Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM III

PL 2105 METODE ANALISIS PERENCANAAN I

ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL

Oleh :
Freda Setiawan

15413076

Ade Sekarini

S4113002

Shift 1:
Rabu, 11.00-13.00 WIB
Asisten Praktikum:
Tania Benita

(15412054)

Husna Tiara Putri (15411011)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

Kasus I (One Sample Test)


Dalam kasus ini akan dilakukan pengujian terhadap tingkat pengembalian modal terhadap
investasi pembuatan jalan tol pertahunnya atau dikenal dengan FIRR (Financial Internal Rate
of Return). Jika angka FIRR secara nasional bernilai 17,81 % serta tingkat keberartian sebesar
95%, apakah dugaan tersebut benar?
Berikut ini data-data jalan tol yang ada di pulau jawa beserta FIRR nya,
Nama Tol
CINERE-JAGORAWI
SEMARANG-SOLO
GEMPOL-PANDAAN
CIKAMPEK-PALIMANAN
SEMARANG-BATANG
GEMPOL-PASURUAN
PEJAGAN-PEMALANG
PEMALANG-BATANG
KANCI-PEJAGAN
JORR Seksi W1
KERTOSONO-MOJOKERTO
BOGOR RING ROAD
SURABAYA-MOJOKERTO
NGAWI-KERTOSONO

FIRR (%)
17,32
15,94
19,19
17,86
17,64
17,9
18,64
18,13
19,23
17,74
17,8
17,76
18,03
17,5

Prosedur Pengujian Hipotesa


Pengujian hipotesa diperlukan beberapa prosedur yang nantinya akan membantu dalam proses
analisa data, prosedur tersebut antara lain;
a Penentuan asumsi, meliputi pengambilan sampel. Dari tabel diatas merupakan sampel data
dari jalan tol yang ada di Indonesia meliputi jalan tol yang ada di pulau jawa.
b Pernyataan hipotesa nol, data yang ada diatas dapat ditentukan pernyataan dugaan yang
nantinya akan diuji kevalidannya. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut;

H0 = rata-rata populasi = 17,81 % (pernyataan yang menyatakan tidak ada


perbedaan)
H1 = rata-rata populasi 17,81 % (pernyataan yang bertentangan dengan H0 )

c Penentuan Wilayah Kritis dan Distibusi Sampling, penentuan wilayah kritis tersebut
dinyatakan dalam . Dengan tingkat keberartian sebesar 5 %, maka nilai sebesar 0,05,
sedangkan /2 bernilai 0,025. Data sampel diatas berjumlah kurang dari 100 sehingga,
penentuan distribusi sampling bersifat sampel kecil menggunakan tabel distribusi student t
dengan derajat kebebasan sebesar 13.

d Pengambilan keputusan, Untuk melakukan analisis tersebut, penulis menggunakan langkah


penyelesaian yang ada di SPSS 18, sebagai berikut;
Klik menu Analyze, kemudian pilih Compare Mean,
Pilih One-Sample T Test,
Klik Option jika memilih prosedur-prosedur pada uji One Sample T Test dengan
Convidence interval ( tingkat keberartian ) sebesar 95%. Pilih Exclude cases analysis
by analysis
Klik continue
Klik OK
Hasil keluaran yang didapat melalui analisis inferensial diatas dapat ditunjukkan melalui tabel
dibawah ini,
One-Sample Test
Test Value = 17.81
95% Confidence Interval of the Difference

Sig. (2t
FIRR (dalam %)

.443

df

tailed)
13 .665

Mean Difference
.09571

Lower

Upper
-.3715 .5629

Sumber : Hasil Pengolahan Melalui SPSS18, 2014


Berdasarkan keterkaitannya dengan statistik inferensi, apabila nilai signifikansi bernilai lebih
besar dari /2 maka hipotesa H0 dapat diterima. Dari tabel diatas nilai signifikansi dari
pengolahan FIRR jalan tol adalah 0,665, artinya nilai signifikansinya lebih besar dari 0,025 jadi
nilai H0 yang menyatakan kalau FIRR bernilai 17,81 % dapat diterima. Hal ini berarti tingkat
investasi jalan tol dapat mengembalikan modal dalam pembangunan dan perawatan jalan tol
tersebut.
Interpretasi di Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
Kepadatan penduduk yang ada di pulau jawa tentu berdampak pada tingkat mobilitas. Tinggi
mobilitas tersebut dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan kendaran pribadi setiap
tahunnya. Mobilitas yang tinggi ini perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadahi agar aktivitas pergerakan tersebut tidak terganggu. Penyediaan jalan bebas
hambatan atau jalan tol merupakan salah satu langkah untuk mendorong pemenuhan
kebutuhan ekonomi, sosial. Tingginya mobilitas tersebut tentu menarik para investor untuk
menamkan investasi dari pembangunan jalan tol. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya apabila
FIRR jalan tol yang ada di pulau jawa ini sanggup untuk menutupi modal pembangunan dan
perawatan jalan tol.
Ditinjau dari aspek perencanaan, pembangunan jalan tol haruslah disesuaikan dengan tingkat
mobilitas dalam suatu wilayah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar pembangunan
jalan tol tersebut menjadi tepat guna, berkelanjutan serta mampu bernilai ekonomis.
Semakin tinggi tingkat pengunaan jalan tol maka akan semakin mendorong besarnya FIRR.
Untuk itu, perencanaan yang berkualitas yang nantinya akan menentukan keoptimalan jalan
tol tersebut.

Kasus II ( Independent Sample Test )


Dalam kasus ini akan menguji ketidakterkaitan antar dua sampel yaitu jumlah ATM serta
Jumlah toko yang ada di suatu wilayah. Berikut ini data nama kelurahan di Kota Bandung
beserta jumlah toko dan jumlah ATM. Dengan tingkat keberartian 5 %, apakah ada keterkaitan
antara jumlah toko dengan jumlah ATM.
Kelurahan
Kel.Mengger
Kel.Batununggal
Kel.Margasenang
Kel.Margasari
Kel.Darwati
Kel.Cipamakolan
Kel.Mekar Mulya
Kel.Pasirbiru
Kel.Cipadung
Kel.Cisurupan
Kel.Cisaranten Wetan
Kel.Pasanggrahan
Kel.Cigending
Kel.Pasir Endah
Kel.Cisaranten Bina Harapan
Kel.Sukamiskin
Kel.Antapani Kidul
Kel.Antapani Tengah
Kel.Karang Pamulang
Kel.Mandala Jati

Jml_toko
7
108
87
32
28
128
68
93
20
12
144
225
219
78
18
45
189
99
150
200

ATM
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2

Prosedur Pengujian Hipotesa


Pengujian hipotesa diperlukan beberapa prosedur yang nantinya akan membantu dalam proses
analisa data, prosedur tersebut antara lain;
a Penentuan asumsi, meliputi pengambilan sampel. Dari tabel diatas merupakan 2 sampel
data dari jumlah toko dan jumlah ATM.
b Pernyataan hipotesa nol, data yang ada diatas dapat ditentukan pernyataan dugaan yang
nantinya akan diuji kevalidannya. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut;

H0 = rata-rata jumlah semua toko yang memiliki ATM = rata-rata jumlah semua toko
yang tidak memiliki ATM(pernyataan yang menyatakan tidak ada perbedaan)
H1 = rata-rata jumlah semua toko yang memiliki ATM rata-rata jumlah semua
toko yang tidak memiliki ATM (pernyataan yang bertentangan dengan H0 )

c Penentuan Wilayah Kritis dan Distibusi Sampling, penentuan wilayah kritis tersebut
dinyatakan dalam . Dengan tingkat keberartian sebesar 5 %, maka nilai sebesar 0,05,
sedangkan /2 bernilai 0,025. Data sampel diatas berjumlah kurang dari 100 sehingga,
penentuan distribusi sampling bersifat sampel kecil menggunakan tabel distribusi student t
dengan derajat kebebasan sebesar 18 (dihitung dari n-2).
d Pengambilan keputusan, Untuk melakukan analisis tersebut, penulis menggunakan langkah
penyelesaian yang ada di SPSS 18, sebagai berikut;
Klik menu Analyze, pilih Compare mean,
Pilih Independent-Sample T Test, isi Variable Test dengan Jumlah toko dan Grouping
Variable dengan ATM
Klik Define Groups, pilih Use Specified Values. Group 1 diisi 1 ( asumsikan 1=ada) dan
group 2 diisi dengan 2 ( asumsi 2= tidak ada). Kemudian, Klik Continue
Klik Option, pada uji independent-sample T test isikan convidence interval sebesar
95 %. Pilih Exclude cases analysis by analysis.
Klik continue, klik OK
Hasil yang didapatkan melalui prosedur diatas dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means


95% Confidence Interval of

Mean
F
Jumlah

Equal variances assumed

Toko

Equal variances not

.034

Sig.
.855

t
1.299

Df

Sig. (2-

Differen

Std. Error

tailed)

ce

Difference

the Difference
Lower

Upper

18 .210

47.067

36.237

-29.064

123.198

1.213 6.205 .269

47.067

38.802

-47.122

141.255

assumed

Sumber : Hasil Pengolahan Melalui SPSS18, 2004

Berdasarkan keterkaitannya dengan statistik inferensi, apabila nilai signifikansi bernilai lebih
besar dari /2 maka hipotesa H0 dapat diterima. Dari tabel diatas nilai signifikansi dari
pengolahan FIRR jalan tol adalah 0,0210, artinya nilai signifikansinya lebih besar dari 0,025
jadi nilai H0 yang menyatakan jika rata-rata jumlah semua toko yang memiliki ATM = ratarata jumlah semua toko yang tidak memiliki ATM dapat diterima. Hal ini berarti jumlah toko
tidak dipengaruhi oleh keberadaan ATM.

Interpretasi terhadap Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota


Keberadaan kawasan pertokoan tentu memberikan peluang bagi pihak Bank untuk mendirikan
lokasi ATM.Namun, jika dibandingkan dengan mendirikan ATM di kawasan pertokoan tersebut
tentu akan jauh lebih efisien jika pertokoan tersebut dilengkapi dengan fasilitas pembayaran
melalui debit ATM. Untuk itulah, keberadaan ATM dalam suatu wilayah tidak mempengaruhi
jumlah toko yang ada.
Perencanaan tata ruang termasuk didalamnya kawasan pertokoan dipengaruhi oleh perilaku
konsumen, serta faktor produksi (lahan,tenaga kerja dan modal). Hal ini tidak ada
keterkaitannya dengan keberadaan ATM yang ada. Perilaku individu terhadap pasar
(pertokoan) menyebabkan intensitas jumlah toko yang tersedia. Di samping itu, pertokoan
tersebut harus disesuaikan dengan faktor produksi yang ada agar dapat beroperasi secara
maksimal.
Kasus III (Paired Simple T Test )
Dalam kasus ini akan menguji keterkaitan antar 2 sampel. Untuk itu diberikan data-data
kabupaten atau kota di Jawa Barat beserta panjang jalan beraspal dari tahun 2004 hingga
2005. Dengan tingkat keberatian sebesar 95 %, apakah terjadi perubahan panjang pada tahun
tersebut?
Kab_kota
Kab Bogor
Kab Bandung
Kab Garut
Kab Kuningan
Kab Majalengka
Kab Sumedang
Kab Subang
Kab Purwakarta
Kab Karawang
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya

Aspal2004 (KM)
1359145
3266900
900540
414100
632700
582430
813010
617980
1136670
467140
166580
165070
307090
101095
451114

Aspal2005 (KM)
1352245
3266900
900540
414100
632700
582430
893160
617980
1136670
490112
166580
165070
307090
101095
451114

Prosedur Pengujian Hipotesa


Pengujian hipotesa diperlukan beberapa prosedur yang nantinya akan membantu dalam proses
analisa data, prosedur tersebut antara lain;
a Penentuan asumsi, meliputi pengambilan sampel. Dari tabel diatas merupakan 2 sampel
data dari jumlah jalan beraspal pada tahun 2004 dan tahun 2005.

b Pernyataan hipotesa nol, data yang ada diatas dapat ditentukan pernyataan dugaan yang
nantinya akan diuji kevalidannya. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut;

H0 = panjang jalan beraspal tahun 2004 = panjang jalan beraspal tahun


2005(pernyataan yang menyatakan tidak ada perbedaan)
H1 = panjang jalan beraspal tahun 2004 panjang jalan beraspal tahun 2005
(pernyataan yang bertentangan dengan H0 )

c Penentuan Wilayah Kritis dan Distibusi Sampling, penentuan wilayah kritis tersebut
dinyatakan dalam . Dengan tingkat keberartian sebesar 5 %, maka nilai sebesar 0,05,
sedangkan /2 bernilai 0,025. Data sampel diatas berjumlah kurang dari 100 sehingga,
penentuan distribusi sampling bersifat sampel kecil menggunakan tabel distribusi student t
dengan derajat kebebasan sebesar 14.
d Pengambilan keputusan, Untuk melakukan analisis tersebut, penulis menggunakan langkah
penyelesaian yang ada di SPSS 18, sebagai berikut;

Klik menu Analyze, pilih Compare Mean


Pilih Paired-Sample T Test. Isi Variabel 1 dengan 2004 dan Variabel 2 dengan 2005
Klik Option, pada uji Paired-Sample T Test isi Convidance Interval sebesar 95 %.
Pilih Exclude Cases Analysis By Analysis.
Klik Continue, Klik Ok
Melalui prosedur tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference

Mean
Pair 1

2004

-6414,800

Std.

Std. Error

Deviation

Mean

21350,979 5512,799

2005

Lower

Upper
-

5408,978

t
-1,164

df

Sig. (2-tailed)
14

18238,57
8

Sumber : Hasil Pengolahan Melalui SPSS18, 2004


Berdasarkan keterkaitannya dengan statistik inferensi, apabila nilai signifikansi bernilai lebih
besar dari /2 maka hipotesa H0 dapat diterima. Dari tabel diatas nilai signifikansi dari
pengolahan FIRR jalan tol adalah 0,264, artinya nilai signifikansinya lebih besar dari 0,025 jadi
nilai H0 yang menyatakan panjang jalan beraspal tahun 2004 sama dengan panjang jalan
beraspal pada tahun 2005 dapat diterima. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan panjang
jalan yang signifikan, sebab persebaran perubahan panjang jalan nya pun tidak merata

,264

Interpretasi terhadap Perencanaan Wilayah dan Kota


Penyediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan kewajiban bagi pemerintah. Termasuk
didalamnya pembangunan jalan beraspal. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya
perencanaan yang terstruktur,antara lain planner harus mampu mengenali dan mengetahui
kondisi geografis suatu wilayah (keadaan topografi serta kontur wilayah) yang akan
direncanakan. Pengetahuan geologi dari planner menentukan apakah wilayah tersebut layak
untuk dibangun jalan atau tidak. Hal ini bertujuan agar pembangunan jalan aspal tersebut
tidak terhambat sehingga menghasilkan jalan beraspal yang berkualitas serta meminimalkan
untuk terjadi penambahan panjang jalan beraspal tersebut. Untuk itulah, Penambahan
panjang jalan disesuaikan dengan kondisi fisik dari wilayah tersebut. Dengan pertimbangan
kondisi fisik wilayah tersebut tentu planner mampu memperkirakan kebutuhan jalan beraspal
yang harus disediakan.

Anda mungkin juga menyukai