Anda di halaman 1dari 4

Rahmat Widodo / Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4)

355

Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik


Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4)
Rahmat Widodo, Ajo Dian Yusandika, dan Edi Suharyadi*
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia
* esuharyadi@ugm.ac.id

Abstrak Telah dilakukan sintesis Cobalt Ferrite (CoFe2O4) dengan ukuran butir partikel 4,3 nm, 7,7 nm, 8,7 nm, dan
9,0 nm yang dibuat dengan metode kopresipitasi yang hasilnya kemudian dicetak dengan pembebanan 50.000 N menjadi
pellet dengan diameter 12,26 mm. Pengukuran dilakukan menggunakan sistem spektroskopi impedansi terkomputerisasi
pada wilayah frekuensi 10 kHz hingga 120 kHz untuk mengetahui perilaku dielektriknya terhadap perubahan ukuran
butir partikel CoFe2O4. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konstanta dielektrik riil, konstanta dielektrik imajiner,
dan rugi dielektrik mengalami penurunan dan cenderung konstan dengan bertambahnya frekuensi; impedansi
mengalami kenaikan dengan bertambahnya frekuensi; namun perilaku tersebut memiliki pola yang acak ketika ditinjau
dari perubahan ukuran butir CoFe2O4. Secara keseluruhan, pada rentang ukuran butir partikel 4,3 < t < 9,0 nm
konstanta dielektrik dan rugi dielektrik mengalami penurunan sedangkan nilai impedansinya mengalami kenaikan.
Kata kunci: CoFe2O4, kopresipitasi, konstanta dielektrik, rugi dielektrik, impedansi.
Abstract Cobalt Ferrite (CoFe2O4) has been synthesized with grain size particle of 4.3 nm, 7.7 nm, 8.7 nm and 9.0 nm
using coprecipitation methods then the result was pressed with 50,000N of force to be pellet with diameter of 12.26 mm.
The measurement uses computerized impedance spectroscopy in the range of frequency 10 kHz to 120 kHz to investigate
its dielectric behaviour toward grain size changes of CoFe2O4. The result shows that real dielectric constant, imaginary
dielectric constant, and loss dielectric increase and tend to constant with the increasing of frequency; impedance
increases with the increasing of frequency; although the behaviour has random pattern when considered from their grain
size. Overall, in the range of grain size 4.3 < t < 9.0 nm the dielectric constant and dielectric loss decrease, and the
impedance increases.
Keywords: CoFe2O4, coprecipitation, dielectric constant, dielectric loss, impedance
I. PENDAHULUAN
Nanopartikel magnetik telah banyak menarik minat
bidang penelitian karena sifat fisik maupun kimianya
yang unik dibanding dengan partikel ukuran kasar (bulk)
[1]. Nanopartikel ferrite merupakan material magnetik
yang memiliki peran penting dengan sifat magnetik dan
elektriknya yang khusus [2].
Cobalt ferrite (CoFe2O4) adalah bahan yang sangat
potensial dalam aplikasi media perekaman magnetik.
Studi tentang dielektrik akan memberikan informasi
penting tentang perilaku pembawa muatan listrik lokal,
yang akan memberikan pemahaman tentang mekanisme
polarisasi dielektrik [3].
Pada penelitian ini material CoFe2O4 dibuat
menggunakan metode kopresipitasi dengan sejumlah
perlakuan berbeda sehingga menghasilkan bahan dengan
ukuran butir berbeda. Metode ini menghasilkan distribusi
ukuran butir yang relatif sempit dan dapat dilakukan pada
kondisi lingkungan normal [4]. Bahan yang telah
disintesis dalam bentuk serbuk kemudian dicetak
sehingga berbentuk pellet untuk kemudian diteliti
perilaku dielektriknya. Perilaku dielektrik meliputi
konstanta dielektrik, rugi dielektrik dan impedansi
partikel terhadap perubahan frekuensi dan perubahan
ukuran butir CoFe2O4.
II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Sintesis nanopartikel CoFe2O4 dibuat menggunakan
metode kopresipitasi. Bahan utama sintesis nanopartikel

CoFe2O4 adalah CoCl2.6H2O dan FeCl3.6H2O sebagai


penyedia ion Co2+ dan Fe3+ dengan perbandingan fraksi
mol 1:2. Sintesis dilakukan dengan mencampurkan HCl
(37%), CoCl2.6H2O, dan FeCl3.6H2O di dalam aquades
dan diaduk hingga larut homogen. Kemudian larutan
tersebut dimasukkan ke dalam larutan NaOH dengan
konsentrasi tertentu, tetes demi tetes secara perlahan
sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan
suhu dan durasi pengadukan tertentu. Setelah larutan
terbentuk, dilakukan pengendapan di dalam gelas beker
dengan bantuan magnet permanen. Endapan tersebut
kemudian dicuci menggunakan akuades untuk
meminimalkan adanya garam yang tertinggal pada
endapan. Untuk memperoleh CoFe2O4 serbuk maka
endapan dikeringkan. Proses sintesis dilakukan dengan
memvariasi suhu, konsentrasi NaOH dan durasi
pengadukan, untuk memperoleh ukuran butir partikel
CoFe2O4 yang berbeda. Sampel CoFe2O4 yang dihasilkan
dalam bentuk serbuk kemudian dikarakterisasi dengan
XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui fasa yang
terkandung dalam sampel.
Serbuk
CoFe2O4
kemudian
dicetak
dengan
pembebanan 50.000 N tanpa pengikat menjadi pellet
berdiameter 12,26 mm. Sifat dielektrik sampel diukur
menggunakan sistem spektroskopi impedansi pada
frekuensi 10 sampai dengan 120 kHz. Dari hasil
pengukuran, diteliti pengaruh perubahan frekuensi dan
ukuran butir CoFe2O4 terhadap perilaku dielektrik bahan,

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Rahmat Widodo / Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4)

356

meliputi: konstanta dielektrik riil, konstanta dielektrik


imajiner, rugi dielektrik dan impedansi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis X-Ray Diffraction
Pola XRD dari nanopartikel CoFe2O4 setelah
dikeringkan dalam bentuk serbuk ditunjukkan pada
Gambar 1. Ukuran kristal ditentukan dengan
menggunakan rumus Scherrer dari puncak tertinggi (311)
[1]
k
(1)
t=
D cos
dengan t adalah ukuran butir kristal, k adalah konstanta
Scherrer (0,9), adalah panjang gelombang sinar-X yang
digunakan, adalah sudut Bragg, D adalah lebar
setengah puncak (Full Width at Half Maximum/FWHM)
dalam radian.
Selain fasa CoFe2O4, di sampel C3 dan C2 muncul
puncak lain yang diidentifikasi sebagai puncak hematite
(-Fe2O3) yang ditandai dengan * di Gambar 1. Puncak
tersebut merupakan puncak bidang (104) dari fasa Fe2O3 [5]. Fasa -Fe2O3 bersifat antiferomagnetik
sehingga kehadirannya dianggap sebagai fasa pengotor
nanopartikel CoFe2O4 [1]. Tabel 1 menyajikan ukuran
kristalit yang diperoleh adalah 4,3 nm, 7,7 nm, 8,7 nm,
dan 9,0 nm dengan kode masing-masing D150, C3, C2,
dan D90. Fasa -Fe2O3 muncul pada sampel masingmasing 11,31%, 4,48%, 17,85% dan 6,07%.
(220)

(311)

(440)

(511)

(400)

Intensitas (a.u)

D90

C2

C3
D150

30

40

50

60

70

2 (derajat)
Gambar 1. Pola spektrum XRD pada sampel CoFe2O4 dengan
variasi ukuran butir partikel
Tabel 1. Parameter kisi dan estimasi volume -Fe2O3 pada
sampel CoFe2O4 dengan variasi ukuran butir (t)
No.
1
2
3
4

Sampel

Parameter
Kisi ()

t
(nm)

Rasio -Fe2O3
(%)

D150
C3
C2
D90

8,43
8,37
8,40
8,33

4,3
7,7
8,7
9,0

11,31
4,48
17,85
6,07

B. Konstanta Dielektrik
Konstanta dielektrik dari suatu kapasitor pelat-sejajar
yang diisi dengan bahan dielektrik dapat dihitung
menggunakan persamaan [6].

r =

Cd

0 A

(2)

dengan r adalah konstanta dielektrik bahan, C adalah


kapasitansi kapasitor yang diisi bahan dielektrik, d adalah
tebal pellet bahan dielektrik, 0 tetapan dielektrik vakum
dan A luas permukaan bahan dielektrik yang terpapar
medan luar.
Secara umum tetapan dielektrik, merupakan hasil kali
antara permitivitas vakum dengan permitivitas relatifnya
( = 0r). Tetapan dielektrik relatif suatu material ditulis
sebagai [7]
r = 'i "
(3)
dengan adalah bagian riil tetapan dielektrik yang
berhubungan dengan kemampuan material untuk
menyimpan energi dan sifat optis suatu material,
sedangkan adalah bagian imajiner yang menentukan
jumlah energi yang hilang (terdisipasi) menjadi panas.
Perilaku dielektrik CoFe2O4 disajikan di Gambar 2.
Konstanta dielektrik riil dan imajiner mengalami
penurunan dan cenderung menuju konstan dengan
meningkatnya frekuensi yang dikenakan pada bahan.
Konstanta dielektrik sangat berkaitan dengan kemampuan
bahan untuk berpolarisasi. Kemampuan bahan untuk
berpolarisasi akan menurun dengan meningkatnya
frekuensi yang dikenakan padanya. Ketika frekuensi dari
medan yang dikenakan pada bahan terus naik dan
menjadi sangat besar dibandingkan dengan kontribusi
kemampuan berpolarisasi bahan tersebut, maka
kontribusi dari kemampuan bahan dalam berpolarisasi
akan diabaikan. [8] .
Penurunan konstanta dielektrik terjadi seiring naiknya
frekuensi karena setiap efek yang berkontribusi terhadap
polarisasi akan terdominasi oleh medan luar yang bekerja
seiring frekuensi yang semakin tinggi.
Dengan
meningkatnya frekuensi yang melebihi batas tertentu,
maka lompatan elektronnya tidak dapat mengikuti
fluktuasi medan listrik, yang berakibat pada menurunnya
konstanta dielektrik [2]. Pada frekuensi rendah pengaruh
batas butir akan lebih dominan, sedangkan pada frekuensi
yang lebih tinggi, pengaruh butir CoFe2O4 akan lebih
dominan [9].
Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada rentang
ukuran butir partikel 4,3 < t < 7,7 nm dan 8,7 < t < 9,0
nm konstanta dielektrik mengalami penurunan. Hal ini
diakibatkan oleh terjadinya penurunan rasio jumlah atom
per satuan volume. Rasio jumlah atom per satuan volume
berbanding lurus dengan kemampuan berpolarisasi suatu
bahan [8], yang pada akhirnya akan menurunkan nilai
konstanta dielektriknya. Sedangkan pada rentang ukuran
butir partikel 7,7 < t < 8,7 nm, konstanta dielektrik
mengalami kenaikan. Selain rasio jumlah atom per satuan
volume, faktor lain yang mempengaruhi konstanta
dielektrik adalah fakta bahwa butir-butir partikel
memiliki lapisan batas yang bersifat insulator. Semakin
tipis lapisan batas tersebut, maka akan semakin tinggi
konstanta dielektrik suatu bahan [10]. Sehingga,
diasumsikan peningkatan konstanta dielektrik pada
rentang ukuran butir partikel 7,7 < t < 8,7 nm adalah
diakibatkan oleh penurunan ketebalan lapisan batas yang
bersifat insulator dari butir. Namun jika ditinjau dari

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Rahmat Widodo / Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4)

rentang ukuran butir partikel 4,3 < t < 9,0 nm konstanta


dielektrik mengalami penurunan, sehingga dapat
dikatakan bahwa pada rentang ini pengaruh ukuran butir
partikel lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh
ketebalan lapisan batas butir.
D150
C3
C2
D90
T120

'

600

300

0
0

40

80

120

Frekuensi (kHz)

(a)

357

perbandingan antara konstanta dielektrik riil dan


imajiner .
Gambar 3 menunjukkan bahwa rugi dielektrik
mengalami kenaikan pada rentang frekuensi 10 < f < 20
kHz, namun pada rentang frekuensi 10 < f < 120 kHz
rugi dielektrik mengalami penurunan bahkan cenderung
konstan. Jika ditinjau pada rentang frekuensi 10 < f <
120 kHz, maka terjadi penurunan rugi dielektrik dengan
meningkatnya frekuensi. Ditinjau dari pengaruh ukuran
butir partikel, dari Tabel 4 tampak pada rentang ukuran
butir partikel 4,3 < t < 7,7 nm dan 8,7 < t < 9,0 nm
terjadi penurunan rugi dielektrik, sedangkan pada rentang
ukuran butir partikel 7,7
< t < 8,7 nm terjadi
peningkatan rugi dielektrik. Jika ditinjau keseluruhan
pada rentang ukuran butir partikel 4,3 < t < 9,0 nm, nilai
rugi dielektrik mengalami penurunan. Nilai rugi
dielektrik berbanding lurus dengan jumlah disipasi energi
yang terjadi, semakin besar nilai rugi dielektrik, maka
semakin besar jumlah disipasi energi.
D150
C3
C2
D90
T120

D150
C3
C2
D90
T120

1600

tan

"

1,8

800

1,2

0,6

0
0

40

80

120

40

(b)
Gambar 2. (a) Konstanta dielektrik riil () dan (b) konstanta
dielektrik imajiner () sebagai fungsi frekuensi.

No.
1
2
3
4
Tabel 3.
No.
1
2
3
4

Sampel
D150
C3
C2
D90

10kHz
543,6
437,5
582,1
496,7

50kHz
108,8
81,9
114,3
97,9

100kHz
50,9
39,9
53,8
45,4

Konstanta dielektrik imajiner pada ukuran partikel


dan frekuensi berbeda
Sampel
D150
C3
C2
D90

t
(nm)
4,3
7,7
8,7
9,0

10kHz
669,5
349,6
1172,3
512,8

50kHz
133,9
59,4
204,6
98,8

120

Gambar 3. Rugi dielektrik (tan ) sebagai fungsi frekuensi


Tabel 4. Rugi dielektrik (tan ) pada ukuran butir partikel
dan frekuensi berbeda

Tabel 2. Konstanta dielektrik pad ukuran butir partikel dan


frekuensi berbeda
t
(nm)
4,3
7,7
8,7
9,0

80

Frekuensi (kHz)

Frekuensi (kHz)

100kHz
53,7
27,7
77,9
39,2

Sampel
D150
C3
C2
D90

t
(nm)
4,3
7,7
8,7
9,0

10kHz
1,2
0,8
2,0
1,0

tan
50kHz
1,2
0,7
1,8
1,0

100kHz
1,1
0,7
1,4
0,9

D. Impedansi
Impedansi (Z) merupakan konsep umum resistansi
namun dengan melibatkan sudut fasa. Besarnya nilai
impedansi dari suatu kapasitor bergantung pada besaran
kapasitansi dan frekuensi tegangan yang terpasang pada
kapasitor tersebut, yang ditunjukkan oleh ungkapan [11].
1
Z=
(5)
i r C 0
dengan
frekuensi sudut, C0 kapasitansi tanpa bahan.

C. Rugi dielektrik
Rugi dielektrik dapat dihitung dengan [7].
"
tan =
(4)
'
yang merupakan perbandingan arus yang terdisipasi
dengan arus yang disimpan bahan dielektrik yang berarti

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Rahmat Widodo / Studi Pengaruh Ukuran Butir Partikel terhadap Sifat Dielektrik Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O4)

358

D150
C3
C2
D90
T120

Z (kOhm)

120

80

40

40

80

120

PUSTAKA

Frekuensi (kHz)

Gambar 4. Impedansi (Z) sebagai fungsi frekuensi

Gambar 4 menunjukkan bahwa berkebalikan dengan


rugi dielektrik, pada rentang frekuensi 10 < f < 20 kHz
nilai impedansi mengalami penurunan, dan pada rentang
frekuensi 10 < f < 120 kHz terus naik secara perlahan.
Namun, ditinjau dari rentang frekuensi 10 < f < 120 kHz,
maka nilai impedansi mengalami peningkatan dengan
naiknya frekuensi.
Tabel 5. Impedansi (Z) pada ukuran butir partikel dan
frekuensi berbeda
No.
1
2
3
4

Sampel
D150
C3
C2
D90

t
(nm)
4,3
7,7
8,7
9,0

10kHz
81,2
125,1
49,7
96,8

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi
Universitas Gadjah Mada, Laboratorium Bahan
Teknik Universitas Gadjah Mada.
2. Hibah Penelitian Strategis Nasional (Stranas) Dikti,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2013-2014.
3. Nano-Fabrication Consortium of Nagoya University,
Ministry of Education, Culture, Sports, Science and
Technology (MEXT) Nano-Project Platform, Japan,
2012 2017.

Z
50kHz
81,2
138,0
55,8
99,1

100kHz
94,8
144,2
69,0
115,6

Nilai impedansi ditinjau dari pengaruh ukuran butir


partikel, dari Tabel 5 tampak bahwa pada rentang ukuran
butir partikel 4,3 < t < 7,7 nm dan 8,7 < t < 9,0 nm
mengalami kenaikan, sedangkan pada rentang ukuran
butir partikel 7,7 < t < 8,7 nm mengalami penurunan.
Secara keseluruhan, pada rentang ukuran butir partikel
4,3 < t < 9,0 nm nilai impedansi mengalami kenaikan.
Munculnya fasa -Fe2O3 tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap perilaku dielektrik CoFe2O4. Hal ini
dapat diasumsikan karena volumenya relatif kecil dan
tidak dominan dibandingkan dengan CoFe2O4.
V. KESIMPULAN
Konstanta dielektrik riil, konstanta dielektrik imajiner,
dan rugi dielektrik mengalami penurunan dan cenderung
konstan dengan bertambahnya frekuensi, sedangkan
impedansi mengalami kenaikan dengan bertambahnya
frekuensi; namun perilaku tersebut memiliki pola yang
tidak teratur ketika ditinjau dari perubahan ukuran butir
CoFe2O4. Konstanta dielektrik mengalami penurunan
dengan meningkatnya ukuran butir partikel. Nilai rugi
dielektrik mengalami penurunan dengan meningkatnya
ukuran butir partikel. Nilai impedansi mengalami
kenaikan dengan meningkatnya ukuran butir partikel.

[1] Eko Arief Setiadi, Nanda Shabrina, Hesti Retno Budi


Utami, Nur Fadhilah Fahmi, Takeshi Kato, Satoshi Iwata
dan Edi Suharyadi. 2013. Sintesis Nanopartikel Cobalt
Ferrite (CoFe2O4) dengan Metode Kopresipitasi dan
Karakterisasi Sifat Kemagnetannya, Indonesian Journal of
Applied Physics, Vol.3 No.1 halaman 55.
[2] Hemaunt Kumar, R.C. Srivastav, P. Negi, H.M. Agrawal
& K. Asokan. 2013. Dielectric Behaviour of Cobalt Ferrite
Nanoparticles, International Journal of Electrical and
Electronics Engineering, Vol. 2, pp. 59-66.
[3] M. Krishna Surendra, D. Kannan and M.S. Ramachandra
Rao. 2011. Magnetic and Dielectric Properties Study of
Cobalt Ferrite Nanoparticles Synthesized by Coprecipitation Method, Mater. Res. Soc. Symp. Proc. Vol.
136.
[4] Lu, A. H., Salabas, E. L., and Schth F. 2007.Magnetic
Nanoparticles; Synthesis, Protec-tion, Functionalization
and Application, Angew. Chem. Int. Ed., Wiley-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim, Vol. 46, pp. 12221244.
[5] Zhang, X.J., dan Li, Q.L., 2008, Microwave Assisted
Hydrothermal Synthesis and Magnetic Property of
Hematite Nanorods, Materials Letters, 62, 988-990
[6] Halliday, David, et. Al, 1992, Physics Volume Two,
Fourth Edition, John Wiley & Sons, Canada.
[7] Smyth, C.P., 1955, Dielectric Behavior and Structure,
Dielectric Constant and Loss, Dipole Moment and
Molecular Structure, Mc Graw-Hill Book Company, Inc,
New York
[8] Puri, R.K. et.al. 1997. Solid State Physics, S. Chand &
Company Ltd, New Delhi.
[9] S. A. Mastia, A. K. Sharmab and P. N. Vasambekarc.
2013. Behavior of Dielectric Constant and Dielectric Loss
Tangent in Cd2+ and Cr3+ Substituted Magnesium Ferrites,
Advances in Applied Science Research, 4(4):335-339.
[10] K.V.R.Prasad, A.R.Raju, K.B.R.Varma, Grain Size Effects
on the Dielectric Properties of Ferroelectric Bi2VO5.5
Ceramics, Journal of Material Science 29 (1994) 26912696.
[11] Majid, Nurhalis. 2012. Rancang Bangun Sistem
Spektroskopi Impedansi untuk Menentukan Tetapan
Dielektrik Kompleks Material dalam Rentang Frekuensi 5
120 kHz, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai