Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

CEKUNGAN KUTAI

Gambar 1stratigrafi cekungan kutai

Cekungan kutai adalah salah satu dari banyak cekungan yang ada di Indonesia yang
mempunyai luas kurang lebih 60.000 Km2 dan endapannya berumur tersier dengan ketebalan
mencapai 14 Km. Cekungan kutai ini merupakan cekungan paling besar dan dalam di
indonesia bagian timur. Cekungan kutai terletak di tepi bagian timur dari paparan sunda, yang
dihasilkan akibat gaya ekstensi di bagian selatan lempeng Eurasia, Secara fisiografis,
Cekungan Kutai berbatasan di sebelah utara dengan Tinggian Mangkalihat, Zona Sesar
Bengalon, dan Sangkulirang. Di sebelah selatan berbatasan dengan cekungan barito dan Zona
Sesar Adang yang bertindak sebagai zona sumbu cekungan sejak akhir Paleogen hingga
sekarang (Moss dan Chamber, 1999). Di sebelah barat berbatasan dengan Central Kalimantan
Range yang dikenal sebagai Kompleks Orogenesa Kuching, berupa metasedimen kapur yang
telah terangkat dan telah terdeformasi. Di bagian timur berbatasan dengan Selat Makassar
dan delta mahakam.
A. Stratigrafi Cekungan Kutai
Berdasarkan peta Geologi Lembar Samarinda (Supriatna dkk, 1995) stratigrafi
cekungan kutai dibagi menjadi empat formasi. Stratigrafi di daerah ini juga terdiri dari
siklus transgresi dan regresi. Di sini fasa regresi jauh lebih mendominasi. Cekungan ini
Nama : Rian Dwi Anggara Putra
NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

dimulai Tersier Tua, mungkin Eosen, dengan suatu transgresi yang segera diikuti oleh
regresi yang mengisi cekungan ini pada seluruh Tersier dan Kuarter. Data stratigrafi
menunjukkan bahwa cekungan diisi dari barat ke timur secara progradasi dengan sumbu
ketebalan sedimen maximum, diendapkan pada setiap jenjang Tersier yang bergeser
secara progresif ke arah timur menumpang di atas sedimen laut dalam yang tipis dari
Selat Makasar. Empat formasi tersebut adalah Formasi pamaluan, Formasi bebuluh,
formasi pulau balang, formasi balikpapan dan formasi kampung baru

Gambar 2 stratigrafi cekungan kutai


Nama : Rian Dwi Anggara Putra
NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

1. Formasi Pamaluan
Formasi Pamaluan Batupasir kuarsa dengan Sisipan Batulempung, Serpih, Batugamping dan
Batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir Kuarsa merupakan batuan utama, kelabu
kehitaman kecoklatan, berbutir halus sedang, terpilah baik, butiran membulat membulat
tanggung, padat, karbonan dan gampingan. Setempat dijumpai struktur sedimen silang siur
dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1-2 m. Batulempung dengan ketebalan rata-rata 45
cm. Serpih, kelabu kehitaman - kelabu tua, padat, dengan ketebalan sisipan antara 10 20 cm.
Batugamping berwarna kelabu, pejal, berbutir sedang-kasar, setempat berlapis dan
mengandung foraminifera besar. Batulanau berwarna kelabu tua-kehitaman. Tebal Formasi
lebih kurang 2000 m
2. Formasi Bebuluh
Formasi Bebuluh Batugamping Terumbu dengan Sisipan Batugamping Pasiran dan Serpih
Batugamping berwarna kelabu, padat, mengandung foraminifera besar, berbutir sedang.
Setempat batugamping menghablur, terkekar tak beraturan. Serpih, kelabu kecoklatan
berselingan dengan batupasir halus kelabu tua kehitaman. Tebal formasi sekitar 300 m
diendapkan selaras dibawah Formasi Pulau Balang.
3. Formasi Pulau
Formasi Pulau Balang Perselingan Batupasir Greywacke dan Batupasir Kuarsa Sisipan
Batugamping, Batulempung, Batubara dan Tuf Dasit. Batupasir Greywacke berwarna kelabu
kehijauan , padat, tebal lapisan antara 50 100 cm. Batupasir Kuarsa berwarna kelabu
kemerahan, setempat tufan dan gampingan, tebal lapisan antara 15 -60 cm. Batugamping
berwarna coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera besar. Batugamping ini terdapat
sebagai sisipan atau lensa dalam Batupasir Kuarsa, ketebalan lapisan 10 - 40 cm.
Batulempung, kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 2 cm. Setempat berselingan dengan
batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan dalam batupasir
kuarsa.
4. Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan Perselingan Batupasir dan Batulempung Sisipan Batulanau,
Serpih, Batugamping dan Batubara.Batupasir Kuarsa, putih kekuningan tebal lapisan 1 3 m,
disisipi lapisan batubara, tebal 5 10 cm. Batupasir Gampingan, coklat, berstruktur sedimen
lapisan sejajar dan silang siur, tebal lapisan 20 40 cm, mengandung foraminifera kecil
disisipi lapisan tipis karbon. Batulempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa
tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan, setempat mengandung lensa batupasir
gampingan. Batulanau Gampingan, berlapis tipis, serpih kecoklatan, berlapis tipis.
Batugamping Pasiran, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukkan umur Miosen
Akhir bagian bawah - Miosen Tengah bagian atas, tebal formasi 1000 1500 m.
Nama : Rian Dwi Anggara Putra
NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

5. Formasi Kampung Baru.


Formasi Kampung Baru. Batupasir Kuarsa dengan Sisipan Batulempung, Serpih,Batulanau
dan Lignit, pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir kuarsa, putih setempat kemerahan
atau kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis uksida
besi atau kongkresi, tufan atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan atau
konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0,5 1
cm, mudah lepas. Batulempung, kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan, kepingan
batubara, koral. Batulanau, kelabu tua, menyerpih, laminasi. Lignit, tebal 1 2 m. Diduga
berumur Miosen Akhir - Plioplistosen, lingkungan pengendapan delta - laut dangkal, tebal
lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi
Balikpapan.

B. Kerangka tektonik cekungan kutai


Struktur tektonik yang berkembang pada Cekungan Kutai berarah timur laut-barat daya (NESW) yang dibentuk oleh Antiklinorium Samarinda, yang berada di bagian timur tenggara
cekungan (Supriatna dkk., 1995). Antiklinorium Samarinda tersebut memiliki karakteristik
terlipat kuat, antiklin asimetris dan dibatasi oleh sinklin-sinklin yang terisi oleh sedimen
silisiklastik Miosen (Satyana dkk., 1999)
Teori mengenai asal terbentuknya struktur-struktur pada Cekungan Kutai masih dalam
perdebatan. Beberapa peneliti mengajukan teori seperti Vertical diapirism, gravitational gliding
oleh Rose dan Hartono, 1978 op.cit. Ott 1987; Inversion trough regional wrenching oleh
Biantoro dkk., 1992; Micro-continental collision, detachment folding above overpressured
sediments oleh Chambers dan Daley, 1992; differential loading on deltaicsedimen and inverted
delta growth fault system oleh Ferguson dan McClay, 1997, Secara umum, digambarkan bahwa
sesar-sesar dan struktur yang mempengaruhi pembentukan Cekungan Kutai dapat dilihat dalam
gambar

Nama : Rian Dwi Anggara Putra


NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

Gambar 2 stratigrafi cekungan kutai

C. Sejarah geologi cekungan kutai


Sejarah geologi cekungan kutai merupakan urut-urutan kejadian geologi yang terjadi
sana, terjadi sejak kala miosen awal hingga plio-plistosen. Pada awalnya di kala Miosen
awal secara regeinal merupakan fase regresi, pada fase regresi terjadi proses
pengendapan satuan batulempung dari formasi pamaluan. Satuan batuan batulempung
diendapkan pada zona neritik dengan kedalaman 100-20m, kemudian satuan batupasirbatulanau dari formasi pulau balang yang di endapkan diatas batu lempung. Pada
pengendapan formasi pulau balang terjadi perunahan lingkungan pengendapan menjadi
transisi, proses itu berlangsung pada miosen awal hingga miosen tengah. Pada saar
proses pengendapan satuan batupasir-batulanau berlangsung, terjadi pengendapan
satuan batugamping dari formasi bebuluh yang diendapkan di zona laut dangkal, hal ini
menyebabkan antara formasi pulau balang dan formasi bulh mengalami hubungan
menjadi menjari.

Nama : Rian Dwi Anggara Putra


NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

Setelah semua sedimen terjadi dan semua batuan terbentu dan terjadinya deformasi yang
menghasilkan struktur lipatan, struktur ini diperkirakan tejadi pada kala pliosenplistosen yang dipengaruhi oleh pengankatannya tinggian kucihing
D. Petrolium system cekungan kutai

Batuan induk utama terdiri dari Formasi Pamaluan, Pulau Balang, dan Balikpapan. Formasi
Balikpapan merupakan batuan induk yang terbaik di Cekungan Kutai. Batuan reservoar terdapat
pada formasi Kiham Haloq, Balikpapan, dan Kampung Baru, tetapi yang produktif hanya
Formasi Balikpapan dan Kampung Baru. Kombinasi dari perangkap struktur dan stratigrafi lebih
umum ditemukan pada Cekungan Kutai. Atau penjabarannya sebagai berikut :
1. Batuan induk
Batuan induk utama terdiri dari Formasi Pamaluan, Pulau Balang, dan Balikpapan. Yaitu
dengan jenis batuan berupa batubara , batulempung serpih karbonan , batulempung serpih
dari sedimen delta yang terbentuk pada cekungan kutai ini sendiri. Formasi Pamaluan,
kandungan material organiknya cukup (1-2%), tetapi hanya terdapat di bagian utara dari
Cekungan Kutai. Pada Formasi Bebulu terdapat kandungan material organik yang cukup
dengan HI di atas 300.
Nama : Rian Dwi Anggara Putra
NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

2. Batuan reservoar
Batuan reservoar terdapat pada formasi Kiham Haloq, Balikpapan, dan Kampung Baru,
tetapi yang produktif hanya Formasi Balikpapan dan Kampung Baru (Hadipandoyo, et al.,
2007). Batuan reservoir disinin ditemuakn terdaapt apda suatu batupasir yang dikenali
sebagai endapan delta miosen. Batupasir yang termasuk ke dalam karakteristik reservoar
secara umum termasuk ke dalam litik arenit yang memiliki sifat matrik , butiran berukuran
halus sampai menengah . Komposisi batuan disominasi umumnya oleh batupasir dengan
mineral kuarsa monikristalin , kuarsa polikristalin , fragmen batuan andesit dan quartzose,
dan sangat sedikit sekali akan kandungan K Feldspar dan plagioklas. Porositas permukaan
pasir literanitik berkisar <5% - 25% dengan permeabilitas <10 mD - 200 mD.
3. Seal
Seal yang ada pada cekungan ini berasal dari serpih dan Batulanau yang mana dijumpai
hampir di semua formasi yang berumur Miosen. Kelompok Balikpapan dan Formasi
Kampung Baru memiliki serpih yang sangat potensial sebagai seal karena dapat memenuhi
syarat-syarat sebagai seal yaitu memiliki permeablelitas dan porositas yang buruk., sehingga
memungkinkan untuk menghentikan migrasi dari hidrokarbon.

4. Migrasi
Migrasi vertikal dari dapur Paleogen matang terjadi melalui jaringan sesar-sesar ataupun
rekah rekah minor pada batuan induk menuju ke reservoar yang berumur Miosen Tengah
dan Atas. Migrasi lateral dari areal dapur matang oleh reservoar lapisan kemiringan ke timur
menuju trap stratigrafi ataupun struktur.
5. Jenis perangkap
Jenis perangkap didominasi oleh perangkap struktur khususnya tutupan (closure) four-way
yang diikat oleh sesar. Perangkap stratigrafi menjadi perangkap yang penting namun lebih
sulit diidentifikasi keberadaannya bila dibandingkan dengan perangkap struktur. Kombinasi
dari perangkap struktur dan stratigrafi lebih umum ditemukan pada Cekungan Kutai.

Nama : Rian Dwi Anggara Putra


NIM : 111.120.051
Plug : 5

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi 2014

E. Produksi dan eksplorasi Migas Cekungan Kutai

Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Muara Bakau
ditandatangani pada 30 Desember 2002. Lapangan Jangkrik sendiri ditemukan kemudian di
tahun 2009. Lapangan ini berlokasi pada kedalaman air 450 meter dengan jarak 70 kilometer
dari arah timur Balikpapan. Lokasi ini sangat ideal untuk pengembangan proyek gas karena
dekat dengan sistem pemipaan Kalimantan Timur dan fasilitas LNG Bontang. Proyek ini
dikembangkan oleh Eni Muara Bakau b.v. Plan of Development (POD) lapangan ini disetujui
menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada 29 November 2011. Lapangan
Jangkrik diharapkan bisa berproduksi tahun 2015.

Blok Telen berada di cekungan Kutai, di lepas pantai Provinsi Kalimantan Timur dengan luas
2.369 km2 dan kedalaman laut antara 300 hingga 1.000 meter.Telen berdekatan dengan
wilayah Blok Offshore Mahakam yang merupakan blok penghasil gas terbesar di Indonesia
yang juga dioperasikan Total.

Blok Mahakam merupakan blok yang telah lama berproduksi yang di kelolla oleh Total E&P
Indonesie.

Lapangan Sangsan Trakan yang sekarang dikelola Oleh PT Pertaamina EP Alih kelola
lapangan Sangasanga Tarakan dilakukan oleh Pertamina EP seiring dengan berakhirnya
kontrak TAC Pertamina-Medco Kalimantan pada 14 Oktober 2008 yang lalu. Selanjutnya
pengelolaan lapangan terhitung mulai 15 Oktober 2008 dilaksanakan oleh Pertamina EP
melalui Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Sangasanga Tarakan. Paska alih kelola, produksi
lapangan tersebut menunjukkan trend peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008 produksi
minyak sebesar 4.300 barel per hari. Setelah alih kelola, Pertamina EP berhasil meningkatkan
produksi menjadi 5.300 barel per hari, dan kini mencapai 7.243 barel per hari.

Dicekungan Kutai juga terdapat Lapangan gas Laut dalam atau yang lebih dikenal dengan
IDD ( Indonesia Deep Water Development ) Proyek IDD d=sendiri dikembangkan oleh
Chevron Indonesia Company (Cico) di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur..

Nama : Rian Dwi Anggara Putra


NIM : 111.120.051
Plug : 5

Anda mungkin juga menyukai