Analisa Kekasaran
Analisa Kekasaran
1. Pendahuluan
Suatu benda memiliki tingkat kekasaran yang berbeda dengan benda lainnya. Kekasaran
biasanya dapat diketahui dengan pengamatan menggunakan panca indera, misalnya sentuhan.
Saat ini, kekasaran suatu permukaan dapat dianalisa menggunakan efek pola spekel. Efek pola
spekel yang ditimbulkan tersebut pada dasarnya menggunakan prinsip hamburan dan pemantulan
difusi tentu saja dengan interferensi cahaya.
Percobaan Analisa Kekasaran Bahan dengan Menggunakan Citra Spekel ini bertujuan
untuk mengetahui kekasaran permukaan suatu sampel dengan memvariasikan kertas amplas yang
digunakan.
1.1 Interferensi
Pola interferensi cahaya dari dua sumber atau lebih dapat diamati jika sumber-sumber
tersebut koheren, dengan kata lain, hanya jika sumber-sumber tersebut sefase atau memiliki
perbedaan fase yang konstan terhadap waktu [1].
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan
dari kedua gelombang tersebut, interferensi tersebut dinamakan interferensi Konstruktif. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan
dan disebut dengan interferensi Destruktif. Pada pola frinji interferensi, interferensi konstruktif
menghasilkan pola cahaya terang, sedangkan interferensi destruktif menghasilkan pola cahaya
gelap [2].
Gambar 3. Pemantulan pada (a) bidang datar yang disebut pematulan spekular dan (b) bidang
kasar yang disebut pemantulan difus
Ketika cahaya mengenai suatu permukaan yang kasar, bahkan kasar secara mikroskopis
sekalipun, pantulan akan memiliki banyak arah. Hal ini disebut dengan pemantulan tersebar
(difus). Bagaimanapun, hokum pantulan tetap berlaku pada setiap bagian kecil permukaan.
Karena pantulan tersebar terjadi ke semua arah, benda dapat dilihat dari berbagai sudut [4].
1.3 Pola Spekel
Pola spekel adalah pola keacakan intensitas yang dihasilkan oleh gelombang-gelombang
yang saling berinterferensi Fenomena ini telah diteliti oleh para ilmuwan sejak jaman Newton.
Spekel ditemukan sejak penemuan laser dan sekarang telah ditemukan dalam berbagai aplikasi.
Contoh familiar adalah pola acak yang timbul ketika sinar laser dihamburkan pada permukaan
kasar.
2. Percobaan
3
Percobaan Analisa Kekasaran Bahan dengan Citra Spekel ini dilakukan dengan perlatan
laser He-Ne, generator , beam expander, MO, CCD, sampel plat logam, kertas amplas dengan
variasi 800 mess, 1000mess dan 1200 mess.
(a)
4
(b)
Gambar 6. Pada frekuensi 1 kHz (a) intensitas spekel pada titik (98,201), (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
(a)
(b)
Gambar 7. Pada frekuensi 2 kHz (a) intensitas spekel pada titik (59,100). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
(a)
(b)
Gambar 8. Pada frekuensi 3 kHz (a) intensitas spekel pada titik (166,114). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
(a)
6
(b)
Gambar 9. Pada frekuensi 4 kHz (a) intensitas spekel pada titik (28,142). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
(a)
(b)
Gambar 10. Pada frekuensi 5 kHz (a) intensitas spekel pada titik (70,39). (b) intensitas spekel
pada titik (84,36).
7
Pada gambar yang didapatkan dari hasil diskusi, tampak pola bintik-bintik terang gelap. Pola
itulah yang disebut dengan pola spekel. Pola tersebut dapat terbentuk akibat suatu berkas cahaya
laser mengenai suatu permukaan yang kasar. Hukum pemantulan berbunyi sudut datang sama
dengan sudut pantul tidak berlaku pada peamtulan permukaan kasar. Pemantulan menyebabkan
sudut pantul tidak beraturan. Hal ini disebut dengan pemantulan difus. Oleh sebab itu, tidak
semua berkas dapat diditerima oleh CCD sehingga terlihat sebagai titik hitam.
Percobaan kedua aadalah melihat pola spekel dengan variasi permukaan yang akan
dikenakan sinar. Pelat logam divariasikan dengan cara menggosokkan kertas amplas yang
memiliki kekasaran berbeda. Kertas amplas yang digunakan adalah 800mess, 1000 mess dan
1200 mess. Semakin besar nilai kertas amplasnya, maka semakin halus permukaan logam yang
digosok. Setelah disinari dengan laser He-Ne, pola spekel yang ditimbulkan direkam CCD dan
di-capture dengan software YouCam. Selain memvariasikan kekasaran sampelnya, divariasikan
juga putaran pada pemutarnya.
Data percobaan kedua ini, digunakan pola spekel dengan putaran 3 untuk setiap variasi
kekasaran permukaan. Berikut ini gambar pola spekel untuk putaran ke-3:
4. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa frekuensi input
mempengaruhi getaran pola spekel yang timbu, artinya semakin besar nilai frekuensi yang
diberikan semakin besar pula getaran yang terjadi pada pola spekel. Untuk percobaan kedua,
dapat diketahui bahwa pola distribusi intensitas yang tinggi dan pola speckel yang halus pada
pengamplasan 1200 mesh.
Referensi
[1] Tipler, P. A. 1991.Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 2, Jakarta:Erlangga
[2]. Tienkartina. 2010. Interferensi Cahaya.
http://tienkartina.wordpress.com/2010/08/21/interferensi-cahaya/. Diakses pada 26 November
2011
[3] Halliday, Resnick.1986. Fisika jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
[4] Dainty C (Ed), Laser Speckle and Related Phenomena, 1984, Sprinter Verlag.
[5] McKechnie, T.S. 1976. Image-plane speckle in partially coherent illumination. Optical and
Quantum Electronics 8:61-67