1, Desember 2013
http://www.imammurtaqi.com/
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh
penulis adalah metode pendekatan yang bersifat yuridis sosiologis,
karena penelitian ini bersifat emperik. Dengan cara melakukan
penelitian awal pada data sekunder yang berasal dari litaratur-
harapan Hartono dapat meminta kembali uang yang lima belas juta
rupiah dari Asrori.
Untuk membantu Rifan, Hartono dibantu beberapa orang
dari Desa Meleman Kecamatan Yosowilangun mencari Asrori
dirumahnya. Seharian Hartono dan teman-temannya tidak
menemukan posisi Asrori, sehingga mereka memutuskan untuk
mengepung rumah Asrori sampai malam hari. Rencana itu pun
dilakukan oleh Hartono dan teman-temannya sampai dengan jam
05.00 WIB.
Sementara, Asrori tidak keluar rumah sama sekali, sehingga
memancing emosi Hartono. Karena Hartono sudah kehilangan
kesabaran, maka Hartono dan teman-temannya mendatangi
rumah Asrori dan melalukan pengerusakan rumah, pintu, kaca dan
lain-lain.
Ternyata Asrori alias Abong berada dirumahnya, sehingga
penganiayaan dan pengeroyokan terhadap Asrori oleh Hartono
dan Teman-temannya tidak terelakkan lagi. Bahkan keluarga Asrori
tidak berkutik sampai kocar-kacir meninggalkan rumah. Setelah
puas dengan tindakan penganiayaan tersebut, Hartono dan temantemannya mengambil/mencuri tiga buah handphone dan sebuah
sepeda motor milik Asrori dengan paksa kemudian melarikan diri.
Siang hari itu juga Asrori melaporkan kejadian tersebut
kepada pihak kepolisian dengan diantar oleh Anshor, seorang
anggota TNI yang masih saudara dekat Asrori. Selang beberapa jam
kemudian ada informasi yang diterima oleh Asrori bahwa, jika
kasus ini dilanjut kapada pihak kepolisian dan pihak pengadilan,
maka Hartono mengancam akan melakukan pembantaian keluarga
Asrori. Karena ada keluarga yang masih kanak-kanak, Asrori
meminta pihak kepolisian untuk menghentikan kasus ini dan
menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan diluar pengadilan.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa kasus ini tidak bisa
dicabut karena kasus ini adalah kasus pidana murni, bukan kasus
perdata. Namun, karena permintaan korban sendiri, maka pihak
kepolisian melakukan fasilitasi untuk membantu Asrori
menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Akhirnya,
pihak kepolisian mempertemukan pihak-pihak yang bermasalah
yaitu Asrori dan Hartono dengan Kepala Desa Yosowilangun Kidul
dan disaksikan oleh beberapa wartawan dari Lumajang antara lain
cepat selesai, tidak berlama-lama, dan saya terbebas dari pasalpasal hukuman yang tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
Akhirnya, penyelesaian kasus itu pun terjadi pada hari
Jumat tanggal 1 Maret 2010 di Balai Desa Yosowilangun Kidul.
Kedua belah pihak juga hadir. Kepala Desa Yosowilangun Kidul
bertindak sebagai hakim, yang memimpin jalannya pertemuan.
Dialog pada pertemuan itu cukup sulit karena para pihak
bersikukuh dengan kebenaran dirinya masing-masing. Pihak
Hartono merasa benar karena Asrori telah melakukan penipuan
kepada keponakannya.
Sementara Asrori juga merasa benar karena Hartono telah
melakukan pengerusakan rumah, penganiayaan dan pencurian
terhdap dirinya. Tetapi pada akhirnya ada kesepakatan diantara
mereka berkat Kepala Desa sebagai penengahnya. Pihak Asrori dan
Hartono pada akhirnya saling menerima dan sadar akan kesalahan
masing-masing, sehingga bersepakat
untuk mengambil
kesepakatan yang saling menguntungkan. Hartono terbebas dari
ancaman hukuman pidana, sedangkan Asrori mendapat ganti rugi
untuk perbaikan rumah dan pengembalian handphone serta
sepeda motornya. Adapun kesepakatan/hasil dari pertemuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pihak I (Asrori) dan pihak II (Hartono) di hadapan Kepala
Desa Yosowilangun Kidul telah mengadakan musyawarah
damai secara kekeluargaan.
2. Pihak I dalam musyawarah damai tidak akan menuntut
secara hukum kejadian pencurian HP, pengerusakan rumah
dan penganiayaan yang terjadi pada dini hari tanggal 1
Maret 2010.
3. Pihak I dalam musyawarah damai tersebut tidak
mengembalikan uang yang telah diberikan Rifan tersebut
karena untuk memperbaiki rumahnya.
4. Pihak II dalam musyawarah damai menerima uang yang
dipinjam pihak I tersebut untuk memperbaiki rumah pihak
I.
5. Pihak II bersedia mengembalikan dua hand phone kepada
pihk I.
10
11
12
13
14