Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS


LOGAM ASETIL ASETONAT
I. TUJUAN
Memahami pembuatan senyawa kompleks logam asetil aseton.

II. TEORI
2.1 Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terdiri dari ion
pusat (berupa logam) dan ligan yang terikat secara kovalen
koordinasi. Ikatan antara ligan dan ion pusat terjadi akibat
adanya salah satu spesies (ligan) yang memberikan pasangan
elektronnya untuk membentuk suatu senyawa kompleks.
Salah

satu

sifat

unsur

transisi

adalah

(1)

mempunyai

kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau senyawa


kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbitalorbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada
pembentukan

ikatan

dengan

molekul

atau

anion

tertentu

membentuk ion kompleks.


Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anionanion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion
logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau
molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan. Banyaknya
ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan
koordinasi. Ion pusat merupakan ion unsur transisi, dapat
menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Pasangan elektron
bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong dalam sub kulit
3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat.
Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan
pasangan elektron bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang
netral dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian nama pada
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

ligan disesuaikan dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam


ligan atau lebih maka diurutkan menurut abjad.
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari
suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang
menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam
pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat
menghasilkan

ikatan kovalen

koordinasi

kompleks juga disebut senyawa koordinasi.

sehingga

senyawa

Senyawa-senyawa

kompleks memiliki bilangan koordinasi dan struktur bermacammacam.

Mulai dari bilangan koordinasi dua sampai delapan

dengan struktur linear, tetrahedral, segiempat planar, trigonal


bipiramidal dan oktahedral.

Namun kenyataan menunjukkan

bilangan koordinasi yang banyak dijumpai adalah enam dengan


struktur pada umumnya oktahedral.
Ion dan molekul yang berinteraksi dalam jarak pendek akan
membentuk ikatan dan kehilangan masing-masing identitasnya
dengan membentuk kompleks ion atau ion pasangan. Sebagai
contohnya yaitu ion Fe(H2O)63+ dan Al(H2O)63+ , molekul air terikat
secara kuat pada ion pusatnya dan karakteristik kimianya
berubah, yaitu jauh lebih mudah melepas H + daripada tanpa Fe3+
dan Al3+ sebagai pusat ion.
Ion kompleks biasanya didefinisikan sebagai kombinasi antara
kation pusat dengan satu atau lebih ligan. Ligan adalah sebarang
ion atau molekul dalam koordinasi dari ion sentral, misalnya H 2O
pada contoh di atas. Tetapi seringkali air diabaikan di dalam ion
kompleks sehingga pengertian ion kompleks kadang-kadang
terbatas untuk selain air. Ligan lainnya melakukan penetrasi
solvation sphere atau hydration sphere bagian dalam (inner) dari
ion pusat dan menggantikan satu atau lebih molekul air bagian
dalam. Sebaliknya, pasangan ion merupakan pengikatan ligan di
luar dari solvation sphere bagian dalam, sehingga apabila
terpisah, ion yang terhidrasi akan bergabung secara elektrostatik
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

dan berlaku seolah unit tunggal sepanjang interval waktu yang


lama. Ion kompleks dan pasangan ion adalah identik dengan
inner complexes dan outer complexes. Banyak dari alkali bumi
dan kation logam transisi dalam larutan tanah berada di dalam
bentuk ion kompleks dan pasangan ion.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia
disekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan
koordinasi,

yang

masing-masingnya

dapat

diisi

satu

ligan

(monodentat). Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah


simetris. Jadi, suatu kompleks dengan atom pusat dengan
bilangan koordinasi 6, terdiri dari ion pusat, dipusat suatu
oktahedral, sedangkan keenam ligannya menempati ruang-ruang
yang dinyatakan oleh sudut-sudut oktahedral. Ion-ion dan
molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH 3, CN-, Cl-, H2O
membentuk ligan monodentat yaitu suatu ion atau molekul
menempati salah satu ruang yang tersedia dalam ion pusat
dalam bulatan koordinasi, tetapi ligan bidentat, (seperti ion
dipirimidin), tridentat dan tetradentat juga banyak dikenal.
Senyawa kompleks yang terdiri dari ligan-ligan polidentat sering
disebut sepit (chelate).

2.2

(2)

Logam Aluminium

Aluminium ialah unsur kimia yang mempunyai 13 proton di


dalam inti atomnya. Aluminium mempunyai jumlah 8% di
permukaan bumi dan merupakan unsur paling berlimpah ke-3.

Sifat fisika yang dimiliki oleh aluminium yaitu :


1. Mempunyai nomor atom 13.
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

2. Mempunyai bentuk berupa padatan.


3. Massa jenis 2,70 g/mL.
4. Titik lebur 660,32oC.
5. Mempunyai struktur kristal face centered cubic (fcc).
Aluminium banyak digunakan dalam alat-alat rumah tangga. Hal
ini disebabkan oleh massa aluminium yang ringan sehingga akan
mempermudah

ibu

rumah

tangga

dalam

menyelesaikan

pekerjaannya.

2.3 Logam Besi


Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang
banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam
tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
a. Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
b. Pengolahannya relatif mudah dan murah.
c. Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah
dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.
Korosi dapat menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi
umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini
terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Sifat fisika dari besi yaitu :
a) Mempunyai sifat konduktor yang tinggi.
b) Mempunyai biloks +2 dan +3.
c) Mempunyai massa jenis 7,874 g/mL.
d) Titik lebur 1538oC.
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

e) Mempunyai struktur kristal berupa body centered cubic (bcc).

2.3 Asetil Aseton


Asetil asetonat merupakan larutan yang sedikit berwarna dengan
aroma keton. Senyawa ini larut dalam pelarut organik.(3)

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsinya
N

Alat

Fungsi

o
1

Gelas piala

Sebagai tempat sampel

Neraca

Untuk menimbang sampel

Corong

Untuk

Gelas ukur

pemasukkan zat
Untuk mengukur volume larutan

Batang

Untuk mengaduk sampel

pengaduk
Erlenmeyer

Untuk meletakkan sampel

Kaca arloji

Untuk

Tabung reaksi

menimbang
Untuk menempatkan larutan

Pipet takar

Untuk mengukur volume larutan

Bola aspirator

yang akan diambil


Untuk
membantu

1
0

membantu

meletakkan

proses

sampel

saat

dalam

pengambilan larutan dengan pipet


takar
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Labu ukur

Untuk mengencerkan larutan

1
1

Pemanas

Untuk memanaskan sampel

2
1

Magnetic

Untuk

stirrer

pengadukan

membantu

proses

3.1.2. Bahan dan Fungsinya


N

Bahan

Fungsi

o
1

Asetilasetonat

Sebagai sumber ligan

Al2(SO4)3.6H2O

Sebagai sumber Al3+

Akuades

Sebagai pelarut

NH4OH 5 M

Pemberi suasana basa

FeCl3.6H2O

Sebagai sumber Fe3+

CH3COONa

Untuk mempertahankan pH

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Kompleks Al3+
1. Sebanyak

erlenmeyer 100 mL.

mL

asetil

aseton

dimasukkan

ke

Ditambahkan 40 mL akuades diikuti

dengan penambahan 8 mL

larutan

ammonium

hidroksida 5 M.
2. Di gelas piala yang lain ditimbang 3 gram aluminium
sulfat
3.

dimasukkan ke 30 mL akuades.
Kemudian

ditambahkan

larutan

amoniakal

asetil

aseton.
4. Setelah itu, pH dicek dengan kertas pH. Ditambahkan 1
mL

amonium hidroksida apabila larutan masih

asam.
5. Didiamkan 15 menit, disaring produk yang diinginkan.
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

6. Kemudian endapan dicuci dengan 100 mL akuades dan


dikeringkan
7.

selama 10 menit.

Rendemen

dihitung

melalui

penimbangan massa

endapan.

3.2.2 Kompleks Fe3+


1. Sebanyak 3,3 g FeCl3.6H2O ditimbang dan dilarutkan
dengan 25 mL

akuades.

2. Setelah 15 menit, ditambahkan larutan acac dalam


alkohol (3,8 mL

acac dalam 10 mL etanol). Kemudian

diaduk.
3. Setelah 5 menit, ditambahkan larutan natrium asetat
(5,1 g natrium

asetat dalam 15 mL akuades).

4. Diaduk hingga terjadi kristal merah.


Kemudian dipanaskan hingga 80oC pada pemanas

5.

selama 15 menit
6.

sambil diaduk.

Setelah itu, didinginkan hingga suhu kamar dan

dilanjutkan dengan

pencucian

endapan

dengan

air

dingin.
7. Endapan dikeringkan dan dihitung massa endapannya.
8. Setelah itu, rendemen dihitung.

3.2

Skema Kerja

3.2.1 Kompleks Al3+


Asetil -ditambah
aseton 3g 40mL air distilasi

-ditambah
Al2(SO4)
3 3g 30
-ditambah

2mL NH4OH 5M

air distilasi
-dicampur sebagian-sebagian
dengan pengocokan

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

-dicek pH,jika masih asam ditambah


NH4OH 5M
-dibiarkan 15 menit dan disaring
Endapan
-dicuci dengan 100mL aquadest
-dikeringkan 10 menit
Hitung rendemen dan titik leleh

3.2.2 Kompleks Fe3+


FeCl3.6H20 3,3g

Asetil aseton 3g

-ditambah 25mL

-ditambah 10mL
CH3OH

aquadest

-dicampur dan distirrer 5 menit


-ditambah natrium asetat
-diaduk dengan stirrer
Kristal merah
-dipanaskan 80oC selama 15 menit
-didinginkan pada suhu kamar dengan air keran
-didinginkan dengan es
-disaring
Endapan
-dicuci dengan 100mL air dingin
-dikeringkan 15 menit
-dimasukkan ke desikator
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

-ditimbang beratnya
Hitung rendemen dan titik
didih

3.4

Skema Alat

1
2
5
3
4
Keterangan :
1. Gelas piala
2. Magnetic stirrer
3. Tombol pengatur proses stirring
4. Tombol pengatur suhu
5. Hot plate

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

IV. DATA DAN PERHITUNGAN


4.1
A.

Data
Kompleks Al3+
Massa Al2(SO4)3.6H2O

:3g

Massa molekul Al2(SO4)3.6H2O : 630,39 g.mol-1


Volume acac

: 3 mL

Volume akuades

: 40 mL

Massa jenis acac

: 0,97 g.mL-1

Massa molekul acac

: 100,11 g.mol-1

Volume NH4OH

: 8 mL

Massa jenis NH4OH

: 0,91 g.mL-1

Massa Al(acac)3 (percobaan)


Massa molekul Al(acac)3
B.

: 2,66 g

: 324,31 g.mol-1

Kompleks Fe3+
Massa FeCl3.6H2O

: 3,3 g

Massa molekul FeCl3.6H2O : 270,5 g.mol-1


Volume acac

: 3,8 mL

Massa jenis acac

: 0,97 g.mL-1

Massa molekul acac

: 100,11 g.mol-1

Massa Fe(acac)3 (percobaan)


Masa molekul Fe(acac)3

: 4,17 g

: 353,18 g,mol-1

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

4.2

Perhitungan

4.2.1 Pengenceran NH4OH 25%


M

25 g NH 4 OH 1 mol NH 4 OH 0,91 g larutan

100 g larutan 35 g NH 4 OH 1 mL larutan

1000 mL larutan
1 L larutan
6,43 M

V1M1 V2 M 2
(50 mL) (5 M) (V2 )(6,43 M)
V 38,3 mL

4.2.2 Kompleks Al3+


2Al3+(aq) + 3SO42-(aq) +

Al2(SO4)3.16H2O(s)
16H2O(l)
3H3CCOCH2COCH3(l) + Al3+(aq)
Al(H3CCOCHCOCH3)3(s)+3H+(aq)

G Al(acac)3 3 g Al2 (SO 4 ) 3 .16H 2O

1 mol Al2 (SO 4 ) 3 .16H 2O


630,39 g Al2 (SO 4 )3 .16H 2 O

2 mol Al3
1 mol Al(acac)3

1 mol Al2 (SO 4 ) 3 .16H 2 O


2 mol Al3

324,32 g Al(acac)3
1 mol Al(acac)3

3,087 g Al(acac)3
massa percobaan
100%
massa teori
2,66 g

100%
3,087 g
86,17%

%Rendemen

4.2.3 Kompleks Fe3+


FeCl3.6H2O(s)

Fe3+(aq) + 3Cl-(aq) +

6H2O(aq)
Fe3+(aq) + 3H3CCOCH2COCH3(aq)
Fe(H3COCHCOCH3)3(s) + 3H+(aq)
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Massa Fe(acac)3 3,3 g FeCl3 .6H 2 O

1 mol FeCl3 .6H 2 O


270,5 g FeCl3 .6H 2 O

1 mol Fe(acac)3
353,18 g Fe(acac)3

1 mol FeCl3 .6H 2 O


1 mol Fe(acac)3

4,31 g Fe(acac)3
%Rendemen

massa percobaan
100%
massa teori
4,17 g

100%
4,31 g
96,78%

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

5.2 Pembahasan
A.

Kompleks Al3+

Pada percobaan yang berhubungan dengan pembuatan suatu


senyawa kompleks Al(acac)3 dilakukan beberapa langkah kerja
yang telah selesai dikerjakan. Untuk mensisntesis senyawa
kompleks Al(acac)3 digunakan prekursor berupa aluminium sulfat
dan asetil aseton. Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam
mensisntesis kompleks ini adalah pada saat penambahan asetil
aseton karena asetil aseton akan melepaskan banyak ion H +
yang menyebabkan larutan bersifat lebih asam (pH<7). Kondisi
ini akan mengganggu pembentukan kompleks Al(acac)3, karena
kompleks ini hanya akan terbentuk sempurna pada kondisi netral
(pH=7). Oleh karena itu, penambahan amonium hidroksida
sangat

dibutuhkan

untuk

menaikkan

pH

disebabkan oleh kemampuan ammonium

larutan.

Hal

hidroksida

ini

dalam

melepaskan ion OH- ke larutan dan bereaksi dengan H + yang


dilepaskan

oleh

asetil

aseton

membentuk

air.

Sedangkan

amonianya akan terdifusi ke udara.


Kompleks ini mempunyai warna yang unik, yaitu warna
cream

yang

lembut.

Warna

ini

muncul

disebabkan

oleh

kemampuan ligan asetil aseton mengikat ion Al3+. Seluruh


elektron yang disumbangkan oleh asetil aseton diterima oleh ion
aluminium dengan menggunakan orbital luarnya (outer shell).
Kejadian inilah yang akhirnya menyebabkan warna kompleks ini
tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan ion logam yang
menggunakan orbital dalamnya (inner shell) atau logam yang
berada dalam deret transisi.
Hasil yang didapatkan setelah melakukan sintesis kemudian
disaring dan dikeringkan. Berdasarkan percobaan ini, didapatkan
massa kompleks Al(acac)3 sebanyak 2,66 g dengan persentase
rendemen sekitar 86,17%. Beberapa kesalahan yang mungkin
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

terjadi yaitu banyaknya amonium hidroksida yang menguap


sehingga tidak semua ion H + dinetralkan oleh ion OH- yang
didapatkan dari amonium hidroksida.

B.

Kompleks Fe3+

Pembuatan kompleks Fe(acac)3 dilakukan dengan mereaksikan


besi(III) klorida hidrat dengan asetil aseton. Di dalam proses
sintesis kompleks ini, tidak dilakukan penambahan suatu basa
(ammonium hidroksida) tetapi menggunakan suatu larutan buffer
natrium asetat. Buffer inilah yang akan mempertahankan pH
campuran

sehingga

kompleks

Fe(acac)3

akan

terbentuk

sempurna.
Proses pembentukan kompleks Fe(acac)3 dilakukan pada suhu
80oC selama 15 menit. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan
reaksi antara ion Fe3+ dengan asetil aseton. Hasil kristal yang
didapatkan berupa kristal merah bata. Kristal yang didapatkan
kemudian

disaring

dan

dicuci

dengan

akuades

untuk

membersihkan ion-ion pengotor yang ada dalam endapan.


Sehingga didapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat
dari hasil rendemen yang mencapai 96,78%.

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan :
1.

Warna yang ditimbulkan oleh senyawa kompleks

disebabkan oleh adanya proses transisi elektron di dalam


orbital atom pusatnya.
2.

Massa Al(acac)3 yang didapatkan yaitu 2,66 g

dengan persentase rendemen 86,17%.


3.

Sedangkan

massa

Fe(acac)3

yang

didapatkan

yaitu 4,17 g dengan persentase rendemen sekitar 96,78%.

VI.2 Saran
Agar praktikum berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang
lebih baik lagi maka diharapkan agar :
1.

Lakukan pengenceran dengan tepat dan

teliti.
2.

Usahakan agar amonia tidak menguap

pada saat penambahan ammoinum hidroksida.


3.

Kerjakan proses homogenisasi dengan

sempurna, agar kristal yang terbentuk sempurna.

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

VII. JAWABAN TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Buat bagan kerja percobaan ini !

Kompleks Al3+
Asetil aseton 3g

Al2SO4 3g

-ditambah 40mL air distilasi

-ditambah 30
-ditambah

2mL NH4OH 5M

air distilasi
-dicampur sebagian-sebagian
dengan pengocokan
-dicek pH,jika masih asam ditambah
NH4OH 5M
-dibiarkan 15 menit dan disaring

Endapan
-dicuci dengan 100mL aquadest
-dikeringkan 10 menit
Hitung rendemen dan titik leleh

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Kompleks Fe3+
FeCl3.6H2O 3,3g

Asetil aaseton 3,8g

-ditambah 25mL

-ditambah 10mL
CH3OH

aquadest

-dicampur dan distirrer 5 menit


-ditambah natrium asetat
-diaduk dengan stirrer
Kristal merah
-dipanaskan 80oC selama 15 menit
-didinginkan pada suhu kamar dengan air keran
-didinginkan dengan es
-disaring
Endapan
-dicuci dengan 100mL air dingin
-dikeringkan 15 menit
-dimasukkan ke desikator
-ditimbang beratnya
Hitung rendemen dan titik
didih
2. Apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan teori ?
JAWAB :
Hasil

yang

didapatkan

sesuai

persentase

dengan

teori,

karena
yang

didapatkan cukup memuaskan.

VIII. JAWABAN RESPONSI


IX. ANALISA JURNAL
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

9.1

ANALISIS

a. Skema Kerja
Batuan Khewra
-didestruksi dengan ICP
Spectrophotometer
brine
-disaring dan diuapkan
-direkristalisasi
Ion logam
-ditambahkan acac
-dilarutkan dalam NaOH
-dipanaskan
Larutan
kental
-dikristalisasi
Logam asetilasetonat
-uji pertama dengan proses
rekristalisasi
-uji

kedua

dengan

ion

exchange
Hasil
b.Analisis Metoda yang dipakai
Di dalam artikel ini dilakukan penentuan jumlah unsur yang
terdapat dalam batuan besar Khewra yang terletak di
Punjab, Pakistan. Penentuan tersebut menggunakan ICP
(Induced Coupled Plasma) spectrophotometer. Setelah itu
dilanjutkan dengan proses pembentukan brine dan dilakukan
penambahan

acac.

Lalu,

dilakukan

penyaringan

dan

penguapan. Pada akhirnya dilakukan proses rekristalisasi


yang bertujuan untuk memperoleh kristal logam (M= Co3+,
OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL
ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Cu2+, Al3+, dan Fe3+) acac. Kemudian kristal tersebut


dilarutkan lagi dan dihilangkan pengotornya dengan gas HCl.
Selain itu, juga dilakukan pelarutan dengan NaOH dan
dipanaskan hingga terbentuk larutan yang sangat kental.
Larutan tersebut dikristalisasi lagi dan dikeringkan dalam
oven.
Setelah itu, dilakukan uji kemurnian kristal logam acac
yang terbentuk. Uji pertama dengan proses rekristalisasi
dengan logam-logam lain. Uji yang ke dua yaitu proses ion
exchange untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang
ditinggalkan pada uji pertama seperti ion Ca2+, Mg2+, K+ dan
yang lainnya yang tidak bisa dihilangkan pada proses
pertama.
c. Analisa Hasil yang didapatkan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan ini,
maka didapatkan jumlah logam acac murni pada batuan
Khewra sebesar 30% untuk kobalt (III), 24,3% untuk
tembaga (II), 30% untuk besi (III), dan 15,7% untuk
aluminium. Kemurnian tersebut akan terus bertambah
ketika melewati banyak proses sehingga pada akhirnya
didapatkan kemurnian masing-masing logam acac sebesar
100%. Hasil ini sangat memuaskan para ilmuwan. Karena
belakangan ini, pemurnian garam logam sangat sulit untuk
dilakukan, dan hasilnya pun sangat jelek. Namun, melalui
metoda ini, semua pertanyaan tentang ketidakmampuan
dalam memurnikan kristal garam logam acac pun sudah
terjawab dengan jelas. Hal ini sangat membantu para
ilmuwan dalam menentukan metoda yang baik untuk
mendapatkan garam logam yang murni.
d. Kelebihan Jurnal dibandingkan Praktikum
Proses yang diterapkan dalam artikel jauh lebih efektif
dibandingkan

dengan

proses

yang

dilakukan

saat

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

praktikum.

Hal

ini

disebabkan

oleh

peralatan

yang

digunakan pada jurnal jauh lebih canggih dibandingkan


dengan

peralatan

sampelnya

juga

pada

berupa

saat

praktikum.

batuan

alam,

Selain

sehingga

itu,
sulit

dilakukan pemurnian jika seandainya diterapkan cara ketika


praktikum. Sehingga semua hal yang berhubungan dengan
peralatan

merupakan

diperhatikan,

agar

hal

yang

didapatkan

sangat

hasil

yang

perlu
lebih

untuk
jauh

memuaskan.

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

DAFTAR PUSTAKA
1. Day & Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
Kelima. Jakarta : Erlangga.
2. Housecroft. 2008. Inorganic Chemistry, 7th Ed. Massachussets
Institute Press.
3. Petrucci. 1993. Inorganic Chemistry . 4th Ed. John & Wiley .
4. Syukri, Iqbal dkk. 2012. Kimia Anorganik I. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah

OBJEK V-PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS LOGAM ASETIL


ASETONAT

Anda mungkin juga menyukai