Anda di halaman 1dari 15

III-1

BAB III
PERHITUNGAN
Dalam perencanaan ini,data teknis untuk motor yang jenisnya vespa
adalah sebagai berikut :
Daya maksimum

= 7 hp
= 7 hp x 0,736
= 5,152 KW

Putran maksimum

= 5000 rpm

Torsi maksimum

= 0,8 kg / 4000 rpm

Putaran normal

= 1250 rpm

(Sularso hal 7)

Daya perencanaan dihitung dengan rumus :


Pd = P . Fc

(Sularso hal 7)

Dimana :
P = daya nominal motor sebesar 5,152 KW
Fc = faktor koreksi daya
= 1,2
maka :
Pd = 5,152 Kw x 1,2
= 6,1824 Kw
Momen puntir rencana dihitung dengan rumus :

Pd
T = 9,74 x 105 n
Dimana :
T = momen puntir rencana ( kg . mm)
Pd = daya perencanaan = 6,1824 KW
n = putaran normal = 1250 rpm
Jadi :
T = 9.74 x 105 x6,1824 kw / 1250
= 4817.32 kg mm

(Sularso hal 7)

III-2

III.1 Perhitungan pada Poros


Pada umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi
dan rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan
beban lentur sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser
karena momen puntir T dan tegangan lentur

karena momen lentur M.

Perencanaan poros ini berdasarkan data berikut :


1. Daya

: 7 Hp

2. Putaran maksimum

: 5000 rpm

3. Putaran normal

: 1250 rpm

A. Perhitungan poros
1. Daya yang direncanakan :
P d = p x fc

(Sularso hal 7)

Pd = 5,152 KW x 1,2 = 6,1824 KW


Dimana :
P : gaya yang diteruskan = 5,152 KW
fc : 1,2 (diambil untuk daya maksimum)
Dalam hal ini pengambilan harga p untuk mempermudah dalam
perhitungan.
2. Momen puntir yang direncanakan :
T : 9,74 x 105

Pd
n

Dimana :
n = putaran stasioner = 1250 rpm

(Shigley I hal 7)

III-3

Sehingga :
T = 9,74 x 105

6,1824
1250

= 4817.32 kg.mm
B. Pemilihan Bahan Poros
Untuk bahan poros dapat diambil baja yang difinis dingin dengan
kode/standar
JIS G 3123 S55 C D yang mempunyai kekuatan tarik B = 72
kg/mm2.
1. Tegangan geser izin :
Se = Ka .Kb.Kc.Kd.Kf .Se
Dari table A- 17 (Shigley jilid I)
Sut = 72 Kpsi ; Syt= 39 Kpsi
Se = 0.5 Sut
= 0,5 . 72 = 36 Kpsi
Ka = 0,8
Kb = 1
Kc = 1
Kd = 1
Kf = 1 + q (Kt-1)
Dari grafik faktor pemusatan tegangan teoritis Kt
D/d = 0,78/1,2 = 0,65
r/d = 0,133
Kt = 1,3
q = 0,77

(Shigley I hal 502)

III-4

Kf= 1 + 0,77(1,3-1) = 0,531


Ssy = Sy/2
Sy =78/2=39Kpsi
Se= 0.48x1x1x1x0.531
= 28.8
max = 16/d3(M2 + T2)1/2
Tp=Tmax
Tp = 0,3 Syt
Tp=0,3 x 39 = 11,7
Tmax = 11,7 kpsi = 11700psi
M =((Tp2-T2) d3) /16)
= 422472.35kgmm
2. Diameter Poros
n = d3/16/16(T/Ssy+M/Sse)
= 9.156

ds= {32n/[(T/Sy)2+(M/Se)2]}1/3
= {93.3[4817.32/39+422472.328.8]1/2}1/3
= 21.78mm
3. Momen lengkung yang direncanakan
Berat Kopling ( Wc) = 1kg
Panjang poros

= 120 mm

Bahan poros

= S55C-D

= 7,8 x 103 kg/mm3

ds

= 20 mm

III-5

= /4 x ds2 x L

V poros

= 3,14/4 x (0,021)2x0,12
= 4.4x 10-5 m3
Wporos = m poros

=VxP
= 4.4 x 10-5 x 7,8 x 103 = 3.485Kg

III.2 Perhitungan pada pasak


T

= 4817.32 Kgmm

ds

=21.78 mm

1. Gaya Tangensial
F = T/(ds/2)
= 4817,32/(21.78mm/2)

=221.180 kg
2. Tegangan geser
Tka = b/(Sfk1xSfk2)

Gambar 3

= 72 kg/mm2/(6x1,5)

Pasak

= 8 Kg/mm2
Tekanan Permukaan yang diizinkan = 8kg/mm2
3. Lebar dan panjang pasak
Lebar (b)

= 25% x 21.78mm = 5 ,445mm

Panjang (l) = 0,75 x 21.78mm = 16.335 mm


III.3 Perhitungan Pada Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban
sehingga putaran atau gerakan bolak-balik bekerja secara halus dan aman.

III-6

Bentalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros dan bagian-bagian


lainnya bekerja dengan baik.
Pada perencanaan ini dipakai bantalan pada ujung poros. Bantalan
tersebut diharapkan dapat menahan dan menjaga beban radial dan sedikit
beban aksial.
Berdasarkan besarnya diameter poros yaitu 20 mm, maka pada
perencanaan bantalan dipilih standar JIS 6024 untuk bantalan bola
glinding.
Data bantalan :

(Sularso hal 143)

Kapasitas nominal bantalan dinamis (C)

= 1000 kg

Kapasitas nominal statis (CO)

= 635 kg

Diameter lubang (d)

= 20 mm

Diameter luar (D)

= 47 mm

Lebar cincin (B)

= 14 mm

Jari-jari fillet (r)

= 1,5 mm

Putaran transmisi

= 7500rpm

Daya pada bantalan

= 9.32 KW

Gaya-gaya reaksi yang terjadi pada bantalan A dan B adalah :


MB = 0
RA . L WP . L/2 WC . 15 = 0
120 RA 3.485(60) (1) (15) = 0
RA =1.867 kg

III-7

FY = 0
RA + RB WP WC = 0

RB = WP + WC - RA
Ra

= 3.485+ 1 0,13
= 2.617 kg

Rb

Gambar 4
DBB pada Poros

dimana :
A = Bantalan radial A
B = Bantalan radial B
C = Kopling
Q = Beban terbagi rata untuk poros
=

3.485
WP
= 0,12 2.904kg / mm
L

a. Perhitungan beban bantalan


1.
Kecepatan keliling roda gigi :
V=

.Drg .n1
60

.(0,118).7500
60

= 46,3 m/det
dimana :
Drg = diameter roda gigi

(Sularso hal 230)

III-8

= 118 mm = 0,118 m
n1 = putaran transmisi = 7500 rpm
2.

Besarnya beban radial yang bekerja :


Fr

102.P
V

102.(9,36)
46,3

(Sularso hal 238)

= 20,62 kg
dimana :
P : daya yang bekerja = 9,36 Kw

3.

Besarnya beban ekivalen dinamis :


Pr = x . v . Fr + y . Fa

(Sularso hal 135)

= 1 . 1 . (20,62) + 0
= 20,62 kg
dimana :
Fr = beban radial = 20,62 kg
Fa = beban aksial = 0
x = faktor beban radial
=1

(Sularso hal 135)

y = faktor bebamn aksial = 0


v = pembebanan pada cincin dalam yang berputar
=1

III-9

b. Perhitungan umur bantalan


1. untuk bantalan gelinding.
a. faktor keamanan :
fn = (33,3/n)1/3

(Sularso hal 136)

= (33,3/7500)1/3 = 0,16

dimana :
n = putaran transmisi = 7500 rpm
b. faktor umur :
fh = fn . C/P

(Sularso hal 135)

= (0,16).1000/20,62
= 8.1161
dimana :
C = kapasitas nominal dinamis = 1000 kg
c. umur nominal bantalan :
Ln = 500 fh3

(Sularso hal 136)

= 500. (8.1161)3
= 267308.7 jam

d. Keandalan umur bantalan, jika mengambil 99 % :


Ln = a1 . a2 . a3 . Lh
= (0,21) . 1 . 1 (267308.7)
= 56134.8 jam
dimana :
a1 = faktor keandalan 99%

(Sularso hal 136)

III-10

= 0,21 (tabel 4.10 Lit 1 hal 137)


a2 = faktor bahan
= 1 (baja dicairkan secara terbuka)
a3 = faktor kerja = 1 (kondisi kerja normal)
e. Jika dalam satu hari bekerja selama 15 jam, maka umur bantalan
tersebut :
Lb =

56134.8
15 365

= 10.52 tahun
jadi bantalan dapat diganti sekitar 8,75 tahun sekali.
2. Untuk bantalan pada batang pengangkat digunakan bantalan
dengan standar JIS 600 dengan data :
kapasitas normal dinamis (C) = 360 kg

(Sularso hal 143)

kapasitas normal statis (CO) = 196 kg


diameter lubang (d)

= 10 mm

diameter luar (D)

= 26 mm

lebar cincin (B)

= 8 mm

jari-jari fillet (l)

= 0,5 mm

dalam hal ini untuk bantalan tersebut :


beban radial yang bekerja (Fr)

= 20,62 kg

beban ekivalen dinamis (Pr)

=20,62 kg

A. Faktor keamanan :
fn = (33,3/n)1/3
= (33,3/7500)1/3
= 0,16

(Sularso hal136)

III-11

dimana :
n = putaran transmisi = 7500 rpm

B. Faktor umur :
fh = fn . C/Fr

(Sularso hal 135)

= (0,16) . 360 //20,62


= 2,96
dimana:
C = kapasitas nominal dinamis = 360 kg
C. Umur nominal bantalan :
Lh = 500 fh3

(Sularso hal 136)

= 500 . (2,96)3
= 12483,13 jam
D. keandalan umur bantalan jika mengambil 99 %
Ln = a1 . a2 . a3 . Lh

(Sularso hal 136)

= (0,21) . 1 . 1 . (12483,13)
= 2621,45 jam
dimana :
a1 = faktor keandalan = 0,21
a2 = faktor bahan

=1

a3 = faktor kerja

=1

E. jika dalam satu hari berkerja selama 15 jam, maka umur bantalan
tersebut :
Lb =

2621,45
15 365

III-12

= 0,47 tahun
jadi bantalan tersebut dapat diganti sekitar 0,49 tahun sekali.

III.4 Perhitungan plat gesek


Penggunaan plat gesek pada kopling berfungsi sebagai penerus
atau penghubung daya.Dan putaran diberikan oleh poros penggerak untuk
memutar poros yang akan digerakkan.Maka dalam perencanaan diambil
bahan yang memiliki koefisien gesek yang tinggi supaya tidak terjadi slip.
Bahan gesek ini terdiri dari bahan serat yang berkekuatan
dipadukan dengan bahan ikat (diantaranya adalah damar buatan) untuk
mempertinggi koefisiennya.
Kopling gesek ini beroperasi secara basah. Baja cor mempunyai
koefisien gesek yang tinggi.
Jika diketahui :
r1 = jari-jari luar plat gesek = 46 mm
r2 = jari-jari dalam plat gesek = 33 mm
sehingga jari-jari permukaan gesek rata-rata :
r

r1 r2
2

(Khurmi hal 863)

= 46+33/2
= 39,5 mm
Diketahui :
= koefesien gesek
= 0,1
n = banyaknya pasangan yang bersinggungan

(Khurmi hal 862)

III-13

=2
w = lebar permukaan plat gesek
= r 1 r2

(Khurmi hal 863)

= 46 - 33
= 13 mm
P = tekanan permukaan yang diizinkan
= 0,04 kg/mm

(Khurmi hal 862)

maka gaya normal plat gesek :


W = 2. .r.w. P

(Khurmi hal 866)

= 2.(0,1).(0,395).(13).(0,04)
= 0,0004108
luas permukaan plat gesek keseluruhan :
A = 2(r12 r22)

(Khurmi hal 866)

=2(462 332)
= 2054 mm2
Besar dari kerja gesek dapat dihitung dengan rumus :
Ag = Tt / 2

(Black hal 32)

Dimana :
T = momen puntir = 4,81732 kg.cm
t = jangka waktu pemutusan
= 0,5 detik
= kecepastan sudut
= n / 30
=

.1250 / 30

( rad /det )

III-14

= 130.83 rad / det.

Maka besarnya kerja gesek :


Ag = Tt / 2
= (4,81156 ) . (130.83) . ( 0 , 5 )

/ 2

= 157,56kg
Tebal keseluruhan dari plat gesek :
at = 2a + tebal platt penumpu

( Black hal 35 )

dimana
a = 1,5 mm
at = 3 mm
Pada saat plat gesek terhubung maka kerja yang dilakukan pada
plat gesek menyebabkan kenaiaknan temperatur .

Untuk temperature akhir

tiap kali hubungan dapat ditentukan dengan persamaan


= air + 0,02 Ag /( 8 . S

cool

.t)

( Spotts hal 216 )

di mana :
= temperatur awal kopling

= waktu satu kali hubugan

= 8 detik

Scool

= luas total permukaan gesek

= 0 , 00481156 m2

Ag

= kerja tiap kali hubungan

= 157,56 kg

Maka besarnya temperatur akhir kopling

30

air

= 30 + (0 , 02) 157,56 kg /(8).(0,00481156).( 8) = 40,23 0C.

III-15

Anda mungkin juga menyukai