Anda di halaman 1dari 8

Analisa Kekasaran Bahan dengan Menggunakan Citra Spekel

Sefi Novendra Patrialova, Agus Budiono


Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
sefi.lova@yahoo.com
Abstrak. Telah dilakukan percobaan Analisa Kekasaran Bahan dengan Menggunakan Citra Spekel
yang bertujuan untuk mengetahui kekasaran permukaan dengan memperhatikan pola spekelnya.
Percobaan ini menggunakan prinsip pemantulan difus dan hamburan cahaya. Percobaan pertama
memvariasikan frekuensi input dari 1 kHz hingga 5 kHz sehingga pola yang tampak dan terekam pada
video dapat bergetar. Percobaan kedua memvariasikan kekasaran permukaan bahan dengan
menggosokkan kertas amplas 800 mess, 1000 mess dan 1200 mess. Berdasarkan percobaan dapat
diketahui bahwa semakin besar nilai frekuensi yang diberikan, maka semakin besar getaran yang
timbul pada pola spekel, dan pola distribusi intensitas yang tinggi serta pola speckel yang halus pada
pengamplasan 1200 mesh.

1. Pendahuluan
Suatu benda memiliki tingkat kekasaran yang berbeda dengan benda lainnya. Kekasaran
biasanya dapat diketahui dengan pengamatan menggunakan panca indera, misalnya sentuhan.
Saat ini, kekasaran suatu permukaan dapat dianalisa menggunakan efek pola spekel. Efek pola
spekel yang ditimbulkan tersebut pada dasarnya menggunakan prinsip hamburan dan pemantulan
difusi tentu saja dengan interferensi cahaya.
Percobaan Analisa Kekasaran Bahan dengan Menggunakan Citra Spekel ini bertujuan
untuk mengetahui kekasaran permukaan suatu sampel dengan memvariasikan kertas amplas yang
digunakan.
1.1 Interferensi
Pola interferensi cahaya dari dua sumber atau lebih dapat diamati jika sumber-sumber
tersebut koheren, dengan kata lain, hanya jika sumber-sumber tersebut sefase atau memiliki
perbedaan fase yang konstan terhadap waktu [1].
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan
dari kedua gelombang tersebut, interferensi tersebut dinamakan interferensi Konstruktif. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan
dan disebut dengan interferensi Destruktif. Pada pola frinji interferensi, interferensi konstruktif
menghasilkan pola cahaya terang, sedangkan interferensi destruktif menghasilkan pola cahaya
gelap [2].

Gambar 1. Interferensi konstruktif dan destruktif gelombang

Gambar 2. Pola cahaya hasil interferensi disebut pola frinji


Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi polainterferensi tersebut
adalah interferometer. Alat ini dapat dipegunakan untukmengukur panjang gelombang atau
perubahan panjang gelombang denganketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi. Walaupun pada awal mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada
tidaknya Eter [3].
1.2 Refleksi
Refleksi atau pemantulan adalah ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuha permuakaan
dan didefinisiakan i sebagai sudut antara sinar datang dengan garis normal yang tegak lurus
bidang dan r sebagai sudut sinar pantul. Untuk permukaan yang rata atau datar ternyata berlaku
Hukum pemantulan bahwa berkas sinar datang dab pantul berada pada bidang yang sama dengan
garisnorma permukaan atau dengan kata lain sudut datang sama dengan sudut pantul [4].
2

Gambar 3. Pemantulan pada (a) bidang datar yang disebut pematulan spekular dan (b) bidang
kasar yang disebut pemantulan difus
Ketika cahaya mengenai suatu permukaan yang kasar, bahkan kasar secara mikroskopis
sekalipun, pantulan akan memiliki banyak arah. Hal ini disebut dengan pemantulan tersebar
(difus). Bagaimanapun, hokum pantulan tetap berlaku pada setiap bagian kecil permukaan.
Karena pantulan tersebar terjadi ke semua arah, benda dapat dilihat dari berbagai sudut [4].
1.3 Pola Spekel
Pola spekel adalah pola keacakan intensitas yang dihasilkan oleh gelombang-gelombang
yang saling berinterferensi Fenomena ini telah diteliti oleh para ilmuwan sejak jaman Newton.
Spekel ditemukan sejak penemuan laser dan sekarang telah ditemukan dalam berbagai aplikasi.
Contoh familiar adalah pola acak yang timbul ketika sinar laser dihamburkan pada permukaan
kasar.

Gambar 4. Pola Spekel


Efek spekel adalah hasil dari interferensi banyak gelombang yang koheren, artinya
memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama namun boleh memiliki fase yang berbeda.
Gelombang-gelombang tersebut kemudian bergabung untuk memberikan variasi internsitas
secara acak karena amplitudo gelombang resultan.
Jika cahaya yang digunakan memiliki koherensi rendah (yaitu terdiri dari banyak panjang
gelombang), pola spekel biasanya tidak teramati karena pola spekel dari panjang gelombang yang
dihasilkan dari masing-masing gelombang memiliki dimensi yang berbeda. Namun pola spekel
dapat diamati dalam cahaya polikromatik hanya dalam beberapa kondisi [5].

2. Percobaan
3

Percobaan Analisa Kekasaran Bahan dengan Citra Spekel ini dilakukan dengan perlatan
laser He-Ne, generator , beam expander, MO, CCD, sampel plat logam, kertas amplas dengan
variasi 800 mess, 1000mess dan 1200 mess.

Gambar 5. Skema Perocobaan Citra Spekel


Langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum ini adalah peralatan dan bahan disusun
seperti pada gambar skema, kemudian laser dinyalakan dan difokuskan melewati MO. Berkas
sinar laser mengenai plat logam yang telah diamplas dengan kertas amplas 800 mess. CCD
diarahkan pada plat logam dan diatur agar mendapatkan pantulan dan hamburan sinar yang paling
baik. Frekuensi input dari generator divariasikan 1kHz 5 kHz.

3. Hasil dan Diskusi


Percobaan Analisis Kekasaran Bahan dengan Menggunakan Citra Spekel ini menggunakan
laser He-Ne sebagai sumber sinar yang dikenakan pada permukaan logam. Pantulan sinar yang
mengenai permukaan logam akan ditangkap oleh kamera atau CCD. Tampilan pola spekel akan
ditampilkan pada layar laptop dengan software Ulead dan U-Cam. Data pertama yang dihasilkan
adalah berupa video rekaman pola spekel saat frekuensi input divariasikan dari 1kHz hingga
5kHz. Berdasarkan video yang didapatkan, semakin besar frekuensi input yang diberikan maka
semakin besar getaran yang timbul pada pola spekel. Gambar yang didapatkan kemudian
dianalisa dengan software Matlab.
Berikut ini adalah gambar hasil analisa dengan matlab:

(a)
4

(b)
Gambar 6. Pada frekuensi 1 kHz (a) intensitas spekel pada titik (98,201), (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).

(a)

(b)

Gambar 7. Pada frekuensi 2 kHz (a) intensitas spekel pada titik (59,100). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).

(a)

(b)
Gambar 8. Pada frekuensi 3 kHz (a) intensitas spekel pada titik (166,114). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).

(a)
6

(b)
Gambar 9. Pada frekuensi 4 kHz (a) intensitas spekel pada titik (28,142). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).

(a)

(b)
Gambar 10. Pada frekuensi 5 kHz (a) intensitas spekel pada titik (70,39). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
7

Pada gambar yang didapatkan dari hasil diskusi, tampak pola bintik-bintik terang gelap. Pola
itulah yang disebut dengan pola spekel. Pola tersebut dapat terbentuk akibat suatu berkas cahaya
laser mengenai suatu permukaan yang kasar. Hukum pemantulan berbunyi sudut datang sama
dengan sudut pantul tidak berlaku pada peamtulan permukaan kasar. Pemantulan menyebabkan
sudut pantul tidak beraturan. Hal ini disebut dengan pemantulan difus. Oleh sebab itu, tidak
semua berkas dapat diditerima oleh CCD sehingga terlihat sebagai titik hitam.
Percobaan kedua aadalah melihat pola spekel dengan variasi permukaan yang akan
dikenakan sinar. Pelat logam divariasikan dengan cara menggosokkan kertas amplas yang
memiliki kekasaran berbeda. Kertas amplas yang digunakan adalah 800mess, 1000 mess dan
1200 mess. Semakin besar nilai kertas amplasnya, maka semakin halus permukaan logam yang
digosok. Setelah disinari dengan laser He-Ne, pola spekel yang ditimbulkan direkam CCD dan
di-capture dengan software YouCam. Selain memvariasikan kekasaran sampelnya, divariasikan
juga putaran pada pemutarnya.
Data percobaan kedua ini, digunakan pola spekel dengan putaran 3 untuk setiap variasi
kekasaran permukaan. Berikut ini gambar pola spekel untuk putaran ke-3:
4. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa frekuensi input
mempengaruhi getaran pola spekel yang timbu, artinya semakin besar nilai frekuensi yang
diberikan semakin besar pula getaran yang terjadi pada pola spekel. Untuk percobaan kedua,
dapat diketahui bahwa pola distribusi intensitas yang tinggi dan pola speckel yang halus pada
pengamplasan 1200 mesh.
Referensi
[1] Tipler, P. A. 1991.Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 2, Jakarta:Erlangga
[2]. Tienkartina. 2010. Interferensi Cahaya.
http://tienkartina.wordpress.com/2010/08/21/interferensi-cahaya/. Diakses pada 26 November
2011
[3] Halliday, Resnick.1986. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
[4] Dainty C (Ed), Laser Speckle and Related Phenomena, 1984, Sprinter Verlag.
[5] McKechnie, T.S. 1976. Image-plane speckle in partially coherent illumination. Optical and
Quantum Electronics 8:61-67

Anda mungkin juga menyukai