Anda di halaman 1dari 12

15

ACARA II
KULTUR UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu tanaman
potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Permintaan dan tingkat
konsumsi masyarakat yang semakin meningkat merupakan indikasi
pentingnya pengembangan teknik dan usaha budidaya tanaman ini.
Tanaman bawang putih dikenal dengan sebutan umbi seribu manfaat.
Hal inidisebabkan oleh banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari
tanaman ini. Adanyakandungan senyawa Allicin yang merupakan
komponen

utama

tanaman

bawang

putihsemakin

meningkatkan

manfaatnya sebagai bakterisida dan fungisida.


Penurunan produksi bawang putih lokal dikarenakan menurunnya
minat masyarakat mengkonsumsi bawang putih lokal yang ukurannnya
kecil dan sulit dikupas. Disisi lain bawang putih lokal mempunyai
keunggulan pada citarasa yang lebih enak dan aroma yang lebih tajam
dibanding bawang import. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan
pengembangan teknologi pertanian dalam pembibitan bawang putih
menggunakan teknik in vitro. Teknik in vitro diharapkan mampu
menghasilkan anakan yang sama dengan induknya.
Disamping itu untuk memperoleh biji-bijian tersebut cukup sulit
karena di Indonesia umumnya bawang merah sulit berbiji walaupun
menghasilkan bunga. Salah satu perbanyakan yang dapat dilakukan untuk
dapat mengembalikan kualitas bibit adalah dengan kultur jaringan. Teknik
kultur jaringan tanaman diharapkan merupakan alternatif yang baik dalam
penyediaan bibit tanaman bawang merah dalam jumlah banyak serta bebas
penyakit terutama virus.Umbi bawang merah pada umumnya disimpan
selama beberapa bulan sebelum di tanam.

15

16

2.

Tujuan
Praktikum Acara II Kultur Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)
ini bertujuan :

3.

a.

Mengetahui cara sterilisasi dari kultur umbi.

b.

Mempelajari cara penanaman kultur umbi.

c.

Mengetahui pengaruh media terhadap kultur umbi.

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Acara II Kultur Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.)
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014 pukul 12:00 WIB di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Gedung D Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

17

B. Tinjauan Pustaka
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama
dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan
bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.Bawang mentah penuh
dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang
membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur (Anonim 2014)
Kultur kalus sangat penting peranannya dalam bioteknologi tanaman.
Manipulasi rasio auksin dan sitokinin di dalam media dapat mempermudah
perkembangan tunas, akar atau embrio somatik yang dari mana sesudahnya
akan menghasilkan suatu tanaman lengkap. Kultur kalus juga bisa digunakan
untuk memulai suspensi sel, yang digunakan dalam bermacam-macam cara
dalam pembelajaran transformasi tanaman (Slater et al 2003)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kalus antara lain bahan
sterilisasi, kandungan unsur kimia dalam media, hormon yang digunakan,
substansi organik yang ditambahkan dan terang gelapnya saat inkubasi.
Dalam kultur kalus sel atau irisan jaringan tanaman yang disebut eksplan
secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam media padat atau media cair
yang cocok dan dalam keadaan steril. Dengan demikian sebagian sel pada
permukaan irisan akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus
(Zulkarnain 2009)
Umumnya bawang putih dibiakkan dengan cara vegetatif dengan
menggunakan umbi (siung). Produksi siung untuk dijadikan bahan tanam (bibit)
membutuhkan waktu yang lama dengan tingkat mutiplikasi yang rendah, sekitar
5-10 per tahun. Usaha perbaikan tanaman bawang putih dengan teknik pemuliaan
secara konvensional sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena bawang putih
merupakan jenis tanaman yang steril.

Walaupun bawang putih merupakan

tanaman yang diploid, tapi tanaman ini menjadi steril akibat gugurnya serbuk sari
(Marlin 2009)

Media yang terlalu padat dapat mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab
akar-akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang
terlalu lembek, akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan

18

dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam, terutama eksplan yang


berat seperti eksplan bawang putih. Eksplan yang tenggelam, tidak akan dapat
tumbuh menjadi kalus, karena tertutup oleh medium. Tenggelamnya eksplan
di dalam tempat tumbuh kalus, yaitu pada irisan (jaringan yang luka) tertutup
oleh medium. Tenggelamnya eksplan di dalam medium juga akann
menyebabkan busuk karena keadaannya sangat lembab dan akhirnya
mengandung jamur dan bakteri (Hendaryono dan Wijayani 2004)
Auksin bermanfaat untuk proses pemanjangan sel pada jaringan tunas
muda. Auksin juga berpengaruh dalam pembentukan akar. Untuk tanaman
dewasa, auksin bermanfaat dalam pertumbuhan buah. Pada konsentrasi yang
rendah, auksin berpengaruh baik pada proses pemanjangan sel. Sebaliknya,
dalam konsentrasi yang terlalu tinggi auksin justru dapat menghambat.
Penggunaan auksin harus sungguh-sungguh memperhatikan dosis. Hormon
yang termasuk ke dalam golongan auksin di antaranya adalah 2,4 D (2,4Dichlorophenoxy acetic acid) (Widarto 2006)

19

C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja


1. Alat
a. Pisau scapel
b. Petridish
c. Botol Kultur Kosong
d. Bunsen
e. Sprayer
f. Pinset
g. Laf (Laminar Air Flow)
h. Plastik Wrap
i. Karet Gelang
j. Tissue
2. Bahan
a. Eksplan: bawang putih (Allium sativum L.)
b. Media kultur
c. Alkohol 70 %
d. Aquadest steril
e. Spirtus
f. Chlorox (Suclin)
3. Cara Kerja
a. Persiapan bahan tanam
1) Mengupas lapisan kulit luar bawang putih
2) Mencuci bersih eksplan bawang putih dengan sabun cair
3) Membilas dengan aquades sebanyak dua kali
b. Sterilisasi eksplan bawang putih
1) Memindahkan bawang putih ke dalam aquades steril yang sudah
disiapkan di dalam LAF
2) Merendam eksplan dalam larutan, dilanjutkan dengan chlorox 5,25%
selama 6 menit
3) Membilas eksplan dengan aquadest steril

20

c. Penanaman eksplan bawang putih


1) Menyiapkan alat-alat yang digunakan serta membersihkan LAF
(Laminair Air Flow)
2) Eksplan yang sudah steril kemudian diletakkan di LAF
3) Mengambil eksplan bawang putih yang trelah direndam di dalam
chlorox
4) Memotong 1/3 bagian dari bawang putih
5) Mencelupkan bagian yang dipotong tersebut ke dalam spirtus
kemudian mengapi-apikan
6) Menaman eksplan ke media tanam yang ada pada botol kultur
7) Menutup botol kultur dengan menggunakan plastik dan diikat
dengan karet diberi plastik wrap kemudian memberi label
8) Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk
menghindari kontaminasi
d. Pemeliharaan bahan tanam umbi
1) Menempatkan botol-botol berisi eksplan di rak kultur
2) Menjaga kelembapan dan cahaya lingkungan di luar botol
3) Melakukan penyemprotan terhadap botol-botol

kultur untuk

menghindari kontaminasi
e. Pengamatan bahan tanam umbi selama 5 minggu
1) Mengamati setiap hari, saat muncul akar, tunas, daun dan kalus
2) Mengamati jumlah akar, tunas dan daun setiap 1 minggu
3) Mendiskripsikan tinngi tunas pada akhir pengamatan
4) Mempresentasikan keberhasilan di akhir pengamatan

21

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Pengaruh Media Terhadap Kultur Umbi Bawang Putih
Saat muncul
(hst)
Minggu A T D K
Eksplan
k u a al
kea n u u
r a n s
s
1
- - - 2
- - - Bawang
3
- - putih

4

5

Keteran
gan
A T D Kontam
k u a (bakteri
a n u
/
r a n jamur)
s
hidup
- - - - - 1 Hidup
2 1 2
4 1 2
Jumlah

Tanda
Tangan
Co-ass

Sumber : Hasil Pengamatan

Gambar2.1 Kultur Jaringan Bawang


2. Pembahasan
Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi
karena memiliki beragam kegunaan. Allicin adalah komponen utama yang
berperan memberi aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif
yang diduga dapat membunuh kuman-kuman penyakit (bersifat anti
bakteri). Eksplan merupakan komponen yang harus ada dalam kultur
jaringan. Karena menjadi komponen utama, maka karakteristik eksplan
yang diambil harus baik, sehat dan muda sehingga mudah ditumbuhkan
dalam media. Eksplan sangat penting dan menentukan keberhasilan.
Eksplan yang baik adalah eksplan yang sehat dan muda. Eksplan yang muda

22

diharapkan kandungan alkaloidnya masih rendah. Bila eksplan berasal dari


alam usahakan tidak rusak atau mati, simpan pada tempat yang lembab
misalnya disimpan dalam tisu yang dibasahi air. Eksplan harus dicuci
dengan deterjen untuk menghilangkan fenol, alkaloid atau zat kimia lain
yang terkandung dalam tanaman atau menghilangkan bulu-bulu pada
tanaman keras (tanaman berkayu). Untuk memperoleh eksplan baik ambil
eksplan dari trubusan atau buat trubusan bila belum ada. Semakin besar
eksplan peluang tumbuh semakin tinggi, tetapi sebaliknya semakin besar
eksplan peluang kontaminan juga tinggi (Had 2011)
Setelah itu dilanjutkan dengan sterilisasi yang keras baik sterilisasi
permukaan maupun sterilisasi sistemik. Sterilisasi sistemik diperlukan untuk
mematikan bakteri dan jamur yang tidak terjangkau dengan sterilisasi
permukaan. Selain sterilisasi eksplan sterilisasi alat, tempat dan badan juga
sangat menentukan. Jika bahan dan alat yang kita gunakan atau badan kita
tidak steril maka dampaknya adalah terjadinya kontaminan. Kontaminan
akan memacu pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga ekplan yang
ditanam tidak lagi memiliki ruang tumbuh atau pertumbuhannnya kalah
cepat dengan bakteri dan jamur. Bila sumber eksplan cukup jauh dari lokasi
laboratorium kuljar (sehari) maka eksplan disimpan dalam tempat yang
lembab sehingga eksplan tetap dalam keadaan baik dan usahakan eksplan
yang diambil berukuran agak besar. Bila tempatnya tidak terlalu jauh cukup
disimpan dalam tisu yang dibasahi air. Pada praktikum ini media yang
digunakan yakni MS. Eksplan pada bawang putih mengalami kegagalan
tumbuh jamur disekeliling bawang putih meskipun tumbuh satu mata tunas
(Dina 2005)
Auksin bermanfaat untuk proses pemanjangan sel pada jaringan tunas
muda. Di samping itu, auksin juga berpengaruh dalam pembentukan akar.
Untuk tanaman dewasa, auksin bermanfaat dalam pertumbuhan buah. Pada
konsentrasi yang rendah, auksin berpengaruh baik pada proses pemanjangan
sel. Sebaliknya, dalam konsentrasi yang terlalu tinggi auksin justru dapat
menghambat. Oleh karena itu, penggunaan auksin harus sungguh-sungguh

23

memperhatikan dosis. Hormon yang termasuk ke dalam golongan auksin di


antaranya adalah 2,4 D (2,4-Dichlorophenoxy acetic acid) (Widarto 2006)
Pertumbuhan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
mendukungnya, diantaranya :
1. ZPT ( zat pengatur tumbuh)
Karena pada media yang memiliki ZPT saja yang memperlihatkan
adanya pertumbuhan embrio yang cukup baik, meskipun pada media
yang tidak memiliki ZPT ada pertumbuhan tunas. Media yang
mengandung ZPT seperti kinetin dan MS 11, pertumbuhan embrio yang
terbanyak terlihat pada media MS 11 sedangkan pada media kinetin
kurang menampakkan hasilnya. Dari pengamatan tersebut terlihat bahwa
dalam pembentukan embrio, ZPT yang terkandung pada media MS 11
yang sesuai dengan pertumbuhan embrio pada bawang putih.
2. Perlakuan yang digunakan.
Perlakuan yang digunakan pada bawang putih juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan embrio. Perlakuan tersebut yang berupa
pemotongan, pembelahan bahkan perlakuan secara utuh pada umbi
bawang putih. Dari pengamatan yang telah dilakukan didapat hasil
bahwa perlakuan belah yang paling mempengaruhi pertumbuhan
embrionya, dan hasil tersebut terdapat pada media MS 11.
3. Pemotongan yang tidak merata.
Perlakuan membelah dan memotong bawang putih dapat juga
mempengaruhi proses pertumbuhan embrio. Karna pemotongan yang
tidak merata sehingga pada potongan tertentu bawang putih tersebut ada
yang tidak memiliki embrio. Kemudian posisi peletakkan bawang putih
pada media juga mempengaruhi, sebaiknya bagian pangkal bawang putih
diletakkan menyentuh media (Arya 2011)
Pada eksplan bawang putih pada minggu terakhir mengalami
pertumbuhan tunas yang cukup baik dengan jumlah akar 4 dan daun 2.
Pada eksplan tidak terdapat kontaminasi jamur atau bakteri karena proses
kultur jaringan dilakukan secara aseptis dan pada ruangan yang steril.

24

Pada

saat kegiatan kultur jaringan sebaiknya dilakukan dengan

sterilisasi, baik media maupun peralatan yang digunakan untuk proses


isolasi dan penanaman eksplan yang sering digunakan adalah autoklaf
(Vovriza Debby 2012)

25

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum Acara II Kultur Jaringan Umbi Bawang Putih
dapat disimpulkan :
a.

Eksplan merupakan komponen yang harus ada dalam kultur jaringan.


Karena menjadi komponen utama, maka karakteristik eksplan yang
diambil harus baik, sehat dan muda sehingga mudah ditumbuhkan
dalam media.

b.

Eksplan yang baik adalah eksplan yang sehat dan muda.

c.

Kultur jaringan yang dilakukan pada bawang putih mengalami


kegagalan tumbuh jamur di sekelilingnya.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada Acara II Kultur Jaringan Bawang
Putih yaitu Sterilisasi alat harus dilakukan dengan ketelitian dan kerjasama
yang baik, harus benar benar steril agar tidak terjadi kontaminasi.

26

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2014. Laporan kultur jaringan bawang putih. http://id.wikipedia.org/
wiki/Bawang_putih. Diakses tanggal 4 Mei 2014 pukul 17:00
Arya 2011. http://aryaagh.wordpress.com. Diakses pada 18 Juni 2014 pukul
20:00
Debby Novryza 2012. http://www.scribd.com/doc/218608404/Teknik-AseptikSterilisasi-Okay. Diakses tanggal 18 Juni 2014 pukul 17:00
Debby Vovriza 2012. Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius: Yogyakarta
Dina 2005. Sterilisasi Alat dan Bahan. Erlangga: Jakarta
Hadi 2011. Kontaminasi. Bumi Aksara: Jakarta.
Hendaryono, D.P , A. Wijayani 2004. Pengendalian dan Petunjuk Perbanyakan
Tanaman secara Vegetatif Modern. Kanisius: Yogyakarta
Marlin 2009.
Induksi Pertumbuhan Eksplan Bawang Putih. Universitas
Bengkulu: Bengkulu
Slater, A., N. Scott, M. Fowler 2003. Plant Biotechnology : The Genetic
Widarto 2006. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung. Vol
(2): 79-89.
Widarto 2006. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung.
Erlangga : Jakarta
Widura Arya 2011.Laporan pratikum sterilisasi organ dan jaringan tanaman.
Tiga serangkai: Jakarta
Zulkarnain 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai