Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam ilmu kelistrikan terdapat banyak hubungan timbal balik antara teori
dan praktek, maka dari itu apa yang kita pelajari tentang teori tersebut lebih
lengkap jika dipraktekkan, maka dari itu kita dapat mengetahui tentang
kelistrikan, listrik sangat dibutuhkan oleh manusia, seperti menerangi jalan dan
rumah-rumah.
Selain itu dalam dunia indutstri, listrik sangat dibutuhkan, tidak ada listrik
perindustrian tidak jalan. Di industri kita mengenal mengenai sistem kontrol,
Dalam kontrol ini kita menentukan tahap proses kerja suatu industri
menghasilkan suatu barang jadi. Menentukan urutan kerja suatu motor dengan
bantuan relay atau kontraktor, yang lebih kita kinal dengan kontrol konvensional.
Dizaman sekarang penggunaan kontrol konvensional sudah banyak ditinggalkan
karena biaya yang cukup mahal karena harus membeli banyak alat-alat, maka dari
itu diciptakanlah yang namanya PlC, yang banyak dipakai di industri-industri.
PLC adalah kepanjangan dari Programmable Logic control yaitu suatu
alat yang dapat mengganti peranaan kontaktor atau relay sehingga dapat
mengurangi alat yang digunakan sehingga biayapun akan berkurang, dengan kata
lain penggunaan PLC lebih ekonomis bila dibandingkan dengan kontrol
konvensional.
Maka dari itu pada praktek bengkel semester V kita akan menggunakan
PLC

yang

akan

menggantikan

kontrol

konvensional,

dan

kita

akan

menerapkannya pada kontrol Airblast, Tanur, dan Pompa dengan menggunakan


PLC

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek bengkel semester V praktek kontrol industri lanjutan
adalah :
-

Merupakan salah satu persyaratan dalam melengkapi mata kuliah


bengkel pada semester V

Dapat menerapkani ilmu teori yang dipelajari dalam kelas

Dengan melakukan praktek ini, dapat meningkatkan kemampuan


dan keterampilan dalam memilih komponen yang tepat untuk
digunakan dalam merancang suatu rancang listrik.

Dapat menganalisa kesalahan-kesalahn yag telah dilakukan dalam


setiap rangkain.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 PLC (Programmable Logic control )
PLC (Programmable Logic control ) adalah computer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. PLC ini dirancang untuk
menggantikan suatu

rangakain relay sequensial dalam suatu system kontrol.

Selain dapat deprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh
orang yang tidak memiliki pengetahuan dibidang pengoperasian komputer secara
khusus. PLC ini memiliki bahasa perograman yang mudah dipahami dan dapat
dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan sotware yang
sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja
berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaaan pada suatu waktu
tertentu yang kemudian akan meg-ON atau meng-OFF kan output-output. 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti
keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untk
pengendalian system yang memiliki output banyak.

Gambar 2.1 Bentuk fisik PLC

2.1.1 Pemprogramming PLC OMRON CJ1M


CJ1M programnya menggunakan software CX-one programmer dengan
struktur bahasa ladder logic yang merupakan cara penulisan program-program
dalam bentuk diagram tangga yang dikonversikan kedalam kode mesin melalui
software. Berikut tampilan CX-one Programmer

Gambar 2.2 Tampilan CX-one Programmer


2.1.2 Sistem pengontrolan CIMON SCADA
SCADA, sinngkatan dari supervisory control and data acquisition,
merupakan pendukung utama dala system ketenagalistrian, baik pada sisi
pembangkit ,transmisi, maupaun distribusi. Adanya system SCADA memudahkan
operator untuk memantaukeseluruhan jaringan tanpa harus melihat lansung
kelapanga. Ketidakaaan SCADA dapat diibaratkan seseorang tanpa melihat.
Sisem SCADA sangat dirasakan manfaatnya terutama pada saat pemeliharaan dan
saat penormalan bila terjadi gangguan.

Gambar 2.3 sistem SCADA


4

2.1.3 Fungsi SACADA


Tujuannya adalah agar seorang operator di transmisi tenaga listrik,
disebut dengan dispatcher, dapat melakukan dan memanfaatkan hal-hal berikut:
- Telemetering (TM)
Dispatcher memanfaatkan TM untuk kebutuhan pemantauan meter, baik
daya nyata dalam MW, daya reaktif dalam Mvar, tegangan dalam kV, dan arus
dalam A. Dengan demikian dispatcher dapat memantau meter dari keseluruhan
jaringan hanya dengan duduk di tempatnya, tentu saja dengan bantuan peralatan
pendukung lainnya seperti telepon.
- Telesinyal (TS)
Dispatcher dapat memanfaatkan TS untuk mendapatkan indikasi dari
semua alarm dan kondisi peralatan tertentu yang bisa dibuka (open) dan ditutup
(close)
- Telekontrol (TC)
Dispatcher dapat melakukan kontrol secara remote, hanya dengan
menekan satu tombol, untuk membuka atau menutup peralatan sistem tenaga
listrik.
Untuk kepentingan dimaksud di atas, seorang dispatcher akan dibantu dengan
suatu sistem SCADA yang terintegrasi yang berada di dalam ruangan khusus, dan
disebut dengan Kontrol Center. Ruangan tersebut bergabung dengan ruangan
khusus untuk menempatkan komputer-komputer disebut dengan Master Station.
SCADA yang dioperasikan di kontrol center mencakup berbagai aplikasi yaitu
sebagai berikut:
- Akuisisi data
- Supervisory kontrol

- Pemantauan data, pemrosesan event (kejadian) dan alarm


- Kalkulasi data
- Tagging (penandaan)
- Perekaman data
- Pelaporan
Disamping kebutuhan akan kontrol center, di sisi lain harus disiapkan
infrastruktur pendukung serta peralatan penunjang lainnya, yaitu telekomunikasi,
Remote Terminal Unit (RTU), transducer, dan lain sebagainya. Telekomunikasi
digunakan sebagai jalan komunikasi data maupun suara antara kontrol center
dengan site (lokasi). RTU digunakan sebagai unit terminal untuk mengendalikan,
mengakuisisi data, dan mensupervisi sebuah Gardu Induk, dan selanjutnya
mengirimkan data tersebut ke kontrol center dimaksud.
2.2 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elekronik yang
digerakka oleh arus listri. Secara prinsip, relay erupakan tuas saklar dengan lilitan
kawat pada batang besi (solenoid) didekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik,
tuas akan tertarikkarena adanya gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali
keposisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.
Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis yaitu;

Nomally Open (NO), apabila kontak-kontak tertututp saat relay dicatu

Normally Close(NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu

Gambar 2.4 Bentuk fisik relay

2.3 Kontaktor
Kontaktor ataupun koil merupakan saklar daya yang bekerja berasarkan
kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnet
akan menjadijangkar, sekaligus menarik-menarik kontak-kontak yang bergerak,
sehingga kontak Normally Open (NO) menjadi sambung, dan kontak Normally
close (NC) menjadi lepas dan jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang
menbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik magnit menarik da
melepas jangakar sehingga menimbulkan getaran)
.
Koil atau kontraktor terdiri dari 2 kontak yaitu :

Kontak bantu : Kontak/saklar/switch yang diguakan untuk pengontrol


(arus kecil) dengan kode angka; 13-14, 21-22, 43-44, 31-32.

Kontak utama : kontak yang mampu dialiri srsus secara maksimal (arus
besar) dengan kode angka; 1-2, 3-4, 5-6.

Gambar 2.5 Bentuk Fisik kontaktor


2.4 Pompa
Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran hisap dan ada
saluran buang, alat otomatis, atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau
disebut juga pressure switch dan dipasang pada tabung saluran keluaan pompa,
ketika pompa dihidpkan atau dihubunngkan dengan tegngan jala-jala, maka
pompa akan berputar sehingga dibagian dalam ppompa terajadi vacuum karena
7

adanya perbedaan tekanan, sehingga air yang ada didalamtanah terhisap naik.
Pada saat mesin pompa air berputar dan mesin kran air yang ada dirumah tertutup
maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika
tekanan yang dihasilkan melebihi tekanan set yang ada pada sensor aau pressure
switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati seketika, pompa air
akan hidup lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah
trurun dan begitulah seterusnya.
2.5 MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB meruapakan suatu alat perangkat sisitem proteksi yang digunakan
untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat atau
arus lebih. MCB bekerja secara otomatis untuk memutuskan rangkaian apabila
ada gangguan tersebut. Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan
yang melewati bimetal yaitu campuran dua logam yang ber beda koefisien
muainya terlalu besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi panas dan
selanjutnya akan melengkunng rangkain. Jika temperature dimana bimetal itu
belum turun, maka rangkain akan tetap terputus atau terbuka, walaupun MCB
dinaikkan. Untuk memasang MCB pada suatu rangkain atau peralatan arus lebih,
yang pertama harus dipeerhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan maka
MCB harus yang lebih dahulu befungsi.

Gambar 2.6 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

2.7 Jenis Saklar


2.7.1 Saklar pilih
Saklar ini lebih dikenal dengan nama selektor yang merupakan jenis saklar
putar. Saklar ini sering digunakan dalam rangkaian pengaturan, misalnya
untuk dua posisi pengaturan (pengaturan manual dan otomatis).

2.7.2 Saklar aliran


Saklar jenis ini biasa ditempatkan dalam satu saluran air atau pipa. Saklar
ini akan bekerja apabila terkena suatu aliran air pada kontak yang berada di
dalamnya.
Saklar jenis ini fungsinya sama dengan berbagai jenis saklar lainnya.
Saklar ini bekerja berdasarkan adanya aliran. Apabila aliran yang melewati
saklar ini baik itu merupakan aliran udara maupun zat cair, maka akan
menyebabkan kontak dari saklar ini akan menutup sehingga system akan
dapat bekerja. Bila aliran pada saklar terhenti, maka secara langsung
serempak kontak dari saklar ini yang tadinya menutup kembali ke posisi
semula ( membuka ) sehingga system akan terputus.
2.7.3 Saklar pelampung
Penggunaan saklar ini digunakan dalam suatu penampungan air atau bak
untuk mengontrol tinggi rendahnya suatu permukaan air dalam suatu bak atau
penampungan.

BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat yang digunakan
-

Oben plat

1 buah

Obeng bunga

1 buah

Obeng terminal

1 buah

Obeng lancip

2 buah

Tang pengupas

1 buah

Tang potong

1 buah

Testpen

1 buah

3.2 Tanur
-

Panel kontrol 70x40x25 cm

1 buah

PLC OMRON CPM1A type 20

1 unit

MCB 3 fasa

4 buah

MCB 1 fasa

1 buah

Kontaktor

6 buah

PC

1 unit

Line Up Terminal

25 buah

Wire Duct

2 meter

Emergency Stop

1 buah

Tombol Tekan

7 buah

Lampu indikator

2 buah

TOR

2 buah

Kabel NYAF 1,5 mm

20 meter

Kabel NYAF 1,5 biru

5 meter

Kabel NYAF 1,5 hitam

5 meter

Kabel NYAF 1,5 kuning

5 meter

Converter

1 buah

USB to serial

1 buah
10

3.3 Pusat Pompa


1. Panel Pusat Pompa
-

MCB 3 Fasa 10 A

2 buah

Sekring socet 25 A

3 buah

Rumah sekring ukuran II

3 buah

Trafo 220/24 V, 50 V

2 buah

Saklar utama 3 katub, 25 A

1 buah

Saklar impuls otomatis 1 katub

2 buah

Jam meter 220 V

2 buah

Kontaktor

4 buah

Pembatas beban lebih

2 buah

Timer on delay

2 buah

Dioda TN 4001

7 buah

Line up terminal 4 mm

38 meter

2. Proses Pusat Pompa


-

Saklar pelampung

2 buah

Saklar pelampung bola air raksa

2 buah

Pengontrol aliran

2 buah

Pompa 220/380 V 2 bar

2 buah

Valve

1 buah

Valve

1 buah

Pipa air G.s

2 meter

Pipa air Gs 1.

1 meter

Pipa air PVC AW 1.

4 meter

Pipa air PVC

4 meter

Drum penampungan air

2 buah

11

3.3 Air Blast


-

Selector

1 buah

Panel kontrol 70x40x25 cm

1 buah

PLC OMRON CPM1A type 20

1 unit

MCB 3 fasa

4 buah

MCB 1 fasa

1 buah

Kontaktor

4 buah

PC

1 unit

Line Up Terminal

25 buah

Wire Duct

2 meter

Emergency Stop

1 buah

Tombol Tekan

7 buah

Lampu Tanda

7 buah

Light Barrier

1 buah

TOR

2 buah

Flow Switch

1 buah

Kabel NYAF 1,5 mm

0 meter

Kabel NYAF 1,5 biru

5 meter

Kabel NYAF 1,5 hitam

5 meter

Kabel NYAF 1,5 kuning

5 meter

Converter

1 buah

USB to serial

1 buah

12

BAB IV
LANGKAH KERJA
4.1 Persiapan
1. Mendengarkan penjelasan singkat dari dosen penanggung jawab
dan pembimbing
2. Membaca dan memahami job sheet yang digunakan dalam
kegiatan bengkel sebagai dasar dalam mengerjakan praktikum
3. Meminjam bahan dan peralatan pada teknisi yang digunakan dalam
praktikum.
4. Memastikan semua bahan dan peralatan sudah siap dan lengkap
sebelum digunakan.

4.2 Rangkaian Pada proses CX-One


1. Sebelum melakukan praktek langah pertama yang harus dilakukn
adalah mempelajari dan memahami jobsheet yang akan dikerjakan.
2. Memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Mengambil panel lengkap dengan PLC yang telah disediakan .
4. Melakukan pengawatan sesuai dengan gambar diagram kontrol
yang ada pada jobsheet.
5. Memeriksa kebenaran rangkain dengan memakai tester sebelum
mensuplai tegangan.
6. Melakukan pengecekan apabila dalam pengoperasian terjadi
kesalahan.
7. Membuat ladder diagram PLC melalui program CX-one.

13

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai


berikut :
-

Membuka terlebih dahulu program CX-one, setelah itu klik


New

Gambar 4.2.1 Tampilan awal CX-one Programmer

Gambar

4.2.2

Tampilan

new

project

CX-one

Prgrammer
-

Melengkapi semua dialog sesuai dengan plc yang


digunakan.

14

8. Menggambar ladder diagram sesuai dengan prinsip kerja job yang


akan dibuat simulasinya (Airblast, Tanur dan pusat pompa),
conohnya seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.2.3 Contoh ladder diagram


9. Setelah ladder diagram telah selesai digambar kita bias melakukan
pengetesan sebelum dihubungkan dengan modul PLC seperti
gambar dibawah ini:

Gambar 4.2.4 Gambar simulasi PLC

10. Setelah selesai melakukan simulasi, selanjutnya menghubungkan


computer ke modul PLC, lalu memilih menu online pada menubar
15

dan pilih connect, setelah berhasil selanjutnya memilih dwoanload


program pada menu yang sama.
11. Setelah program PLC selesai, selanjutnya beralih membuat
CIMON SCADA

4.3 CIMON SCADA


1. Membuka aplikasi CIMON SCADA, akan muncul halam seperti
dbawah ini :

Gambar 4.3.1 Tampilan aplikasi CIMON SCADA


2. Memilih File kemudian New Project, maka akan muncul halaman
seperti di bawah ini.

Gambar 4.3.2 Project window dari cimon

16

3. Memilih Next, kemudian klik finish, dan akan muncul halaman


seperti dibawah ini,

Gambar 4.3.3 Penamaan project


4. Mengklik double pada I/O Device, maka akan muncul form I/O
Device Configuration. Klik New Device, ketik merek PLC dan
pilih type PLC. Untuk lebih jelasnya liat gambar dibawah ini.

Gambar 4.3.4 Setting konfigurasi I/O device


5. Klik OK, maka akan muncul halaman seperti dibawah ini. Klik
Add Station, form station akan muncul, isi kolom Station Name,
Station No pada angka 0. Klilk OK.

17

Gambar 4.3.5 Pengisian nama station

6. Klik menu COM Port, COM Port berada pada COM 1, Baud Rate
pada 9600, Parity pada even, Data Bits berada pada 7 Bits dan Stop
Bit(s) berada pada 2 Stop Bits, Klik Save.

Gambar 4.3.6 Setting konfigurasi komunikasi serial

18

7. Gambar tombol, pilih menu draw User Button. Klik double pada
tombol maka akan muncul form Object Config. Klik button
definition, pada mode Action pilih Write Digital Value, isi
Tagname cotohnya start, Write Value pada mode Toggle, klik OK.

Gambar 4.3.7 Object config


8. System akan meminta pengisian Tagname seperti gambar dibawah
ini, segera klik yes. Pada form Edit Tag, pada Real Tag isi kolom
I/O Device dan I/O Address. I/

O Address harus sesuai dengan

alamat yang tertera pada ladder diagram di PLC.


Untuk pengaturan tombol-tombol berikutnya, sama halnya dengan
langkah-langkah-langkah yang telah dilakukan diatas.
9. Menyimpan

program yang telah dibuat pada tempat yang

dikehendaki.

19

10. Klik CimonX Setup pada Toolbar yang tersedia, maka akan
muncul form CimonX Configuraion. Ganti none pada Starting
Page dengan nama file yang telah disimpan. Klik OK

Gambar 4.3.8 CimonX Configuration


11. Jalankan program dengan mengklik icon Run CimonX yang
tersedia pada menu toolbar.

Gambar 4.3.9 CimonX Configuration

20

BAB V
GAMBAR RANGKAIN

GAMBAR RANGKAIAN AIR BLAST

21

BAB VI
ANALISA RANGKAIN
6.1 AIR BLAST
Diagram ladder Air Blast

22

Sistem airlast merupakan suatu unit proses transportasi atau kita kenal
dengan mesin pemindah bahab-bahan lunak seperti : biji-bijian, makanan ternak,
serbuk semen , dan lain-lain yang dipindahkandari suatu silo ke silo yang lainnya
menggunakan tiup angin menggunakan fan motor.
Dalam pengoperasiannya, system airblast ini mempunyai 2 mode yaitu
mode normal dan mode manual. Penjelasan kedua mode sebagai berikut :
Mode Normal, dalam menjalankan mode ini terlebih dahulu saklar pilih
dipindahkan keposisi NORMAL, kemudian menekan tombol normal
operation (S6B). Dengan menekan tombol ini, maka Fan motor (M1) akan
beroperasi dengan pengasutan Y-. Awalnya M1 akan beroperasi dengan
hubungan Y, pada saat itu mencapai arus nominal Y maka secara otomatis
M1 akan beroperasi dengan hubungan Y, pada saat mencapai arus
nominal Y maka secara otomatis M1 akan beroperasi dengan hubungan
/denagan putaran penuh. Dalam proses ini udara akan memulai sebuah
kontrol aliran yang mana akan mngoperasikan Motor penggetar (M2).
Selama ada aliran maka M2 akan terus beroperasi higga silo penuh dan
memicu sensor visolux (S16) dan menghentikan kerja M2 dan M1 dan
system airblast berhenti beroperasi. Selain itu juga bias dengan menekan
saklar NORMALL OFF. (S6A).
Mode Manual/Repair, dalam mode ini Fan motor dan Motor penggetar
dapat dioperasikan sendiri-sendiri dengan menekan S8B (M1) dan S14B
(M2) tetapi terlebih dahulu memindahkan saklar pilih keposisi
23

MANUAL/REPAIR,

kemudian

menekan

start

fan

jika

ingin

mengoperasikan M1, kemudian berganti menjadi delta (K2), kemudian


M1 akan bekerja dalam posisi start fan jika ingin mengperasikan M1.
Sedangkan jika ingin menekan stop fan jika ingin menghentikan M1.
Sedangkan jika ingin mengoperasikan vibrator, dengan menekan on
vibrator, maka K4 akan bekerja, jika ingin menghentikannya, dengan
menekan off vibrator. Mode ini biasanya dijalakan apabila ingin
melakukan maintenance pada sisstem dan juga untuk membersihkan sisasisa material yang ditransport.
6.2 Pusat pompa
Diagram ladder Pusat pompa

24

Dalam system simulasi pompa merupakan pemindahan air dari bak 1 ke


bak 2 yaitu dari bak yang lebih rendah ke bak yang lebih tinggi, dengan
menggunkan 2 buah pompa yang diputar oleh motor induksi satu fasa dan
bekerja secara otomatis dan manual dimana diatur oleh kerja rangkain
kontrol. Adapun system kerja kedua pompa ini adalah sebagai berikut:
Apabila air berada pada level 2 maka hanya pompa satu yang akan
bekerja, dimana pompa satu dan pompa dua akan bekerja
bergantian kerjanya jiak air pada level 2 ini bekerja terjadi secara
berulang-berulang.
Apabaila air berada pada level 3 maka kedua pompa akan bekerja
bersama.

Apabila air pada level 4 maka kedua pompa akan bekerja bersama
dengn dibantu oleh lampu tanda yang bekerja sebagai isyarat
bahwa air berada lebih dari maksimum.
Tegangan yang digunakan untuk kontrol yaitu tegangan 220 volt.
Untuk keseluruhan rangkain kontrol maupun daya yang dilayani
S01.Motor pompa 1 dan 2 masing-masing dilayani oleh sebuah
MCB dan kontaktor serta TOR sebaaiman pengamannya.
25

Untuk mengoperasikan rangkain ini dapat dilakukan dengan cara


berikut :
Penggunaa saklar impuls tangan
Sistem

kerjanya

mengoperasikanya

bergantung

pada

karena tipenya

dari

bersifar

yang
manual,

sehingga bai pompa 1 maupun pompa 2 dapat


dioperasikan langsung tegantung dari kehendak operator
atau konsumen. System pengoperasia pada penggunaan
saklar manual dimulai dengan memindahkan saklar S01
pada posisi 1 dan selanjutnya memidahkan saklar yang
melayani pmpa 1 keposisi impuls tangan yang dalam hal
ini adalah salar S10. Terhubungnya saklar S10 keposisi
impuls tangan, menyebabkan supply tegangan akan
langung terhubung ke D11, yang mana kontak bantu NOnya akan menghubungkan supply tegangan kontaktor C21
bekerja

maka

kontak

utamanya

akan

segera

menghubungkanmotor pompa dengan supplai tegangan


(tegangan 1 fasa) yang mengakibatkan motor pompa 1
bekerja .
Apabila setting waktu ON Delay D11 bekerja, maka
secara otomatis kontak ON Delay D11 akan pindah dan
akan memutuskan supply tegangan pada kontaktor C21
dan pompa 1 akan berhenti bekerja. Dalam hal ini saat
tidak ada aliran air,disebabkan karena saklar b10.1 tidak
bekerja. Kontak bantu dari On Delay D11 tadi akan
pindah guna menghubungkan anak kontak D12 (Relay),
sehingga lampu tanda H13 akan menyala. Tetapi jika
saklar b10.1 terhubung, maka suplai tegangan untuk relay
D12 tidak akan ada walaupun anak kontak ON Delay D11
bekerja. Karena pada saat ada aliran, kontaktor C21 untuk
pompa 1 bekerja. Sehingga, anak kontak NC C21 yng
26

menyuplai untuk relay D12 akan terbuka sehingga


memutus tegangan menjadi D12. Untuk pompa 2
prosudernya sama dengan pompa 1 yaitu memindahkan
saklar yang melayani pompa 2 ke posisi impuls tangan
yang dalam hal inni saklar S15 keposisi impuls tangan,
meyebabkan supply tegangan akan langsung terhubung ke
D16,

yang

mana

kontak

bantu

NO-nya

akan

menghubungka supply tegangan ke kontaktor C23 bekerja


maka kontak akan utaanya akan segera meghubungkan
motor pompa dengan supply tegangan (tegangan 1 fasa)
yang mengakibatkan motor pompa 2 bekerja.
Penggnaan Secara Otomatis
Dalam keadaan otomatis, terlebih dahulu saklar S10 dan
S15 dipinahkan keposisi otomatis. Yang mengoperasikan
pompa 1 dan 2 sekarang adalah saklar b11 dan b16
berdasarkan tinggi level air. Pada saat air erada pada level
1, maka bak dalam kondisi aman dan tidak ada pompa
yang bekerja.
Hingga saat air berada pada level 2, maka saklar
pelampung b11 akan meutup dan memberikan supply ke
impuls d14, dan kontak dari impuls ini terhubung
sehingga menyuplai d15.kemudian anak kontak NO d15
terhubung sehingga tegangan menuju d16, bersamaan
dengan itu kontak NO d16 terhubung sehingga menyuplai
kontaktor c23 dan menyalakan pompa 2.
Apabila level air kembali ke level 1, maka tidak ada
pompa yang bekerja. Kemudian ketika level air berada
dilevel 2lagi, maka saklar pelampung b11 akan meutup
dan memberikan supply ke impuls d14, dan kontak dari
impuls ini terhubung sehungga menyuplai kontaktor c21
dan menyalakan pompa 1. Pompa 1 dan 2 akan bergantian
27

bekerja tiap kali air berada pada kisaran dari level 1 ke


level 2 (b11 ON), dan level 2 ke level 1 (b11 OFF).
Selanjutnya, jika level air mencapai pada level 3, maka
saklar b16 akan ikut terhubung selanjutnya maka aka
menyalakan

1pompa

lagi

untuk

mempercepat

menurunkan level air. Pompa yang dikerjakan oleh b16


ini bergantung pada pompa apa yang bekerja lebih
dahulu. Contoh jika pompa 1 bekerja lebih dahulu, maka
saat air di level 3 maka saklar pelampung b16 akan
menutup dan mengoperasiakan pompa 2. Begitupun
sebaliknya, jika pompa 2 yang bekerja lebih dulu, maka
ssat air di level 3 maka saklar pelampung b16 akan
menutup dan mengoperasikan pompa 1.
6.3 Tanur
Diagram ladder tanur

28

Proses awal dari system tanur dimulai dengan menekan saklar S11 yang
kemudian akan menyebabkan K11M tersuplly tegangan sehingga K11M bekerja.
Bekerjanya K11M ini akan menggerakkan motor yang akan menjalankan
konveyor belt atau ban berjalan yang akan digunakan sebagai pengangkut
material yang akan dipanaskan. Material yang dibawah konveyor belt meuju
keruang pemanasan, sebelum memasuki ruang tersebut akan melewati sebuah
sensor (light barrier 1).
Dengan terlewatinya light barrier 1 tersebut maka kontaktor akan menutup
danakan megalir arus pada K13 sehingga K13 bekerja. Kerja dari k13 ini akan
mengalir arus K14 sehingga K14M dan Y15 bekerja. Namun kerja dari K13 tadu
hanya ssaat karena tidak memiliki pengunci. Degan bekerjanya Y15 maka
solenoid 1 akan aktif yang menyebabkan valve 1 menjadi aktif.
Untuk menggerakkan pintu pertama dari ruang pemanas (pintu pertama
menutup) sampai menekan limit switch LS1. Limit switch 1 yang tertekan tadi
akan menggerakkan solenoid dari valve 2 dan menyebabkan dari ruang pemanas
bergerak menutup sampai menekan LS2.
Dengan tertekannya LS2 ini akan berfungsi menjalankan proses
pemanasan didalam tanur yang dimulai dengan bekerjanya K17, K18M dan
K19M yang terhubung secara delta. Prose pemansan yang pertama dilakukan
dengan hubung delta dengan tujuan yaitu untuk menghasilkan panas yang

29

langsung tinggi yaitu 800C, jika suhu 800C itu rendah dan sudah mencapai
batas tertentu maka rheostat 1 (S17AE2) yang brfungsi sebagai kontrol dari
proses pemanasan aka terlepas yang akan mengakibatkan K17 akan berhenti
bekerja sebab kontak thermostat 1 (S17AE2) ini diserikan dengan K17. Engan
matinya K17 maka proses delta telah selesai seketika itu pula arus akan mengalir
ke K16 dan K20 dengan hubung bintang, ini berarti proses pemanasan yang kedua
yelah berjalan, proses kedua ini dilakukan dengan hubung bintang Karena hanya
ingin mempretahankan suhu pemanasan hingga 820C. Jika suhu 820C sudah
tercapai maka thermostat 2 (S17AE2) akan bekerja, atau dengan kata lain sewaktu
K16 dan K20 bekerja maka K21 sebagai timer untuk waktu pemanasan juga
bekerja, sehingga jika telah sampai pada setting waktu, maka K22 akan bekerja
untuk memutuskan arus ke K16, K15 K1M dan K20, atau dengan kata lain
keseluruhan dari proses pemansan telah selesai.
Dengan selesainya proses pemansan maka pinntu 1 dan pintu 2 dari ruang
pemansan akan membuka (selonoid 1 dan 2sudah tidak dialiri arus karena K22
telah bekerja). Ketika pintu 2 membuka maka pada akhirnya limit switch 3 (LS3)
akan tertekan yang akan menyebabkan sellonoid 3 akan bertegangan dan
selanjutnya mengaktifkan valve 3 bekerja mendorong legannya atau tuasnya
masuk kedalam ruang pemanas umtuk mengait material yang telah dipanaskan.
Valve 3 ini mundur ketempatnnya semula apabila supply arusnya terputus. Pada
saat pemutus arus dari K23T ini habis, maka supply untuk selonoid dari valve 3 3
terputus sehingga lengannya akan bergerak mundur bersama dengan material
yang telah dipanaskan dalam tunku pemanas.
Material yang tertarik mundur oleh valve 3 tersebut selanjutnnya
dijatuhkan kdedalam penampungan (kontiner/silo). Namun saat material tersebut
jatuh maka material tersebut akan memotong sensor (light barrier 2) yang berada
pada bagian atas silo. Light barrier 2 ini dikontrol S25AE, dimana ssat S25AE
tersebut dilewati maka anak kontak dari S25AE tersebut akan menghubungkan
supply tegangan masuk ke K11 sehingga K11 bekerja atau dengan kata lain
konveyor belt pengankutan material kembali berjalan, sehingga prose tersebut
30

kem bali terulang dan K22 akan kembali OFF sehigga anak kontak pada selonoid
1, selonoid 2, K16, K15, K18M dan K20 kembai pada posisi NC. Begitulah cara
kerja daris system tanur secara otomatis namun jika dalam proses tersebut
terdapat gangguan secara tiba-tiba kita dapat menghentikan proses secara
keseluruhan dengan menekan stop. Tetapi dalam pengaplikasiannya kita dpat
mengganti sensor dengan menggunakan saklar, sedangkan pada sensor light
barrier 2 kia menggunakan timer sebagai penggantin sensor tersebut untuk
kembali mengulang kerja tanur tersebut.

6.4 Cimon (Air Blast)

Gambar 6.4.1 Tampilan simulasi Airblast

Gambar 6.4.2 Database


31

Sistem kontrol airblast dapat dikontrol melalui aplikasi Cimon


Scada, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memantau proses
kerja dari rangkaian airblast ini. Sebelum membuat simulasi pada Cimon
SCADA, ladder diagram harus didownload ke PLC terlebih dahulu.
Untuk menjalankan aplikasi ini digunakan tombol seperti yang
terlihat pada gambar 6.1. Tombol S7 digunakan untuk menjalankan
rangkaian pada posisi normal/manual dan posisi normal berjalan apabila
tombol S6B ditekan. Tombol S8A dan S8B digunakan untuk mematikan
dan menjalankan motor 1. Pada aplikasi ini juga dibuat tombol S13 dan
S16. Tombol S13 digunakan sebagai simulasi flow Switch, apabila tombol
ini ditekan/aktif maka lampu tanda pada S13 akan aktif menunjukkan
bahwa ada material yang lewat. Sedangkan tombol S16 digunakan untuk
mensimulasikan sensor cahaya (light barrier), apabila saklar ini ditekan
lampu tanda pada S16 akan aktif yang menunjukkan bahwa material yang
ditampung pada silo 2 telah penuh.
Dalam membuat simulasi ini digunakan ladder diagram yang
berbeda untuk pengoperasian airblast. Pada ladder diagram airblast untuk
Cimon

ini

ditambahkan

inidisebabkanoleh

pengunci

instrument

untuk

yang

S13

dan

S16.

digunakanpada

Hal
panel

berbedadenganaplikasi yang disediakanolehcimon. Misalnyapada panel


digunakansaklar, sedangkanpadacimonhanyamenyediakan push button.
Sehinggadibuatpengunci agar push button tersebutberfungsisebagaisaklar.

32

6.5 Trouble Shooting

Membuat sebuah rangkaian dimana prinsip kerja rangkaian tersebut


adalah jika sebuah tombol ditekan 1 kali maka fungsi dari tombol tersebut
yaitu untuk mengaktifkan rangkaian DOL kemudian tekan tombol reset untuk
mengembalikan rangkaian dalam keadaan semula. Fungsi kedua dari tombol
tersebut adalah memfungsikan rangkaian DOL secara bergantian bergantian
dalam jangka waktu tertentu.

Diagram Ledder Dari Prinsip Kerja Diatas

Ledder Diagram

33

BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek ini dapat ditarik bebeapa kesimpulan,
diantaranya :
1. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk mempermudah rangkaian
yang diaplikasikan pada industry
2. Untuk running PLC diperlukan komunikasi serial PLC omron CJ1M untuk
koneksi ke computer.
3. Untuk mengoperasikan pusat pompa dapat dilakuan dengan dua cara :
Secara manual pompa dioperasiakan secara terpisah.
Secara otomatis, pompa dapat dengan cara apabila B11
megoperasikan pompa 1 maka B16 akan menyusaikan dengan
mengoperasiakn

pompa

2,

begitu

pula

jika

saklar

B11

megoperasikan motor 2 maka B16 akan mengoperasikan motor 1.


4. Untuk megoperasikan airblast dapat dilakukan dengan 2 cara
Secara auto yaitu proses kerja airblast dioperasikan secara
berurutan.
Secara repair yaitu proses kerja airblast dapat dikontrol secara
terpisah pada fan dan vibrator.
5. CIMON SCADA merupakan software visual, untuk menampilkan dan
mengontrol alat melalui PC, dengan syarat alamat yang diberikan pada
CIMON SCADA harus sesuai dengan alamat yang telah didwoanload di
PLC

34

7.2 SARAN
1. Dalam praktek sebaiknya alat yang digunakan dalam kondisi baik
sehingga praktikan lancar dalam mengerjakan semua job yang diberikan,
selain itu diharapkan instruktur selalu berada di tempat sehingga praktek
dapat dilakukan dengan efisien dan mencegah terjadinya kesalahan
maupun kerusakan peralatan.
2. Sebelum mengerjakan instalasi sebaiknya praktikan dibekali dengan teoriteori, selain itu praktikan sendiri diharapkan memahami terlebih dahulu
diagram rangkaian yang diberikan pada job sheet, sehingga pada saat
pelaksanaan kegiatan ini praktikan tidak mengalami kesulitan yang berarti.

35

DAFTAR PUSTAKA
Achyanto Djoko, dkk. 1986. Mesin-mesin Listrik Edisi Keempat. Jakarta
Erlangga.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia & PLN, PUIL 2000
Job Sheet Bengkel Listrik Pusat Pompa Semester V, Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Ujung Pandang
http://telkomit.blogspot.com (diakses tanggal 05 oktober 2014 )
http://www.meriwadanaku.com (diakses tanggal 05 oktober 2014 )
http://sukarani3listrik1.blogspot.com (diakses tanggal 05 oktober 2014 )

36

LAMPIRAN

(Airblast)

(Pump Station)

37

(Tanur)

38

Anda mungkin juga menyukai