2, Juni 2013
81
Warah Atikah
Fakultas Hukum Universitas Jember -
ABSTRAK
Sengketa tanah sudah ada sejak ada perbedaan
kepentingan di antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
manusia akan tanah, kasus sengketa tanah senantiasa terus
bertambah. Munculnya sengketa pertanahan tidak dapat
dilepaskan dari pentingnya penguasaan tanah bagi
seseorang atau sekelompok masyarakat. Corak dan watak
sengketa pertanahan di Indonesia mengalami perubahan
mendasar, yaitu lebih ditandai oleh sengketa-sengketa
struktural atau sengketa vertikal di mana negara berperan
aktif sebagai aktor di dalam sengketa yang terjadi. Dalam
bentuknya sengketa tanah rakyat dengan negara atau
antara rakyat dengan pemilik modal yang beraliansi dengan
negara. Penyelesaian sengketa pertanahan dapat dilakukan
melalui jalur litigasi (peradilan umum atau peradilan tata
usaha negara) non litigasi (mediasi, arbitrase) maupun
penyelesaian lembaga adat. Namun semua opsi tadi tidak
menyelesaikan masalah. Maka muncul alternatif
penyelesaian sengketa tanah dengan membentuk
pengadilan khusus pertanahan untuk menghindari
terjadinya putusan-putusan yang tumpang tindih dan saling
kontradiksi.
Kata kunci: Pengadilan khusus pertanahan, alternatif
penyelesaian, sengketa tanah.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan
sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya seperti untuk bercocok tanam,
tempat tinggal, maupun untuk melaksanakan usaha (tempat
82
83
84
85
86
87
2.
88
89
90
91
92
93
94