ACARA II
KULTUR UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu tanaman
potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Permintaan dan tingkat
konsumsi masyarakat yang semakin meningkat merupakan indikasi
pentingnya pengembangan teknik dan usaha budidaya tanaman ini.
Tanaman bawang putih dikenal dengan sebutan umbi seribu manfaat.
Hal inidisebabkan oleh banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari
tanaman ini. Adanyakandungan senyawa Allicin yang merupakan
komponen
utama
tanaman
bawang
putihsemakin
meningkatkan
15
16
2.
Tujuan
Praktikum Acara II Kultur Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)
ini bertujuan :
3.
a.
b.
c.
17
B. Tinjauan Pustaka
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama
dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan
bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.Bawang mentah penuh
dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang
membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur (Anonim 2014)
Kultur kalus sangat penting peranannya dalam bioteknologi tanaman.
Manipulasi rasio auksin dan sitokinin di dalam media dapat mempermudah
perkembangan tunas, akar atau embrio somatik yang dari mana sesudahnya
akan menghasilkan suatu tanaman lengkap. Kultur kalus juga bisa digunakan
untuk memulai suspensi sel, yang digunakan dalam bermacam-macam cara
dalam pembelajaran transformasi tanaman (Slater et al 2003)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kalus antara lain bahan
sterilisasi, kandungan unsur kimia dalam media, hormon yang digunakan,
substansi organik yang ditambahkan dan terang gelapnya saat inkubasi.
Dalam kultur kalus sel atau irisan jaringan tanaman yang disebut eksplan
secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam media padat atau media cair
yang cocok dan dalam keadaan steril. Dengan demikian sebagian sel pada
permukaan irisan akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus
(Zulkarnain 2009)
Umumnya bawang putih dibiakkan dengan cara vegetatif dengan
menggunakan umbi (siung). Produksi siung untuk dijadikan bahan tanam (bibit)
membutuhkan waktu yang lama dengan tingkat mutiplikasi yang rendah, sekitar
5-10 per tahun. Usaha perbaikan tanaman bawang putih dengan teknik pemuliaan
secara konvensional sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena bawang putih
merupakan jenis tanaman yang steril.
tanaman yang diploid, tapi tanaman ini menjadi steril akibat gugurnya serbuk sari
(Marlin 2009)
Media yang terlalu padat dapat mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab
akar-akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang
terlalu lembek, akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan
18
19
20
kultur untuk
menghindari kontaminasi
e. Pengamatan bahan tanam umbi selama 5 minggu
1) Mengamati setiap hari, saat muncul akar, tunas, daun dan kalus
2) Mengamati jumlah akar, tunas dan daun setiap 1 minggu
3) Mendiskripsikan tinngi tunas pada akhir pengamatan
4) Mempresentasikan keberhasilan di akhir pengamatan
21
Keteran
gan
A T D Kontam
k u a (bakteri
a n u
/
r a n jamur)
s
hidup
- - - - - 1 Hidup
2 1 2
4 1 2
Jumlah
Tanda
Tangan
Co-ass
22
23
24
Pada
25
b.
c.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada Acara II Kultur Jaringan Bawang
Putih yaitu Sterilisasi alat harus dilakukan dengan ketelitian dan kerjasama
yang baik, harus benar benar steril agar tidak terjadi kontaminasi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2014. Laporan kultur jaringan bawang putih. http://id.wikipedia.org/
wiki/Bawang_putih. Diakses tanggal 4 Mei 2014 pukul 17:00
Arya 2011. http://aryaagh.wordpress.com. Diakses pada 18 Juni 2014 pukul
20:00
Debby Novryza 2012. http://www.scribd.com/doc/218608404/Teknik-AseptikSterilisasi-Okay. Diakses tanggal 18 Juni 2014 pukul 17:00
Debby Vovriza 2012. Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius: Yogyakarta
Dina 2005. Sterilisasi Alat dan Bahan. Erlangga: Jakarta
Hadi 2011. Kontaminasi. Bumi Aksara: Jakarta.
Hendaryono, D.P , A. Wijayani 2004. Pengendalian dan Petunjuk Perbanyakan
Tanaman secara Vegetatif Modern. Kanisius: Yogyakarta
Marlin 2009.
Induksi Pertumbuhan Eksplan Bawang Putih. Universitas
Bengkulu: Bengkulu
Slater, A., N. Scott, M. Fowler 2003. Plant Biotechnology : The Genetic
Widarto 2006. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung. Vol
(2): 79-89.
Widarto 2006. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung.
Erlangga : Jakarta
Widura Arya 2011.Laporan pratikum sterilisasi organ dan jaringan tanaman.
Tiga serangkai: Jakarta
Zulkarnain 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara:Jakarta.