Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

April 11, 2012


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar
T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid (Robbins.2007.
hal:811).

Hipertiroid adalah penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya sirkulasi dan


pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.(Lewiss.2000.hal:1415)

Hipertiroid adalah pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjdi


akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin dalam darah
(Smeltzer.Suzanne C.2002.hal:1307)

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yaitu dengan mengikatnya kadar


T3 dan T4 akibat dari stimulasi kelenjar tiroid yang abnormal.
Etiologi
Hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves yaitu penyakit autoimun yang tidak
diketahui penyebabnya. Tetapi ditemukan faktor pencetus seperti :
a)

Aktivitas hormon tiroid yang berlebihan

b) Adanya edenoma tiroid yang tumbuh didalam jaringan tiroid.


Dan faktor predisposisinya adalah :
c) Riwayat keluarga yang biasanya tinggal didaerah pegunungan yang airnya kurang
mengandung yodium
d) Penghambat sintesa hormon oleh zat kimia seperti obat-obatan

c. Patofisiologi
Kelenjar hipofisis memproses pengendalian yodium yang digunakan oleh kelenjar
tiroid. Iodium merupakan bahan utama yang dibutuhkn tubuh untuk pembentukan
hormon tiroid thyrod stimulating hormon (TSH) yang datur juga oleh thyrid releasing
hormon (TRH) suatu neurohormon hipotalamaus. Tiroksin menunjukan timbal balik
negatif dari sekresi TSH dengan bekerja langsung pada tirotironin hipofisis kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon berbeda. Tiroksin (T4), T3 dan kalsitonin. T3 dan
T4 merupakan asam amino yang mengandung molekul niodium yang kemudian
disintesis dan disimpan dalam keadaan terikat denga protein didalam sel-sel tiroid dan
dalam keadaan terikat dengan globulin pengikat protein thyroid bilnding globulin (TBG).
Kelenjar tiroid bekerja sangat efisien dalam mengambil yodium dan darah kemudian
memekatkan dalam sel-sel kelenjar tersebut disana ion-ion iodida akan diubah menjadi
molekul yodium yang akan bereaksi dengan tiroksin (suatu asam amino) untuk
membentuk hormon tiroid sekresi, tirotropin/TSH oleh kelenjar hipofisis akak
mengendalikan keceptan pelepasan hormon tiroid, selanjutnya pelepasan TSH di
tentukan oleh kadar hormon tiroid didalam darah menurun, pelepasan TSH meningkat
sehingga terjadi peningkatan keluaran triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (
T4) keadaan ini merupakan contoh pengendalian umpan balik (feed back control).
Hormon pelepas tirotropin (TRH) yang d sekresikan oleh hipotalamus memberikan
pengaruh yang mengatur pelepasan TSH dari hipofisis. Bila TSH dalam darah menurun
dapat mengekskresidan dapat meningkatkan keluaran T3 dan T4.
Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis pelepasan dan
metabolisme tiroid sekaligus menghambat sintesis T4 melalui feed back negatif
meningkatkan pelepasan TSH.
Gejala klinis pada pasien hipertiroid pada defisiensi dalam sintesis hormon tiroid akan
menyebabkan peningkatan produksi hormon TSH yang dapat menyebabkan
peningkatan jumlah dan peningkatan hiperplasia sel-sel kelenjar tiroid untuk
menormalisir hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus akan menyebabkan
pembesaran kelenjar tiroid jika proses ini terjadi terus-menerus akan terjadi inborn error
sintesis hormon tiroid Pada hipertiroid kelenjar tiroid di paksa mengsekresikan hingga
diluar batas sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel-sel kelenjar tiroid membesar dan
menekan area trakea dan esofagus sehingga terjadi gangguan respirasi, menelan dan
sesak nafas juga bisa disebabkan oleh kelemahan otot-otot pernafasan yang dapat
menyebabkan dipsnea dan edema.
sistem kardiovaskuler seperti palpitasi dengan adanya kombinasi hormon tiroid dan
katekolamin hormon tiroid yangberpengaruh pada SA node dan adanya kerentanan
yang berlebihan penderita hipertiroid terhadap rangsangan sistem simpatis simpatis
nyeri dada/angina. Hal ini diduga akibat adanya peningkatan konsumsi oksigen oleh
otot jantung. Efek dari T3 pada otot jantung maupun peningkatan kebutuhan oksigen
perifer. Fekwensi nadi yang meningkat dan akan bertambah cepat jika beraktivitas serta

adanya perubahan emosi, sesak nafas karena terdapat kenaikan curah jantung dan
konsumsi oksigen pada saat melakukan aktivitas. Selain itu kapasitas vital akan
menurun disertai gangguan sirkulasi dan ventilasi baru jika tidak ditemukan adanya
tanda-tanda gagal jantung.
Sering berkeringat berkeringat termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik
akibat peningkatan laju metabolisme terus menerus kadang-kadang penderita
hipertiroid mengalami sulit tidur, efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot akibat terjadinya tremor halus dengan frekwensi 10-50 x/detik., nadi yang
takikardi atau diatas normal juga merupakan efek hormon tiroid mempercepat kerja
jantung, eksoftalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi outoimun yang mengenai
jaringan periobital dan otot-ototekstraokuler, sehingga bola mata terdesak keluar.
Komplikasi yang di timbulkan yaitu gangguan irama jantung (aritmia) karena kontraksi
jantung tidak teratur dan berakhir pada serangan jantung dan krisis tirotoksik.
Penatalaksanaan Medis
1. Konservatif
a. Farmakoterapi
1) Anti tiroid : untuk menghambat pembentukan hormon tiroid.
Contoh obat : Propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole)
Indikasi : Pada penyakit hipertiroid.
Kontraindikasi : Ibu menyusui/ ibuhamil dapat menyababkan krisis tiroid
Efek samping : Ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri sendi, demam, nyeri
tenggorokan, sakit kepala, mual, munta.
2) Obat untuk mengendalikan tirotoksik terhadap efek-efek hipertiroid (takikardi,tremor
dan gugup)
Contoh Obat : propanolol (indernal), atenolol (fenormin) nodolo (corgard)
Indikasi : Pada penyakit tiroid.
Kontaindikasi : ibu menyusui dan ibu hamil
Efek Samping : artralgia, keluhan gastrointestinal
3) Preparat yodium untuk menghamabat pembentukan hormon tiroid dan mengurangi
vaskularisasi pada kelenjer tiroid

Contoh obat : kalium iodida, lugols


Indikasi : sebelum dilakukan pembedahan
Kontra indikasi : pada klien yang hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan gastrointestinal nyeri sendi, sakit kepala.

4) Obat untuk menghancurkan fungsi jaringan kelenjar tiroid Contoh : yodium radio aktif
(RAI)
Indikasi : penyakit hipertiroid Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
Efek samping : Gangguan saluran cerna seperti
(mual, muntah sakit tenggorkan)
1. Non farmakologi
i.

Diit yang dberikan harus tinggi kalori yaitu 2600-3000 kalori


perhari baik dari makanan maupun suplemen.

ii.

Konsumsi protein tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg/hari) untuk


mengatasi proses pemecahan protein jarngan seperti susu dan
telur

iii.

Tidak mengkonsumsi sayuran seperti kol Tidak mengkonsumsi


alkohol dan rokok yang dapat meningkatkan kadar metabolisme

iv.

i.Operatif
i.

Tiroidektomi sub total adalah mengangkat sebagian kelenjar


tiroid/peningkatan sekitar lima perenam jaringan tiroid menjamin
kesembuhan dalam waktu lama bagi sebagian penderita

ii.

Tiroidektomi dilakukan untuk pengangkatan seluruh keenjar tiroid


atau terapi primeer terhadap karsinoma.

iii.

Radioaktif iodine adalah untuk memusnahkan kelenjartiroid yang


hiperaktif.
Pengkajian Keperawatan

v.
.

Pengkajian
i.

Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah


gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
i.

Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop,
murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada (angina).

ii.

Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam
feses, diare.

iii.

Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional
maupun fisik, emosi labil, (euphoria sedang sampai delirium),
depresi.

iv.

Makanan dan cairan


Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu
makan meningkat makan banyak, makannya sering, kehausan,
mual dan muntah, pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting
terutama daerah pretibial

v.

Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan
perilaku seperti :bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang,
delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa
tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon
dalam (RTD).

vi.

Nyeri atau kenyamanan


Gejala : nyeri orbital, fotofobia.

vii.

Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea,
edema paru (pada krisis tirotoksikosis).

viii.

Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan,
alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan)

Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus,


hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilap dan lurus,
eksoftalmus retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus,
lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat
parah.
ix.

Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

x.

Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid,
riwayat hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid,
dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian.

xi.

Pemeriksaan Diagnostik
:
1)
Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan
toksik goiter noduler, menurun pada tiroiditis.
2)

T4 dan T3 serum : meningkat

3)

T4 dan T3 bebas serum : meningkat

4)
TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid
relasing hormon)
5)

Tiroglobulin : meningkat

6)
Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon
adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti hipokalemia
terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal
dan dieresis.
7)

Katekolamin serum : menurun

8)

Kreatinine urine

: meningkat

9)
EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,
kardimegali.
10) USG dan thorak foto

F. Diagnosa Keperawatan

1)
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol,keadaan hipermetabolisme: peningkatan
beban jantung.
2)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi, peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
3)
Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan
peningkatan metabolisme, mual muntah, diare, hiperglikemi.
4)
Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan
dengan mekanisme perlindungan mata: eksoftalmus.
5)
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis:status
metabolik (stimulasi ssp), efek psudokatekolamin dari hormon
tiroid.
6)
Resti perubahan proses fikir berhubungan dengan
perubahan fisiologis : peningkatan stimulasi ssp, mempercepat
aktivitas mental, perubahan pola tidur.
7)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
pemajanan, mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.

G. Perencanaan Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, kedaan hipermetabolisme, peningkatan
beban jantung.
Tujuan : Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria Hasil : Mempertahankan curah jantung yang adekwat
sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tandatanda vital stabil, denyut nadi perifer normal status mental baik,
tidak ada distritmia
Perencanaan :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk
dan berdiri jika memungkinkan.Pertahankan besarnya tekanan
nadi.

b. Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau


adanya angina yang
dikeluhkan pasien
c. Kaji nadi atau denyut jantung, perhatikan adanya
denyut jantung, perhatikan adanya irama galop dan murmur
sistolik.
d.
Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau
irama jantung dan adanya distritmia.
e.
Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara
yab tidak normal (krekels).
f.
Catat adanya riwayat asma/ bronkokontiksi,
kehamilan, sinus bradikardi/ blok
jantung berlanjut menjandi gagal jantung
g.

Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi.

h.
Berikan obat sesuai dengan indikasi seperti:
penyekat beta: propanolol (inderal,
antenolol/fenormin, nadolol/corgard, hormon tiroid antagonis,
seperti
propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole), natrium
iodida(lugols) atau saluran kalium iodida RAI (131 INAI
atau 125 INAI), kostikosteroid seperti dexametazone (dekadron),
digoksin (lanoksin), furosemid (lasix), asetaminofen (tylenol),
sedatif,barbiturat, relaksan otot.
i.

Pantau hasil laboratorium sesuai indikasi : kalium

j.

Berikan oksigen sesuai indikasi.

serum

1)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi, peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Tujuan : Kelelahan tidak terjadi

Kriteria hasil : menetapkan secara verbal tentang tingkat energi


peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia
tubuh.
Perencanaan :
xii.

Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat
melakukan aktivitas.
xiii.

Catat berkembangnya takipnea, dipsnea, pucat saat sianosis

xiv.

Berikan/ciptakan lingkungan yang terang

xv.

Sarankan pasien pasien untuk mengurangi aktivitas dan


meningkatkan aktivitas dan meningkatkan istirahat ditempat tidur
sebanyak-banyaknya jika memungkinkan

xvi.

Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti


sentuhan/ massase, bedak sejuk.

xvii.

Berikan obat sesuai indikasi : sedatif


(fenobarbital/luminal),transquilizer misal klordiazepoxsida
(librium).
2) Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan
peningkatan metabolisme,
mual muntah, diare, hiperglikemia.
Tujuan : Penurunan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai
laboratorium normal dan terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Perencanaan :

xviii.

Auskultasi bising usus


xix.

Catat dan laporkan adnya anoreksia kelemahan umum/ nyeri


abdomen mual muntah.

xx.

Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan


setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan

xxi.

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi


kalori, tinggi protein, karbohidrat dan vitamin

Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.


4.Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
mekanisme perlindungan mata / eksoftalmus

Tujuan : kerusakan integritas jaringa tidak terjadi


Kriteria hasil : mempertahankan kelembaban membran mukosa
terbebas dari ulkus dan mampu mengidentufikasi tindakan untuk
memberikan perlindungan pada mata
Perencanaan :
xxii.

xxiii.

Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata,


gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang penglihatan
sempit, air mata yang berlebihan. Catatadanya fotophobia, rasa
adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata
Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau
pandangan ganda (diplopia).
xxiv.

Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan


garam jika ada indikasi

Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika


memungkinkan.
i.

Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata


metilselulosa, ACTH, prednison, obat anti tiroid, diuretik.

i.

Siapkan pembedahan sesuai indikasi


2) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
metabolik (stimulasi ssp) efek pseudokatekolamin dan normal
tiroid
Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat
dapat diatasi. Klien mampu mengidentifikasi cara hidup sehat
Perencanaan :

xxv.

Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.


xxvi.

Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang,


hiperventilasi, insomnia.

Kurangi stimulasi dari luar : tempatkan pada ruangan yang


tenang
i.

Terangkan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan


sesuai dengan perkembangan terapi obat.

Berikan obat ansietas (transquilizer,sedatif) dan pantau


efeknya.
3) Resiko tinggi perubahan proses fikir berhubungan dengan
perubahan fisiologis : peningkatan stimulasi ssp/mempercepat
aktivitas mental, perubahan pola tidur.
Tujuan : Perubahan Proses fikir tidak terjadi
Kriteria hasil : Mempertahankan orientasi realita yang umum
mengenai perubahan dalam pikiran/prilaku dan faktor penyebab.
Perencanaan :

xxvii.

Kaji proses fikir pasien seperti memori, rentang perhatian orientasi terhadap
tempat, waktu, orang
xxviii.

Catat adanya perubahan tingkah laku

xxix.

Ciptakan lingkungan yang tenang turunkan stimulasi ruangan


yang sejuk dan batasi pengunjung

xxx.

Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainya untuk mengunjungi


pasien dan memberi dukungan

xxxi.

Berikan obat sesuai indikasi seperti sedatif, transquilizer dan anti


psikotik.

Anda mungkin juga menyukai