Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Ilmu Kalam Klasik, Modern Dan Kontemporer Serta

Objek Kajiannya
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Aliran-aliran Kalam
Dosen Pengampu: Ismail, M. Ag.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. AHMAD MIFTACHUL AMIN
2. IMAN MAULANA ZULFA

PRODI ILMU QURAN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu teologi islam merupakan salah satu ilmu yang mesti kita pelajari dari
sekian banyak ilmu-ilmu di dunia ini. Berbagai definisi telah banyak dikemukakan
tokoh-tokoh Islam mengenai ilmu ini. Begitu pula sebab-sebab penamaan serta
berbagai nama lain dari ilmu kalam. Namun dari sekian keterangan dapat
disimpulkan bahwa ilmu kalam merupakan ilmu yang mempelajari masalah
ketuhanan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan-Nya yang dapat
memeperkuat akan keyakinan terhadap-Nya dan mampu memberikan hujjah dan
argumentasi.
Karena berbagai faktor, terlahirlah berbagai aliran ilmu kalam dalam Islam
dengan pemikiran dan konsep masing-masing dari periode kalam klasik, modern
sampai kotemporer Adapula pemikiran kontemporer yang merupakan campuran
antara pemikiran klasik dan modern. Aliran kalam kontemporer bukanlah sebuah
aliran teologi negatif yang ditakuti menantang dunia. Adanya orang memandang
sebagai Islam kiri, Islam progresif khazanah. Kesemuannya hanyalah sebutan, yang
jelas mereka bergerak dalam bidang ekonomi, sosial dan politik serta benar-benar
fokus dan maju dibidang kajiannya untuk memperjuangkan nasib manusia yang
terengut.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN ILMU KALAM KLASIK,MODERN DAN KONTEMPORER
SERTA OBJEK KAJIANNYA

1. Ilmu Kalam Klasik


a) Pengertian
Ilmu Kalam Klasik adalah teologi islam klasik yang lebih cenderung
kepada pembahasan tentang teosentris atau ketuhanan yang menjadi pokok
pembahasanya.
Pembahasan pokok teologis yang terdapat dalam ilmu kalam klasik telah
jauh menyimpang dari misinya yang paling awal dan mendasar, yaitu liberasi
atau emansipasi umat manusia. Rumusan klasik di bidang teologi pada
hakikatnya tidak lebih dari sekumpulan diskursus keagamaan yang kering dan
tidak punya kaitan apapun dengan fakta-fakta nyata kemanusiaan. Paradigma
teologi klasik yang ditinggalkan para pendahulu hanyalah sebetuk ajaran
langitan, wacana teoritis murni, abstrak-spekulatif, elitis, dan statis yang jauh
sekali dari fakta-fakta nyata kemanusiaan dan kenyataan sosial kemasyarakantan.
Padahal, semangat awal dan misi paling mendasar dari gagasan teologi islam
(tauhid) sebagaiman tercermin di masa Nabi s.a.w. sangatlah liberatif, progresif,
emansipatif dan revolutif. 1

http://epistom.blogspot.com/2010/02/rekontruksi-teologi-islam-klasik-dari.html

b) Objek Kajian Ilmu Kalam Klasik


Berkaitan dengan masalah aqidah tersebut, Muzaffaruddin Nadvi melihat
kepada 4 masalah pokok yang menjadi objek kajian penting didalam pemikiran
islam, khususnya ilmu kalam, yakni:
1. Masalah kebebasan berkehendak, yaitu apakah manusia memiliki kebebasan
berkehedak atau tidak, dan apakah manusia mempunyai kekuasaan berbuat
atau tidak.
2. Masalah sifat Allah, yaitu apakah Allah memiliki sifat-sifat itu merupakan
bagian dari dzat-Nya atau bukan.
3. Batasan iman dan perbuatan, yaitu apakah perbuatan manusia itu merupakan
bagian dari keimananya atau terpisah.
4. Perselisihan antara akal dan wahyu, yaitu apakah kriteria sebenarnya dari
kebenaran itu, akalkah atau wahyu. Dengan kata lain, apakah akal menjadi
pokok wahyu atau sebaliknya.2
c) Macam-macam aliran kalam klasik
1. Aliran Khawarij
Khawarij merupakan sebuah aliran kalam yang diambil dari kata kharoja dan
meruopakan bentuk jamak dari khaarij, yang berarti keluar dan memisahkan
dari barisan Ali. Tokohnya antara lain yaitu: Abdullah bin Wahab ArRasyibi.
2. Aliran Murjiah
Murjiah muncul sebagai reaksiterhadap teori-teori yang bertentangan dengan
Syiah dan Khawarij, dimana kedua aliran yang disebut terahir ini sama-sama
menentang rezim Bani Umayyah, tetapi dri sudut pandang yang berbeda.
Tokohnya antara lain yaitu: Jahm bin Sofwan.

Drs. Adeng Muchtar Ghazali,M.Ag,Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern,
CV.Pustaka Setia,2005 (Hal.33)

3. Aliran Syiah
Secara etimologi, kata as-Syiah dalam bahasa arab berarti pengikut atau
pendukung. Sementara dalam kajian sekte-sekte islam, secara terminologis
Syiah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali r.a. saja yang
berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah
s.a.w. baik tersurat maupun tersirat.3 Para ahli pada umumnya membagi sekte
Syiah dalam empat golongan besar, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah
dan Kaum Ghulat.4
4. Aliran Mutazilah
Mutazilah sngat berkembang terutama pada pemerintahan AL-Makmun
seorang khalifah Dinasti Abasyiyah yang sangat tertarik pada filsafat Yunani.
Aliran Mutazilah didominasi metode rasional dalam pemikiranya. Tokohnya
antar lain yaitu: Washil bin Atha.
5. Aliran Qodariyah
Qodariyah berasal dari bahasa arab, yaitu kata qodaro yang artinya
kemampuan dan kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi,
Qodariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia
tidak diintervensi oleh Tuhan. Menurut Ahmad Amin, ada ahli teologi yang
mengatakan bahwa Qodariyah pertama sekali dimunculkan oleh Mabad AlJauhani dan Ghailan Ad-Dimasqi.
6. Aliran Jabariyah
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung
pengertian memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama
Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah alJabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah
3

Ahmad Qusyairi Ismail dkk,Mungkinkah Sunnah-Syiah Dalam Ukhuwah?,Pustaka Sidogiri,


2007(Hal.33)
4
Ibid (Hal.51)

Jabariyah adalah aliran sekelompok orang yang memahami bahwa segala


perbuatan yang mereka lakukan merupakan sebuah unsur keterpaksaan atas
kehendak Tuhan dikarenakan telah ditentukan oleh qadha dan qadar Tuhan.
Adapaun tokoh yang mendirikan aliran ini menurut Abu Zaharah dan alQasimi adalah Jahm bin Safwan, yang bersamaan dengan munculnya aliran
Qadariayah. Pendapat yang lain mengatakan bahwa paham ini diduga telah
muncul sejak sebelum agama Islam datang ke masyarakat Arab.
7. Aliran Ahlu As- Sunnah
Ahlu Sunnah dalam kitab Al-Mausuah Al-Arabiyah Al-Muyassarah sebuah
Enseklopedia ringkas, memberikan definisi sebagai berikut :Ahlu Sunnah
adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten semua jejak-langkah yang
berasal dari Nabi Muhammad s.a.w. dan membelanya. 5
Ada dua Imam Ahlu Sunnah Wal Jamaah yang paling populer di dunia Islam
sampai sekarang, yaitu Imam Abul Hasan Al-Asyari dan Imam Abu Mansur
Al-Maturidi.

2. Ilmu Kalam Modern


a) Pengertian
Secara teologis Islam merupakan sistem nilai yang bersifat ilahiyah,
tetapi dari sudut sosiologis, ia merupakn fenomena peradaban, kultural, dan
realitas sosial dalam kehidupan manusia. Ia tidak dapat menghindarkan diri
dari kenyataan sosial lain, yaitu perubahan. Apalagi, dilihat dari pandangan
ajajaran islam sendiri, perubahan adalah sunnatullah yang merupakan salah
satu sifat asasi manusia dan alam raya secara keseluruhan.
Seiring dengan perkembangan itu, maka dalam pembahasan sekarang
kita akan melihat pemikiran-pemikiran islam, khususnya kalam dalam
5

Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunnah Wal Jamaah Dalam Persepsi dan Tradisi NU, Cet.
IV,Lantabora Press-Jakarta Indonesia,2006 M.(Hal:3)

pertemuanya dengan peradaban barat yang sedang berlangsung. Sebab, baik


dalam faktor sejarah maupun geografis menunjukan bahwa islam dan barat
senantiasa berhubungan erat.
Pandangan umat islam terhadap modernitas barat dapat ditipologikan
menjadi 3 kelompok, yaitu modernis (ashraniyyun, hadatsiyun), tradisionalis
atau salafi (salafiyun) dan kaum elektis (tadzabdzub).
Yang pertama menganjurkan adopsi modernitas barat sebagai model
yang tepat bagi masa kini. Artinya sebagai model yang secara historis
memaksakan dirinya sebagai paradigma peradaban modern untuk masa kini
dan masa depan. Sikap kaum salafi sebaliknya berupaya mengembalikan
kejayaan islam masa lalu sebelum terjadinya penyimpangan dan kemunduran.
Sedangkan yang terakhir (kaum elektik), berupaya mengadopsi unsur-unsur
yang terbaik, baik yang terdapat dalam model barat modern maupun dalam
islam masa lalu, serta mempersatukan diantara keduanya dalam bentuk yang
dianggap memenuhi kedua model tersebut.
b) Objek kajian ilmu kalam modern
Sebagai sebuah pemikiran baru, teologi islam transformatif memulai
cara berteologinya dengan mempertannyakan dasar asumsi dan isu ideologis
dari :
Pertama,

teologi

yang

konformis,

yaitu

kelompok-kelompok

agamawan yang perihatin terhadap masalah kemiskinan dan keterbelakangan,


tetapi pola kerjanya dalam mengatasi masalah tersebut dilakukan secara
pragmatis, tanpa analisis sosial.
Kedua, teologi yang modernis, yang melihat masalah kemiskinan dan
keterbelakangan sebagai masalah mentalitas.
Obsesi teologi transformatif adalah ingin menganalisis penyebab
kemiskinan, keterbelakangan, dan kemunduran umat dari sudut pandang
struktural. Selama ini, teologi modernisasi sudah memecahkan problem
tersebut dengan menunjukkan bahwa ada yang salah dalam berteologi

selama ini. Kemungkinan keterbelakangan dan kemunduran umat disebabkan


oleh sikap fatalistik dan penyerahan diri kepada nasib, atau karena etos sosial
dan etos kerja rendah.
Aliran aliran kalam modern antara lain: Wahhabiyyah, Bahaiyyah
dan Qadiyaniyyah.
1. Wahhabiyyah
Pencentus aliran Wahhabiyyah ialah Muhammad Ibn Abdul Wahhab (w.
1787 M). Ia mempelajari karya-karya Ibnu Taimiyyah dan menggumi
pandanganya. Ia mendalami dan mengamalkanya. 6
2. Bahaiyyah
Pencetus madzhab ini, Mirza Ali Muhammad al-Syirazi, lahir di Iran
sekitar tahun 1152 H/1820 M. Ia adalah seorang pengikut madzhab
Syiah Itsna Asyariyyah, hanya saja ia kemudian melampaui batas
madzhab ini. Ia menggabungkan antara madzhab Syiah Itsna
Asyariyyah dan beberapa pendapat yang menyimpang dalam madzhab
Islamiyyah seta pemikiran hulul (Tuhan menjelma pada makhluk-Nya)
yang dikatakan oleh Sabaiyyah. Dari sini ia membawa ajaran yang
nyata-nyata jauh dari aqidah islam. 7
3. Qadiyaniyyah
Pendiri kelompok yang berafiliasi ke Islam ini ialah Mirza Ghulam
Ahmad al-Qadiyani, yang meninggal dunia pada tanggal 26 Mei tahun
1908. Ia menisbatkan kepada Qadiyan yang letaknya 60 mil dari Lahore,
dan dikebumikan disana. Diatas kuburanya tertulis: Mirza Ghulam
Ahmad yang dijanjikan8

Imam Muhammad Abu Zahra,Aliran Politik Dan Aqidah Dalam Islam,Logos Pubishing House,1996
(Hal:125)
7
Ibid (Hal: 254)
8
Ibid (Hal: 265)

3. Ilmu kalam kontemporer


a) Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia aliran berarti haluan, pendapat,
paham. Sedangkan kontemporer adalah pada waktu yang sama; semasa;
sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Teologi kontemporer ini merupakan
upaya menjawab konteks social yang ada dan bentuknya praktis, bisa pada
teologi pembebasan, lingkungan, humanistic dan lain-lainnya. Intinya teologi
kontemporer tidak bersifat teoritis, hanya menyajikan langkah praktis
perwujudan dari nash dalam menghadapi persoalan yang ada atau
dihadapinya. 9
Berdasarkan teori diatas dapat dipahama bahwa teologi kontemporer
berorientasi pada pada transformasi sosial masyarakat, melakukan langkah
praktis karena perintah nash. Sedangkan aliran teologi klasik sebagaimana
kita bahas yang lalu, hanya berkutat pada persoalan hakikat yang berdasarkan
atas penafsiran terhadap wahyu Allah dan Sunnah berhubungan dengan
ketuhanan, keimanan, takdir, dosa, kafir, imamah, khalifah dan perbuatanperbuatan manusia.
b) Objek kajian ilmu kalam kontemporer
Tradisi keagamaan yang sudah ada itu dapat dikembangkan sdemikian
rupa sesuai dengan perkembangan wilayah pengalaman manusia beragama
itu sendiri. Mereka sadar bahwa muatan pengalaman manusia beragama abad
pertenganhan dan abad modern sangat jauh berbeda. dalam aspek
normativitasnya boleh jadi tidak banyak berbeda. Mereka lebih banyak
melihat aspek etika social dan spiritualitas keberagamaan Islam yang bersifat
Inklusif terbuka, bukan aspek legal formal yang lebih menonjolkan
ekslusivitas tertutup.

http//:makalahmajannaii.blogspot.com201205makalah-teologi-kontemporer.html

Pada situasi sekarang ini, tidak ada satupun kekuasaan spiritual,


kriteria objektif, karya yang dimuliakan, yang memungkinkan untuk
menentukan secara tegas Islam yang sebenarnya. Ini berarti bahwa segala
masalah teologis yang ditelaah oleh Ulama zaman dahulu harus dibuka
kembali dan ditelaah kembali sesuai dengan perubahan cara memandang
yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, tantangan kalam dan teologi Islam
kontemporer adalah isu-isu kemanusiaan universal, pluralisme keagamaan,
kemiskinan structural, kerusakan lingkungan, dan sebagainya. Teologi dalam
agama apapun yang hanya berbicara tentang Tuhan dan tidak mengaitkan
diskursusnya dengan persoalan kemanusiaan universal, maka urusan
teologinya lambat laun akan terjadi out of date.
Dengan melihat orientasi baru kalam, baik dari visi maupun metode,
maka semakin tampak kelemahan-kelemahan kalam yang selama ini kita
pelajari. Dari sisi visi, tradisi keilmuan Islam klasik, khususnya kalam, sangat
sarat diwarnai oleh interes-interes politik. Sehubungan dengan teologi Islam
atau Kalam sudah tidak dapat dipisahkan dari dominasi kekuasaan politik,
maka esensi dan substansi pemikiran ketuhanan yang termanifestasikan
dalam etika social dan spiritualitas keberagamaan kurang mendapat porsi
yang menggigit dalam tradisi keilmuan kalam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Adeng Muchtar Ghazali,M.Ag,Perkembangan Ilmu Kalam Dari


Klasik Hingga Modern, CV.Pustaka Setia,2005.
2. Ahmad

Qusyairi

Ismail

dkk,Mungkinkah

Sunnah-Syiah

Dalam

Ukhuwah?,Pustaka Sidogiri, 2007.


3. Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunnah Wal Jamaah Dalam Persepsi
dan Tradisi NU, Cet. IV,Lantabora Press-Jakarta Indonesia,2006.
4. http://epistom.blogspot.com/2010/02/rekontruksi-teologi-islam-klasikdari.html.
5. Imam Muhammad Abu Zahra,Aliran Politik Dan Aqidah Dalam
Islam,Logos Pubishing House,1996.
6. http://makalahmajannaii.blogspot.com201205makalah-teologikontemporer.html.

Anda mungkin juga menyukai