Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN TURBIN VERTICAL AXIS TIPE H PADA PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) DALAM SKALA KECIL


Aris Budiman, Hasyim Asyari, Yudhi Prasetyo
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos 1 Kartasura-Sukoharjo 57102
Telp. (0271) 717417 ext. 223, Faks. (0271) 715448
E-mail: siekhai@gmail.com
ABSTRAKSI
Pembangkit listrik yang dimiliki oleh PLN secara umum menggunakan energi
yang termasuk tidak terbaharui, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang
terus meningkat, diperlukan pengoptimalan potensi alam yaitu dengan
pembuatan pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan sumber daya alam
yang ada (energi terbarukan). PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) sangat
cocok untuk daerah pesisir pantai yang mempunyai kecepatan angin tinggi. PLTB
mempunyai keuntungan utama karena sifatnya terbarukan. Pembuatan
pembangkit listrik tenaga bayu ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
pembangkit listrik tenaga angin dengan memanfaatkan turbin vertical axis tipe H
dan sekaligus memanfaatan energi terbarukan secara optimal terutama angin.
Pemanfaatan Turbin Angin Untuk Pembangik Listrik Tenaga Bayu ini
menggunakan turbin vertical axis tipe H dengan jumlah baling-baling empat
sudu dan tiga sudu dari bahan pipa pvc. Desain baling-baling dibuat sedemikian
rupa agar dapat memutar rotor generator magnet permanen secara maksimal,
karena baling-baling digunakan sebagai penggerak awal. Sistem pembangkit ini
memanfaatkan generator magnet permanen sebagai pembangkit listrik. Daya
yang dihasilkan generator magnet permanen tergantung pada kecepatan angin
yang memutar rotor generator. Sistem ini hanya mampu dibebani lampu bosch
dengan nameplate 12v, 35/35 watt dengan menghasilkan tegangan 12 volt dan
arus sebesar 2 ampere, kemudian ketika sistem dibebani lampu bosch dengan
nameplate 12v, 100/90 watt sistem terjadi blankout.
Kata kunci: PLTB, vertical axis tipe H
1. PENDAHULUAN
Energi merupakan bagian penting
dalam kehidupan masyarakat karena
hampir semua aktivitas manusia selalu
membutuhkan energi. Misalnya untuk
penerangan, proses industri atau untuk
menggerakkan peralatan rumah tangga
diperlukan
energi
listrik,
untuk

menggerakkan kendaraan baik roda dua


maupun empat diperlukan bensin, serta
masih banyak peralatan di sekitar
kehidupan manusia yang memerlukan
energi. Sebagian besar energi yang
digunakan di Indonesia berasal dari
energi fosil yang berbentuk minyak
bumi dan gas bumi. Ketergantungan

terhadap bahan bakar fosil setidaknya


memiliki tiga ancaman serius, yakni:
1. Menipisnya cadangan minyak bumi.
2. Kenaikan / ketidakstabilan harga
akibat laju permintaan yang lebih
besar dari produksi minyak.
3. Polusi gas rumah kaca (terutama
CO2) akibat pembakaran bahan
bakar fosil.
Kadar CO2 saat ini disebut sebagai
yang tertinggi selama 125 tahun
belakangan, efek buruk CO2 terhadap
pemanasan global telah disepakati
hampir oleh semua kalangan. Hal ini
menimbulkan ancaman serius bagi
kehidupan makhluk hidup di muka
bumi. Oleh karena itu, pengembangan
dan
implementasi
bahan
bakar
terbarukan yang ramah lingkungan
perlu mendapatkan perhatian serius dari
berbagai negara. Pemerintah sebenarnya
telah menyiapkan berbagai peraturan
untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil (misalnya:
Kebijakan Umum Bidang Energi
(KUBE) tahun 1980 dan Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No.
996.K / 43 / MPE / 1999 tentang
prioritasi penggunaan bahan bakar
terbarukan untuk produksi listrik yang
hendak dibeli PLN). Namun sayang
sekali,
pada tataran implementasi
belum terlihat adanya usaha serius dan
sistematik untuk menerapkan energi
terbarukan guna substitusi bahan bakar
fosil. Pemanfaatan energi angin
sebenarnya bukan barang baru bagi
umat manusia. Semenjak 2000 tahun
lalu teknologi pemanfaatan sumber
daya angin dan air sudah dikenal
manusia dalam bentuk kincir angin
(wind mills). Selain ramah lingkungan,

sumber energi ini juga selalu tersedia


setiap waktu dan memiliki masa depan
bisnis yang menguntungkan. Kini
sebagian besar negara maju di Eropa
dan
Amerika
Serikat
telah
memanfaatkan sumber energi ini. Pada
masa awal perkembangannya, teknologi
energi angin lebih banyak dimanfaatkan
sebagai sulih tenaga manusia dalam
bidang pertanian dan manufaktur, maka
kini dengan teknologi dan bahan yang
baru, manusia membuat turbin angin
untuk membangkitkan energi listrik
yang bersih, baik untuk penerangan,
sumber panas atau tenaga pembangkit
untuk alat-alat rumah tangga. Menurut
data dari American Wind Energy
Association (AWEA), hingga saat ini
telah ada sekitar 20.000 turbin angin
diseluruh dunia yang dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik. Kebanyakan
turbin semacam itu dioperasikan di
lahan khusus yang disebut ladang
angin (wind farm). Energi angin
menjadi salah satu alternatif yang
banyak dipilih dan sekaligus berfungsi
mengurangi emisi gas karbondioksida
(CO2) yang dihasilkan oleh perangkat
sumber energi sebelumnya.
Energi angin adalah energi yang
relatif bersih dan ramah lingkungan
karena tidak menghasilkan karbon
dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang
berperan dalam pemanasan global,
sulphur dioksida dan nitrogen oksida
(jenis gas yang menyebabkan hujan
asam).
Energi
ini
pun
tidak
menghasilkan limbah yang berbahaya
bagi lingkungan ataupun manusia.
Meski demikian, harap diingat bahwa
sekecil apapun semua bentuk produksi
energi selalu memiliki akibat bagi
lingkungan. Hanya saja efek turbin

angin sangat rendah, bersifat lokal dan


mudah dikelola.
Tugas Akhir dengan judul Analisis
Teknis Sudu Kincir Angin Tipe Sumbu
Horizontal Dari Bahan Fibreglass oleh
Desriansyah
tahun
2006,
akan
digunakan sebagai referensi dalam
penyusunan Tugas akhir ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tenaga
yang dihasilkan oleh kincir angin
berkisar antara 0,037 Hp sampai 0,053
Hp.
Tugas
Akhir
dengan
judul
Pemanfaatan Alternator Mobil Sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Angin oleh
Puji Setiono tahun 2006, akan dijadikan
referensi dalam penyusunan tugas akhir
ini. Tegangan rata-rata yang dikeluarkan
alternator mobil selama satu jam
menghasilkan tegangan sebesar 10.64
volt. Tegangan keluaran sebesar 9.1 volt
sampai dengan 12.1 Volt, kemudian
dengan tegangan ini mampu untuk
menghidupkan beban lampu 12 volt/21
watt selama 1.9 jam.
1.1. Mekanisme Turbin Angin
Sebuah pembangkit listrik tenaga
angin
dapat
dibuat
dengan
menggabungkan beberapa turbin yang
berputar dan digabung dengan gerakan
angin sehingga menghasilkan listrik ke
unit penyalur listrik. Listrik dialirkan
melalui
kabel
transmisi
dan
didistribusikan ke rumah-rumah, kantor,
sekolah, dan sebagainya. Turbin angin
dapat memiliki tiga buah bilah turbin.
Jenis lain ada yang empat bilah bahkan
lebih.
Angin akan memutar sudut turbin,
kemudian memutar sebuah poros yang
dihubungkan dengan generator, lalu
menghasilkan listrik. Turbin untuk
pemakaian umum berukuran 50-750

kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas


50 kilowatt, digunakan untuk piringan
parabola, pemompaan air atau rumahan.
1.2.
Komponen Pembangkit Listrik
Tenaga Angin
a. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan
turbin angin mempunyai 3 atau 4
bilah
kipas.
Angin
yang
menghembus menyebabkan turbin
tersebut berputar.
b. Gear box (Roda Gigi) : Roda gigi
menaikkan putaran menjadi dua
kali lipat pada perbadingan rasio
1:2.
c. Generator : Generator pembangkit
listrik, menggunakan generator
arus bolak-balik dengan magnet
permanen.
d. Rotor : Bilah kipas bersama
porosnya dinamakan rotor.
e. Tower (Menara): Menara bisa
dibuat dari pipa baja, beton, rangka
besi. Karena kencangnya angin
bertambah dengan ketinggian,
maka makin tinggi menara makin
besar tenaga yang didapat.
1.3.
Energi Angin
Sebuah turbin angin mendapatkan
tenaga masukan dengan cara mengubah
gaya angin menjadi torsi (gaya putar)
yang beraksi pada sudu rotor. Jumlah
energi yang ditransferkan angin ke rotor
tergantung pada berat jenis angin,
luasan rotor dan kecepatan angin.
Berdasarkan hukum newton II tentang
gerak, sebuah benda yang bergerak
dengan kecepatan tertentu akan
mempunyai energi kinetik sebesar:
Ek = m V.......................................(1)
Jumlah massa dengan berat jenis
yang melewati suatu alasan A dalam
satuan waktu dirumuskan :
m = A v...........................................(2)

Persaman 2 dapat ditulis menjadi :


Ek = A v....................................(3)
dengan
Ek = daya kinetik angin (watt)
m = massa udara (kg)
= berat jenis udara (kg/
A = luasan udara (

7. Tiang penyangga dengan tinggi 2


meter.
Pengujian dilakukan di lapangan,
Alur penelitian
ditunjukan pada
Gambar 1.

v = kecepatan angin (m/s)


Energi kinetik angin sebanding
dengan berat jenis udara. Semakin besar
berat jenis udara, makin besar energi
yang dikandungnya. Berat jenis udara
pada tekanan normal, suhu 150C adalah
sebesar 1,225 kg/m3 berat jenis
dipengaruhi oleh tekanan udara, suhu,
kelembaban dan ketinggian. Berat jenis
akan turun jika, kelembapan naik, suhu
naik, tekanan turun dan semakin tinggi
lokasi.
2. METODE PENELITIAN
Secara
keseluruhan
penelitian
diawali dari pengukuran kecepatan
angin dan perancangan Pembangkit
Listrik Tenaga Angin. Peralatan utama
yang digunakan untuk mendukung
penelitian ini adalah :
1. Multimeter
untuk
mengukur
tegangan dan arus.
2. Tachometer
untuk
mengukur
kecepatan putaran mesin (rotor).
3. Anemometer sebagai pengukur
kecepatan angin.
4. Generator sebagai pembangkit
listrik saat pengujian.
5. Turbin (blade) dengan panjang 1
meter dari bahan PVC berjumlah 4
buah sebagai penggerak.
6. Roda gigi (gearbox) dengan
perbandingan jari-jari 1:2.

Gambar 1. Flowchart Penelitian


3. HASIL PENELITIAN
Data penelitian berdasarkan pada
hasil pengujian turbin angin dengan
menggunakan
generator.
Hasil
pengujian turbin angin pada tanggal 28
Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel Pengukuran Kincir Angin Empat
Sudu dan Tabel 2 Tabel Pengukuran
Angin Tiga Sudu.

Tabel 1. Tabel Pengukuran Kincir


Angin Empat Sudu.

No

Waktu
(menit
ke-)

Kecepat
an
Angin
(m/s)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0-15
15-30
30-45
45-60
60-75
75-90
90-105
105-120
120-135
135-150

5,6
6.3
5,8
7,0
7,6
6,3
6,5
7,6
7,0
7,2

Tabel 4. Tabel Energi Kinetik Angin


Tiga Sudu

Tegang
an
Genera
tor (volt)

Arus
Generator
(ampere)

Kecepata
n
Generato
r (rpm)

10,8
11,2
11,0
11,6
12,0
11,3
11,8
12,0
11.5
11.8

1,5
1,6
1,5
1,7
2,0
1,7
1,8
1.9
1,7
1,8

488
497
490
540
572
503
546
569
536
547

Tabel 2. Tabel Pengukuran Kincir


Angin Tiga Sudu.

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(menit
ke-)

Kecepat
an
Angin
(m/s)

Tegang
an
Genera
tor (volt)

Arus
Generator
(ampere)

Kecepata
n
Generato
r (rpm)

0-15
15-30
30-45
45-60
60-75
75-90
90-105
105-120
120-135
135-150

5,9
6,7
7,2
7,4
7,2
6,4
8,2
8,0
7,5
7,8

10,6
10,9
11,2
11,4
11,0
10,8
12,0
11,8
11,1
11,6

1,5
1,5
1,7
1,8
1,7
1,6
2,0
1,8
1,7
1,8

508
519
558
590
546
573
610
598
587
593

3.1 Analisa
Hasil penelitian dapat dilihat dapat
dilihat pada Tabel 3 Tabel Energi
Kinetik Angin Empat Sudu dan Tabel 4
Tabel Energi Kinetik Angin Tiga Sudu,
sehingga didapat energi kinetik yang
dihasilkan generator
Tabel 3. Tabel Energi Kinetik Angin
Empat Sudu.

No

Kecepatan
Angin
(m/s)

Tegangan
Generator
(volt)

Arus
Generator
(ampere)

Daya
kinetik
angin
(watt)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5,9
6,7
7,2
7,4
7,2
6,4
8,2
8
7,5
7,8

10,6
10,9
11,2
11,4
11,0
10,8
12,0
11,8
11,0
11,6

1,5
1,5
1,7
1,8
1,7
1,6
2,0
1,8
1,7
1,8

247,64
362,65
450,05
488,60
450,05
316,03
664,82
617,35
508,68
572,20

Hasil penelitian yang dilakukan


dapat dilihat seperti pada Tabel 1 Tabel
Pengukuran Kincir Angin Empat Sudu,

No

Kecepatan
Angin
(m/s)

Tegangan
Generator
(volt)

Arus
Generator
(ampere)

Daya
kinetik
angin
(watt)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5,6
6.3
5,8
7,0
7,6
6,3
6,5
7,6
7,0
7,2

10,8
11,2
11
11,6
12,0
11,3
11,8
12,0
11.5
11.8

1,5
1,6
1,5
1,7
2,0
1,7
1,8
1.9
1,7
1,8

211,75
301,50
235,26
413,58
529,30
301,50
331,13
529,30
413,58
450,05

sehingga dapat dilakukan perhitungan


daya pada tegangan antara 10,8
sampai dengan 12,0. Hasil perhitungan
daya generator dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Tabel Perhitungan Daya
Generator Empat Sudu
No

Kecepatan
Angin

Tegangan
Generator

Arus
Generator

Daya
Generator

(m/s)

(volt)

(ampere)

(watt)

5,6

10,8

1,5

16,20

6.3

11,2

1,6

17,92

5,8

11,0

1,5

16,50

7,0

11,6

1,7

19,72

7,6

12,0

2,0

24,00

6,3

11,3

1,7

19,21

6,5

11,8

1,8

21,24

7,6

12,0

1.9

22,80

7,0

11.5

1,7

19,55

10

7,2

11.8

1,8

21,24

Seperti terlihat pada tabel 5


Tabel Perhitungan Daya Generator
Empat
Sudu,
kecepatan
angin
mempengaruhi daya yang dihasilkan
generator. Semakin tinggi kecepatan
angin maka daya yang dihasilkan
oleh generator semakin besar. Hal ini
dapat dilihat pada gambar.

Tabel 6
Tabel Perhitungan Daya
Generator Tiga Sudu.
Tabel 6. Tabel Perhitungan Daya
Generator Tiga Sudu.

No

Kecepatan
Angin
(m/s)

Tegangan
Generator
(volt)

Arus
Generator
(ampere)

Daya
Generator
(watt)

5,9

10,6

1,5

15,90

6,7

10,9

1,5

16,32

7,2

11,2

1,7

19,04

7,4

11,4

1,8

20,52

7,2

11,0

1,7

18,70

6,4

10,8

1,6

17,28

8,2

12,0

2,0

24,00

8,0

11,8

1,8

21,24

7,5

11,0

1,7

18,70

10

7,8

11,6

1,8

20,88

Gambar 3 Grafik Keluran dan


Kecepatan Angin Berbeban 70 watt
Gambar 2 Grafik Keluaran dan
Kecepatan Angin Berbeban 70
watt.
Hasil penelitian yang dilakukan
dapat dilihat seperti pada Tabel 2 Tabel
Pengukuran Kincir Angin Tiga Sudu,
sehingga dapat dilakukan perhitungan
daya pada tegangan antara 10,6
sampai dengan 12,0. Hasil perhitungan
daya generator dapat dilihat pada

Kelebihan turbin empat sudu saat


putaran awalnya (starting) lebih mudah
berputar dari pada turbin yang memakai
tiga sudu, dikarenakan angin mudah
ditangkap oleh turbin empat sudu dan
semakin banyak jumlah turbin semakin
mudah berputar walaupun dengan
kecepatan angin yang rendah.
4.KESIMPULAN
Dari uraian hasil pengujian dan
analisa maka dapat disimpulkan bahwa

sistem ini mampu dibebani lampu


bosch dengan nameplate 12v, 35/35
watt yang menghasilkan tengangan 12
volt dan arus sebesar 2 ampere,
kemudian ketika sistem dibebani lampu
bosch dengan nameplate 12v, 100/90
watt sistem terjadi blankout yaitu sistem
terjadi pengereman dan berhenti
bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Desriansyah, 2006, Analisis Teknis
Sudu Kincir Angin Tipe Sumbu
Horizontal Dari Bahan Fibreglass,
Indralaya.
Nugroho
Armunanto,
1997,
Pengetahuan
Dan
Perbaikan
Kelistrikan Mobil, Semarang,
Penerbit Dahara Prize.
Pudjanarsa Astu, 2006, Mesin Konversi
Energi,
Yogyakarta,
Penerbit
ANDI.
Setiono Puji, 2006, Pemanfaatan
Alternator
Mobil
Sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Angin,
Semarang.
Y. Daryanto, 2007, Kajian Potensi
angin Untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai