Anda di halaman 1dari 10

RESPIRASI MANUSIA

Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Mutiara Wisni
: B1J013136
: II
:4
: Ivan Aprianto

LAPORAN PRAKTIKUM FISOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas. Penyelenggaraan respirasi harus didukung
oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat yang dapat digunakan oleh
hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Salah satu
alat pernapasan yaitu paruparu (pulmo), paruparu mamalia terletak dalam
rongga dada. Paru-paru mamalia memiliki tekstur yang mirip spons dan
berbentuk seperti sarang lebah dengan epithelium lembab yang berfungsi
sebagai permukaan respirasi (Irianto, 2004).
Setiap makhluk hidup memerlukan energi. Energi itu berasal dari sari
makanan. Agar sari-sari makanan itu dapat diubah menjadi energi, maka
makanan harus dioksidasi. Proses oksidasi ini berlangsung di dalam sel.
Hasil oksidasi adalah energi dan sisa oksidasi berupa karbondioksida (CO 2)
beserta uap air (H2O). Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dilihat bahwa karbondioksida dan
uap air di lepas ke udara bersama hembusan napas, sedang energi sebagian
berupa panas untuk memelihara suhu badan dan sebagian berupa energi
yang berguna untuk melakukan kegiatan tubuh. Manusia membutuhkan
oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang
kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan
agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk
proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan
gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk ke
dalam tubuh melalui alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia,
alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas (Irianto, 2004).
Pernapasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru
bernama pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu
menarik napas dan didorong keluar paru-paru pada waktu menghembuskan
napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan . Fungsi paru-paru ialah

tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan


melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui
trakhea dan pipa bronchial ke alveoli. Paru-paru berada di dalam rongga
dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang
rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki
tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya
merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput
yang disebut selaput pleura. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital
bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup
(Pearce, 2004).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengukur
konsumsi oksigen organisme air baik dengan cara titrasi (metode Winkler)
ataupun dengan alat DO meter dan dapat mengukur respon metabolik hewan
air terkait denga bobot tubuh serta perubahan lingkungan atau stress.

II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah aerator, gelas ukur
besar, respirometer, botol Winkler, tabung erlenmeyer, buret, statif, dan
timbangan teknikal.
Bahan yang digunakan untuk pratikum kali ini adalah ikan, larutan
KOH-KI, larutan H2SO4 pekat, larutan Na2S2O3, MnSO4, dan amylum.
2.2 Cara Kerja
Percobaan

mengenai

respirasi

dilakukan

dengan

menggunakan

akuarium, gelas beker, dan selang plastik. Sebelum melakukan percobaan,


akuarium diisi dengan air. Demikian pula dengan gelas beker, diisi penuh
dengan air dan segera dibalikkan di dalam akuarium sehingga tidak terdapat
udara di dalamnya.

Mengukur Volume Tidal (VT)


a. Napas ditarik secara normal, kemudian cepat-cepat dihembuskan ke
dalam gelas beker melalui ujung selang plastik.
b. Ujung selang dilepaskan dari mulut. Ujung selang yang dilepas
letaknya harus lebih tinggi dari gelas beker.
c. Beri tanda pada batas antara air dan udara yang ada di dalam gelas
beker. Ukur banyaknya volume air yang berkurang menggunakan
gelas ukur. Volume tersebut menunjukkan volume tidal respirasi.
d. Percobaan dilakukan pada praktikan jenis kelamin yang berbeda,
kemudian dibandingkan hasilnya.

e. Percobaan juga dilakukan setelah melakukan aktivitas berlari.

Menghitung Kapasitas Vital Paru-Paru


a. Napas ditarik dalam-dalam sekuatnya, kemudian dihembuskan ke
dalam gelas beker melalui ujung selang sekuat-kuatnya.
b. Ujung selang segera dilepaskan dari mulut.
c. Beri tanda pada batas antara air dan udara yang ada di dalam gelas
beker. Ukur banyaknya volume air yang berkurang menggunakan
gelas ukur. Volume tersebut merupakan kapasitas vital dari paru-paru.

d. Percobaan tersebut dilakukan untuk praktikan dengan jenis kelamin


berbeda, kemudian dibandingkan hasilnya.

Menghitung Volume Total


a. Napas ditarik secara normal, kemudian cepat-cepat dihembuskan ke
dalam gelas beker melalui ujung selang plastik.
b. Ujung selang dilepaskan dari mulut. Ujung selang yang dilepas
letaknya harus lebih tinggi dari gelas beker.
c. Beri tanda pada batas antara air dan udara yang ada di dalam gelas
beker. Ukur banyaknya volume air yang berkurang menggunakan
gelas ukur. Volume tersebut menunjukkan volume tidal respirasi.
d. Jumlah bernapas selama 1 menit dihitung.
e. Volume total udara paru-paru didapatkan dengan mengalikan volume
tidal dengan jumlah napas per menit.
f.

Percobaan tersebut dilakukan pada saat respirasi normal dan setelah


melakukan aktivitas berlari.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan penghitungan konsumsi oksigen
No.

CO2i

CO2f

VO2

5,415

0,5

46

5,4

0,094

5,415

0,5

38

4,4

0,171

9,075

0,5

100

3,6

2,4

0,218

5,425

0,5

40

5,2

0,217

Perhitungan kelompok 4 :
Vikan

= 40 mL

Vrespirometer = 5465 mL
V

= Vrespirometer - Vikan
= 5,425 L

= 0,5 jam

= 40 g

Titrasi awal
N2S2O3= 3
CO2i

Titrasi akhir
N2S2O3= 2,6

xpxqx8

x 3 x 0,025 x 8

CO2f =

= 6 mg/L

VO2

= (CO2i CO2f) x V x H-1 x W-1


= (6 5,2) x 5,425 x 0,5-1 x 40-1
=
= 0,217 mg/g/jam

xpxqx8
x 2,6 x 0,025 x 8

= 5,2 mg/L

3.2 Pembahasan
Respirasi merupakan proses produksi dengan memanfaatkan panas dari
oksidasi pada karbohidrat dan udara untuk membentuk CO2 dan H2O (Budiyono,
2001). Respirasi memiliki lima fungsi utama yaitu menyiapkan permukaan yang
luas untuk pertukaran gas antara udara dan peredaran darah, menggerakan lalu
lintas pertukaran udara dari dan kepermukaan paru-paru, melindungi permukaan
membran respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur dan perubahan
lingkungan lainnya, menjaga sistem respirasi dan jaringan lainnya dari invasi
patogen, menghasilkan bunyi termasuk bicaradan komunikasi nonverbal, dan
memberikan sensasi olfaktori (pembauan dan penciuman) ke sistem syaraf pusat
dan epitel olfaktori dibagian atas rongga hidung (Soewolo, 1997).
Macam-macam pengukuran volume paru-paru menurut Haq (2011)
adalah sebagai berikut:
a. Volume tidal, merupakan volume udara hisap dan hembus dari sekali napas
(normal 500 ml, saat olahraga lebih dari 3 liter).
b. Volume cadangan inspirasi, merupakan volume udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi normal (pada keadaan
normal/santai mencapai 3.300 ml pada laki-laki muda dan 1.900 ml pada
perempuan muda).
c. Volume cadangan ekspirasi, merupakan volume udara yang masih dapat
dihembuskan setelah ekspirasi normal (pada keadaan normal/santai
mencapai 1.000 ml pada laki-laki dan 700 ml pada perempuan).

d. Volume Residu, merupakan volume dari sisa gas dalam paru-paru saat
ekspirasi maksimal. VR tidak akan berubah saat santai atau setelah olahraga
(rata-rata RV 1.200 ml untuk laki-laki dan 1.100 ml untuk perempuan).
Menurut Haq (2011)mekanisme respirasi pada manusia ada dua macam
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan Dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang
rusuk. Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :

Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk
terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang,
sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga
udara masuk.

Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk
akan tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara
rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari
udara atmosfer, akibatnya udara keluar.

2. Pernapasan perut
Pernapasan

perut

merupakan

pernapasan

yang

mekanismenya

melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga
dada. Pernapasan perut juga berlangsung dalam dua tahap, yaitu :

Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar


mengakibatkan volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya
mengecil dan diikuti paru-paru yang mengembang mengakibatkan tekanan
udara di dalam paru-paru lebih kecil dari tekanan udara atmosfer, sehingga
udara masuk ke paru-paru.

Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut
berkontraksi menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan
rongga dada, sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya
meningkat sehingga udara dalam paru-paru keluar. Pernapasan perut
umumnya terjadi saat tidur.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan sebelumnya maka dapat


diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Metode yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen terlarut adalah
dengan metode Winkler.
2. Konsumsi oksigen dengan bobot tubuh 46 gr adalah 0,094 mg/g/jam, bobot
tubuh 38 gr adalah 0,171 mg/g/jam, bobot tubuh 100gr adalah 0,218
mg/g/jam, bobot tubuh 40gr adalah 0,217 mg/g/jam.
3. Ikan dengan ukuran lebih kecil kecepatan metabolismenya lebih tinggi
daripada ikan besar sehingga oksigen yang dikonsumsi lebih banyak.

DAFTAR REFERENSI

Alaerts, G dan S.S. Santika.1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional,


Surabaya.
Kordi K, M. Ghufron. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan.
Rineka Karya, Jakarta.
Krogh. 1959. Comparative Physiology of Respiratory Mechanism. University of
Pennsylvania Press, Philadelphia Moyle, P.B., and Cech, J.J., Jr. 2000.
Fishes an Introduction Ichtiology, Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc.
London.
Moyle, P.B., dan Cech, J.J., Jr. 2000. Fishes an Introduction Ichtiology, Fourth
Edition. Prentice-Hall, Inc, London.
Rollin, M.D, J.J. Gibson, T.K. Hunt, H.W. Hopf. 2006. Wound oxygen levels
during hyperbaricoxygen treatment in healing wounds. Department of
Anesthesia and Perioperative Care, University of California at San
Francisco, San Francisco.
Salmin, 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan.
OseanaBidang Dinamika Laut Volume XXX Nomor 3 : 21 - 26 ISSN
0216-1877
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies.
Seppanen, Eila., Jorma P., Hannu H. 2009. Standard Metabolic Rate, Growth
Rate, and Smolting of The Juveniles in Three Atlantic Salmon Stocks.
Boreal Environment Research Vol. 14.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole, Canada.
Ville. C.A. Walter.W.F. Barnes. R.D. 1988. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Zonneveld, E.A. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai