prinsip strong column weak
beam, harusnya balok aman kalau beam aman. Semoga bisa membantu.
Reply
inna says:
5.
i am here ;)
Reply
hartono says:
6.
untuk gedung tinggi (lebih dari 10 lantai) di daerah zona gempa kuat perlu
menggunakan analisis ini. analisis ini sudah umum digunakan di indonesia.
Reply
7.
Mas, tanya nih, Kenapa SCALE FACTOR-nya koq diambil = g = 9,81 m/s2 ? Pdhal
menurut SNI 03-1726-2002 pd analisis dinamik menggunakan Time History dengan
rekaman gempa El-Centro 1940 harus dikalikan dg faktor : Ao.I/R dimana Ao=percep
puncak muka tanah yg besarnya koefisien x g (lihat tabel 5, SNI). Kenapa SCALE
FACTORE yg dimasukin cuma g saja?
Reply
boby says:
klo menurut ilmu yana saya dapat d kampus untuk scale factornya dibagi dengn
daktilitas nya ya,,,
Reply
hary says:
8.
hary says:
9.
10.
asneindra says:
January 3, 2012 at 8:19 PM
kegunaan dari time history analysis ini apa ya? udah dapat kurva terus kesimpulan dari
kurvanya apa? thanks
Reply
time history analysis ini akan digunakan untuk mensimulasikan gaya gempa fungsi dari
waktu yang akan diaplikasikan kepada struktur bangunan kita dalam pemodelan.
analisis ini dinilai lebih akurat dibandingkan metoda statik ekivalen karena beban
gempa adalah fungsi waktu (sesuai kenyataan yang terjadi saat gempa)
Reply
asneindra says:
masih kurang paham nih, misalnya pada joint 23 tersebut didapat perpindahannya,
terus pada bagian mana yg bisa membuktikan bahwa bangunan yg kita desain tahan
terhadap gempa rencana tersebut? thanx
kalo berkenan tolong kirim contoh kesimpulan time history analysis nya
donk,.. asneindra@yahoo.co.id
thanx b4
gus_nusada says:
11.
12.
didiet90 says:
March 29, 2012 at 2:22 AM
salam
mas, saya mau tanya soal damper.
gimana sih persamaan gerak bangunan dengan TMD?
saya hitung manual respons bangunan dengan TMD di lantai teratas outputnya jelek
sekali malahan.
terima kasih
Reply
didiet90 says:
13.
salam
saya numpang tanya, mas. tapi agak OOT nih. hehe.
gimana sih persamaan gerak bangunan dengan kontrol TMD? saya bingung dg respons
perpindahan yang sudah saya hitung, outputnya jelek sekali.
trims ya.
Reply
susan says:
14.
Andre, mohon infonya, dimana kita bisa dapatkan contoh analisa perhitungan struktur
high rise?
Reply
susan says:
15.
Andi says:
16.
Salah satu hal penting yg perlu diketahui setelah analisa beban gempa dengan cara
pushover dan time history adalah lokasi terjadi sendi plastis. .
Untuk pushover sap 2000 lokasi sendi plastis dapat dilihat setelah kita melakukan
analisa pushover,
namun yg sya masih bingung hngga skrg bagaimana cara menampilkan lokasi sendi
plastis dengan analisis time history? Sya lhat simulasi yg pernah dilakukan dengan time
history mampu menunjukan lokasi sendi plastis. . dapatkah anda memberikan sedikit
penjelasan atau tutorial bagaimana cara mengetahui lokasi sendi plastis dengan analisis
time history?
Reply
nhichocs says:
17.