Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR 61 TAHUN 2011


TENTANG
PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


GUBERNUR SUMATERA BARAT,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi dibidang


kepegawaian guna tercapainya objektivitas, profesionalitas, dan
transparansi manajemen kepegawaian, perlu diatur Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam dan Dari Jabatan Struktural di lingkungan Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan UndangUndang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan DaerahDaerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau Sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1646);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

-2Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4844);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4018), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesi Nomor 4194);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4019);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan
Struktural;
8. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2002;
9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat;
10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera
Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2009;
11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera
Barat;
12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Sumatera Barat;
13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Sumatera Barat;

-314. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman;
17. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.
4. Pegawai Negeri Sipil Daerah, selanjutnya disingkat PNSD adalah Pegawai
Negeri Sipil Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.
5. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.
6. Sistim karir terbuka terbatas adalah proses pengangkatan PNSD dalam
jabatan struktural tertentu dengan memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada PNSD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat
untuk mencalonkan diri sesuai persyaratan yang ditentukan.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat.
8. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat
9. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan, selanjutnya disebut
Baperjakat adalah Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Provinsi
Sumatera Barat

-410. Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil adalah proses pengukuran terhadap
capaian kinerja dan kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kinerja
tersebut secara rutin dan/atau insidentil yang dilakukan oleh para penilai
dengan menggunakan kuesioner.
11. Pemetaan Potensi Pegawai adalah proses pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil.
12. Batas usia pensiun selanjutnya disingkat BUP adalah Batas Usia pensiun
PNS harus diberhentikan sebagai PNS.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Baperjakat dan
Kepala SKPD dalam rangka pengangkatan PNSD dalam dan dari jabatan
struktural.
(2) Pengangkatan PNSD dalam jabatan struktural dimaksudkan untuk mengisi
formasi jabatan struktural yang lowong.
Pasal 3
Tujuan yang ingin dicapai adalah pengisian formasi jabatan struktural oleh
PNS yang memiliki potensi dan kompetensi yang diperlukan.
BAB III
PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Pengangkatan PNSD dalam dan dari jabatan struktural dilaksanakan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
(2) Pengangkatan PNSD dalam dan dari jabatan struktural dapat dilaksanakan
dengan sistim karir terbuka terbatas; dan
(3) Pengangkatan PNSD dalam dan dari jabatan struktural dilaksanakan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistim karir dengan menitikberatkan
pada sistim prestasi kerja.
Pasal 5
(1) Pengangkatan PNSD dalam dan dari jabatan struktural ditetapkan dengan
keputusan Gubernur berdasarkan hasil pertimbangan Baperjakat;

-5(2) Hasil pertimbangan Baperjakat dilakukan dengan memperhatikan:


a. persyaratan administratif kepegawaian;
b. hasil tes pemetaan potensi pegawai; dan
c. hasil penilaian kinerja pegawai.
(3) PNSD yang akan diangkat dalam dan dari jabatan struktural dapat
dilakukan tes wawancara oleh Gubernur, Wakil Gubernur dan atau tim
Baperjakat.
Pasal 6
(1) Persyaratan administratif kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2) huruf a meliputi :
a. kesesuaian pangkat dengan persyaratan jabatan yang telah ditentukan;
b. latar belakang pendidikan dan pelatihan yang dimiliki; dan
c. riwayat pekerjaan dan jabatan.
(2) Hasil tes pemetaan potensi pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) huruf b adalah hasil pemetaan potensi pegawai yang meliputi:
a. aspek Kognitif;
b. aspek Perilaku; dan
c. aspek Minat.
(3) Hasil penilaian kinerja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf c adalah hasil penilaian kinerja pegawai yang meliputi:
a. aspek capaian kinerja; dan
b. aspek kompetensi yang diperlukan.
Pasal 7
(1) Hasil pemetaan potensi PNSD yang akan di promosikan kejabatan
struktural yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya bernilai cukup.
(2) Hasil penilaian kinerja pegawai terhadap PNSD yang akan dipromosikan
kejabatan struktural yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya bernilai baik.
Bagian Kedua
Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Eselon II
Pasal 8
(1) Untuk mengisi formasi jabatan struktural eselon II, BKD dapat
mengusulkan kepada Baperjakat 3 (tiga) orang PNSD yang memenuhi
persyaratan untuk diproses dalam sidang Baperjakat.
(2) Pengusulan 3 (tiga) orang PNSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disusun berdasarkan perpaduan hasil analisis administrasi kepegawaian,
hasil pemetaan potensi dengan hasil penilaian kinerja pegawai.

-6Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemindahan Dalam
dan Dari Jabatan Struktural Eselon III dan IV
Pasal 9
(1) Setiap PNSD yang memiliki prestasi kerja dan telah memenuhi persyaratan
teknis jabatan, dapat diusulkan oleh Kepala SKPD terkait kepada Gubernur
melalui BKD untuk mengisi kekosongan jabatan struktural.
(2) Untuk pengisian formasi jabatan struktural yang lowong karena pensiun,
agar kepala SKPD mengusulkan calon penggantinya 1(satu) bulan
sebelumnya.
(3) Untuk promosi jabatan diusulkan 3 (tiga) orang calon, dan untuk rotasi
jabatan cukup diusulkan 1 (satu) orang calon.
(4) Persyaratan teknis jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
persyaratan jabatan sebagaimana tercantum pada Uraian Jabatan masingmasing SKPD, yang meliputi:
a. Pangkat;
b. Pendidikan;
c. Pelatihan;
d. Pengetahuan kerja;
e. Pengalaman kerja;
f. Kondisi Fisik;
g. Bakat kerja;
h. Temperamen kerja; dan
i. Minat kerja.
Pasal 10
(1) BKD mengagendakan sidang Baperjakat, serta mempersiapkan
kelengkapan bahan sidang untuk dibahas dalam sidang Baperjakat.
(2) Hasil sidang Beperjakat dilaporkan kepada Gubernur sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Pasal 11
Untuk kepentingan dinas serta dalam rangka memperluas pengalaman,
meningkatkan kemampuan, dan peningkatan kinerja, dapat dilakukan
perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional atau sebaliknya.
Pasal 12
Pemindahan pejabat struktural dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

-7Bagian Keempat
Pemberhentian Dari Jabatan Struktural
Pasal 13
PNSD diberhentikan dari jabatan struktural karena:
a. mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya;
b. mencapai batas usia pensiun;
c. diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
d. diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional;
e. cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar tanggungan negara
karena persalinan;
f. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
g. adanya perampingan organisasi pemerintah;
h. tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; atau
i. hal-hal lain yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 14
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, pemberhentian PNSD
dari jabatan struktural dapat dikarenakan:
a. Tidak dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik, profesional, efektif dan
efisien dalam kurun waktu antara 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) tahun
sejak diangkat dalam jabatan; dan/atau
b. Tidak dapat dijadikan contoh atau teladan yang baik bagi lingkungan
kerjanya, khususnya dari aspek moralitas dan etik.
Pasal 15
Pemberhentian PNSD dari jabatan struktural eselon III dan IV dapat diusulkan
oleh kepala SKPD terkait kepada Gubernur melalui BKD.
Pasal 16
Pemberhentian PNSD dari jabatan struktural ditetapk
an oleh Gubernur
setelah memperhatikan saran dan pertimbangan hasil sidang Baperjakat.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-8Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera
Barat.

Ditetapkan di Padang
pada tanggal 8 Desember 2011
GUBERNUR SUMATERA BARAT,
d.t.o
IRWAN PRAYITNO

Diundangkan di Padang
pada tanggal 8 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT
d.t.o
ALI ASMAR
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2011 NOMOR 61 Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai