Anda di halaman 1dari 9

ian

8. STERILISASI
8.1 Pendahuluan
Produk fermentasi dihasilkan dari suatu kultur mikroorganisma tertentu atau
beberapa mikroorganisme dalam media fermentasi. Fermentasi membutuhkan ribuan
liter media fermentasi steril dan jutaan liter udara steril. Selain itu limbah industri
fermentasi yang menggunakan sel-sel DNA rekombinasi harus bebas dari sel-sel
tersebut karena dapat mengganggu/merusak sel-sel lain di lingkungan.
Akibat-akibat yang terjadi jika fermentasi dimasuki oleh mikroorganisma asing :
1. Produktivitas fermentasi menurun, karena media fermentasi harus menunjang
pertumbuhan mikroorganisma produktif dan mikroorganisma kontaminan.
2. Bila fermentasi merupakan sistem kontinyu, kontaminan dapat tumbuh
melebihi mikroorganisma produktif.
3. Mikroorganisma asing akan mengkontaminasi produk akhir misal pada
produksi protein sel tunggal (PST).
4. Kontaminan menghasilkan senyawa yang menyulitkan proses ekstraksi
produk akhir.
5. Kontaminan dapat mendegradasi produk akhir, contoh : pada fermentasi
antibiotika yang dikontaminasi bakteri yang tahan terhadap inhibisi
antibiotika.
6. Kontaminasi fermentasi bakteri oleh phage (virus) dapat menyebabkan lisis
pada kultur tersebut.
Kontaminasi dapat dicegah/dikurangi dengan cara :
1. Menggunakan inokulum murni untuk memulai fermentasi
2. Mensterilisasi media fermentasi yang akan digunakan
3. Mensterilisasi bioreaktor
4. Menstrerilisasi semua bahan yang akan ditambahkan pada fermentor selama
proses berlangsung.
5. Mempertahankan kondisi aseptik selama proses berlangsung.

ian

8.2 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses pemusnahan mikroorganisma dengan cara pemanasan,
radiasi atau kimiawi. Kematian sel adalah kegagalan sel, spora atau virus untuk
bereproduksi atau bergerminasi pada lingkungan yang menguntungkan.

8.2.1 Metoda Sterilisasi


Beberapa metoda sterilisasi adalah :
1. Pemanasan dengan steam, lebih ekonomis, untuk sterilisasi peralatan besar
yang tahan terhadap panas, sterilisasi liquid dalam jumlah besar.
2. Radiasi sinar ultraviolet (UV) pada panjang gelombang 260 nm (paling
efektif). Sinar UV sangat kuat diabsorbsi oleh asam nukleat sehingga molekul
mengalami eksitasi dan menyebabkan penyimpangan reaksi (kerusakan).

Efektif untuk sterilisasi permukaan. Untuk sterilisasi air jernih,


intensitas sinar UV berkurang 2/3nya untuk setiap kedalaman 5 cm.
Senyawa protein (pada susu) mengabsorbsi sinar UV dengan kuat,
ketebalan 0,1 mm mengabsorbsi energi 90%.

Tidak efektif untuk liquid dengan jumlah partikel tersuspensi tinggi


atau padatan.

Cost dan keselamatan sering menjadi pertimbangan untuk sterilisasi


skala besar.

3. Irradiasi, energi tinggi , kemampuan penetrasi kuat

Kelebihan : sifat letal tinggi, kenaikan suhu bahan kecil sekali sehingga
bahan tetap segar, penetrasi tinggi dan merata, tidak meninggalkan residu
dalam bahan pangan.

Kekurangan : dapat menyebabkan induksi mutagenik, karsinogenik atau


faktor-faktor toksik, dosis untuk membunuh mikroba lebih besar dari
dosis letal manusia sehingga diperlukan faktor-faktor pengamanan.

4. Bahan kimia, dengan syarat tidak beracun untuk manusia.

Etilen oksida : sterilisasi peralatan

ian

70% etanol-air diasamkan dengan HCl (pH 2) dapat membunuh sel


dan spora: sterilisasi peralatan.

Larutan sodium hipoklorit (30%) : sterilisasi peralatan kecil dan


sensitif terhadap panas.

Ozon : tidak biasa digunakan untuk sterilisasi media fermentasi


karena dapat merusak kualitas medium.

8.3 Metoda Sterilisasi Media


8.3.1 Metoda Batch
Vessel dilengkapi dengan jacket atau coil pemanas
Sterilisasi dilakukan in situ atau terpisah dengan beberapa keperluan :
1. Satu vesssel sterilisasi melayani beberapa buah fermentor
2. Media disterilisasi dalam konsentrasi tinggi dan diencerkan dalam fermentor
dengan air steril.
3. Vessel sterilisasi untuk media yang viskos dilengkapi dengan pengaduk
Keuntungan sterilisasi batch :
1. Peralatan lebih murah harganya
2. Resiko kontaminasi lebih rendah
3. Kontrol secara manual lebih mudah
Kelemahan sterilisasi batch :
1. Termal lag (waktu pemanasan dan pendinginan kembali) terlalu lama
sehingga tidak efektif untuk sterilisasi spora
2. Pemanasan terlalu lama akan merusak vitamin dan protein, terbentuk
karamelisasi gula, sehingga mengurangi kualitas media.

ian

8.3.2 Sterilisasi kontinu


Sterilisasi kontinu meliputi 3 tahap proses yaitu media dipanaskan sampai temperatur
sterilisasi, media dipertahankan beberapa saat di temperatur sterilisasi dan media
didinginkan sampai temperatur fermentasi.
Keuntungan sterilisasi kontinu :
1. Pemanasan dan pendinginan berlangsung cepat high-temperatur, shortexposure , hemat waktu dan steam
2. Lebih unggul dalam pemeliharaan kualitas medium
3. Mudah untuk scale up
4. Lebih mudah pengontrolan secara otomatis
5. Korosi dalam fermentor dapat dikurangi
6. Degradasi nutrien dapat diminimalisasi

ian

Tipe sterilisasi kontinu adalah :


1. Continous plate heat exchanger

Gambar 8.5 Continous plate heat exchanger

ian

2. Continous injector flash cooler


Steam diinjeksi langsung pada media tidak steril, memiliki waktu pemanasan dan
pendinginan terpendek.
Keuntungan : untuk media yang memiliki padatan tersuspensi, biaya rendah, mudah
dalam pemeliharaan dan pembersihan, effisiensi penggunaan steam tinggi.
Kelemahan : terjadi pembentukan busa selama proses pemanasan dan pendinginan,
kontak langsung dengan steam mengakibatkan pengenceran oleh kondensat sehingga
dibutuhkan clean steam.

Gambar 8.6 Continous injector flash cooler

ian

8.4 Sterilisasi fermentor


Fermentor disterilisasi terpisah sebelum media steril dimasukkan. Metoda yang
dipakai adalah dengan penggunaan jacket dan coil pemanas ; sparging steam ke
seluruh bagian fermentor (tekanan steam 15 psia, 20 menit).
8.5 Sterilisasi gas/udara
Fermentasi aerobik membutuhkan udara 0,1-1 vol.gas/vol.liquid. menit sehingga
untuk fermentasi aerobik selama 5 hari dibutuhkan 2.108 liter udara steril.
Konsentrasi mikroba di udara 1-10 mikroba/lt. Tiga metoda yang digunakan untuk
sterilisasi udara adalah : panas, filtrasi melalui material fibrous (cotton, glass fibre,
steel

wool

dengan

pori-pori

0,5-15

m)

atau

material

granular

(polytetraflourethylene pori-pori 0,2 m). Sterilisasi dengan udara panas dilakukan


dengan menggunakan kompresor udara adiabatic (suhu udara 150 220oC). Udara
panas dan kering kurang efektif untuk membunuh spora dibandingkan pemanasan
beruap. Udara yang keluar cepat menjadi dingin dan pipa yang menghubungkan
antra kompresor dan fermentor sukar untuk dijaga kesterilannya. Masalah yang
paling banyak didapatkan dari metoda filtrasi adalah penurunan tekanan (pressure
drop).

ian

8.6 Thermal death time


Thermal death time adalah waktu yang dibutuhkan pada suhu tertentu untuk
membunuh sel mikroba atau spora. Thermal death time bakteri disajikan pada Tabel
8.1 dan 8.2
Tabel 8.1 Thermal death time bakteri sel vegetatif

Bakteri

Waktu (menit)

Suhu (oC)

Salmonella typhosa

4,3

60

Staphylococcus aureus

18,8

60

Escherichia coli

20-30

57,3

Streptococcus thermophilus

15

70-75

Lactobacillus bulgaricus

30

71

Tabel 8.2 Thermal death time spora bakteri pada suhu 100oC

Bakteri

Waktu (menit)

Bacillus anthracis

1,7

Bacillus subtilis

15-20

Clostridium botulinum

100-330

Clostridium calidoterans

520

Flat sour bacteria

>1030

ian

8.7 Kinetika Kematian Mikroba


Grafik ln(Nt/No) terhadap waktu pada berbagai temperatur sterilisasi untuk spora
dari Bacillus stearothermophilus dan sel vegetatif E.coli.. Grafik tersebut
menunjukkan tipe laju kematian.

Anda mungkin juga menyukai