A. Pengertian
Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar
T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi kelenjar tiroid (Robbins.2007.
hal:811).
c. Patofisiologi
Kelenjar hipofisis memproses pengendalian yodium yang digunakan oleh kelenjar
tiroid. Iodium merupakan bahan utama yang dibutuhkn tubuh untuk pembentukan
hormon tiroid thyrod stimulating hormon (TSH) yang datur juga oleh thyrid releasing
hormon (TRH) suatu neurohormon hipotalamaus. Tiroksin menunjukan timbal balik
negatif dari sekresi TSH dengan bekerja langsung pada tirotironin hipofisis kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon berbeda. Tiroksin (T4), T3 dan kalsitonin. T3 dan
T4 merupakan asam amino yang mengandung molekul niodium yang kemudian
disintesis dan disimpan dalam keadaan terikat denga protein didalam sel-sel tiroid dan
dalam keadaan terikat dengan globulin pengikat protein thyroid bilnding globulin (TBG).
Kelenjar tiroid bekerja sangat efisien dalam mengambil yodium dan darah kemudian
memekatkan dalam sel-sel kelenjar tersebut disana ion-ion iodida akan diubah menjadi
molekul yodium yang akan bereaksi dengan tiroksin (suatu asam amino) untuk
membentuk hormon tiroid sekresi, tirotropin/TSH oleh kelenjar hipofisis akak
mengendalikan keceptan pelepasan hormon tiroid, selanjutnya pelepasan TSH di
tentukan oleh kadar hormon tiroid didalam darah menurun, pelepasan TSH meningkat
sehingga terjadi peningkatan keluaran triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (
T4) keadaan ini merupakan contoh pengendalian umpan balik (feed back control).
Hormon pelepas tirotropin (TRH) yang d sekresikan oleh hipotalamus memberikan
pengaruh yang mengatur pelepasan TSH dari hipofisis. Bila TSH dalam darah menurun
dapat mengekskresidan dapat meningkatkan keluaran T3 dan T4.
Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis pelepasan dan
metabolisme tiroid sekaligus menghambat sintesis T4 melalui feed back negatif
meningkatkan pelepasan TSH.
Gejala klinis pada pasien hipertiroid pada defisiensi dalam sintesis hormon tiroid akan
menyebabkan peningkatan produksi hormon TSH yang dapat menyebabkan
peningkatan jumlah dan peningkatan hiperplasia sel-sel kelenjar tiroid untuk
menormalisir hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus akan menyebabkan
pembesaran kelenjar tiroid jika proses ini terjadi terus-menerus akan terjadi inborn error
sintesis hormon tiroid Pada hipertiroid kelenjar tiroid di paksa mengsekresikan hingga
diluar batas sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel-sel kelenjar tiroid membesar dan
menekan area trakea dan esofagus sehingga terjadi gangguan respirasi, menelan dan
sesak nafas juga bisa disebabkan oleh kelemahan otot-otot pernafasan yang dapat
menyebabkan dipsnea dan edema.
sistem kardiovaskuler seperti palpitasi dengan adanya kombinasi hormon tiroid dan
katekolamin hormon tiroid yangberpengaruh pada SA node dan adanya kerentanan
yang berlebihan penderita hipertiroid terhadap rangsangan sistem simpatis simpatis
nyeri dada/angina. Hal ini diduga akibat adanya peningkatan konsumsi oksigen oleh
otot jantung. Efek dari T3 pada otot jantung maupun peningkatan kebutuhan oksigen
perifer. Fekwensi nadi yang meningkat dan akan bertambah cepat jika beraktivitas serta
adanya perubahan emosi, sesak nafas karena terdapat kenaikan curah jantung dan
konsumsi oksigen pada saat melakukan aktivitas. Selain itu kapasitas vital akan
menurun disertai gangguan sirkulasi dan ventilasi baru jika tidak ditemukan adanya
tanda-tanda gagal jantung.
Sering berkeringat berkeringat termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik
akibat peningkatan laju metabolisme terus menerus kadang-kadang penderita
hipertiroid mengalami sulit tidur, efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot akibat terjadinya tremor halus dengan frekwensi 10-50 x/detik., nadi yang
takikardi atau diatas normal juga merupakan efek hormon tiroid mempercepat kerja
jantung, eksoftalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi outoimun yang mengenai
jaringan periobital dan otot-ototekstraokuler, sehingga bola mata terdesak keluar.
Komplikasi yang di timbulkan yaitu gangguan irama jantung (aritmia) karena kontraksi
jantung tidak teratur dan berakhir pada serangan jantung dan krisis tirotoksik.
Penatalaksanaan Medis
1. Konservatif
a. Farmakoterapi
1) Anti tiroid : untuk menghambat pembentukan hormon tiroid.
Contoh obat : Propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole)
Indikasi : Pada penyakit hipertiroid.
Kontraindikasi : Ibu menyusui/ ibuhamil dapat menyababkan krisis tiroid
Efek samping : Ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri sendi, demam, nyeri
tenggorokan, sakit kepala, mual, munta.
2) Obat untuk mengendalikan tirotoksik terhadap efek-efek hipertiroid (takikardi,tremor
dan gugup)
Contoh Obat : propanolol (indernal), atenolol (fenormin) nodolo (corgard)
Indikasi : Pada penyakit tiroid.
Kontaindikasi : ibu menyusui dan ibu hamil
Efek Samping : artralgia, keluhan gastrointestinal
3) Preparat yodium untuk menghamabat pembentukan hormon tiroid dan mengurangi
vaskularisasi pada kelenjer tiroid
4) Obat untuk menghancurkan fungsi jaringan kelenjar tiroid Contoh : yodium radio aktif
(RAI)
Indikasi : penyakit hipertiroid Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
Efek samping : Gangguan saluran cerna seperti
(mual, muntah sakit tenggorkan)
1. Non farmakologi
i.
ii.
iii.
iv.
i.Operatif
i.
ii.
iii.
v.
.
Pengkajian
i.
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop,
murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada (angina).
ii.
Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam
feses, diare.
iii.
Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional
maupun fisik, emosi labil, (euphoria sedang sampai delirium),
depresi.
iv.
v.
Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan
perilaku seperti :bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang,
delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa
tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon
dalam (RTD).
vi.
vii.
Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea,
edema paru (pada krisis tirotoksikosis).
viii.
Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan,
alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
x.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid,
riwayat hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid,
dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian.
xi.
Pemeriksaan Diagnostik
:
1)
Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan
toksik goiter noduler, menurun pada tiroiditis.
2)
3)
4)
TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid
relasing hormon)
5)
Tiroglobulin : meningkat
6)
Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon
adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti hipokalemia
terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal
dan dieresis.
7)
8)
Kreatinine urine
: meningkat
9)
EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,
kardimegali.
10) USG dan thorak foto
F. Diagnosa Keperawatan
1)
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol,keadaan hipermetabolisme: peningkatan
beban jantung.
2)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi, peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
3)
Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan
peningkatan metabolisme, mual muntah, diare, hiperglikemi.
4)
Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan
dengan mekanisme perlindungan mata: eksoftalmus.
5)
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis:status
metabolik (stimulasi ssp), efek psudokatekolamin dari hormon
tiroid.
6)
Resti perubahan proses fikir berhubungan dengan
perubahan fisiologis : peningkatan stimulasi ssp, mempercepat
aktivitas mental, perubahan pola tidur.
7)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
pemajanan, mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
G. Perencanaan Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, kedaan hipermetabolisme, peningkatan
beban jantung.
Tujuan : Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria Hasil : Mempertahankan curah jantung yang adekwat
sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tandatanda vital stabil, denyut nadi perifer normal status mental baik,
tidak ada distritmia
Perencanaan :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk
dan berdiri jika memungkinkan.Pertahankan besarnya tekanan
nadi.
h.
Berikan obat sesuai dengan indikasi seperti:
penyekat beta: propanolol (inderal,
antenolol/fenormin, nadolol/corgard, hormon tiroid antagonis,
seperti
propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole), natrium
iodida(lugols) atau saluran kalium iodida RAI (131 INAI
atau 125 INAI), kostikosteroid seperti dexametazone (dekadron),
digoksin (lanoksin), furosemid (lasix), asetaminofen (tylenol),
sedatif,barbiturat, relaksan otot.
i.
j.
serum
1)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi, peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Tujuan : Kelelahan tidak terjadi
Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat
melakukan aktivitas.
xiii.
xiv.
xv.
xvi.
xvii.
xviii.
xx.
xxi.
xxiii.
i.
xxv.
xxvii.
Kaji proses fikir pasien seperti memori, rentang perhatian orientasi terhadap
tempat, waktu, orang
xxviii.
xxix.
xxx.
xxxi.