Bab 7-8 - 13012100
Bab 7-8 - 13012100
Metals
Keberadaan
logam
berat
dalam
air
limbah
harus
diperhatikan
karena
menghambat
proses
pengolahan
limbah
pada
tahap
secondary
treatment,
menghambat
proses
nitrifikasi,
menghambat
proses
anaerobic,
menyebabkan
dampak
yang
merugikan
untuk
lingkungan
jika
efluen
dari
air
limbah
dibuang
ke
lingkungan
dan
menyebabkan
lumpur
tidak
bisa
digunakan
untuk
proses
pengolahan
limbah.
Sumber
utama
logam
berat
ini
berasal
dari
limbah
rumah
tangga
dan
limbah
industri.
Logam
berat
memasuki
sistem
pengolahan
limbah
baik
tetap
dalam
aliran
air
limbah
dan
dibuang
ke
perairan
dalam
bentuk
limbah
atau
lumpur
aktif
padat
primer
maupun
sekunder.
Penghilangan
logam
dari
influen
air
limbah
dapat
dilakukan
dengan
dua
cara
yaitu
primary
sedimentation
dan
activated
sludge.
Primary
sedimentation
merupakan
proses
penghilangan
logam
secara
fisika,
tergantung
pada
settling
dari
logam
tersebut.
Faktor
yang
mempengaruhi
penghilangan
logam
dalam
primary
treatment
adalah
efisiensi
dari
clarifiers
atau
sifat
fisik
dan
kimia
dari
influen.
Unsur
logam
yang
paling
banyak
dihilangkan
pada
tahap
ini
adalah
Kromium,
tembaga,
timbal,
nikel
dan
seng
sedangkan
yang
paling
sedikit
dihilangkan.
Kemudian,
efluen
logam
berat
dari
tahap
primary
sedimentation
masuk
kedalam
unit
activated
sludge
yang
dihilangkan
melalui
lumpur
sekunder
atau
tetap
dalam
efluen.
Proses
penghilangan
logam
pada
tahap
ini
tergantung
pada
partisi
nutrisi.
ke
lumpur
biomassa
aktif
dan
penghilangan
bergantung
pada
clarifiers
sekunder.
Efisiensi
unsur
penghilangan
logam
selama
proses
activated
sludge
dapat
diurutkan
sebagai
berikut
:
Zn>Cd>Pb>Cr>Cu>Ni.
Senyawa
logam
berat
ini
dapat
mempunyai
potensi
untuk
menghasilkan
racun
karena
logam
berat
dapat
membentuk
ion
logam
bebas
dalam
fasa
terlarut.
Ada
beberapa
cara
untuk
mendeteksi
efek
penghambatan
dan
efek
racun
dari
logam
berat
dalam
system
lumpur
aktif.
Deteksi
efek
ini
dapat
dilakukan
cara
mengamati
indicator
sebagai
berikut:
1. Penurunan
aktivitas
protozoa
2. Kehilangan
protozoa
3. Penurunan
tingkat
penyerapan
oksigen
4. Peningkatan
konsentrasi
nitrit
5. Penurunan
kualitas
efluen
khususnya
yang
berkaitan
dengan
padatan
limbah
6. Peningkatan
letal
selama
pengujian
on-line
bioassay.
Efek
penghambatan
atau
efek
racun
dari
logam
berat
dapat
juga
diamati
dalam
anaerobic
sludge
digestion
system.
Logam
akan
bersifat
lebih
beracun
pada
activated
sludge
biomass
dibandingkan
dengan
anaerobically
digesting
sludge.
Logam
berat
dalam
aliran
air
limbah
di
distribusikan
antara
fasa
padat
dan
cair.
Bagian
logam
yang
tertahan
pada
filter
ukuran
0,45
mikron
dapat
diklasifikasikan
sebagai
logam
fasa
padat.
Sedangkan
bagian
yang
melewati
filter
disebut
fasa
terlarut.
Pada
fasa
larut,
logam
hadir
dalam
bentuk
ion
bebas
atau
sebagai
kompleks
larut.
Pada
fasa
padat,
ini
dapat
berupa
dalam
bentuk
endapan.
Distribusi
relative
logam
antara
fasa
larut
dan
padat
merupakan
fungsi
dari
mekanisme
yang
berbeda
termasuk
kompleksasi
dalam
fasa
larut,
presipitasi,
sorption,
dan
biological
uptake.
Kompleksasi
merupakan
suatu
proses
dimana
ion
logam
bermuatan
positif
melekast
atau
obligasi
untuk
molekul
atau
ion
bermuatan,
yang
disebut
ligan
atau
agen
pengompleks.
Agen
tersebut
membentuk
kompleks
logam
larut
stabil.
Hal
ini
yang
mungkin
menyebabkan
konsentrasi
limbah
yang
lebih
tinggi
dan
efisiensi
penghilangan
logam
menjadi
rendah.
Agen
pengompleks
yang
ditemukan
dalam
air
limbah
dapat
berupa
organic
dan
anorganik.
Agen
pengompleks
anorganik
biasanya
berupa
senyawa
karbonat,
hidroksida,
sulfat,
klorida,
fosfat
dan
ammonia.
Agen
pengompleks
organic
dapat
berupa
asam
fulvat
atau
asam
humat,
serta
NTA/EDTA.
Biasanya
senyawa
organic
kompleks
jauh
lebih
kuat
daripada
anorganik
sehingga
proses
removal
logam
secara
signifikan
lebih
rendah
dalam
proses
pengolahan
air
limbah.
SENYAWA
ORGANIK
Tujuan utama dari proses biologis pada pengolahan air limbah adalah
Sumber senyawa organik dalam air limbah berasal dari limbah rumah
tangga,
limbah
industri
dan
limbah
aktivitas
dari
perkotaan.
Adapun
senyawa
organic
yang
beracun
dalam
air
limbah
yaitu
golongan
aliphated
hydrocarbons,
halogenated
aliphatic
hydrocarbons,
aliphatic
alcohols,
aromatic
hydrocarbons
and
halogenated
aromatic
hydrocarbons.
specific measure:
Ultraviolet absorption
Jumlah
karbon
organic
dalam
sampel
air
limbah
yang
dapat
menyerap
sinar
ultraviolet
Volatile
solids
Jumlah
senyawa
organik
yang
dibakar
hingga
suhu
550
oC
Kuantifikasi
senyawa
organik
dapat
dilakukan
ddengan
analisis
spesifik.
Analisis
spesifik
ini
dapat
ditentukan
oleh
volatilitas,
polaritas
dan
Mr
dari
molekul.
Prosedur
pengukuran
dapat
dilakukan
dengan
langkah-langkah
berikut:
Isolasi atau ekstraksi senyawa organik dari air limbah atau lumpur
Pemisahan kontaminan
Kuantifikasi senyawa