Anda di halaman 1dari 6

Heavy

Metals

Nama: Muhammad Nadif


NIM:13012100


Keberadaan logam berat dalam air limbah harus diperhatikan karena
menghambat proses pengolahan limbah pada tahap secondary treatment,
menghambat proses nitrifikasi, menghambat proses anaerobic, menyebabkan
dampak yang merugikan untuk lingkungan jika efluen dari air limbah dibuang ke
lingkungan dan menyebabkan lumpur tidak bisa digunakan untuk proses
pengolahan limbah.
Sumber utama logam berat ini berasal dari limbah rumah tangga dan limbah
industri. Logam berat memasuki sistem pengolahan limbah baik tetap dalam
aliran air limbah dan dibuang ke perairan dalam bentuk limbah atau lumpur
aktif padat primer maupun sekunder.
Penghilangan logam dari influen air limbah dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu primary sedimentation dan activated sludge. Primary sedimentation
merupakan proses penghilangan logam secara fisika, tergantung pada settling
dari logam tersebut. Faktor yang mempengaruhi penghilangan logam dalam
primary treatment adalah efisiensi dari clarifiers atau sifat fisik dan kimia dari
influen. Unsur logam yang paling banyak dihilangkan pada tahap ini adalah
Kromium, tembaga, timbal, nikel dan seng sedangkan yang paling sedikit
dihilangkan.
Kemudian, efluen logam berat dari tahap primary sedimentation masuk
kedalam unit activated sludge yang dihilangkan melalui lumpur sekunder atau
tetap dalam efluen. Proses penghilangan logam pada tahap ini tergantung pada
partisi nutrisi. ke lumpur biomassa aktif dan penghilangan bergantung pada
clarifiers sekunder. Efisiensi unsur penghilangan logam selama proses activated
sludge dapat diurutkan sebagai berikut : Zn>Cd>Pb>Cr>Cu>Ni.
Senyawa logam berat ini dapat mempunyai potensi untuk menghasilkan
racun karena logam berat dapat membentuk ion logam bebas dalam fasa
terlarut.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi efek penghambatan dan efek racun dari
logam berat dalam system lumpur aktif. Deteksi efek ini dapat dilakukan cara
mengamati indicator sebagai berikut:
1. Penurunan aktivitas protozoa
2. Kehilangan protozoa
3. Penurunan tingkat penyerapan oksigen
4. Peningkatan konsentrasi nitrit
5. Penurunan kualitas efluen khususnya yang berkaitan dengan padatan
limbah
6. Peningkatan letal selama pengujian on-line bioassay.

Efek penghambatan atau efek racun dari logam berat dapat juga diamati dalam
anaerobic sludge digestion system. Logam akan bersifat lebih beracun pada
activated sludge biomass dibandingkan dengan anaerobically digesting sludge.
Logam berat dalam aliran air limbah di distribusikan antara fasa padat dan
cair. Bagian logam yang tertahan pada filter ukuran 0,45 mikron dapat
diklasifikasikan sebagai logam fasa padat. Sedangkan bagian yang melewati filter
disebut fasa terlarut. Pada fasa larut, logam hadir dalam bentuk ion bebas atau
sebagai kompleks larut. Pada fasa padat, ini dapat berupa dalam bentuk
endapan. Distribusi relative logam antara fasa larut dan padat merupakan fungsi
dari mekanisme yang berbeda termasuk kompleksasi dalam fasa larut,
presipitasi, sorption, dan biological uptake.
Kompleksasi merupakan suatu proses dimana ion logam bermuatan positif
melekast atau obligasi untuk molekul atau ion bermuatan, yang disebut ligan
atau agen pengompleks. Agen tersebut membentuk kompleks logam larut stabil.
Hal ini yang mungkin menyebabkan konsentrasi limbah yang lebih tinggi dan
efisiensi penghilangan logam menjadi rendah. Agen pengompleks yang
ditemukan dalam air limbah dapat berupa organic dan anorganik. Agen
pengompleks anorganik biasanya berupa senyawa karbonat, hidroksida, sulfat,
klorida, fosfat dan ammonia. Agen pengompleks organic dapat berupa asam
fulvat atau asam humat, serta NTA/EDTA. Biasanya senyawa organic kompleks
jauh lebih kuat daripada anorganik sehingga proses removal logam secara
signifikan lebih rendah dalam proses pengolahan air limbah.

Presipitasi logam terjadi ketika batas kelarutannya tercapai. Kelarutan dari


logam dalam larutan air dipengaruhi oleh pH dan ion. Semakin pH larutan
menurun, maka kelarutannya semakin meningkat. Selain itu juga dipengaruhi
oleh suhu dan agen ion kompleks. Semakin tinggi suhu medium maka semkin
tinggi juga kelarutannya.
Sorption merupakan interasi fisik dan kimi antara logam dan partikel dalam
aliran proses air limbah. Tiga proses utama yang terjadi dalam sorption yaitu
adsorpsi, kompleksasi dan pertukaran ion.
Pengambilan logam dengan lumpur biologis didominasi dengan proses kimia
dan fisik yang menyebabkan biological uptake menjadi tidak signifikan.
Faktor yang mempengaruhi distribusi logam dalam pengolahn air limbah
adalah sifat fisik dan kimia serta kondisi operasinya.




























SENYAWA ORGANIK

Tujuan utama dari proses biologis pada pengolahan air limbah adalah

menghilangkan senyawa organik. Senyawa organic biasanya digunakan oleh


bakteri sebagai donor electron atau akseptor dalam reaksi menghasilkan energy.
Sebagai sumber karbon untuk sintesis sel atau sebagi kebutuhan nutrisi atau
kofaktor untuk metabolism bakteri. Senyawa organic pada tahap biological
treatment akan diubah menjadi CO2 dalam bentuk gas atau metana dalam bentuk
gas.

Sumber senyawa organik dalam air limbah berasal dari limbah rumah

tangga, limbah industri dan limbah aktivitas dari perkotaan. Adapun senyawa
organic yang beracun dalam air limbah yaitu golongan aliphated hydrocarbons,
halogenated aliphatic hydrocarbons, aliphatic alcohols, aromatic hydrocarbons
and halogenated aromatic hydrocarbons.

Kuantifikasi senyawa organic dapat dilakukan dengan cara analisis non-

specific measure:

BOD (Biochemical oxygen demand)

1. Carbonaceous (CBODt) = Menghitung jumlah oksigen yang dibutuhkan


oleh organisme untuk mengoksidasi karbon organic pada suhu tetap dan
pada waktu tertentu.
2. Nitrogenous (NBODt) = Menghitung jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk bakteri nitrifikasi untuk mengoksidasi nitrogen organic pada suhu
tetap dan waktu tertentu.
3. Ultimate (BODu) = Menghitung jumlah oksigen maksimum yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic dalam air limbah
secara biokimia pada suhu tertentu dan untuk infinite time period

BODU = CBODU + NBODU

COD (Chemical Oxygen Demand)


Menghitung jumlah oksigen untuk mengoksidasi senyawa karbon organic
secara proses kimia menjadi karbon dioksida.

ThOD = CThOD + NThOD

ThOD (Theoritical oxygen demand)


Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua senyawa
karbon organic dan nitrogen organik dalam sampel secara total.

CThOD (Carbonaceous oxygen demand)


Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua karbon
organik dalam sampel secara total menjadi karbon dioksida.

NThOD(Nitrogenous oxygen demand)


Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua nitrogen
organik dalam sampel secara toal menjadi nitrat

Total organic carbon


Jumlah karbon organic yang dapat dioksidasi dengan keberadaan oxidant
kuat atau dengan pembakaran

Total organic halogen


Jumlah halogen organic yang berada dalam sampel air limbah

Ultraviolet absorption

Jumlah karbon organic dalam sampel air limbah yang dapat menyerap sinar
ultraviolet

Volatile solids
Jumlah senyawa organik yang dibakar hingga suhu 550 oC


Kuantifikasi senyawa organik dapat dilakukan ddengan analisis spesifik.
Analisis spesifik ini dapat ditentukan oleh volatilitas, polaritas dan Mr dari
molekul. Prosedur pengukuran dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:

Isolasi atau ekstraksi senyawa organik dari air limbah atau lumpur

Encerkan campuran organic

Pemisahan kontaminan

Deteksio dan identifikasi senyawa

Kuantifikasi senyawa

Kuantifikasi senyawa organic secara spesifik biasanya menggunakan


peralatan sebagai berikut: Gas Chromatography, Combined Gas Chromatography
and Mass Spectrometry, High Performance Liquid Chromatography and Thin-
Layer Plate Chromatography.
Memprediksi keberadaan senyawa organic dalam pengolahan air limbah
secara biologis tidaklah sulit. Sifat-sifat yang akan mempengaruhi pengolahan air
limbah secara biologis yaitu kelarutan, difusitas, tekanan uap dan volatilitas,
Perbandingan koefisien oktanol-air, koefisien adsorpsi, reaksi asam basa,
kecepatan hidrolisis, reaksi eliminasi, fotolisis serta transformasi biologi yakni
bidegradasi, proses aerobic atau anaerobic dan transformasi senyawa
Xenobiotik organic.
Senyawa organic yang beracun dalam pengolahan air limbah diproses
melalui dua tahap yaitu primary treatment dan secondary treatment

Anda mungkin juga menyukai